yuyudutomo
� _link audio_
goo.gl/UscX7A
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
Halaqah yang Ke Enam belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Aliran Yang Menyimpang Di
Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah & Iradah Kauniah*.
Aliran Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah & Iradah Kauniah adalah
Al Qodariah
Al Jabriyah
Mereka tidak membedakan antara Iradah Syar’iyyah & Iradah Kauniah, mereka menganggap bahwa
semua yang terjadi adalah dicintai oleh Allāh.
Adapun Al Qodariah mereka menganggap bahwa setiap yang diinginkan oleh Allāh pasti dicintai oleh
Allāh dan yg tidak Allāh cintai & ridhoi berarti terjadi tidak dengan keinginan Allāh dan tidak diciptakan
oleh Allāh dan diantara yg tidak dicintai oleh Allāh adalah
Dengan demikian kekafiran & kemaksiatan tidak diciptakan oleh Allāh karena Allāh tidak mencintainya,
kemudian akhirnya mereka menyimpulkan bahwa seluruh amalan makhluk semuanya bukan dengan
Iradah & penciptaan Allāh tetapi dengan Iradah makhluk tersebut tanpa campur tangan Iradah Allāh &
penciptaan Allāh.
Dan adapun Al Jabriyah maka mereka mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah dengan Iradah &
penciptaan Allāh dan setiap yang diinginkan oleh Allāh dan diciptakan pasti dicintai oleh Allāh &
kekufuran serta kemaksiatan diciptakan oleh Allāh berarti kekufuran & kemaksiatan dicintai oleh Allāh
ajja wajalla.
Dengan demikian kita mengetahui bahwa orang-orang Al Qodariah tersesat karena meyakini terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan oleh Allāh didalam kerajaan Allāh dan mereka benar ketika mengatakan
kalau Allāh tidak mencintai kekafiran & kemaksiatan & kita mengetahui bahwa orang-orang Al Jabriyah
tersesat karena meyakini bahwa kekufuran & kemaksiatan di cintai oleh Allāh & mereka benar ketika
meyakini bahwa Allāh yang mentakdirkan itu semua.
Adapun Ahlus Sunnah maka Allāh memberikan petunjuk kepada mereka, mereka meyakini bahwa Allāh
mentakdirkan segala sesuatu termasuk kekafiran & kemaksiatan, Dan Allāh tidak mencintai kekafiran &
kemaksiatan.
Dari keterangan diatas diketahui dua subhat Al Qodariah & Al Jabriyah, satu yaitu mereka tidak
membedakan antara dua Iradah Allāh & meyakini bahwa setiap yang diciptakan oleh Allāh berarti
dicintai oleh Allāh, padahal tidak semua yang diciptakan oleh Allāh dicintai oleh Allāh ajja wajalla.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah
selanjutnya.
والسلما عليكم ورحمة ا وبركاته
_*Abdullāh Roy*_
Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
�Ibnu Mukri
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•
Ar-Risalah
Kembali ke atas
Ar-Risalah
yuyudutomo
� _link audio_
goo.gl/tnXoxG
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
Halaqah yang Ke Tujuh belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Peran Doa Didalam Beriman
Dengan Takdir Allāh*.
Takdir telah tertulis, akan tetapi bukan berarti seseorang meninggalkan berdoa kepada Allāh berdoa
adalah bagian dari mengambil sebab yang diperintahkan untuk mendapatkan kebaikan Dunia maupun
kebaikan Akhirat.
“Dan berkata Rabb kalian, hendaklah kalian berdoa kepada Ku niscaya Aku akan mengabulkan untuk
kalian”
الدعاء هو العبادةا
[HR Al Hakim]
Dan bukanlah yang dimaksud dengan doa bisa menolak takdir, bahwa doa bisa melawan takdir Allāh
yang sudah Allāh tulis akan tetapi makna Al Qadar disini adalah Al Muqoddar yaitu sesuatu yang di Takdir
kan artinya Doa bisa menjadi sebab berubahnya keadaan yang ditakdirkan oleh Allāh menjadi keadaan
lain yang juga ditakdirkan oleh Allāh.
Contoh seseorang ditakdirkan sakit kemudian dia berdoa kepada Allāh meminta kesembuhan kemudian
Allāh mengabulkan doa nya & menakdirkan kesembuhan bagi orang tersebut.
Dan doa yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Allāh adalah bagian dari takdir Allāh. Lalu bagaimana
dikatakan bahwa doa bisa melawan takdir Allāh ajja wajalla.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah
selanjutnya.
_*Abdullāh Roy*_
Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
�Ibnu Mukri
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•
Ar-Risalah
Kembali ke atas
Ar-Risalah
yuyudutomo
� _link audio_
goo.gl/oMj92M
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
السلما عليكم ورحمة ا وبركاته
Halaqah yang Ke Delapan belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Kapan seseorang boleh
beralasan dengan Taqdir*.
Takdir dijadikan Hujjah & alasan didalam musibah & bencana dan tidak boleh dijadikan Hujjah / alasan
didalam dosa & kemaksiatan.
Maka hal ini akan membawa ketenangan & kebaikan pada dirinya.
“Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali dengan izin Allāh & barangsiapa yang beriman kepada Allāh
maka Allāh akan memberikan petunjuk kepada dirinya & Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu”
[HR Muslim]
” Dan apabila engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau mengatakan seandainya aku melakukan
demikian niscaya akan demikian & demikian akan tetapi ucapkanlah ini adalah takdir Allāh dan apa yang
Allāh kehendaki akan Dia lakukan karena sesungguhnya ucapan seandainya ini membuka amalan
syaitan”
Namun ketika berbuat maksiat dan di nasehati maka tidak boleh seseorang berhujjah dengan Takdir atas
maksiat yang dia lakukan kemudian dia mengatakan “saya berbuat maksiat karena takdir Allāh” / “kalau
Allāh menghendaki niscaya saya tidak berbuat maksiat” dll.
Orang-orang Musyrikin ketika dahulu didakwahi oleh para Nabi untuk Bertauhid mereka menolak &
mereka berhujjah dengan Takdir atas kesyirikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan.
ام لما لعبلددلنا نمدن مدونننه نمدن لشديِةء نلدحمن لولﻻ آلبامؤلنا لولﻻ لحدردملنا نمدن مدونننه نمدن لشديِةء ۚ لكذلذلن ل
ك فللعلل الدنذيِلن نمدن قلدبلننهدم ۚ فلهلدل لعللى لولقالل الدنذيِلن ألدشلرمكوا للدو لشالء د
غ ادلممنبيمن
البَرمسنل إندﻻ ادلبللل م
“Dan berkata orang-orang musyrikin _seandainya Allāh menghendaki niscaya kami tidak menyembah
selain Allāh sedikit pun kami & bapak² kami & niscaya kami tidak mengharamkan sedikit pun_
demikianlah orang-orang sebelum mereka maka tidak ada kewajiban atas rasul kecuali menyampaikan
dengan jelas”
Adapun ucapan Nabi Adam alaihi salam yang disebutkan didalam hadits
▫️ ام برسالنتهك د
ت موسى ادلذيِ اصطفا ل
أن ل: ك ملن الجندنة ؟ فﻘالل للهم آدمما
ك خطيئتم ل ت آدمما ادلذيِ أخرجت ل
أن ل: فﻘالل للهم مولسى، احتدج آدمما وموسى
د د
فحدج آدمما مولسى: ق؟ فﻘال رسومل ان صلى ام عليه وسلم م
يِ قبلل أن أخلل ل م
لتلوممنيِ على أمةر قندلر عل د، ثدم، وبكلنمه
“Adam & Musa saling berhujjah, maka berkata Musa _engkau adalah Adam yg dosa mu telah
mengeluarkanmu dari surga_ berkata Adam _engkau adalah Musa yang Allāh telah memilih mu sebagai
seorang Rasul dan memilih mu sebagai manusia yang pernah diajak bicara oleh Allāh, kemudian engkau
mencela ku atas sebuah perkara yang telah di takdirkan untuk ku sebelum aku diciptakan_ maka
Rasulullãh ﷺbersabda _Adam telah mengalahkan Musa dalam berhujjah_
Maka perlu diketahui bahwa Nabi Adam alaihi salam didalam hadits ini tidak berhujjah dengan Takdir
atas dosa yang beliau lakukan akan tetapi beliau berhujjah dengan Takdir atas musibah yang menimpa
beliau & keturunan beliau, yaitu musibah keluarnya beliau dari surga yang efek nya juga dirasakan oleh
keturunan beliau alaihi salam.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah
selanjutnya.
_*Abdullāh Roy*_
Ar-Risalah
Kembali ke atas
Ar-Risalah
� _link audio_
goo.gl/jmJ1n9
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
Halaqah yang Ke Sembilan belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Makna Ucapan Rasulullãh ﷺ
“Kejelekan Tidak Kepadamu”*.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu yang bermanfaat maupun yang
memudhoroti, yang baik maupun yang buruk. Adapun sabda Nabi ﷺdidalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim
Maka hadits ini tidak menunjukkan bahwa kejelekan tidak dicipta oleh Allāh. Para ulama telah
menjelaskan bahwa makna hadits ini :
⑴ Ini adalah bentuk adab kita kepada Allāh ajja wajalla. Tidak boleh kita berkata “wahai Yang
Menciptakan kejelekan” / “Wahai Pencipta Babi”. Meskipun Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dia-lah Yang
Menciptakan itu semua.
⑵ Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menciptakan secara murni kejelekan. Kejelekan yang Allāh ciptakan
pasti ada hikmahnya, dilihat dari sisi hikmah inilah kejelekan yang menimpa manusia tersebut adalah
baik dipandangan Allāh ajja wajalla, maka tidak boleh disandarkan kejelekan kepada Allāh ajja wajalla.
Misalnya Allāh mentakdirkan rezeki ada diantara manusia yang diluaskan rezekinya & ada yg
disempitkan, disempitkan dengan hikmah & di luaskan dengan hikmah.
Diantara hikmah di sempitkan rezeki seseorang adalah supaya dia tidak berlebihan di dunia supaya dia
banyak berdoa & mendekatkan diri kepada Allāh & diantara hikmahnya adalah supaya terjadi saling
membutuhkan antara orang yang kaya & orang yang miskin.
⑶ Ada diantara ulama yang mengatakan bahwa makna ucapan Nabi “ ﷺkejelekan tidak di sandarkan
kepadamu” maksudnya tidak boleh bertaqarrub kepada Allāh dengan kejelekan.
⑷ Ada diantara Ulama yang mengatakan bahwa maknanya kejelekan tidak akan sampai kepada Allāh,
tetapi kebaikan itulah yang akan sampai kepada Allāh. Penyandaran kejelekan didalam dalil tidak
dilakukan secara khusus kepada Allāh tetapi terkadang dengan Penyandaran umum , seperti firman Allāh
ajja wajalla :
Dan terkadang disandarkan kejelekan tersebut kepada penyebabnya, sebagaimana firman Allāh :
[QS Al-Falaq 2]
“Dari kejelekan apa yang dia ciptakan”.
Terkadang Allāh Subhānahu wa Ta’āla menggunakan kalimat pasif, sebagaimana firman Allāh:
“Dan sesungguhnya kami (bangsa Jin) tidak mengetahui apakah kejelekan yang diinginkan terhadap
penduduk bumi ataukah Rabb mereka menginginkan bagi penduduk bumi kebaikan”
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah
selanjutnya.
_*Abdullāh Roy*_
Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
�Ibnu Mukri
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•
Ar-Risalah
Kembali ke atas
Ar-Risalah
� _link audio_
goo.gl/aWrLYZ
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
Halaqah yang Ke Dua Puluh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Amalan Hamba / Ikhtiariyah
Menurut Ahlus Sunnah”*.
⑴ Amalan Hamba Iftiroriyyah yaitu Amalan hamba yang seorang hamba tidak bisa memilih seperti
gerakan orang yang menggigil.
⑵ Amalan hamba Ikhtiariyah yaitu amalan hamba yang seseorang bisa memilih. Seperti Amalan-amalan
ketaatan & Amalan-amalan kemaksiatan.
Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allāh yang Menciptakan amalan mereka bukan mereka
sendiri yang menciptakan amalan tersebut, sebagaimana keyakinan orang Qodariyyah.
لو د
ام لخللﻘلمكدم لولما تلدعلمملولن
“Dan Allāh yang Menciptakan kalian & apa yang kalian kerjakan”
“Sesungguhnya Allāh Yang Menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan”
Dan Ahlus Sunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang mereka amalkan, Allāh
yang Menciptakan keimanan & kekafiran dan seorang hamba dialah yang beriman dan dialah yang kafir.
Allāh menciptakan ketaatan & kemaksiatan dan hamba dialah yang taat & dialah yg bermaksiat.
Allāh menciptakan shalat & puasa dan hamba lah yang melakukan shalat & dialah yang melakukan
puasa, bukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadi pelaku itu semua, sebagaimana yang diyakini oleh
orang-orang Al Jabriyyah.
Allāh berfirman:
س لما أمدخفنليِ للهمدم نمدن قمدرنةا ألدعيمةن لجلزادء بنلما لكامنوا يِلدعلمملولن
فللل تلدعللمم نلدف ب
[QS As-Sajdah 17
“maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupaya hal-hal yang
menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan”
Di dalam ayat ini Allāh mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah sebab mereka
mendapatkan kenikmatan di Surga, menunjukkan bahwa pelaku amalan tersebut adalah hamba dan
bukan Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan para hamba kudrah atau kemampuan sebagaimana firman
Allāh”
ف د
ام نلدفدسا إندﻻ مودسلعلها ۚ لﻻ يِملكلن م..
Dan Allāh juga memberikan mereka Iradah /keinginan. Allāh-lah yang Menciptakan Iradah pada diri
mereka & Iradah mereka dibawah Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Allāh berfirman:
“bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki istiqomah kecuali
dengan kehendak Allāh Rabb semesta alam”.
Ini semua menunjukkan tentang ucapan batil nya Al Jabriyyah bahwa hamba dipaksa melakukan
ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka, mereka tidak memiliki qudrah & iradah
keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin mengikuti kemana arah angin tersebut.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah
selanjutnya.
_*Abdullāh Roy*_
Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
�Ibnu Mukri
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•
Ar-Risalah
Kembali ke atas