Anda di halaman 1dari 37

24

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
A. Pelaksanaan Rencana Tindakan Kepemimpinan (RTK)

Dari Evaluasi Diri Sekolah (EDS) SMP Negeri 7 Sungai Penuh pada 8

standar Pendidikan Nasional yang ada dalam BNSP, penulis menemukan

kelemahan pada standar proses terutama kompetensi guru yang masih rendah

dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 7 Sungai Penuh. Berdasarkan EDS

tersebut penulis melakukan Rencana Tindakan Kemampuan (RTK) guna

meningkatkan kompetensi para guru dalam proses pembelajaran di SMP Negeri

7 Sungai Penuh menjadi lebih baik di kemudian hari.

1. Siklus Pertama

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melaksanakan RTK

siklus 1 yang berdasarkan EDS adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

Untuk pelaksanaan Tindakan Kepemimpinan (RTK), penulis melakukan

koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1) Kepala Sekolah untuk memohon ijin dan dukungan dalam melaksanakan

tindak kepemimpinan berupa MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai Penuh.

Sekaligus memohon ijin untuk mensosialisasikan kepada seluruh warga

sekolah.
25

2) Tenaga operator sekolah untuk memohon dukungan pelaksanaan tindak

kepemimpinan berupa bantuan sarana prasarana serta ATK yang

dibutuhkan.

3) Guru-guru SMP Negeri 7 Sungai Penuh untuk mensosialisasikan

Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) berupa MGMP Lokal SMP

Negeri 7 Sungai Penuh dalam proses peningkatan Kompetensi Guru di

SMP Negeri 7 Sungai Penuh. Di samping itu, penulis juga membagikan

angket persiapan mengikuti kegiatan MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai

Penuh. Dari hasil angket tersebut di dapat ....... orang yang siap mengikuti

kegiatan tersebut.

Penulis juga melakukan persiapan yang berkaitan dengan kepentingan

penulis sendiri sebagai calon Kepala Sekolah dengan membuat program kegiatan

RTK pembuatan materi kegiatan dan angket angket yang di butuhkan selama

kegiatan.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanan, penulis melakukan dengan tiga tahapan yakni pra

pelaksanaan berupa pretest untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para

peserta MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai Penuh tentang Proses Peningkatan

Kompetensi Pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan penulis langsung menjadi

narasumber kegiatan dengan menyampaikan konsep dan praktik Proses

Peningkatan Kompetensi Pembelajaran terutama Penguasaan Kurikulum, Silabus,

RPP, dan Instrument Penilaian. Di akhir kegiatan pelaksanaan penulis juga


26

melakukan post test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan

keterampilan yang didapat peserta setelah mengikuti kegiatan MGMP Lokal

SMP Negeri 7 Sungai Penuh siklus 1. Hasil posttest tersebut dijadikan rujukan

untuk melakukan kegiatan siklus 2.

2. Siklus 2

Tahapan-tahapan pelaksanaan RTK siklus 2 yang penulis lakukan tidak jauh

berbeda dengan tahapan pada RTK siklus 1 sebelumnya, yaitu:

a. Persiapan

Untuk persiapan RTK siklus 2 penulis melakukan persiapa sarama

prasarana yang akan digunakan, yaitu persiapan materi penyajian dan penilaian

posttest sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan dalan Persiapan sarana

prasarana penulis dibantu oleh seorang teknisi computer.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan siklus 2 ini, penulis melakukan hanya dengan 2

tahapan yakni pelaksanaan MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai Penuh langsung

dimana penulis langsung menjadi narasumber kegiatan dengan menyampaikan

konsep dan praktik Pengkajian Kurikulum, Pengkajian Silabus, Pengkajian RPP,

dan Pembuatan Instrument Penilaian. Dan di akhir kegiatan penulis melakukan

posttest untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan MGMP Lokal SMP Negeri 7

Sungai Penuh dengan melihat hasil pemahaman dan keterampilan yang didapat

peserta setelah mengikuti kegiatan MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai Penuh ini.
27

B. Supervisi Guru Junior

SIKLUS 1

1. Persiapan

Pada kegiatan supervisi guru junior ini, calon kepala sekolah menerapkan

kompetensi supervisi, dalam bentuk tindakan membimbing pembuatan

perangkat, mengobservasi pemebelajaran di kelas dan mengevaluasi hasil

pembelajaran serta memberikan umpan balik hasil observasi pembelajaran.

Kegiatan observasi guru junior dilakukan di SMP Negeri 7 Sungai Penuh

dimana penulis bertugas terhadap satu orang guru junior, yaitu : Ibu Lovi

Milyanti, S.Pd guru mata pelajaran IPA kelas VII dengan pengalaman

mengajar 2 (dua puluh) tahun, alasan penulis memilih guru tersebut adalah

karena guru tersebut merupakan guru kelas yang paling sedikit masa

kerjanya kalau dibandingkan dengan yang lainnya. Dan Ibu Marina

Natalega, S.Pd karena guru kelas VIII untuk persiapan siswa menghadapi

ujian nasional.

2. Pelaksanaan

a. Pra-Observasi

Pra-observasi merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan

pemantauan serangkaian kegiatan dalam membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman

pelaksanaan dan pengawasan akademik, menyamakan persepsi seluruh

warga sekolah tentang program supervisi akademik, dan menjamin


28

penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah (tenaga,

waktu dan biaya)

Pra-observasi dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan

komponen perangkat/administrasi perencanaan pembelajaran (silabus dan

RPP yang akan ditampilkan ketika supervisi).

Standar Proses:

RPP dijabarkan dan silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta

didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalangan RPP untuk setiap

pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah:

1. Identitas mata pelajaran

2. Standar kompetensi

3. Kompetensi dasar

4. Indikator pencapaian kompetensi

5. Tujuan pembelajaran
29

6. Materi ajar

7. Alokasi waktu

8. Metode pembelajaran

9. Kegiatan pembelajaran

10. Penilaian hasil belajar

11. Sumber belajar

Pada kegiatan pr-observasi guru junior, calon kepala seklah melakukan

persiapan dan koordinasi dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru

SMP Negeri 7 Sungai Penuh. Pada pertemuan tersebut disampaikan

tentang maksud, tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama OJL

di SMP Negeri 7 Sungai Penuh. Selain itu juga dilaksanakan kesepakatan

penentuan jadwal supervisi dan koordinasi dengan 2 orang guru yang akan

di supervisi yaitu tanggal ... September 2017.

b. Observasi

Kegiatan observasi merupakan kegiatan melakukan observasi pelaksanaan

pembelajaran dengan melakukan kunjungan kelas/observasi kelas secara

langsung.

Jadwal kegiatan observasi

Adapun jdwal kegiatan observasi di SMP Negeri 7 Sungai Penuh adalah

sebagai berikut:

Hari, tanggal : Rabu, September 2017

Jam ke : ......
30

Kelas : ......

Guru : 1. Lovya Milyanti, S.Pd

2. Ermiyati, S.Pd

Materi yang disampaikan tentang pembuatan RPP

Observasi administrasi/perencanaan pembelajaran silabus

Observasi administrasi/perencanaan pembelajaran RPP

Observasi pelaksanaan pembelajaran

1) Penulis memberikan angket kepada setiap guru di SMP Negeri 7

Sungai Penuh 10 soal.

2) Penulis memberikan penjelasan kepada semua guru mengenai

setiap pertanyaan yang ada di dalam angket.

3) Adapun isi dalam angket tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kurikulum

b. Pengertian MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai Penuh

c. Keuntungan dari MGMP Lokal SMP Negeri 7 Sungai Penuh

d. Pengertian Kompetensi dasar

e. Maksud dari indikator

f. Kegiatan inti pembelajaran

g. Pengertian eksplorasi elanorasi dan konfirmasi

h. Waktu ideal dalam pembelajaran

i. Pengertian dari kegiatan awal inti dan penutup

j. Langkah-langkah pembuatan RPP


31

4) Semua peserta di berikan kegiatan untuk memahami poin-point

yang terdapat didalam angket.

5) Setelah memahami setiap point, setiap guru harus

mempresentasikan hasil pemahaman kepada penulis.

6) Kemudian penulis menilai semua guru yang telah

mempresentasikan dari setiap angket yang diberikan.

7) Evaluasi kegiatan dilakukan bersama-sama.

Secara umum, kemampuan guru membuka kegiatan dalam

menguraikan angket yang diberikan telah dilaksanakan dengan baik.

Penulis mempunyai kemampuan memfasilitasi/membimbing semua

guru. Hal-hal yang harus diperbaiki adalah administrasi pembelajaran

dan pengelolaan diskusi agar lebih efektif.

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

1. Silabus

Silabus pembelajaran disusun berdasarkan standar isi, yang didalamnya

berisikan identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD). Materik pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Dengan demikian, silabus pembelajaran pada dasarnya menjawab

permasalahan-permasalahan sebagai berikut :


32

1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang

dirumuskan oleh standar isi (standar kompetensi dan kompetensi

dasar)

2) Materi pokok/pembelejaran apa saja yang perlu dibahas dan dipelajari

peserta didik untuk mencapai standar isi.

3) Kegiatan pembelajaran apa yang seharusnya diskenariokan oleh guru

sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan sumber-sumber

belajar.

4) Indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk mengetahui

ketercapaian KD dan SK.

5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan

indikator sebagai acuan dalam menetukan jenis dan aspek yang akan

dinilai.

6) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai standar isi

tertentu.

7) Sumber belajar apa yang dapat diberdayakan untuk mencapai standar

isi tertentu.

Pengembangan silabus pembelajaran dapat dilakukan olehpara guru secara

mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,

MGMP.

Dalam pengembangan silabus pembelajaran ini, sekolah, keleompok kerja,

atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan


33

tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di departemen pendidikan

nasional.

a. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Pembelajaran

1) Mengisi identitas Silabus Pembelajaran

Identitas terdiri dari nama sekolah, kelas, mata pelajaran, dan semester.

Identitas silabus pembelajaran ditulis di atas matriks silabus pembelajaran.

2) Menuliskan standar kompetensi

Standar kompetensi adalah kulaifikasi kemampuan peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi

diambil dari standar isi (Standar kompetensi dan kompetensi dasar) mata

pelajaran.

b. Menuliskan Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus

dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.

Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi.

c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran harus

dipertimbangkan :

1) Relevansi materi pokok dengan SK dan KD

2) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emsional, sosial, dan spiritual

guru
34

3) Kebermanfaatan bagi para guru

4) Struktur keilmuan

5) Kedalaman dan keluasan materi, relevansi dengan kebutuhan guru

6) Lingkungan

7) Alokasi waktu

Selain itu harus diperhatikan :

1) Kesahihan (validity) : materi memamng benar-benar teruji kebenaran

dan kesahihannya

2) Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang

benar-benar diperlukan oleh siswa

3) Kemanfaatan (utility): materi pokok tersebut memberikan dasar-dasar

pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya

4) Layak dipelajari (learnability) : materi layak dipelajari baik dariaspek

tingkat kesulitan maupun aspek pemanfataan bahan ajar dan kondisi

setempat.

5) Menarik minat (interest) : materinya menarik minat guru dan

memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman para

guru yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaski antar

guru,guru dengan kepala sekolah, guru dengan lingkungan, dan sumber

belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan

pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan


35

pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada guru.

Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai

guru.

e. Merumuskan Indikator Penilaian

Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan

indikator. Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan

kriteria-kriteria berikut ini.

Kriteria indikator adalah sebagai berikut.

1) Sesuai tingkat perkembangan berpikir guru.

2) Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life

skills)

4) Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil pelatihan guru secara utuh

(kognitif, afektif, dan psikomotor)

5) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan

6) Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati

7) Menggunakan kata kerja opearsional

f. Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi Kemampuan guru dilakukan berdasarkan

indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat toga kompnen penting,

yang meliputi:

1. Teknik penilaian

2. Bentuk instrumen
36

3. Contoh instrumen

1. Teknik penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil pelatihan guru yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk

menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah

ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah

cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai

proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru.

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini,

yangsecara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik test dan

teknik non test. Teknik test merupakan cara untuk memperoleh

informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul

atausalah, sedangkan teknik non tests adalah suatu cara unruk

memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan

jawaban betul atau salah.

2. Bentuk instrumen

Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuia dengan teknik

penilaiannya. Oleh karena itu, bentuk instrumen yang dikembangkan

dapat berupa bentuk instrumen yang tergolong teknik:


37

a) Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,

menjodohkan dan sebagainya.

b) Tes lisan, yaitu berbentuk daftar pertanyaan

c) Tes unjuk kerja, dapat berupa test identifikasi, tes simulasi, dan uji

petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja

posedur dan produk.

d) Penugasan

e) Observasi

f) Wawancara

g) Portofolio

h) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri.

3. Contoh instrumen

Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya.

Contoh instrumen dapat ditulisakan di dalam kolom matriks silabus

pembelajaran yang tersedia. Namun, apabila dipandang hal itu

menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya

contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.

g. Menentukan alokasi waktu

Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian

suatu Kompetnsi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:

1) Minggu efektif per semester

2) Alokasi waktu mata pelajaran

3) Jumlah kompetensi per semester


38

h. Menentukan sumber belajar

i. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu dapat berupa: buku teks, media cetak, media

elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar dan sebagainya.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

Dalam rangka mengimpelemntasikan program pembelajaran yang sudah

dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). (RPP) merupakan pegangan bagi guru dalam

melaksanakan baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap

kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP

memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran

dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi

yang memayungi Kompetensi Dasar yang kan disusun dalam RPP nya. Di

dalam RPP secara rinci harus di muat Tujuan Pembelajaran, materi

Pembelajaran, Metode pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan

pembelajaran, Sumber belajar, dan Penilaian.

a. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

1) Mencantumkan identitas

- Nama sekolah

- Mata pelajaran

- Kelas/Semester
39

- Alokasi waktu

2) Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu

3) Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang

harus dimilki oleh guru dalam rangka menguasaiProses Pembelajaran

di kelas.

4) Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Indikator diambil dari kompetensi dasar karena indikator merupakan

sub-sub kompetensi dasar yang ingin dicapai

5) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran

6) Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran

Metode dapar diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai kodel atau pendekatan pembelajaran, bergantung

pada karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih.

7) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan:

a. Pendahuluan
40

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkahiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik

dan tidak lanjut.

d. Sumber belajar

Penilaian sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan oleh satuan pedidikan.

3. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun

secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru / instruktur

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta

lingkungan atau suasa yang memungkinkan guru untuk

mengingkatkan Kapabilitasi Pembelajaran.

4. Instrumen Evaluasi/Penilaian

Evaluasi dan penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentukintsrumen

dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat
41

dituangkan dalam bentuk matrik horizontal atau vertikal. Apabila penilaian

menggunakan teknik test tertulis uraian, test unjuk kerja dan tugas rumah berupa

proyek harus disertai rubrik penilain

D. Pengkajian Aspek Managerial

1. Rencana Kerja Sekolah/Menengah

Berdasarkan hasil pengisian instrument kajian RKS/RKJM, wawancara

dengan Kepala Sekolah dan matriks kajian RKS/RKJM, berikut kami sajikan

deskrispsi hasil kajian RKS/RKJM sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan

sekolah lain.

a. SMP Negeri 7 Sungai Penuh

Dalam penyusunan RKS SMP Negeri 7 Sungai Penuh, kepala sekolah

sudah melibatkan beberapa guru dan pegawai sekolah tetapi mereka bekerja

belum dalam suatu organisansi yang baik. Mereka tidak bekerja dalam suatu tim

RKS yang dibentuk oleh secara resmi berdasarkan surat keputusan Kepala

Sekolah. Untuk itu, kami sebagai peserta diklat yang magang di sekolah ini dan

juga sebagai sekolah sendiri, mengusulkan kepada kepala sekolah agar pada

penyusunan RKS berikutnya untuk membentuk tim penyusun RKS dari hasil rapat

atau musyawarah dengan seluruh komponen sekolah. Dengan demikian, RKS

sekolah dapat tersusun dengan baik karena dikerjakan dalam satu tim yang

terorganisir.
42

Sebuah RKS yang baik juga harus disetujui oleh seluruh komponen

sekolah yang juga termasuk komite sekolah dan juga disahkan oleh pihak dinas

pendidikan kabupaten.

Selama ini RKS SMP Negeri 7 Sungai Penuh belum mendasarkan

program kegiatannya pada hasil EDS secara murni, namun didasarkan atas

masukan kebutuhan secara tertulis dan lisan dari semua warga. Dalam penataan

pengelolaan kegiatan sekolah kedepan, kini kepala sekolah mempunyai keinginan

untuk melakukan hal tersebut jika RKS disusun oleh satu tim penyusun RKS dan

didasarkan pada analisa kebutuhan skala prioritas ( EDS ).

Dalam evaluasi dan laporan berkaitan RKAS dan RKJM ke dinas

pendidikan belum ada tindak lanjut yang diberikan. Untuk itu penulis

menyarankan agar segara meminta tindak lanjut dari dinas pendidikan sebagai

bahan masukan pada penyusunan RKAS dan RKJM tahun berikutnya.

b. SMP Negeri 9 Sungai Penuh

Sama seperti SMP Negeri 7 Sungai Penuh, kepala sekolah SMP Negeri 9

Sungai Penuh pun sudah melibatkan beberapa guru dan pegawai sekolah dalam

penyusunan RKS tetapi mereka bekerja belum dalam sebuah tim yang baik.

Mereka tidak bekerja dalam satu tim penyusun RKS yang dibentuk secara resmi

berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. Untuk itu, kami sebagai peserta

diklat yang magang di sekolah ini mengusulkan kepada kepala sekolah agar pada

penyusunan RKS selanjutnya untuk membentuk tim penyusu RKS dari hasil rapat

atau musyawarah dengan seluruh komponen sekolah. Dengan demikian, RKS


43

sekolah dapat tersusun dengan baik karena dikerjakan dalam satu tim yang

terorganisir.

Sebuah RKS yang baik juga harus disetujui oleh seluruh komponen

sekolah yang juga termasuk komite sekolah dan juga disahkan oleh pihak dinas

pendidikan kabupaten.

Selama ini RKS SMP Negeri 9 Sungai Penuh belum mendasarkan

program kegiatannya pada hasil EDS secara murni, namun didasarkan atas

masukan kebutuhan secara tertulis dan lisan dari semua warga. Dalam penataan

pengelolaan kegiatan sekolah kedepan, kini kepala sekolah mempunyai keinginan

untuk melakukan hal tersebut jika RKS disusun oleh satu tim penyusun RKS dan

didasarkan pada analisa kebutuhan skala prioritas ( EDS ).

Dalam evaluasi dan laporan berkaitan RKAS dan RKJM ke dinas

pendidikan belum ada tindak lanjut yang diberikan. Untuk itu penulis

menyarankan agar segara meminta tindak lanjut dari dinas pendidikan sebagai

bahan masukan pada penyusunan RKAS dan RKJM tahun berikutnya.

2. Pengelolaan Kurikulum

Pedoman Pengelolaan Kurikum Sekolah tertuang dalam Permendiknas Nomor 19

Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Kurikulum SMP Negeri 7 Sungai Penuh

a. Analisis Dokumen 1 KTSP


44

1). Persiapan Penyusunan Dokumen 1

Sebelum melakukan analisis dokumen 1 KTSP, terlebih dahulu berkoordinasi

dengan Kepala SMP Negeri 7 Sungai Penuh untuk menyediakan Dokumen 1

KTSP Tahun Pelajaran 2017/2018. Selanjutnya dilakukan wawancara dan

bersikusi seputar langkah langkah penyusunan dokumen 1, dari proses awal

hingga akhir. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi diperoleh keterangan :

Dari awalnya ( tahun 2007 ), Dokumen 1 disusun oleh Tim Pengembang

Kurikulum ( TPK ).

Dokumen 1 yang telah disusun tersebut, selanjutnya dibawa sendiri secara

langsung oleh Kepala Sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh

untuk disyahkan

2). Hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SMP Negeri 7 Sungai Penuh

Berdasarkan hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SMP Negeri 7 Sungai Penuh,

penulis berpendapat bahwa Struktur dan Muatan Komponen KTSP telah

memenuhi hamper semua indikator dengan baik.

b. Analisis Silabus

1. Sembilan komponen pada silabus lengkap sesuai dengan Permendiknas

No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

2. Komponen Sumber Belajar : Tidak mencantumkan penerbit yang dipakai.

Sumber belajar harus mencantumkan nama penerbit.


45

c. Persiapan Penyusunan Hasil Revisi RPP

Analisis dilakukan pada 2 ( dua orang ) guru yang disupervisi yaitu Lovya

Milyanti, S.Pd dan Ermiyati, S.Pd yang sudah direvisi dan hasilnya adalah

lengkap/sesuai.

d. Sumber belajar tidak ditulis lengkap. Sumber belajar yang digunakan seperti

buku sebaiknya dituliskan nama penerbit dan kelas pada sumber belajar yang

digunakan.

Kurikulum SMP Negeri 9 Sungai Penuh

a. Analisis Dokumen 1 KTSP

1). Persiapan Penyusunan Dokumen 1

Sebelum melakukan analisis dokumen 1 KTSP, terlebih dahulu berkoordinasi

dengan Kepala SMP Negeri 9 Sungai Penuh untuk menyediakan Dokumen 1

KTSP Tahun Pelajaran 2014/2015. Selanjutnya dilakukan wawancara dan

bersikusi seputar langkah langkah penyusunan dokumen 1, dari proses awal

hingga akhir. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi diperoleh keterangan :

Dari awalnya ( tahun 2007 ), Dokumen 1 disusun oleh Tim Pengembang

Kurikulum ( TPK ).

Dokumen 1 yang telah disusun tersebut, selanjutnya dibawa sendiri secara

langsung oleh Kepala Sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh

untuk disyahkan
46

2). Hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SMP Negeri 9 Sungai Penuh

Berdasarkan hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SMP Negeri 9 Sungai Penuh,

penulis berpendapat bahwa Struktur dan Muatan Komponen KTSP telah

memenuhi hampir semua indikator dengan baik.

b. Analisis Silabus

1. Sembilan komponen pada silabus lengkap sesuai dengan Permendiknas

No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

2. Komponen Sumber Belajar : Tidak mencantumkan penerbit yang dipakai.

Sumber belajar harus mencantumkan nama penerbit.

c. Persiapan Penyusunan Hasil Revisi RPP

Analisis dilakukan pada 1 ( satu orang ) guru yang disupervisi yaitu dibuat oleh

.............. yang sudah direvisi dan hasilnya adalah lengkap/sesuai.

d. Sumber belajar tidak ditulis lengkap. Sumber belajar yang digunakan seperti

buku sebaiknya dituliskan nama penerbit dan kelas pada sumber belajar yang

digunakan.

3. Pengelolaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan hasil pengisian instrument kajian pengelolaan pendidik dan

tenaga kependidikan, wawancara dengan kepala sekolah dan matriks kajian

pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, berikut ini kami sajikan deskripsi
47

hasil kajian pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat

magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.

a. SMP Negeri 7 Sungai Penuh

1. Pendidik ( Guru )

SMP Negeri 7 Sungai Penuh kini dipimpin oleh Bapak Herry Sensuar, S.Pd

sebagai Kepala Sekolah sejak tahun 2014. Jumlah Guru yang dimiliki sebanyak

32 orang terdiri atas 26 PNS dan 16 Honorer. Jumlah siswa sebanyak 222 orang.

Banyaknya Rombongan Belajar sebanyak ....... Rombel dengan jumlah

jam pembelajaran perminggu 36 jam untuk kelas VII, VIII, dan IX.

Jumlah Tenaga Pengajar mencukupi sebanding dengan Jumlah Kelas yang

terdapat di SMP Negeri 7 Sungai Penuh.

2. Tenaga Kependidikan

Tenaga Kependidikan di Sekolah SMP Negeri 7 Sungai Penuh terbagi

menjadi tenaga adminsitrasi sekolah, guru, dan kepala sekolah.

Dari penelitian diperoleh bahwa Tenaga Pengajar, Administrasi, dan

Kelapa Sekolah sudah memenuhi Standar Kualifikasi Pendidikan berdasarkan

Permendiknas nomor 24 tahun 2008 adalah minimal lulusan DIII. Dengan

demikian Tenaga Kependidikan di SMP Negeri 7 Sungai Penuh sudah memenuhi

standar Kualifikasi Akademik.


48

b. SMP Negeri 9 Sungai Penuh

1. Pendidik ( Guru )

SMP Negeri 9 Sungai Penuh kini dipimpin oleh Bapak Dahmir, S.Pd sebagai

Kepala Sekolah sejak tahun Jumlah Guru yang dimiliki sebanyak ...... orang

terdiri atas ....... PNS dan ...... Honorer. Jumlah siswa sebanyak ....... orang.

Banyaknya Rombongan Belajar sebanyak ........ Rombel dengan jumlah

jam pembelajaran perminggu 36 jam untuk Kelas VII, VIII, dan IX.

Jumlah Tenaga Pengajar mencukupi sebanding dengan Jumlah Kelas yang

terdapat di SMP Negeri 9 Sungai Penuh .

2. Tenaga Kependidikan

Tenaga Kependidikan di Sekolah SDN SMP Negeri 9 Sungai Penuh terbagi

menjadi tenaga adminsitrasi sekolah, guru, dan kepala sekolah.

Dari penelitian diperoleh bahwa Tenaga Pengajar, Administrasi, dan

Kelapa Sekolah sudah memenuhi Standar Kualifikasi Pendidikan berdasarkan

Permendiknas nomor 24 tahun 2008 adalah minimal lulusan DIII. Dengan

demikian Tenaga Kependidikan SMP Negeri 9 Sungai Penuh sudah memenuhi

standar Kualifikasi Akademik.

5. Pengelolaan Peserta Didik

Dalam pengelolaan Peserta Didik di SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan

SMP Negeri 9 Sungai Penuh belum melaksanakannya dengan baik sesuai dengan
49

ketentuan yang berlaku. Masih banyak yang perlu diperhatikan dan diperbaiki di

masa yang akan datang diantaranya :

a. Perancanaan

Dalam hal perencanaan penulis mengkaji bahwa SMP Negeri 7 Sungai

Penuh dan SMP Negeri 9 Sungai Penuh telah mengikuti Prosedur yang

ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Dimulai dari adanya dokumen peraturan Juknis

Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) dari dinas, adanya program kegiatan

yang tersusun rapi, Susunan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru yang

dikeluarkan dengan SK Kepala Sekolah, tahapan dan jadwal kegiatan PPDB yang

jelas dan diinformasikan secara terbuka.

b. Penerimaan

Penerimaan siswa di SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan SMP Negeri 9

Sungai Penuh sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang

undangan.

6. Pengelolaan Keuangan Sekolah

Dari hasil kajian keuangan di SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan SMP

Negeri 9 Sungai Penuh diperoleh gambaran bahwa perencanaan dan pengelolaan

keuangan di sekolah mulai perencanaan, pengorganisasian, keuangan, pengarahan,

dan pelaporan keuangan tidak dilakukan sendiri oleh Kepala Sekolah tetapi

melibatkan seluruh Warga Sekolah yaitu guru, komite, dan orang tua siswa.
50

Dana yang ada digunakan untuk operasional sekolah untuk berbagai ragam

penggunaan yaitu :

a. Pembayaran Honorarium guru, baik yang PNS maupun yang bukan PNS.

Honorarium guru PNS biasanya diberikan apabila guru tersebut mengadakan

pembimbingan di luar jam mengajar dan pembimbingan dilakukan pada

waktu sore hari.

b. Pembayaran barang dan jasa, seperti pembelian barangbarang yang habis

pakai dalam satu tahun, seperti pembelian spanduk, buku referensi dan

sebagainya.

Perancanaan dana cukup jelas dan teratur karena telah disusun dalam RKAS

namun belum benarbenar transfaran dan belum ada tim audit yang pasti. Untuk

itu penulis menyarankan kepada Kepala Sekolah untuk adanya tranfaransi

keuangan baik ke seluruh warga sekolah.

7. Ketatausahaan Sekolah

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 berisi Standard Kompetensi Tenaga

Administrasi Sekolah, isinya meliputi Kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial,

Kompetensi Teknis Administrasi Sekolah, dan Kompetensi Managerial Tenaga

Administrasi Sekolah. Kompetensi Kepribadian Tenaga Administrasi Sekolah

meliputi : integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri,

fleksibilitas, ketelitian, disiplin, kreatifitas dan inovasi, serta tanggungjawab.

Kompetensi sosial Tenaga Administrasi Sekolah meliputi kegaiatan :

membangun kerjasama tim, mengutamakan pelayanan prima, kesadaran


51

berorganisasi, membangun komunikasi efektif, dan membangun hubungan

kerjasama antar tenaga administrasi sekolah.

Kompetensi teknis administrasi sekolah meliputi administrasi :

Kepegawaian, Keuangan Sekolah, Sarana Prasanara Sekolah, Humas, Persuratan

dan Pengarsipan, Kesiswaan, Kurikulum, Layanan Khusus, dan penggunaan ICT

(Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk kelancaran administrasi sekolah.

Sedangkan kompetensi manajerial tenaga administrasi sekolah meliputi :

dukungan pada pengelolaan EDS; menyusun program dan laporan kerja sekolah,

mengorganisir staf, mengembangkan staf, menciptakan iklim, kerja yang

kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, mengelola konflik,

merencanakan kegiatan administrasi sekolah, dan menyusun laporan kinerja

sekolah.

Dari beberapa aspek yang dikaji penulis berkaitan dengan pengelolaan

TAS di SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan SMP Negeri 9 Sungai Penuh , penulis

mendapat gambaran sebagai berikut :

a. Perencanaan / Program Kerja

Sekolah belum memiliki Program Perencanaan yang relevan dengan

pemenuhan kinerja TAS. Hal ini terlihat dari kajian dokumen program

kerja yang hanya menekankan pada jumlah personel dan pembagian tugas

saja. Untuk itu penulis menyarankan agar membuat program yang jelas,

terarah dan terukur hasil kinerja dari semua TAS serta diharapkan ada

target pencapaian kinerja yang pasti.


52

b. Uraian tugas dan tata kerja

Dari hasil kajian ditemukan juga bahwa ada uraian yang jelas bagi TAS di

sekolah, selama ini yang ada hanya berupa SK penunjukan dan pembagian

tugas. Untuk itu penulis menyarankan untuk dibuatkan prosedur

mutu/uraian tugas bagi TASagar memudahkan kinerja semuanya.

c. Pembinaan

Pembinaan TAS kurang menekankan keterampilan kerja namun lebih

menkankan pada etos kerja. Untuk itu penulis menyarankan agar

mengupayakan pembinaan keterampilan kerja dengan berkonsultasi

kepada dinas pendidikan sebagai narasumbernya.

d. Evaluasi

Dalam hal evaluasi kerja TAS, SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan SMP

Negeri 9 Sungai Penuh belum melaksanakan. Untuk itu penulis

menyarankan agar Evaluasinya dilakukan berkala misalnya per triwulan,

semester sehingga progress kinerja TAS dapat terkontrol.

8. Pengelolaan TIK dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komnukasi ( TIK ) mencakup antara lain

meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses penggunaan sebagai alat bantu ,

manipulasi dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mencakup segala

alat bantu untuk memproses dan mentransfer data atau informasi dari satu tempat

ke tempat yang lain. Untuk itu TIK sangat diperlukan untuk meningkatkan proses

pembelajaran.
53

a. Hardware yang terkait dengan multi media :

SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan SDN SMP Negeri 9 Sungai Penuh yang

merupakan sekolah sasaran masih memiliki kekuarangan dalam pemanfaatan dan

penyediaan sarana prasarana TIK di sekolah, Sarana TIK yang tersedia di sekolah

baru meliputi pengadaan Audio Sistem, belum memiliki komputer sekolah

sehingga pengajaran dan pemanfaatan komputer untuk media pembelajaran belum

dapat terwujudkan.

Pemanfaatan media Komputer bersifat khusus untuk kepentingan guru,

dengan memanfaatkan komputer pribadi guru masing masing.

b. Software yang terkait dengan multi media :

Software sudah sebagian terpenuhi, dengan berbagai jenis yang

disesuaikan atas kebutuhan guru di sekolah.

c. Infrastruktur dan Akses Internet

Akses Internet baru menggunakan Modem belum ada Wifi

d. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

Belum semua guru dapat memanfaatkan sarana TIK sebagai media

pembelajaran. Pendampingan dan Pelatihan masih diperulukan guna

meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan perangkat Teknologi

Iinformasi dan Komunikasi.


54

9. Monitoring Evaluasi

Hasil kerja monitoring dan evaluasi di SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan

SMP Negeri 9 Sungai Penuh sebagai sekolah magang 1 & 2 ditemukan beberapa

kesamaan kesenjangan diantaranya :

a. Perencanaan :

Dalam penyusunan program monev belum terlihat pembagian serta tugas

tanggung jawab dari masing masing personil kegiatan. Untuk itu penulis

menyarankan kepada kepala sekolah untuk mennyusunu program monev

sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku.

b. Proses dan Tata Kerja Monev

Dalam proses dan tata kerja monev ditemukan kesenjangan bahwa belum

terlihat koordinasi antar tim sehingga tidak semua proses dilewati . Untuk

itu penulis menyarankan agar mengupayakan menjalankan semua proses

monev dengan benar.

c. Pengembangan

Dalam kegiatan ini ditemukan bahwa belum ada kemampuan dalam

menggunakan instrument monev. Penulis menyarankan untuk

melaksanakan pelatihan instrument monev dengan berkoordinasi dengan

Pengawas Pembina.

d. Pelaporan

Pelaporan di SMP Negeri 7 Sungai Penuh dan SMP Negeri 9 Sungai

Penuh sudah dilakukan sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang berlaku.
55

E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah

Kedua.

Dalam peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK, maka penulis melakukan

pembelajaran dan pengkajian pada sekolah magang 2 SMP Negeri 9 Sungai

Penuh dengan beberapa langkah :

1. Persiapan

Dalam kegiatan perencanaan , penulis mempersiapkan instrument

wawancara untuk kepala sekolah dan guru. Selain itu penulis juga

berkoordinasi dengan Kepala Sekolah untuk memaparkan tujuan OJL pada

sekolah magang 2. Penulis juga menyampaikan teknik dan cara

pengambilan data dan informasi dalam kegiatan tersebut.

Pemaparan tujuan dan teknik ini dapat dipahami, sehingga Kepala Sekolah

memberikan ruang dan waktu yang sebaikbaiknya kepada penulis bahkan

beliau bersedia meluangkan waktunya untuk dimintai pendapat tentang

kegiatan supervise yang beliau terapkan pada sekolah tersebut.

Penulis juga meminta kesiapan beberapa orang guru untuk diwawancarai

serta menentukan pelaksanaan wawancara tersebut. Guna melengkapi

instrument, penulis juga membuat angket terhadap beberapa guru untuk

sinkronisasi jawaban.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penulis berusaha mempelajari kompetensi supervise

yang memiliki oleh kepala sekolah yang dimiliki oleh Kepala Sekolah

dengan cara melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah dan beberapa


56

orang guru . Selain itu juga memberikan angket kepada beberapa orang

guru untuk singkronisasi jawaban.

3. Hasil

Hasil dari wawancara kepada kepala sekolah dan beberapa guru serta

beberapa angket dihasilkan kesimpulan bahwa kompetensi yang dimiliki

Kepala SMP Negeri 9 Sungai Penuh cukup tinggi dan bisa dijadikan

sebagai pembelajaran yang berarti bagi penulis sebagai contoh kepala

sekolah.

Dari hasil wawancara penulis memiliki beberapa rangkuman sebagai berikut :

Kepala Sekolah melibatkan guru dalam menentukan Rencana atau

Program Sekolah.

Kepala Sekolah telah memberikan uraian tugas kepada Guru dengan jelas

dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Sekolah yang harus dilaksanakan

oleh semua guru.

Kepala Sekolah telah memberikan ganjaran dan penghargaan kepada Guru

Kepala Sekolah melakukan pemantauan sebagai upaya pengendalian

sekolahnya terhadap guru dan karyawan sekolah melalui supervisi

sekolah.

Kepala Sekolah melakukan penilaian terhadap kinerja guru secara lengkap

dilakukan setiap akhir semester.

Kepala Sekolah telah menggunakan supervisi sebagai dasar untuk

melakukan tindakan lanjut baik berupa pemantapan dan perbaikan kinerja

tahun berikutnya.
57

Kesimpulan dari hasil wawancara ini adalah bahwa dalam perencanaan

program sekolah telah melibatkan seluruh guru. Dalam pengorganisasian tugas

guru, kepala sekolah telah membuat uraian tugas guru dengan Surat Keputusan

Kepala Sekolah tentang Kegiatan Proses Belajar Mengajar dan pembinaan.

Sebagai upaya pengendalian dan penilaian terhadap guru, kepala sekolah

melakukannya dengan supervise. Supervisi dilakukan mulai harian, bulanan,

semesteran, dan tahunan.

Hasil pelaksanaan supervise dijadikan sebagai dasar pemberian hukuman dan

ganjaran bagi guru. Sehingga dengan hukuman dan ganjaran guru termotivasi

untuk dapat bekerja dengan baik.

Pada akhirnya, setelah melakukan On the Job Learning ( OJL ) pada SMP

Negeri 7 Sungai Penuh , penulis mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dalam

pengelolaan, memimpin dan memanage sebuah sekolah terutama dibidang

supervise. Salah satu yang bisa penulis terapkan dalam peningkatan kompetensi

supervisi dimasa depan adalah melakukan kerjasama yang baik dengan semua

warga sekolah tidak saja sebatas kita lakukan terhadap hal yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran siswa semata, tetapi kerjasama tersebut bisa kita lakukan

dalam segala hal. Misalnya peningkatan kinerja managerial sekolah, sosial, dll.

Dengan melibatkan dan kerja sama dengan semua warga serta meletakan

pemahaman konsep dan tujuan supervise akademik ini, maka akan sangat

berdampak baik pada proses pembelajan yang diterapkan disekolah maupun pada

peningkatan komperensi dari semua guru. Sehingga kepala sekolah dan guru akan
58

lebih bersemangat dalam mendidik siswa, bahkan orang tua siswa akan menaruh

kepercayaan yang tinggi pada kepala sekolah dan tidak akan merasa khawatir

terhadap anak anak mereka , karena dibimbing oleh guru yang tepat dan kepala

sekolah yang bijak serta memiliki supervise yang sangat tinggi.


59

BAB IV

A. Kesimpulan

Kegiatan on the job learning meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah

dalam :

1. Kompetensi sosial dalam menggalang bantuan dari semua warga sekolah

tempat saya bertugas untuk meringankan penderitaan warga masyarakat

yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

2. Kompetensi kepala sekolah yang mampu melakukan supervisi akademik

kepada guru dengan teknik yang benar.

3. Kompetensi penyusunan perangkat pembelajaran

4. Kompetensi manajerial melalui pengkajian RKS, pengelolaan kurikulum,

pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administrasi sekolah,

pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah,

pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran, dan sistem monitoring dan evaluasi .

B. Saran saran

1. Mengingat banyaknya bahan kajian yang harus dipersiapkan oleh calon

kepala sekolah, maka waktu pelaksanaan on the job learning perlu waktu

yang panjang.Masalah lainnya adalah pelaksanaan OJL di sekolah lain yang

kadang mengganggu proses belajar mengajar di sekolah sendiri karena

58
60

meninggalkan tugas mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit dihindari karena

tidak adanya guru pengganti di sekolah sendiri.

2. Diperlukan kejelasan format dalam penyusunan laporan, sehingga tidak

menimbulkan keraguan dalam penyususnan.

Anda mungkin juga menyukai