Anda di halaman 1dari 9

Update 4 Januari 2017

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
---------

PANDUAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI

CERDAS CERMAT EMPAT PILAR MPR


(PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR)
TINGKAT SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS
SE-INDONESIA TAHUN 2018

JAKARTA
2018
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
---------

PANDUAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI

CERDAS CERMAT EMPAT PILAR MPR


(PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, BHINNEKA
TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR)
TINGKAT SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS
SE-INDONESIA TAHUN 2018
----

A. LATAR BELAKANG

Cerdas Cermat Empat Pilar MPR sebagai salah satu metode kegiatan sosialisasi yang
dilakukan oleh MPR sebagai implementasi tugas MPR yang terdapat dalam ketentuan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 khususnya Pasal 5 huruf a dan b, yang
menyebutkan bahwa MPR memiliki tugas untuk memasyarakatkan Ketetapan MPR,
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Cerdas Cermat Empat Pilar MPR merupakan kegiatan yang mengedepankan


pemahaman materi sosialisasi MPR melalui kompetisi yang dipadukan dengan materi-
materi ketatanegaraan. Kegiatan ini mendapat respon dan tanggapan yang positif dari
peserta dan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Kegiatan ini telah membuka ruang
pemahaman peserta terhadap nilai-nilai luhur bangsa yang kemudian
terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari disekolah.

Selanjutnya, mengingat kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2006, untuk
pelaksanaan tahun 2018 ditetapkan metode baru yang dapat lebih membuka
pemahaman peserta terhadap materi sosialisasi serta membuka ruang partisipasi

1
dialogis peserta sehingga dapat lebih membuka wawasan luas peserta terhadap
masalah-masalah yang berkembang.

B. NAMA KEGIATAN

Cerdas Cermat Empat Pilar MPR (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan
Ketetapan MPR) untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Indonesia.

C. TUJUAN

1. Penyelenggaraan Seleksi Tingkat Provinsi dilakukan dengan tujuan untuk mencari


satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dari tiap Provinsi untuk kemudian menjadi
wakil Provinsi pada pelaksanaan Putaran Final di Jakarta.
2. Penyelenggaraan cerdas cermat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Membangun semangat nasionalisme dalam diri generasi bangsa sejak dini;
b. Menumbuhkembangkan budaya perbedaan pendapat secara konstruktif dalam
memahami implementasi ketatanegaraan dan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
c. Memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan
Ketetapan MPR.
d. Membangun dan membina persahabatan antargenerasi muda yang dapat
memperkukuh persatuan bangsa.
e. Memahami pentingnya kebhinekaan dalam program budaya dan hidup
berbangsa di kalangan siswa SLTA.

D. MATERI LOMBA

1. Pancasila;

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. Bhinneka Tunggal Ika;

2
5. Ketetapan MPR RI;

6. Undang-Undang yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang berkaitan dengan
Lembaga Negara yang tugas dan kewenangannya diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang bidang politik
(Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD; Pemilu Presiden; Partai Politik; UU tentang
MPR, DPR, DPD, dan DPRD), undang-undang tentang Pemerintahan Daerah,
undang-undang tentang warga negara, dan undang-undang yang mengatur tentang
lembaga negara.

7. Wawasan tentang budaya nasional, antara lain meliputi pengetahuan tentang nama
pahlawan nasional dan asal daerah, lagu kebangsaan dan penciptanya, lagu daerah
dan asa daerahnya, dan lain sebagainya.

E. PELAKSANA

Pelaksana Seleksi Tingkat Provinsi ialah Dinas Pendidikan Provinsi bekerja sama dengan
Sekretariat Jenderal MPR RI.

F. PESERTA

1. Peserta Seleksi Tingkat Provinsi terdiri dari 9 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

2. Sekolah-sekolah yang telah mengikuti putaran Final di Jakarta pada tahun 2017,
tidak diperkenankan lagi untuk mengikuti penyisihan tingkat provinsi.

3. Tiap sekolah terdiri dari sepuluh siswa yang tercatat sebagai siswa sekolah yang
bersangkutan.

4. Penentuan 9 Sekolah peserta seleksi sepenuhnya diserahkan kepada pihak Dinas


Pendidikan Provinsi dengan mengedepankan unsur kualitas, sportivitas, dan
keadilan.

5. Tiap sekolah didampingi oleh satu orang guru pembimbing.

6. Pakaian yang digunakan pada saat perlombaan adalah pakaian seragam sekolah
masing-masing.

3
G. WAKTU DAN TEMPAT

1. Waktu pelaksanaan seleksi di provinsi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
sebagaimana terdapat dalam lampiran panduan ini dan tidak dapat diubah
waktunya mengingat jadwal tersebut sudah disesuaikan dengan kesiapan daerah
lainnya.

2. Seleksi diselenggarakan di gedung sekolah atau gedung milik Pemerintah Daerah


yang berada di ibukota provinsi atau daerah kabupaten/kota apabila tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan di ibukota provinsi.

3. Rangkaian penyelenggaraan Seleksi Tingkat Provinsi terdiri dari


briefing/pengarahan panitia dan lomba.

4. Peserta seleksi diinapkan di gedung/asrama milik Pemerintah Daerah/penginapan.

H. KETENTUAN PERLOMBAAN

1. Peserta adalah sekolah lanjutan tingkat atas (bukan gabungan sekolah).

2. Perlombaan akan dilakukan dengan menggunakan sistem gugur.

3. Jumlah sekolah yang mengikuti lomba pada saat seleksi tingkat provinsi adalah 9
sekolah.

4. Jumlah Perlombaan adalah enam lomba yang dibagi menjadi tiga babak yaitu:

a. Babak Penyisihan: terdiri dari 9 sekolah. Setiap perlombaan akan diikuti oleh
tiga sekolah yang akan diundi pada saat pengarahan teknis. Dengan demikian,
babak ini akan memperlombakan sebanyak 3 kali.

b. Babak Semifinal: terdiri dari enam sekolah yang merupakan juara pertama dari
tiga perlombaan pada Babak Penyisihan ditambah dengan 3 sekolah yang
memperoleh nilai tertinggi dari tiga lomba yang sudah dilakukan. Jumlah lomba
pada babak ini adalah dua perlombaan.

c. Babak Final: terdiri dari tiga sekolah yang merupakan juara pertama dari dua
perlombaan pada Babak Semifinal ditambah dengan satu sekolah yang
merupakan peringkat kedua yang memperoleh nilai tertinggi pada dua

4
perlombaan di Babak Semifinal. Juara pertama pada babak ini akan mewakili
provinsi untuk berlomba di Jakarta. Jumlah lomba pada babak ini adalah satu
perlombaan.

5. Penentuan peringkat nilai tertinggi adalah sebagai berikut:

a. Sekolah yang memperoleh nilai tertinggi dari lomba yang sudah dilaksanakan;

b. Apabila terdapat lebih dari satu sekolah yang memperoleh nilai sama, maka
akan dihitung melalui pembobotan nilai berdasarkan kelompok soal, nilai
Babak Topik Kasus diberikan bobot nilai 40%, nilai Babak Benar Salah diberikan
bobot nilai 25%, dan nilai Babak Satu Lawan Satu diberikan bobot nilai 35%;

c. Apabila setelah dilakukan pembobotan masih terdapat lebih dari satu sekolah
yang memiliki nilai sama maka penentuan peringkat yang berhak mengikuti
babak berikutnya akan dilakukan dengan cara undian;

d. Contoh perhitungan pembobotan nilai berdasarkan kelompok soal


sebagaimana dimaksud pada huruf b, adalah sebagai berikut:

Contoh Perhitungan dengan pembobotan nilai:


PESERTA
PILIHAN BENAR

PEMBOBOTAN
JUMLAH NILAI
TOPIK KASUS

PERINGKAT
REBUTAN

JUMLAH
SALAH
(40%)

(25%)

(35%)

SEKOLAH A 15 50 80 145 6+28 +12.5= 46,5 2

SEKOLAH B 25 40 80 145 10+28+10 = 48 1

5
I. SEGMEN LOMBA

Masing-masing Regu terlebih dahulu diberikan nilai awal 50 sebelum memasuki babak
demi babak.

1. Yel Sekolah

a. Setiap sekolah menampilkan yel-yel sekolah dalam waktu maksimal 60 (enam


puluh) detik.

b. Muatan yel-yel hendaknya mengandung unsur-unsur nilai yang terdapat pada


Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika.

c. Yel akan dinilai oleh dewan juri dan diumumkan pada akhir perlombaan

d. Nilai yel tidak dihitung dalam penentuan peringkat lomba

e. Sekolah yang memperoleh nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah

2. Babak Topik Kasus

a. Masing-masing Regu akan diberikan 1 (satu) buah topik kasus secara berurutan
dengan cara memilih amplop.

b. Regu yang memilih amplop akan memberikan argumentasi sesuai dengan topik
kasus yang dimintakan dalam soal.

c. Waktu menyampaikan argumentasi untuk masing-masing regu adalah 180


detik.

d. Seluruh anggota Regu berhak menyampaikan argumen atau menambahkan


dalam batas waktu yang tersedia.

e. Unsur yang dinilai adalah pemahaman terhadap topik, cara membangun


argumentasi, cara penyampaian, kesesuaian materi, dan ketepatan
penggunaan waktu.

f. Nilai yang diberikan kepada Regu adalah antara 0 sampai dengan 25


(pemberian nilai merupakan kelipatan 5).

6
g. Topik kasus hanya dibacakan satu kali untuk setiap regu.

3. Babak Pilihan Benar Salah.

a. Pada babak penyisihan, semua Regu akan diberikan 10 (sepuluh) buah soal
yang sama dalam bentuk pernyataan BENAR atau SALAH.

b. Setiap peserta memberikan jawaban benar atau salah dengan cara


menentukan pilihan dengan peralatan yang telah disediakan.

c. Jawaban harus disampaikan selambat-lambatnya lima detik setelah soal selesai


dibacakan.

d. Jika dalam batas waktu yang disediakan peserta tidak memberikan jawaban,
maka jawaban dianggap salah. Jawaban salah diberikan nilai 0.

e. Peserta dilarang memberitahukan jawaban kepada anggota Regunya dengan


cara apapun (berbisik, isyarat, dan lain-lain). Apabila ada peserta yang
diketahui memberitahukan jawabannya, maka Regu yang bersangkutan tidak
mendapat nilai pada soal tersebut.

f. Nilai yang diberikan adalah 0 sampai dengan 10.

4. Babak Satu Lawan Satu

a. Soal pada babak Satu Lawan Satu adalah sebanyak 10 (sepuluh) soal.

b. Setiap regu mengirimkan utusannya secara bergantian untuk menjawab soal


yang akan dibacakan.

c. Wakil regu yang berhak menjawab adalah yang lebih dahulu menekan bel.

d. Pembawa acara menentukan wakil regu mana yang berhak memberikan


jawaban.

e. Jika terjadi kekeliruan pembawa acara dalam menentukan wakil regu yang
berhak menjawab maka penentuan wakil regu yang berhak menjawab
ditetapkan oleh dewan juri.

f. Jawaban harus sudah disampaikan paling lambat lima detik setelah


dipersilahkan oleh pembawa acara.

7
g. Jika jawaban tidak disampaikan dalam batas waktu yang telah ditetapkan atau
jawaban yang disampaikan dinilai salah maka Regu yang bersangkutan
dikurangi 5 dan pertanyaan akan dibacakan kembali hanya untuk satu kali
kesempatan untuk diperebutkan oleh wakil regu lainnya.

h. Penilaian akan langsung diberikan oleh dewan juri.

i. Unsur yang dinilai adalah ketepatan dalam memberikan jawaban.

j. Nilai diberikan dengan ketentuan jawaban benar adalah 10 dan untuk jawaban
salah atau tidak menjawab setelah menekan bel adalah (-5).

J. MEKANISME PROTES

Segala bentuk protes disampaikan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas
perlombaan dan etika sopan santun.

K. JURI

Dalam setiap perlombaan, Sekretariat Jenderal MPR akan menentukan juri yang
ditunjuk untuk memberikan penilaian dan sekaligus menentukan pemenang pada setiap
perlombaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Juri dalam setiap lomba adalah tiga orang;

b. Juri berasal dari tim yang ditunjuk;

c. Pemenang setiap babak lomba akan diumumkan oleh Dewan Juri.

L. PENUTUP

Demikian hal ini disusun sebagai kerangka dalam mempersiapkan pelaksanaan Cerdas
Cermat Empat Pilar MPR (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan Ketetapan
MPR) untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Indonesia. Hal-hal lain yang belum diatur
dalam kerangka acuan ini akan ditentukan kemudian.

---

Anda mungkin juga menyukai