Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN MOBILISASI


AKIBAT GANGGUAN SISTEM SARAF DIRUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH (RSUD) SOREANG
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Dasar

Oleh :
Nita Cahyati
P17320117109
1A

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

Jl. Padjadjaran No. 56 Bandung Telp. (022) 2032672 Faks. (022)2042630


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Keperawatan Dasar
yang di laksanakan di RSUD SOREANG tepat pada waktunya.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini kami
mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kepada Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan yang telah membantu kami baik dalam
pelaksanaan kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Dasar hingga penyelesaian Laporan Praktik
Klinik Keperawatan Dasar ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Laporan Praktik Klinik
Keperawatan Dasar yang telah kami susun ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
pembaca umumnya.

Bandung, Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat penulisan

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

A. Konsep pemenuhan KDM


1. Pengertian
2. Anatomi dan fisiologi
3. Fatofisiologi penyebab gangguan
B. Proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan

BAB III TINJAUAN TEORITIS

A. Pengkajian
B. Perencanaan
C. Pelaksanaan
D. Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian
B. Penetapan diagnosa keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan teknologi pada zaman sekarang sangat berkembang terlebih pada
dunia kesehatan termasuk pada fasilitas pelayanan dirumah sakit. Pendidikan dikampus
tidaklah cukup untuk memberikan gambaran dunia kerja yang sebenarnya. Oleh karena itu
Praktik klinik Keperawatan Dasar merupakan kegiatan praktik mahasiswa yang dilakukan
di luar kampus, untuk memberikan pengetahuan pengalaman dan mengukur kemampuan
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu baik hard skill maupun soft skill yang diperoleh
dikampus sebelumnya.
Dengan adanya kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Dasar diharapkan dapat
memberikan kontribusi kompetensi kepada mahasiswa D-III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bandung mulai dari pemahaman prosedur kerja,
melakukan pengkajian , melakukan asuhan keperawatan , sampai dengan memenuhi
kebutuhan dasar pasien serta mendokumentasikan hasil tindakan yang sudah dilakukan.
Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Dasar ini dilaksanakan di rumah sakit yang
memenuhi kualifikasi untuk perkembangan keterampilan mahasiswa D-III Keperawatan
Politeknik kesehatan Kementrian kesehatan RI Bandung Pelaksanaan Praktik Klinik
Keperawatan Dasar yang dilaksanakan selama duapuluh empat hari tidak sebatas pada
praktik klinik saja. Diharapkan dengan dilaksanakannya Praktik Klinik Keperawatan Dasar
ini dapat menambah wawasan mahasiswa D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Bandung tentang lingkungan kerja serta disiplin kerja.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
kegiatan praktek klinik Keperawatan Dasar ini bertujuan agar :
- mahasiswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang di peroleh selama
pendidikan di kampus
- mahasiswa mampu mengaplikasikannya pada lapangan kerja yang nyata
- mahasiswa mampu memenuhi kebutuhan dasar dalam asuhan keperawatan
2. Tujuan khusus
- Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan masalah kebutuhan dasar
- Menganalisa masalah pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar
- Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
dasar
- Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
dasar
- Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
gangguan kebutuhan dasar

C. Manfaat penulisan
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang memenuhi kebutuhan dasar , kondisi
serta alur kerja di rumah sakit, Memahami proses keperawatan yang ada di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep pemenuhan KDM kebutuhan mobilisasi


1. Pengertian
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (sudoyono
Aru). Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark
serebrum.

2. Anatomi dan fisiologi


Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100 - 200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita. Otak
terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron(Leonard, 1998).Otak merupakan organ
yang sangat mudah beradapta meskipun neuron-neuron di otak mati tidak
mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi
tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang
rusak. Otak sepertinya belajar kemampuan baru. Ini merupakan mekanisme paling
penting yang berperan dalam pemulihan stroke (Feigin, 2006).Secara garis besar,
sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla spinalis. Sistem saraf disisi luar
SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi dari SST adalah menghantarkan
informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh lainnya (Noback dkk, 2005).
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen bagiannya
adalah:
1) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang hemisfer
kanan dan kiri dan tersusun dari korteks.Korteks ditandai dengan sulkus (celah) dan
girus (Ganong, 2003).
Cerebrumdibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a) Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti
kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat
penghidu, dan emosi. Bagian ini mengandung pusat pengontrolan gerakan
volunter di gyrus presentralis (area motorik primer) dan terdapat area asosiasi
motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur
ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku sosial, berbicara,
motivasi dan inisiatif (Purves dkk, 2004).
b) Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan
ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura parieto-
oksipitalis(White, 2008). Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat verbal,
visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan dan perkembangan emosi.
c) Lobus parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis
(area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran (White, 2008).
d) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan:
menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari nervus optikus dan
mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain & memori (White,2008).
e) Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia, memori emosi dan bersama
hipothalamus menimbulkan perubahan melalui pengendalian atas susunan endokrin
dan susunan otonom (White, 2008).
2) Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung lebih banyak neuron
dibandingkan otak secara keseluruhan. Memiliki peran koordinasi yang penting
dalam fungsi motorik yang didasarkan pada informasi somatosensori yang diterima,
inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan output. Cerebellum terdiri dari tiga
bagian fungsional yang berbeda yang menerima dan menyampaikan informasi ke
bagian lain dari sistem saraf pusat. Cerebellum merupakan pusat koordinasi untuk
keseimbangan dan tonus otot. Mengendalikan kontraksi otot-otot volunter secara
optimal.Bagian-bagian dari cerebellum adalah lobus anterior lobus medialis dan
lobus fluccolonodularis (Purves, 2004).
3) Brainstem
Brainstem adalah batang otak,berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan
yang mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan medulla spinalis
dibawahnya. Struktur-struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras
asenden dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan bagian-
bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial.Secara garis besar
brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu mesensefalon, pons dan medulla oblongata.
Anatomi Peredaran Darah Otak Darah mengangkut zat asam, makanan dan
substansi lainnya yang diperlukan bagi fungsi jaringan hidup yang baik.Kebutuhan
otak sangat mendesak dan vital, sehingga aliran darah yang konstan harus terus
dipertahankan.Suplai darah arteri ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh-
pembuluh darah yang bercabang-cabang, berhubungan erat satu dengan yang lain
sehingga dapat menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel.
- Peredaran Darah Arteri
Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri
karotis interna, yang bercabang dan beranastosmosis membentuk circulus willisi.
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis yang
berakhir pada arteri serebri anterior dan arteri serebri medial. Di dekat akhir arteri
karotis interna, dari pembuluh darah ini keluar arteri communicans posterior yang
bersatu kearah kaudal dengan arteri serebri posterior. Arteri serebri anterior saling
berhubungan melalui arteri communicans anterior. Arteri vertebralis kiri dan
kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri subklavia kanan
merupakan cabang dari arteria inominata, sedangkan arteri subklavia kiri
merupakan cabang langsung dari aorta. Arteri vertebralis memasuki tengkorak
melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua
arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris.
- Peredaran Darah Vena
Aliran darah vena dari otak terutama ke dalam sinus-sinus duramater, suatu
saluran pembuluh darah yang terdapat di dalam struktur duramater. Sinus-
sinusduramater tidak mempunyai katupdan sebagian besar berbentuk triangular.
Sebagian besar vena cortex superfisial mengalir ke dalam sinus longitudinalis
superior yang berada di medial. Dua buah vena cortex yang utama adalah vena
anastomoticamagna yang mengalir ke dalam sinus longitudinalis superior dan
vena anastomotica parva yang mengalir ke dalam sinus transversus. Vena-vena
serebri profunda memperoleh aliran darah dari basal ganglia (Wilson,et al., 2002)

3. Fatofisiologi penyebab gangguan mobilisasi akibat stoke ringan


Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat
atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung). Atherosklerotik sering/ cenderung sebagai faktor penting terhadap otak,
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia jaringan otak yang
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti disekitar
area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark
itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang
sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan
perbaikan. Oleh karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi
perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler,
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
intracranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di
nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral.
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu
4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral
dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan mentebabkan
menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. Elemen-
elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah
lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71
% pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan
volume antara 30-60 cc diperki rakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi
volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Misbach, 1999 cit
Muttaqin 2008)
B. Proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan mobilisasi akibat stroke infark
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir/ Umur : 01, Januari 1963 / 18 Th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Buruh Tani
No Medrex : 628138
Diagnosa Medis : Stroke Ulang Infark
Tanggal Masuk : 31 Mei 2018
Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2018
Alamat : Ds. Sukarasa Rt/Rw 002/002 Kec. Rancabali
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Tani
Hub.Dengan Pasien : Anak
Alamat : Ds. Sukarasa Rt/Rw 002/002 Kec. Rancabali

2. Keluhan utama
Sulit bicara “bicara rero”
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 31 mei 2018 pukul 17.00 WIB.
Klien mengatakan kesulitan berbicara sejak 2 hari yang lalu sebelum dibawa
kerumah sakit. Pasien pulang kerja sekitar 3 hari yang lalu, pulang kerja pasien
langsung tidur, saat bangun pasien merasakan sulit bicara, kaki kiri dan tangan
kirinya kesemutan tetapi masih bisa digerakan, dan masih bisa berjalan dengan
bantuan. Lalu pasien dibawa ke rumah sakit.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah masuk RS, pasien 2 tahun yang lalu pernah
mengalami stroke ringan, pasien mempunyai riwayat darah tinggi. 2 tahun yang
lalu pasien mengeluh baal dan kesemutan dikaki kiri pasien berobat ke dokter
dengan diagnosa stroke ringan tekanan darahnya mencapai 210/120. Pasien juga
seorang perokok sehari bisa menghabiskan ½ bungkus.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan dianggota keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit yang diderita pasien saat ini, dan tidak mempunyai penyakit menular atau
penyakit yang ditularkan.

4. Activity Daily Living (ADL)


No. Jenis aktivitas di rumah Di rumah sakit
1. Nutrisi dan cairan
a. Makan
- Frekuensi 2x/hari 3x/hari

- Jenis Nasi Bubur


makanan
- Porsi makan 1 porsi habis 1 porsi habis
- Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
- Alergi
makanan Tidak ada Tidak ada
b. Minum
- frekuensi ±1600 cc ±1800 cc
- jenis air Air putih/kopi Air putih
minum
- kesulitan Tidak ada Tidak ada
2. Istirahat tidur
a. waktu tidur
- siang 2 jam 1 jam
- malam 6 jam 6 jam
b. masalah tidur Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi 5x/hari 4-5 x/hari
- Warna Kuning Kuning jernih
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada

b. BAB
- Frekuensi 1x/hari 1x/hari
- Konsitensi Padat Padat
- Warna Khas feses Khas feses
- Bau Khas Khas
4. Personal hygiene
a. Mandi 2x/hari 1x/hari
b. Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
c. Keramas 2x/hari 1x/hari
d. Gunting kuku 1x/minggu 1x/minggu
5. Aktivitas
a. Mobilisasi Buruh tani Duduk dikursi
b. Olah raga Jalan-jalan jalan-jalan sekitar ruangan
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan : Commpos Mentis (CM)
Penampilan : Pasien Bersih
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV)
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,6ºC
c. Antropometri
BB : 65 Kg (sebelum)
65 Kg (sesudah)
TB : 150 cm
d. Head to toe
- Kepala
Bentuk kepala simetris, distribusi rambut tidak merata, rambut tidak rontok, rambut
tipis, warna rambut sedikit putih, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi.
- Wajah
Bentuk wajah bulat, tidak ada jerawat, tidak ada lesi Rahang kaku sehingga sulit
bicara, gangguan saraf di nervus 8.
- Mata
Bentuk mata simetris, distribusi alis merata, konjungtiva tidak anemis, fungsi
penglihatan baik, saat dilakukan visus mata normal, bulu mata melentik keluar,
kelopak mata normal, gerakan bola mata normal, lapang pandang 90º.
- Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada secret, indra penciuman peka dibuktikan dengan
pasien diberi minyak kayu putih.
- Mulut
Warna bibir hitam, bibir lembab, bibir tidak pecah-pecah, pengecapan normal saat
pasien diberi rangsangan rasa manis, asam, pahit.
- Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen dan darah, indra pendengaran normal,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, rine (konduktif), swabach (konduktif),
weber (konduktif).
- Leher
Betuk leher simetris, trachea simetris, tidak ada lesi, pembengkakan, tidak ada
pembesaran ada kelenjar tiroid.
- Dada dan Paru
Gerakan dada kiri dan kanan saat pernapasan berlangsung simetris, tidak ada bekas
luka, bekas oprasi, dan tidak ada benjolan, warna kulit dada merata, bentuk dada
normal (vegences), tulang belakang normal, pengembangan dada normal, getaran
terasa ditelapak tangan, saat diperkusi suara terdengar resonan di ICS 2, terdengar
suara pekak saat dilakukan perkusi di ICS 3-5 sebelah kiri sternum, tidak ada suara
nafas tambahan disemua lapang paru.
- Abdomen
Bentuk abdomen simetris, warna abdomen merata, bila diketuk redup, atau pekak,
bising usus tidak terdengar, tidak ada lesi atau luka, tidak ada nyeri tekan,

- Ekstermitas :
- Atas
Bentuk kedua tangan simetris, warna kulit merata, dapat merasakan sensasi halus
dan tajam turgor kulit kembali dalam 2 detik, dapat menggerakan tangan tapi
tangan bagian kiri terbatas karna terpasangnya infus dan tangan kiri terasa baal,
kuku bersih, jari lengkap, tidak ada lesi atau masa. Tonus otot 5 5
- Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, warna kulit merata, kaki kiri terasa baal tapi bias di
gerakan, reflek patella dan Babinski normal, dextra, terpasang gips difemur, adanya
nyeri tekan, jari kaki lengkap. Tonus otot
5 5

- Bokong
Warna kulit merata, tidak ada benjolan tidak ada bengkak, tidak ada nyeri tekan
- Genetalia
Tidak terkaji
- Anus
Tidak terkaji
e. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 14,1 g/dL 14-18
Hematokrit 43 % 40-48
Lekosit 8,000 /mm3 4000-10000
Trombosif 288,000 /mm3 150.000-400.00
KIMIA KLINIK
Glukosa Rapid Sewaktu 109.0 mg/dL 70.180

b. Therapy
- WIDA 2A : 500 cc 20gtt/i
- Aspilet : 1 x 50
- Captropil : 3 x 25
- Amlodipin : 1 x 10
- Neulin : 4 x 500 IV
f. Data Psikososial dan Spiritual
a. Pola komunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik kepada perawata keluarga dan tim
medis lainnya hanya cara bicaranya yang tidak jelas.
b. Konsep diri
- Body image
Klien mengatakan menerima keadaan dirinya saat ini meskipun
sedang sakit, dan klien menyukai semua bagian tubuhnya.
- Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh, cepat pulang kembali berkumpul
bersama keluarga dan beraktivitas seperti semula.
- Peran
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang kepala keluarga, dan bekerja
sebagai buruh tani.
- Identitas
Klien bersyukur telahir sebagai lelaki.
- Harga diri
Klien mengatakan harga dirinya tidak merasa rendah karna masih
berguna untuk keluarga dan orang sekitar.
c. Mekanisme koping
Klien mengatakan jika mendapat suatu masalah terkadang memecahkan
masalah sendiri kadang diskusi dengan istri dan keluarga.
d. Aspek spiritual
- Makna hidup
Klien mengatakan hidup itu sangat berharga, terkadang banyak
masalah, namun klien dapat melewatinya, dan selalu bersyukur
dengan apa yang klien punya.
- Pandangan terhadap sakit
Klien sangat optimis bahwa klien akan cepat sembuh dan beraktivitas
seperti semula.
- Keyakinan akan kesembuhan
Klien mengatakan akan sembuh dan segera pulang dari rumah sakit
- Kemampuan beribadah saat sakit
Klien tidak melakukan ibadah solat lima waktu selama dirawat
dirumah sakit
g. Data Pengetahuan
Klien mengetahui tentang penyakitnya selama ini
B. Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1 DS: Tekanan darah meningkat Gangguan mobilisasi
- Klien mengatakan sulit fisik
bicara Peredaran darah ke otak
- Klien mengatakn kaki terhambat
kiri terasa baal
Tidak ada suplay oksigen
DO :
- Klien tampak kesulitan Sistem saraf nya terganggu
bicara
- Klien tampak sulit Stroke ringan
berjalan

2 DS : Kelelahan Hipertensi
- Klien mengatakan
pusing Pusing

DO : Tekanan darah meningkat


- Klien tampak pusing
- TTV :
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,6°C
C. Diagnosa keperawatan
1. Hipertensi berhubungan dengan meningkatnya tekanan darah ditandai dengan tekanan
darah 180/100 mmHg.
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler ditandai
dengan kaki sebelah kiri baal sulit berjalan.
D. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Ukur TTV 1. mengukur TTV
mobilisasi fisik intervesi 2x24 jam 2. Ajarkan teknik TD : 180/100 mmHg
berhubungan kaki kiri klien gerak aktif N : 88 x/menit
dengan kerusakan dapat berjalan R : 20 x/menit
neuromuskuler tanpa bantuan S : 36,6°C
ditandai dengan 2.mengajarkan teknik
kaki sebelah kiri gerak aktif
baal sulit berjalan

2. Hipertensi Setelah dilakukan 1. ukur TTV : 1. ukur TTV :


berhubungan intervesi 2x24 jam 2. anjurkan klien TD : 180/100
dengan tekanan darah untuk tidak banyak mmHg
meningkatnya klien turun berbaring N : 88 x/menit
tekanan darah menjadi 120/80 3. berikan oabgt R : 20 x/menit
ditandai dengan mmHg sesuai advis dokter S : 36,6°C
tekanan darah 2.menganjurkan untuk
180/100 tidak banyak berbaring
3. memberikan obat
sesuai advis dokter
E. Implementasi
Tanggal Jam DP Tindakan Paraf
31-05-2018 Mengukur tanda-tanda vital :
TD : 180/100 mmHg
15.00 I dan II N : 88x/menit nita.c
R : 20x/menit
S : 36,6ºC

31-05-2018 15.30 I Mengajarkan teknik gerak aktif


nita.c
Mengukur TTV
TD : 120/80 mmHg
01-06-2018 14.00 I dan II N : 88x/menit nita.c
R : 20x/menit
S : 36,6ºC

01-06-2018 14.59 II Menganjurkan klien untuk tidak banyak berbaring


nita.c

01-06-2018 15.10 I Mengjarkan teknik gerak aktif


nita.c

01-06-2018 20.00 II Memberikan obat sesuai advis dokter


Nita.c
F. EVALUASI
Tanggal/hari Diagnosa Evaluasi Paraf
perawat
01 -06-2018 I S : klien mengatakan sudah tidak
pusing
O : klien tampak tidak merasa pusing
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/menit
R : 20x/menit
S : 36,6ºC Nita.c

A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
01 -06-2018 II S : pasien mengatakan sudah bisa
berjalan tanpa bantuan
O : klien sudah bisa berjalan tanpa
bantuan
A : masalah teratasi Nita.c

P :hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB V
KESIMPULAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA

http://erepo.unud.ac.id/8298/3/9d9825a203a1f153e178908c357b5e41.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-
ISI-DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.

Anda mungkin juga menyukai