Anda di halaman 1dari 13

Beberapa Ruangan di Dalam Rumah yang Bisa Jadi Tempat Tinggal Jin

December 9, 2017admin

Seperti halnya manusia, jin juga punya tempat tinggal dan bahkan beranak pinak. Tentu saja, tempat
tinggalnya berbeda dengan tempat tinggal manusia. Rumahnya tak terlihat oleh manusia. Apakah di
semua tempat itu dihuni bangsa jin ? Atau jin hanya menempati tempat tertentu di luar komunitas
manusia ? Atau di manakah tempat-tempat favorit para jin untuk tinggal dan beraktifitas di sekitar kita ?

Pertanyaan semacam ini sudah umum menjadi misteri bagi sebagian banyak orang, bahkan kadang
dicampur dengan anggapan mistik dan tahayyul. Artikel ini membatasi hanya wilayah tinggal setan di
rumah kita, dengan berdasar kepada nash dalil yang bisa dipertanggung-jawabkan.

Tempat Tinggal Bangsa Jin

Sementara itu, jin telah menghuni dan mendirikan sebagian besar kota-kota serta pusat-pusat
pemerintahan mereka di atas air. Walaupun begitu, ada pula kota-kota dan pusat-pusat pemerintahan
yang terletak di bagian-bagian samudera yang dalam dan di sungai-sungai. Selain itu mereka juga
menghuni padang-padang pasir luas dan tempat-tempat terpencil, gunung-gunung maupun jurang-
jurangnya, termasuk gua-gua dan hutan-hutan.

Bahkan ada sebagian di antara mereka yang tinggal di atap-atap dan kamar-kamar di rumah yang dihuni
manusia. Yang lain lagi, menjadikan rumah-rumah kita sebagai tempat tinggalnya yang tetap, baik di
kamar-kamar maupun lorong-lorong rumah kita. Banyak pula setan yang bertempat tinggal di kamar-
kamar mandi, comberan, dan selokan-selokan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Didalam rumah ada penghuni-penghuni (dari
golongan jin) maka bila anda menyaksikan suatu hal (yang ganjil) maka usirlah ia 3 kali, apabila ia pergi
maka biarkan, namun seandainya ia membandel (tidak ingin pergi) maka bunuhlah, karena ia pasti jin
kafir,” (HR. Muslim)

Tempat-Tempat Kesukaan Setan Di Rumah Kita

1. Kamar mandi / toilet. Toilet adalah salah satu tempat di muka bumi yang disukai jin. Karena itu, Nabi
SAW menganjurkan setiap orang yang akan memasuki toilet memohon perlindungan Allah SWT dengan
membaca, “Allahumma inni a’udzu bika min al-khubutsi wa al-khaba’its (Ya, Allah, aku memohon
perlindunganmu dari gangguan jin pria dan jin wanita).”

2. Lubang saluran air. Ingatkan kaum wanita agar tidak membuang air (panas) mendidih di lubang-lubang
WC tanpa menyebut atsma Allah dan tidak pula memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan
setan yang terkutuk. Kadang-kadang air tersebut dapat mematikan setan, sehhingga keluarganya
mencoba melakukan balas dendam terhadap pemilik rumah. Kalau setan-setan bisa menampakkan diri
(menyerupai tubuh mereka), niscaya mereka akan melakukan hal itu.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah seseorang di antara kalian kencing di
lubang”. Mereka bertanya kepada Qatadah: “Mengapa tidak boleh kencing di lubang?” Qatadah
menjawab: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan karena lubang itu adalah tempat
tinggalnya golongan jin” (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ahmad).

3. Kamar kosong. Berhati-hatilah, jangan sampai engkau membiarkan salah satu kamar di rumahmu
dalam keadaan lowong dari aktivitasmu, baik tidur maupun berdzikir kepada Allah. Sebab, kalau engkau
kosongkan kamar tidurmu, maka setan akan tidur di atas tempat tidurmu, dan mengisi kamar kosong itu.

4. Di atas tempat tidur / kasur. Setiap tempat tidur yang ditinggalkan berarti disodorkan kepada setan
untuk mereka tiduri. Bahkan tempat tidur yang sama yang selama ini kita gunakan. “Tidak ada satu kasur
pun yg tergelar di dalam suatu rumah yg tidak ditiduri oleh manusia, kecuali setan akan tidur di atas
kasur itu…” (Akamul Marjan fi ahkamil Jaan hal.150)

5. Atap rumah. Jin juga tinggal di atas rumah (atap) manusia. Hanya saja, jin yang tingal di atas atap
rumah orang-orang beriman hanyalah jin muslim. Dalilnya adalah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali di atap rumahnya terdapat jin
muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi, mereka (jin) pun ikut makan pagi bersama mereka.
Apabila makan sore dihidangkan, mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim. Hanya
saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan jin-jin tersebut” (HR. Abu
Bakar sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari).

6. Kadang hewan peliharaan. Bagi yang punya hewan peliharaan di rumahnya, hendaknya memisahkan
kandang dari rumah utama untuk dibuatkan tempat khusus di luar rumah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda: “Janganlah kalian shalat di kandang-kandang unta karena di sana terdapat
syaithan.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Cara Mencegah Agar Jin dan Setan Tidak Tinggal di Rumah Kita

1. Baca Basmallah setiap masuk rumah dan makan. “Jika seseorang masuk ke dalam rumahnya lalu ia
menyebut asma Allah Ta’ala saat ia masuk dan saat ia makan, maka setan berkata kepada teman-
temannya, ‘Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Dan jika ia masuk,
tanpa menyebut asma Allah Ta’ala saat hendak masuk rumahnya berkatalah setan: ‘Kalian mendapatkan
tempat bermalam, dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka setan berkata
: ‘ kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Turunkan semua pajangan foto, patung, gambar, lukisan (mahluk bernyawa). Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu dia berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Jibril alaihissalam
meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau
masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian
kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para
malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270)

3. Usir anjing di sekitar rumah. Jangan biarkan anjing masuk rumah. Dari Abu Thalhah dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang
di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Muslim). Memelihara anjing yang tidak digunakan sebagai
anjing penjaga atau anjing pemburu akan mengurangi pahala kita per harinya.

4. Bila berjunub maka segeralah bersuci / mandi besar. Jangan suka menunda mandi junub, meskipun
misalnya suami istri setelah berhubungan di malam hari dan sudah terlalu letih untuk mandi, setidaknya
berwudhulah sebelum tidur. Dari Ali bin Abu Thalib dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda: “Malaikat tidak masuk rumah yang padanya terdapat gambar dan anjing serta orang yang
junub.” (HR. An Nasa’i)

5. Jangan ada bunyi-bunyi lonceng di dalam rumah. Biasanya ada beberapa rumah atau bahkan masjid,
yang jam dindingnya berbunyi lonceng setiap jamnya untuk menandakan waktu. Dari Abu Hurairah
radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Lonceng itu adalah seruling
setan.” (HR. Muslim no. 5514). Termasuk lonceng kecil sekalipun. Masih dari Abu Hurairah radhiallahu
anhu, ia memberitakan sabda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Para malaikat tidak
akan menyertai perkumpulan/rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng (yang biasa
dikalungkan di leher hewan, pen.).” (HR. Muslim no. 5512)

6. Tutup pintu dan jendela dengan membaca Asma Allah saat maghrib. Rasulullah bersabda: “Jika sore
hari mulai gelap maka tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu. Jika
sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu pintu rumah dan sebutlah nama
Allah sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup. Dan tutup rapat tempat air kalian dan sebutlah
nama Allah. Dan tutup tempat makanan kalian dan sebutlah nama Allah. Meskipun kalian mendapatkan
sesuatu padanya.” (HR. Muslim)

7. Membaca Al-Baqarah secara rutin di dalam rumah. Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda,
“Janganlah kalian menjadikan rumah laksana kuburan, karena sesungguhnya syetan akan lari (kabur) dari
rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah.” (HR. Muslim). Abdullah bin Mas’ud, ia berkata:
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan akan lari dari rumah yang dalamnya dibacakan surat al-
Baqarah. Sesungguhnya rumah yang kosong adalah rumah yang hampa dari kitab Allah (al-Quran).” (HR.
an-Nasai)

8. Membaca zikir pagi dan petang. Dalam hadits disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan
dzikir ini dalam sehari sebanyak 100 x, maka itu seperti membebaskan 10 orang budak, dicatat baginya
100 kebaikan, dihapus baginya 100 kesalahan, dirinya akan terjaga dari gangguan setan dari pagi hingga
sore hari, dan tidak ada seorang pun yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali oleh orang yang
mengamalkan lebih dari itu. (HR. Bukhari)

‫ك لوللها احللححماد لوهالو لعللىَ اكلل لشحيءء قلإدحيار‬


‫ُ للها احلامحل ا‬،‫ك للاه‬
‫لل إإللـَهل إإلل اا لوححلدها لل لشإرحي ل‬

Laa Ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syay-in
qadiiru. “Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Milik Allah
kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

9. Membaca Ayat Kursi. Seperti yang ada dalam kisah sahabat Abi Usaid Al Sa’idi. Saat kurma hasil
panennya dicuri oleh setan yang menjelma berwujud manusia. Abi Usaid berhasil menangkapnya dan
akan membawa setan itu kepada Rasulullah. Karena ketakutan, setan itu berkata: “Demi Allah akan
kubuat perjanjian denganmu, aku tidak akan datang dan mencuri kurma dari rumahmu lagi. Akan aku
tunjukkan satu ayat yang jika engkau membacanya di dalam rumahmu, tidak ada tempat bagiku untuk
berlindung. Jika engkau membacanya di tempat makanan dan minuman, maka bangsaku tidak akan
dapat menyentuhnya,” ujar setan yang semakin ketakutan terhadap ancaman Abi Usaid. “Ayat apa yang
engkau maksud?”tanya Abi Ubaid penasaran. “Ayat yang kumaksud adalah ayat kursi,”jawab setan itu.

10. Perbanyak ibadah shalat sunnah di dalam rumah. Seperti shalat Dhuha, Tahajud, Witir dan shalat
Rawatib. Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Bila seseorang dari kalian selesai shalat di masjid, hendaknya ia menjadikan sebagian shalat
di rumahnya, sebab Allah menjadikan kebaikan dari shalatnya di rumahnya.” (HR Muslim no. 778)

Akhwat Muslimah

9 Cara Membentengi Rumah dari Setan

Maryam Imran

3 tahun ago

Akhwatmuslimah.com – Di antara perkara yang bisa kita lakukan untuk membentengi rumah kita dari
setan adalah:

1. Mengucapkan salam ketika masuk rumah dan banyak berzikir, baik di rumah ada orang atau tidak.

Ilustrasi. (Foto : incarberita.com)

Ilustrasi. (Foto : incarberita.com)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Disenangi seseorang mengucapkan bismillah dan banyak
berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta mengucapkan salam, sama saja apakah dalam rumah itu
ada manusia atau tidak, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Apabila kalian masuk ke rumah-rumah maka ucapkanlah salam (kepada penghuninya yang berarti
memberi salam) kepada diri-diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberkahi lagi
baik.” (An-Nur: 61)
2. Berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika makan dan minum.

Ilustrasi. (Foto : medicmagic.net)

Ilustrasi. (Foto : medicmagic.net)

Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

“Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu ia berzikir kepada Allah saat masuknya dan ketika hendak
menyantap makanannya, berkatalah setan, “Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada
makan malam.” Bila ia masuk rumah dalam keadaan tidak berzikir kepada Allah ketika masuknya,
berkatalah setan, “Kalian mendapatkan tempat bermalam.” Bila ia tidak berzikir kepada Allah ketika
makannya, berkatalah setan, “Kalian mendapatkan tempat bermalam sekaligus makan malam.” (HR.
Muslim no. 5230)

3. Banyak membaca Al-Qur’an dalam rumah

tilawah-4Al-Qur’anul Karim akan mengharumkan rumah seorang muslim dan akan mengusir para setan.
Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah atrujah, baunya harum dan
rasanya enak. Permisalan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma, tidak ada
baunya namun rasanya manis. Adapun orang munafik yang membaca Al-Qur’an permisalannya seperti
buah raihanah, baunya wangi tapi rasanya pahit. Sementara orang munafik yang tidak membaca Al-
Qur’an seperti buah hanzhalah, tidak ada baunya, rasanya pun pahit.” (HR. Al-Bukhari no. 5020 dan
Muslim no. 1857)
Disamping itu, membaca Al-Qur’an di rumah dengan penuh kekhusyukan menjadikan para malaikat akan
mendekat. Seperti kejadian yang pernah dialami seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang bernama Usaid ibnu Hudhair radhiyallahu ‘anhu. Suatu malam Usaid tengah membaca Al-Qur’an di
tempat pengeringan kurma miliknya. Tiba-tiba kudanya melompat. Ia membaca lagi, kudanya melompat
lagi. Ia terus melanjutkan bacaannya dan kudanya juga melompat. Usaid berkata, “Aku pun khawatir bila
sampai kuda itu menginjak Yahya (putra Usaid, pen.), hingga aku bangkit menuju kuda tersebut. Ternyata
aku dapati di atas kepalaku ada semacam naungan. Di dalamnya seperti lentera-lentera yang terus naik
ke udara sampai aku tidak melihatnya lagi (hilang dari pandanganku). Di pagi harinya aku menemui
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Usaid kemudian menceritakan apa yang dialaminya, setelahnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:

“Itu adalah para malaikat yang mendengarkan bacaanmu. Seandainya engkau terus membaca Al-Qur’an
niscaya di pagi harinya manusia akan dapat melihat naungan tersebut, tidak tertutup dari mereka. “ (HR.
Muslim no. 1856)

4. Membaca surah Al-Baqarah dalam rumah

quran-6

Ilustrasi. (Foto : islam.portsaid-cafe.com)

Bila engkau merasa di rumahmu demikian banyak masalah, tampak banyak penyimpangan dan anggota-
anggotanya saling berselisih, maka ketahuilah setan hadir di rumahmu, maka bersungguh-sungguhlah
mengusirnya. Bagaimanakah cara mengusirnya? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
jawabannya dengan sabda beliau:

“Sesungguhnya segala sesuatu ada puncaknya (punuknya) dan puncak dari Al-Qur’an adalah surah Al-
Baqarah. Sungguh setan bila mendengar dibacakannya surah Al-Baqarah, ia akan keluar dari rumah yang
di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tersebut.” (HR. Al-Hakim, dihasankan Al-Albani rahimahullahu
dalam Ash-Shahihah no. 588)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda:
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari
rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 1821)

5. Banyak melakukan shalat nafilah/sunnah di rumah

Ilustrasi. (Foto : www.solusiproperti.com)

Ilustrasi. (Foto : www.solusiproperti.com)

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menyampaikan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jadikanlah bagian dari shalat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian jadikan rumah kalian
seperti kuburan.” (HR. Al-Bukhari no. 432 dan Muslim no. 1817)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan


hasungan untuk mengerjakan shalat nafilah (sunnah) di rumah, karena hal itu lebih ringan dan lebih jauh
dari riya, lebih menjaga dari perkara yang dapat membatalkannya. Juga dengan mengerjakan shalat
nafilah di rumah akan memberi keberkahan bagi rumah tersebut. Akan turun rahmah di dalamnya,
demikian pula para malaikat. Sementara setan akan lari dari rumah tersebut.” (Al-Minhaj, 6/309)

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan:

“Seharusnya bagi kalian untuk mengerjakan shalat di rumah-rumah kalian karena sebaik-baik shalat
seseorang adalah di rumahnya terkecuali shalat wajib.” (HR. Al-Bukhari no. 731 dan Muslim no. 1822 )

Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Permisalan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di
dalamnya seperti permisalan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Muslim no. 1820)
6. Membersihkan rumah dari suara setan

Ilustrasi. (Foto: ayobuka.com)

Ilustrasi. (Foto: ayobuka.com)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kalam-Nya yang agung:

“Hasunglah siapa yang engkau sanggupi dari kalangan mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)

Mujahid rahimahullahu menerangkan, suara setan adalah laghwi (ucapan sia-sia/main-main) dan
nyanyian/lagu. (Tafsir Ath-Thabari, 8/108)

Sebuah hadits dari sahabat yang mulia, Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, mengingatkan kita
bahwa nyanyian, musik berikut alatnya bukanlah perkara yang terpuji, namun lebih dekat kepada azab.
Abu Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Benar-benar akan ada sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat
musik. Ada sekelompok orang yang tinggal di lereng puncak gunung. Setiap sore seorang penggembala
membawa (memasukkan) hewan ternak mereka ke kandangnya. Ketika datang kepada mereka seorang
fakir untuk suatu kebutuhannya, berkatalah mereka kepada si fakir, ‘Besok sajalah kamu kemari!’ Maka di
malam harinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala azab mereka dengan ditimpakannya gunung tersebut kepada
mereka atau diguncang dengan sekuat-kuatnya. Sementara yang selamat dari mereka, Allah Subhanahu
wa Ta’ala ubah menjadi kera-kera dan babi-babi hingga hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 5590)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sampai mengatakan, “Musik/nyanyian akan


menumbuhsuburkan kemunafikan di dalam qalbu.” (Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul
Malahi dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 10)
Maka bila dalam sebuah rumah selalu disenandungkan lagu-lagu dan diputar musik, niscaya setan akan
menempati rumah tersebut. Setan ini tentunya tidak sendiri. Ia akan memanggil bala tentaranya dari
segala penjuru, lalu mereka menebarkan kerusakan dalam rumah tersebut serta membuat perselisihan
serta perpecahan, kemarahan, dan kebencian di antara anggota-anggotanya. Karenanya, janganlah kita
menjadikan rumah kita sebagai sarang setan, tempat mereka beranak-pinak.

7. Membuang lonceng dari rumah

Ilustrasi. (Foto : kissanak.wordpress.com)

Ilustrasi. (Foto : kissanak.wordpress.com)

Bila sekiranya di rumah kita ada lonceng-lonceng yang digantung serupa dengan naqus/lonceng gereja
dalam hal suara ataupun model/bentuknya, walaupun tujuan kita hanya sebagai hiasan, maka
singkirkanlah. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang disampaikan Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

“Lonceng itu adalah seruling setan.” (HR. Muslim no. 5514)

Masih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia memberitakan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

“Para malaikat tidak akan menyertai perkumpulan/rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng
(yang biasa dikalungkan di leher hewan, pen.).”(HR. Muslim no. 5512)

Para malaikat adalah tentara Ar-Rahman. Mereka selalu berada dalam permusuhan dengan tentara
setan. Maka, bila di suatu tempat tidak ada tentara Ar-Rahman, siapa gerangan yang menguasai tempat
tersebut? Tentu para tentara setan.

Apa sebabnya para malaikat menjauhi lonceng? Ada yang mengatakan karena jaras/lonceng menyerupai
naqus yang biasa dibunyikan di gereja. Ada pula yang berpandangan karena lonceng termasuk
gantungan yang terlarang bila dipasang di leher. Ada juga yang berpendapat karena suara yang
ditimbulkannya. Pendapat yang akhir ini diperkuat dengan riwayat:

“Lonceng itu adalah seruling setan.” (Al-Ikmal 6/641, Al-Minhaj 13/321)

Yang umum kita lihat, lonceng-lonceng itu digantungkan di leher hewan peliharaan. Dari lonceng
tersebut keluarlah suara berirama bila hewan yang memakainya berjalan atau menggerak-gerakkan
lehernya. Tentunya menggantung lonceng seperti ini dibenci dengan dalil hadits di atas.

8. Tidak menempatkan gambar dan patung di dalam rumah

Ilustrasi. (Foto: herdysa.blogspot.com)

Ilustrasi. (Foto: herdysa.blogspot.com)

Gambar dan patung yang dimaksudkan di sini adalah yang berupa/berbentuk makhluk bernyawa (hewan
dan manusia)4. Gambar dan patung seperti ini harus disingkirkan dari rumah, terkecuali boneka untuk
mainan anak perempuan, demikian kata Al-Qadhi rahimahullahu. (Al-Minhaj, 14/308)

Namun boneka ini tidak boleh dalam bentuk yang detail, sebagaimana jawaban Fadhilatusy Syaikh
Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ketika ditanya tentang masalah ini. (lihat Majmu’
Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh, no. 329, 2/227-278)5

Makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia, para malaikat, tidak akan memasuki rumah yang di
dalamnya ada gambar dan patung. Sementara seperti yang telah kita katakan, bila para malaikat keluar
dari rumah, niscaya yang bersarang di dalam rumah tersebut adalah para setan karena rumah itu adalah
rumah yang buruk.

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah membeli namruqah yang bergambar (makhluk hidup). Ketika
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat namruqah tersebut beliau hanya berdiri di depan pintu,
enggan untuk masuk ke dalam rumah. Aisyah radhiyallahu ‘anha pun mengetahui ketidaksukaan tampak
pada wajah beliau. Aisyah radhiyallahu ‘anha berucap:
“Aku bertaubat kepada Allah, apa gerangan dosa yang kuperbuat?” Rasulullah menjawab, “Untuk apa
namruqah ini?” “Aku membelinya agar engkau bisa duduk di atasnya serta menjadikannya sebagai
sandaran,” jawab Aisyah. Rasulullah kemudian memberikan penjelasan, “Sungguh pembuat gambar-
gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka, ’Hidupkanlah apa yang telah
kalian ciptakan’ dan sesungguhnya rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar (bernyawa) tidak akan
dimasuki para malaikat.” (HR. Al-Bukhari no. 5957 dan Muslim no. 5499)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-
gambar.” (HR. Muslim no. 5511)

9. Tidak memelihara anjing atau membiarkan anjing masuk ke dalam rumah

Ilustrasi. (Foto: id.hdlandscapewallpaper.com)

Ilustrasi. (Foto: id.hdlandscapewallpaper.com)

Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Al-
Bukhari no. 3225 dan Muslim no. 5481)

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan:

Jibril berjanji kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangi beliau di suatu waktu.
Maka tibalah waktu tersebut namun ternyata Jibril tak kunjung datang menemui beliau. Ketika itu di
tangan beliau ada sebuah tongkat, beliau melemparkan tongkat tersebut dari tangan beliau seraya
berkata, “Allah dan para utusannya tidak akan menyelisihi janjinya.” Beliau lalu menoleh dan ternyata di
bawah tempat tidur ada seekor anjing kecil. Beliau berkata, “Ya Aisyah, kapan anjing itu masuk ke sini?”
“Saya tidak tahu,” jawab Aisyah. Beliau lalu menyuruh anjing itu dikeluarkan. Setelah itu datang Jibril.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau berjanji kepadaku untuk datang di waktu tadi,
aku pun duduk menantimu namun ternyata engkau tidak kunjung datang.” Jibril memberi alasan, “Anjing
yang tadi berada dalam rumahmu mencegahku untuk masuk karena sungguh kami tidak akan masuk ke
sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan tidak pula masuk ke rumah yang ada gambar.” (HR.
Muslim no. 5478)

Dengan demikian, haram bagi seorang muslim memelihara anjing tanpa ada kebutuhan, terkecuali anjing
untuk berburu, anjing penjaga kebun, menjaga rumah, atau penjaga hewan ternak/peliharaan,
sebagaimana pengecualian yang disebutkan dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang akan
datang penyebutannya.

Barangsiapa memelihara anjing tanpa kebutuhan maka ia terkena ancaman hadits Ibnu Umar
radhiyallahu ‘anhuma berikut ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga ternak atau anjing berburu berkurang dua qirath
pahala amalannya setiap hari.” (HR. Al-Bukhari no. 5482 dan Muslim no. 3999)

======

Sumber : assyariah

Categories: Keluarga

Tags: rumah, setan, benteng

Leave a Comment

Akhwat Muslimah

Powered by WordPress

Back to top

Anda mungkin juga menyukai