Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lulusan sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic
knowledge, skill of thinking, management skill, dan communication skill.
Sinergisme keempatnya akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam
kecepatan menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan
yang dihadapi. Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya, metode
pengajaran di Sekolah Tinggi Ekonomi musi rawas (STIE mura ) kota
Lubuklinggau, Provinsi Sumatera selatan salah satunya yaitu menjembatani antara
teori yang di ajarkan dengan keadaan di dunia nyata yang sebenarnya.
Kegiatan PKL 2018 sebagai bagian dari proses peningkatan pengayaan ilmu
di pandang sangat penting bagi mahasiswa, agar mahasiswa STIE Mura Kota
Lubuklinggau, Provinsi Sumatera selatan mampu mengadaptasikan diri pada
lingkungannya. Di harapkan dengan kegiatan PKL 2018 ini mahasiswa memiliki
kompetensi yang responsif-antisipasif, proaktif-inovatif, risk taker, profesional
dan visioner sehingga memiliki daya saing yang kuat dengan soft skill dalam
menghadapi dunia kerja dan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas, kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko. Tujuan ini merupakan
implementasi strategi dari visi Sekloah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pndidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk melihat secara
langsung ke tempat-tempat kewirausahaan, seperti Usaha Kecil Menengah
(UKM) dan pusat pariwisata yang berada di Kota Yogyakart serta studi banding
dengan Universitas Indonesia (UI).

B. Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh para mahasiswa agar nantinya para lulusan
tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan, berkompeten sehingga memiliki
daya saing yang kuat.Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dari kegiatan

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 1


ini adalah para mahasiswa dapat memahami praktek-praktek dan penerapan
tentang manajemen yang diterapkan oleh perusahaan.

C. Lokasi Kunjungan
Kunjungan Dimulai dari Hari Senin 22 Januari 2018 sampai hari Minggu, 28
Januari 2018
1. Kunjungan Pertama : Kampus UI Jakarta, Depok
2. Kunjungan kedua : PT. Dua Kelinci
3. Kunjungan Ketiga : Industri Kreatif Jogja T-Shirt (Omah Oblong)
4. Kunjungan Keempat : Desa Wista Krebet-Bantul (Sanggar Peni)
5. Kunjungan kelima : UD. Crystal
6. Kunjungan keenam : UD. Sabila Farm
7. Kunjungan ketujuh : Observasi Pasar Beringharjo dan Pasar Malioboro
8. Kunjungan kedelapan : Wisata Jeep Merapi Adventure.
9. Kunjungan kesembilan : Wisata Tebing Breksi
10. Kunjungan kesepuluh: Wisata Belanja Oleh-Oleh Khas Bakpia Jogja
(Bakpia Pathok)
11. Kunjungan kesebelas : Wisata Candi Borobudur

D. Bentuk Kegiatan
a. Mendengarkan pemaparan dari para narasumber

b. Meninjau langsung kegiatan produksi

c. Diskusi / tanya jawab dengan para narasumber

E. Manfaat Kegiatan

a. Untuk Mahasiswa :
1) Memudahkan Mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir
dan memecahkan masalah.
2) Memudahkan siswa dalam penguasaan dan pendalaman serta
pengaplikasian konsep Manajemen.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 2


3) Menjadikan Mahasiswa lebih aktif dalam mempelajari konsep – konsep
terapan Ekonomi Manajemen yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari – hari.
4) Menjadikan mahasiswa lebih peka terhadap kekayaan alam disekitar,
sehingga dapat diolah untuk menjadi usaha yang menghasilkan
b. Untuk Dosen
Kegiatan PKL merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi
manajemen.
c. Untuk Universitas
Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat meningkatkan kerja sama
yang baik antara pihak Universitas dan Instansi yang dijadikan obyek PKL.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 3


BAB II
PEMBAHASAN
A. Rangkaian Kegiatan
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )
STIE-MURA LUBUKLINGGAU
DAY TIME PROGRAM
Minggu, 20 Januari 2019
07.30 – 08.30 Peserta Standby di Kampus STIE Musi Rawas
08.30 – 12.00 Pemberangkatan Rombongan ke Kota Jakarta
menggunakan Bus Pariwisata Cipta Karunia (8 unit)
12.00 – 13.30 Istirahat Sholat dan Makan Siang di POM Bensin
1 Lahat. Makan Siang disiapkan dalam bentuk nasi
box
13.30 – 23.30 Melanjutkan Perjalanan ke Jakarta via Lampung
23.00 – 00.30 Istirahat, Sholat dan Makan Malam di RM. Bukit
Kemuning Lampung
00.30 – 05.30 Melanjutkan Perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni

Senin, 21 Januari 2019


05.30 – 06.30 Transit Sholat Subuh
07.30 – 09.00 Penyeberangan Bakahueni-Merak
09.30 – 11.00 Melanjutkan Perjalanan ke Jakarta
11.00 – 12.30 Istirahat, Sholat, Bersih-bersih dan Makan Siang di
2
Rest Area Tol Karang Tengah. Makan siang
disiapkan dalam bentuk nasi box.
12.30 – 13.00 Perjalanan Menuju Lokasi Wisata
13.00 – 16.00 Kunjungan Wisata Taman Mini Indonesia Indah
16.00 – 17.00 Perjalanan Menuju Lokasi Wisata

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 4


17.00 – 17.30 Kunjungan Wisata Monas
17.30 – 18.00 Perjalanan Menuju Lokasi Wisata
18.00 – 19.00 Kunjungan Wisata Kota Tua Jakarta
19.00 – 20.00 Check in Hotel Plaza Mangga Dua
20.00 – 04.30 Istirahat di Hotel

Selasa, 22 Januari 2019


04.30 – 07.30 Bangun Pagi, Sholat Shubuh, Mandi dan Sarapan di
Hotel
07.30 – 08.30 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Belajar
08.30 – 12.00 Kunjungan Belajar di SMESCO Indonesia
12.00 – 12.30 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Belajar
3
12.30 – 14.00 Transit Istirahat Sholat Dzuhur dan Ashar di Masjid
13.30 – 16.00 Kunjungan Museum Bank Indonesia
16.00 – 19.30 Melanjutkan Perjalanan Ke Yogyakarta via Jalur
Pantura
19.30 – 21.00 Istirahat, Sholat dan Makan Malam di Rest Area
21.00 – 06.30 Melanjutkan Perjalanan ke Yogyakarta

Rabu, 24 Januari 2019


04.30 – 07.30 Bangun Pagi, Sholat Shubuh, Mandi dan Sarapan di
Lokal Resto
07.30 – 09.00 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Belajar
Kunjungan Belajar di Fakultas Ekonomi
09.00 – 12.00
4 Universitas Islam Indonesia
12.00 – 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan Siang di Masjid Terdekat
13.00 – 14.30 Perjalanan menuju Wisata
14.30 – 16.00 Kunjungan Wisata Pantai Parangtritis
16.00 – 17.15 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Wisata Belanja
17.15 – 17.45 Wisata Belanja Oleh-oleh Kaos Jogja

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 5


17.45 – 18.00 Perjalanan Menuju Hotel
18.00 – 19.00 Check in Hotel Grand Orchid Yogyakarta
19.00 – 20.00 Makan Malam di Hotel
20.00 – 04.30 Istirahat di Hotel

Kamis, 24 Januari 2019


04.30 – 07.30 Bangun Pagi, Sholat Shubuh, Mandi dan Sarapan di
Hotel
07.30 – 09.30 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Belajar
5 09.30 – 12.00 Kunjungan Belajar di Gerabah Wedi
12.00 – 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan Siang di Masjid Terdekat
13.00 – 14.00 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Wisata
14.00 – 15.30 Kunjungan Wisata Tebing Breksi jogja
15.30 – 16.00 Perjalanan menuju Hotel
17.00 – 19.00 Makan Malam di Hotel
19.00 – 04.30 Istirahat di Hotel

Jumat, 25 Januari 2019


04.30 – 08.00 Bangun Pagi, Sholat Shubuh, Mandi dan Sarapan di
Hotel
08.30 – 10.00 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Belajar
6 10.00 – 13.30 Kunjungan Belajar di Batik Gunawan Setiawan
kota Solo
13.30 – 16.00 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Wisata
16.00 – 18.00 Kunjungan Wisata Candi Prambanan. Makan
siang disajikan dalam bentuk nasi box
18.00 – 18.30 Perjalanan menuju Hotel
19.00 – 20.00 Makan Malam di Hotel
20.00 – 04.30 Istirahat di Hotel

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 6


Sabtu, 26 Januari 2019
04.30 – 08.00 Bangun Pagi, Sholat Shubuh, Mandi dan Sarapan di
Hotel
08.00 – 09.00 Check Out Hotel
09.00 – 09.30 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Belajar
09.30 – 16.30 Peserta Dipersilahkan Menuju Lokasi Malioboro
dan Pasar Beringharjo untuk melakukan
7 Observasi Pasar
16.30 – 17.00 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan wisata Belanja
17.00 – 18.00 Wisata Belanja Oleh-oleh Khas Bakpia Jogja
D’Java. Makan malam disajikan dalam bentuk
nasi box.
18.00 – 18.05 Perjalanan Menuju Hotel
18.05 – 19.00 Check In Hotel D’Salvatore Yogyakarta
19.00 – 04.30 Istirahat di Hotel

Minggu, 27 Januari 2019


04.30 – 09.00 Bangun Pagi, Sholat Shubuh, Mandi dan Sarapan di
Hotel
09.00 – 10.00 Proses Check Out dan Loading Bagasi
10.00 – 12.00 Perjalanan menuju Lokasi Kunjungan Wisata
12.00 – 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan siang di Masjid terdekat
8
13.00 – 16.00 Wisata Borobudur
16.00 – 19.00 Perjalanan menuju Jakarta
19.00 – 21.00 Transit Istirahat Sholat dan Makan Malam di Lokal
Resto
21.00 – 04.30 Melanjutkan Perjalanan menuju Jakarta
21.00 – 04.30 Istirahat di Bus Masing-Masing

9 Senin, 28 Januari 2019

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 7


06.30 – 12.00 Transit Istirahat Sholat, Mandi dan Sarapan di Masjid
Istiqlal Jakarta
12.00 – 13.00 Shoat dan Makan Siang di Masjid Istiqlal Jakarta
17.00 – 23.00 Melanjutkan perjalanan menuju Lubuklinggau
menggunakan Bus Cipta Karunia
23.00 – 00.00 Istirahat, Sholat dan Makan Malam di Lokal Resto
03.00 – 05.00 Penyeberangan Merak-Bakahueni

Selasa, 29 Januari 2019


05.30 – 08.00 Transit Istirahat Sholat dan bersih-bersih
12.00 – 13.30 Sholat dan Makan Siang di Resto lokal
10
17.00 – 22.00 Melanjutkan perjalanan menuju Lubuklinggau
22.00 – 23.30 Sholat dan Makan Malam di Resto lokal
23.30 – 04.00 Melanjutkan perjalanan menuju Lubuklinggau

Rabu, 30 Januari 2019


11 04.00 Tiba Kembali di Lubuklinggau
Seluruh perjalanan selesai

Lubuklinggau, februari 2018


Ketua Kelompok, Sekretaris,

Zaliadi Aryansyah Aulia Tri Rizky

Mengetahui
Dosen Pembimbing Lapangan,

Eri Tri Haryati, SE.,M.Si

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 8


B. Pembahasan Kunjungan
1. Senin, 21 Januari 2019 pukul 13.00-16.00 WIB
Taman Mini Indonesia Indah
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan
taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur dengan luas area
kurang lebih 150 hektare atau 1,5 kilometer persegi. Taman ini merupakan
rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek
kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975)
yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta
menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di
tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur
kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan
Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana
rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata
terkemuka di ibu kota.
 Sejarah
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan
Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti
Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan
ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada
tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat
membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa
Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur
Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan
Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20
April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai
pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare.
Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan
perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 9


rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya,
menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia

 Logo dan maskot

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII,
Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya
berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya
oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada
tahun 1991.

2. Senin, 21 Januari 2019 pukul 17.00-17.30 WIB


Monas
Monumen Nasional atau yang populer disingkat
dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi
132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini
dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah
presiden Soekarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli1975.
Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang
melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen
Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta
Pusat.
 Sejarah
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta
setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950
menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah
Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai merencanakan
pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara
Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu
Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 10


Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus
membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus
bangsa.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk
dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955.
Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat
oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite,
antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat
bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada
tahun 1960 tetapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi
kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan
rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai
rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu
berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang
monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan
Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak
mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat
itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil,
dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia
membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk
melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45,
melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan
Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektare. Tugu ini
diarsiteki oleh Frederich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai
dibangun 17 Agustus 1961.
3. Senin, 21 Januari 2019 pukul 18.00-19.00 WIB
Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia


Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia.
Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 11


Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).
Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh
pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk
benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.

 Sejarah

Tahun 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak,


menyerang pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran,
kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan
memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun
1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan
Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota baru
bernama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa
Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, saat ini
Lapangan Fatahillah.

Penduduk Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal


sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan keturunan
dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.

Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung,
di reruntuhan bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda
Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan
kanal. Kota ini diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal [1].
Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia kemudian menjadi
kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena munculnya
wabah tropis di dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini mulai
meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong
banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden
(sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian
menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda. Tahun 1942, selama
pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih
berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 12


Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekret
yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan
gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau
setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.

Meski dekret Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan.


Banyak warga yang menyambut hangat dekret ini, tetapi tidak banyak
yang dilakukan untuk melindungi warisan era kolonial Belanda.

4. Selasa, 22 Januari 2019 pukul 08.30 – 12.00 WIB


SMESCO Indonesia
 Pengertian SMESCO
SMESCO merupakan kepanjangan dari "Small and Medium
Enterprises and Cooperatives", atau KUKM - Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah.Smesco Indonesia Company (SIC) berdiri pada Maret
2007. Kesuksesan mereka adalah tujuan lembaga kami didirikan.
Dengan tujuan: “Untuk mempromosikan produk-produk unggulan
Indonesia kepada dunia Internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka kami memberikan pelayanan profesional terbaik kepada seluruh
mitra usaha kami baik lokal maupun asing”
 Aktivitas, Visi & Misi
Aktivitas
a) Menyediakan sarana dan fasilitas pameran bagi KUKM
b) Mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan
Indonesia ke luar negeri melalui kegiatan Trading House
c) Melaksanakan kegiatan pelatihan bagi KUKM
d) Menampilkan produk-produk unggulan KUKM Indonesia di dalam
gerai ritel UKM GALLERY
e) Sebagai pengelola gedung SMESCO INDONESIA yang
menyewakan sebagian ruangan untuk area komersial seperti
perkantoran dan sarana pendukung lainnya seperti Bank, ATM,
Money Changer, Travel Agent, Mini Market, Restoran dan cafe.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 13


Visi
Menjadi institusi profesional berskala internasional di bidang
pemasaran produk - produk Koperasi dan UKM Indonesia yang mampu
menjadikan SMESCO INDONESIA sebagai ikon pemberdayaan dan
ikon industri kreatif KUKM.
Misi
Menjadi lembaga dengan layanan profesional yang
memfasilitasi mitra usaha untuk menghasilkan produk-produk unggulan
kelas dunia yang berkualitas tinggi dan mempromosikan Indonesia
kepada mitra usaha lokal maupun internasional.
 Tugas Pokok dan Fungsi SMESCO :
a) Pelaskanaan layanan informasi pasar
b) Pelaksanaan layanan saran pemasaran
c) Pelaksanaan layanan promosi produk, jaringan pemasaran dan
dstribusi produk KUKM
d) Pelaksanaan layanan konsultasi pemasaran
e) Pelaksanaan layanan peningkatan kemampuan menajemen dan
teknik pemasaran
f) Tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah

5. Selasa, 22 Januari 2019 pukul 13.30 – 16.00 WIB


Museum Bank Indonesia
 Sejarah
Museum Bank Indonesia merupakan objek wisata bersejarah yang
terdapat di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara, tepatnya di bagian depan
stasiun Beos Kota atau di samping Museum Bank Mandiri. Tempat
wisata ini terbilang cukup unik dan tentunya memberikan berbagai
macam pengetahuan mengenai sejarah dari Bank Indonesia.
Awal mulanya bangunan objek wisata Museum Bank Indonesia adalah
sebuah rumah sakit umum yang bernama Binnen Hospitaal, hingga

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 14


pada sekitar tahun 1828, bangunan tersebut di ubah fungsinya menjadi
tempat penyimpanan uang atau Bank dengan nama De Javashe Bank.
Selama satu abad berlangsung, tepatnya pada tahun 1953 setelah 9
tahun kemerdekaan republic Indonesia, bangunan DJB di tetapkan
sebagai Bank Sentral Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Bank
Indonesia. Selang 9 tahun kemudian yaitu pada tahun 1962, pemerintah
Indonesia kemudian memindahkan Bank Indonesia tersebut ke lokasi
baru dan lebih strategis, sehingga tempat BI yang dahulu mejadi kosong
tanpa di gunakan untuk keperluaan yang penting. Akhirnya pada tahun
2006 Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah meresmikan
bangunan kosong tersebut sebagai Museum Bank Indonesia yang dapat
di akses secara mudah oleh masyarakat umum. Jika anda perhatikan
bangunan Museum Bank Indonesia akan terlihat sangat unik, tradisional,
dan kokoh berdiri dengan tegaknya. Area parkir yang tersedia di tempat
ini pun cukup luas sekali, sehingga mempermudah bagi para
pengunjung untuk memarkirkan Museum Bank Indonesia menempati
bangunan yang berusia tua dan memiliki sejarah panjang dalam dunia
perbankan di Indonesia. Museum ini dulunya merupakan sebuah rumah
sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan oleh De Javasche
Bank (DJB) pada tahun 1828. Pada tahun 1953, bank ini
dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau Bank Indonesia.
Penggunaan gedung ini sebagai kantor Bank Indonesia tidak
berlangsung lama. Pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung
yang baru. Sejak saat itu, gedung tersebut praktis kosong dan tidak
digunakan lagi, padahal gedung tersebut merupakan gedung yang
mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam kerusakan apabila tidak
dimanfaatkan dan dilestarikan.
 Visi dan Misi
Visi
Untuk menjadi instrumen dan fasilitas untuk menyebarluaskan
informasi yang lengkap, akurat dan mudah diakses mengenai fungsi dan

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 15


peran Bank Sentral di Indonesia kepada publik dan fasilitas ini dikelola
secara profesional.

Misi

a) Untuk memberikan informasi tentang sejarah Bank Sentral Indonesia


yang lengkap, akurat dan obyektif dan mudah diakses dan dipahami
oleh masyarakat.
b) Untuk menyediakan fasilitas dan sarana rekreasi edukatif kepada
masyarakat.
c) Untuk melestarikan situs sejarah.

6. Rabu, 23 Januari 2019 pukul 09.00 – 12.00 WIB


Universitas Islam Indonesia

Universitas Islam Indonesia disingkat UII adalah perguruan tinggi


swasta nasional tertua di Indonesia yang terletak di Yogyakarta.
 Sejarah
Pada tahun 1945, sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoero Moeslimin
Indonesia) dilaksanakan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa
tokoh politik terkemuka masa itu termasuk diantaranya Dr. Mohammad
Hatta (Wakil Presiden Pertama Indonesia), Mohammad Natsir, Mr. Mohamad
Roem, KH. Wahid Hasjim. Salah satu keputusan dari pertemuan ini adalah
pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI) oleh tokoh-tokoh terkemuka tersebut.
STI kemudian didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab
1364 H dan berkembang menjadi sebuah universitas yang disebut Universitas
Islam Indonesia (UII) sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi
permintaan akan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan
umum dengan ajaran-ajaran Islam.

Awalnya, UII memiliki empat fakultas: Fakultas Agama,


Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai
beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa
ditutup akibat agresi militer Belanda. Banyak siswa dan dosen bergabung

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 16


dengan tentara Indonesia untuk mengusir Belanda. Pada awal 1950-an, tak
lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkualiahan di
beberapa tempat di kota Yogyakarta, bahkan sempat menggunakan Kraton
Yogyakarta dan rumah dosen sebagai ruang kelas.

UII mengalami banyak perkembangan antara 1961 sampai dengan


1970 di bawah kepemimpinan Prof. M.R. R.H.A. Kasmat
Bahuwinangun (1960-1963) dan Prof. Dr. dr. M. Sardjito(1964-1970).
Selama masa jabatannya, Prof. M.R. R.H.A. Kasmat
Bahuwinangun membantu mengembangkan Fakultas Syariah dan
Fakultas Tarbiyah serta memperluas UII ke Purwokerto dengan
mendirikan Fakultas Hukum dan Syari'ah disana.

Dari tahun 1964 sampai 1970, di bawah kepemimpinan Prof. Dr.


dr. M. Sardjito (seorang dokter medis terkemuka di Indonesia), UII
kembali diperluas hingga memiliki 22 fakultas, lima yang berlokasi
di Yogyakarta dan sisanya tersebar di provinsi lain: Jawa
Tengah (Solo, Klaten, dan Purwokerto), dan Sulawesi Utara (Gorontalo).

Bidang Studi yang ditawarkan


adalah Ekonomi, Hukum, Syari'ah, Tarbiyah, Teknik, Kedokteran, Kedokt
eran Hewan, dan Farmasi.

Pada awal 1970-an hingga 1982, UII mengalami perkembangan


dalam pembangunan fisik mencakup kantor dan gedung fakultas, dimulai
dengan kantor pusat yang berada di Jalan Cik di Tiro. Pembangunan
gedung ini kemudian diikuti dengan pengembangan tiga kampus lain yang
terletak di sejumlah lokasi di kota Yogyakarta. Selama periode ini,
beberapa fakultas di UII juga mulai memperoleh status akreditasi dan juga
memprakarsai kolaborasi dengan lembaga baik nasional maupun
internasional, seperti Universitas Gadjah Mada, King Abdul Aziz
University Arab Saudi, dan The Asia Foundation.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 17


Sejak awal 1990-an sampai saat ini, UII telah mengembangkan
kampus terpadu yang terletak di Kabupaten Sleman, di bagian utara
Provinsi DI Yogyakarta. Sebagian besar fakultas UII telah berlokasi di
lahan seluas 25 hektare ini. Sampai dengan semester ganjil 2011/2012, UII
memiliki delapan fakultas dengan berbagai lima program Diploma Tiga,
22 Program Sarjana, tiga Program Profesi, delapan Program Magister, dan
empat Program Doktor, serta lembaga-lembaga pendukung.

Dalam pemeringkatan 4 International College and Universities (


41CU) maupun Webometrics pada Januari 2012 menempatkan Universitas
Islam Indonesia sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) peringkat
pertama di Kopertis Wilayah V dan peringkat ke-2 PTS secara nasional.
Selain itu, pada tahun 2009 Universitas Islam Indonesia terpilih sebagai
perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di
Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan
mendapatkan akreditasi institusi A pada tahun 2013. Setelah memperoleh
dua bintang dari penilaian Qucquarelli Symonds (QS) Stars University
Ratings pada 2011 lalu, kini Universitas Islam Indonesia (UII) meraih tiga
bintang dunia (three stars) pada penilaian QS Stars 2016. Penilaian
tersebut berdasarkan delapan kategori, yaitu: Research, Teaching,
Employability, Internasionalization, Facilities, Access,
Engagement, dan Specialist Criteria. Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta menempati peringkat terbaik klasterisasi perguruan tinggi
swasta (PTS)non-vokasi di Indonesia tahun 2018. UII
secara nasional menempati peringkat ke-29 & peringkat ke-1 PTS secara
nasional, di mana urutan di atasnya merupakan perguruan tinggi negeri
(PTN).

 Fakultas dan Program Studi

Fakultas Program Studi

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 18


 Diploma Akuntansi (Akreditasi A)
 Diploma Keuangan & Perbankan (Akreditasi
A)
 Manajemen (Akreditasi A)
 Akuntansi (Akreditasi A)
 Ilmu Ekonomi (Akreditasi A)
 Pendidikan Profesi Akuntansi (Akreditasi B)
 Magister Manajemen (Akreditasi A)
 Magister Akuntansi (Akreditasi B)
 Magister Ilmu Ekonomi (Akreditasi B)
Fakultas
 Doktoral Ilmu Ekonomi (Akreditasi A)
Ekonomi(FE UII)
memiliki tiga konsentrasi, yakni: 1)
Konsentrasi Ilmu Manajemen (Sub-
konsentrasi: Manajemen SDM/Manajemen
Keuangan/Manajemen Pemasaran), 2)
Konsentrasi Ilmu Ekonomi (Sub-konsentrasi:
Kebijakan Publik/Ekonomi & Keuangan
Islam), dan 3) Konsentrasi Ilmu Akuntansi
(Sub-konsentrasi: Akuntansi
Keuangan/Sistem Informasi/Akuntansi Sektor
Publik/Akuntansi Auditing)

 Ilmu Hukum (Akreditasi A)


 Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al
Syakhshiyah) (Akreditasi A)
Fakultas Hukum(FH
 Profesi Advokat
UII)
 Magister Ilmu Hukum (Akreditasi A)
 Magister Kenotariatan (Akreditasi B)
 Doktoral Imu Hukum (Akreditasi B)

Fakultas Ilmu  Hukum Islam (Akreditasi A)

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 19


Agama Islam (FIAI  Ekonomi Islam (Akreditasi B)
UII)  Pendidikan Agama Islam (Akreditasi A)
 Magister Studi Islam (Ilmu Agama Islam)
(Akreditasi A)
 Doktoral Hukum Islam (Akreditasi B)

Fakultas
 Pendidikan Dokter (Akreditasi A)
Kedokteran (FK
 Profesi Dokter (Akreditasi A)
UII)

 Diploma Kimia Analis (Akreditasi B)


Fakultas
 Statistika (Akreditasi B)
Matematika dan
 Kimia (Akreditasi A)
Ilmu Pengetahuan
Alam(FMIPA UII)  Farmasi (Akreditasi B)
 Profesi Apoteker (Akreditasi A)

 Psikologi (Akreditasi A)
 Profesi Psikologi (Akreditasi B)
Fakultas Psikologi  Magister Psikologi
dan Ilmu Sosial  Magister Profesi Psikolog
Budaya (FPSB UII)  Ilmu Komunikasi (Akreditasi A)
 Hubungan Internasional (Akreditasi B)
 Pendidikan Bahasa Inggris (Akreditasi B)

 Teknik Sipil (Akreditasi A BAN-PT &


Akreditasi Internasional JABEE)
Fakultas Teknik  Arsitektur (Akreditasi A BAN-PT &
Sipil Dan Akreditasi Internasional KAAB)
Perencanaan(FTSP  Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr)
UII)  Teknik Lingkungan (Akreditasi A BAN-PT &
Akreditasi Internasional ABET)
 Magister Teknik Sipil (Akreditasi B)

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 20


 Magister Arsitektur
 Doktoral Teknik Sipil

 Teknik Kimia (Akreditasi A)


 Teknik Industri (Akreditasi A)
 Teknik Informatika (Akreditasi A)
Fakultas Teknologi
 Teknik Elektro (Akreditasi A)
Industri (FTI UII)
 Teknik Mesin (Akreditasi A)
 Magister Teknik Industri (Akreditasi B)
 Magister Teknik Informatika (Akreditasi B)

 Law (Akreditasi A)
 Management (Akreditasi A)
 Economics (Akreditasi A)
 Accounting (Akreditasi A)
 Industrial Engineering (Akreditasi A)
International
 Civil Engineering (Akreditasi A)
Program (IP UII)
 Architecture (Akreditasi A)
 International Relations (Akreditasi B)
 Communication Studies (Akreditasi B)
 Islamic Family Law (Ahwal Al Syakhshiyah)
(Akreditasi A)

7. Rabu, 23 Januari 2019 pukul 14.30 – 16.00 WIB


Pantai Parangtritis
 Sejarah Pantai Parangtritis

Pantai Parangtritis, adalah sebuah pantai di pesisir Samudra Hindia


yang terletak kira-kira 27 kilometer sebelah selatan kota
Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata pantai yang cukup
terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Depok,

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 21


Baron, Kukup, Krakal, dll. Sebenarnya di wilayah pesisir selatan Jogja
terdapat sekitar 13 obyek wisata pantai yang semuanya memiliki pesona
wisata. Namun entah mengapa Parangtritis yang menempati urutan
pertama dalam angka kunjungan wisata, dibanding pantai-pantai lainnya.
Mungkin dikarenakan Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan
yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang
besar juga adanya gunung – gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai,
dimana gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk.

Kepercayaan masyarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidul


juga dengan sendirinya melahirkan pesona tersendiri sehingga mampu
menyedot jumlah wisatawan lebih besar dibanding pantai-pantai lainnya.
Ada kepercayaan unik di Parangtritis. Boleh percaya boleh tidak bahwa
memakai pakaian berwarna hijau di Parangtritis bisa membawa petaka.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat warna hijau adalah warna
kesukaan Nyi Roro Kidul, sehingga dikhawatirkan yang memakai baju /
kaos hijau akan diseret ombak ke laut karena dikehendaki oleh sang
penguasa laut selatan. Adapun kebenarannya, wallahu alam bishawab.

Nama Parangtritis bisa dibilang cukup menarik. Konon, ada


seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit bernama Dipokusumo yang
melakukan semedi di kawasan ini. Ketika sedang bersemedi, ia melihat air
yang menetes (tumaritis) dari celah-celah batu karang (parang). Kemudian
ia memberi nama daerah tersebut Parangtritis yang berarti air yang
menetes dari batu.

Pantai Parangtritis diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan


trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Keraton Jogja, dan Pantai
Parangtritis itu sendiri. Masyarakat setempat meyakini Pantai Parangtritis
merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan atau yang dikenal
dengan nama Nyai Roro Kidul. Menurut mereka, Nyai Roro Kidul
menyukai warna hijau, oleh karena itu wisatawan yang berkunjung ke

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 22


Parangtritis disarankan tidak memakai baju berwarna hijau. Selain sarat
dengan kisah misteri Nyai Roro Kidul, Pantai Parangtritis juga dikisahkan
sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga
sesaat setelah Panembahan Senopati selesai menjalani pertapaan. Selain
terkenal sebagai tempat rekreasi, Parangtritis juga merupakan tempat
keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini
merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari
Keraton Jogjakarta.

 Lokasi Pantai Parangtritis

Kawasan wisata Pantai Parangtritis terletak di Desa Parangtritis,


Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Jogjakarta, sekitar 27 km sebelah
selatan Kota Jogjakarta dengan jalan yang relatif datar sehingga sangat
mudah dicapai. Dari arah Kota Yogyakarta terdapat dua jalur yang dapat
dilalui untuk mencapai kawasan ini. Jalur yang pertama adalah jalur lurus
Jogjakarta – Jalan Parangtritis – Kretek – Parangtritis. Jalur ini merupakan
jalur utama yang biasa digunakan wisatawan maupun masyarakat luas
pada umumnya. Jalur yang kedua adalah jalur Jogjakarta – Imogiri – Siluk
– Parangtritis. Jalur ini memang lebih jauh namun menjanjikan panorama
alam yang juga jauh lebih indah dan menakjubkan. Sepanjang perjalanan
naik turun bukit tersebut (jangan khawatir karena jalannya sudah lebar dan
beraspal halus) mata Anda akan dimanjakan dengan areal persawahan
yang luas menghijau, suangai yang mengalir indah, serta deretan bukit
karst. Dari atas bukit, Anda akan bisa menyaksikan pemandangan pohon-
pohon yang menghijau dari bukit-bukit di bawahnya. Udara dijamin sangat
sejuk dan segar, terlebih jika Anda pergi pada waktu pagi hari atau sore
hari. Selain itu Anda juga akan melewati lokasi Makam Raja-Raja Imogiri.

Fasilitas di kawasan wisata ini sudah cukup lengkap. Di sekitar


pantai terdapat banyak sekali hotel dan penginapan dengan berbagai range
harga, termasuk hotel dan penginapan yang terletak di atas bukit yang

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 23


menawarkan pemandangan pantai yang sangat indah. Di sekitar kawasan
pantai, Anda juga bisa menemukan berbagai macam toko souvenir dan
oleh-oleh khas Jogjakarta (Bantul), toko-toko kelontong, dan warung-
warung makan.

Tiket masuk kawasan wisata Pantai Parangtritis (meliputi seluruh


kompleks) adalah Rp 3.000,- per orang
ditambah biaya asuransi sebesar Rp 250,- per orang. Sedangkan
retribusi untuk sepeda motor adalah Rp 500,-, mobil Rp 1.000,-, dan bus
pariwisata Rp 2.000,-. Untuk menyewa kuda atau dokar, Anda bisa
membayar Rp 20.000,- untuk satu kali putaran bolak-balik,
dan untuk menyewa mobil ATV tarifnya adalah sekitar Rp 50.000,-
hingga Rp 100.000,- per setengah jam.

8. Rabu, 23 Januari 2019 pukul 17.15 – 17.45 WIB

Omah Oblong Jogja T – Shirt

Guna menjaga originalitas pabrik mendisplay hampir semua sketsa


dari karya seni murni yang mereka repro untuk mengetahui bahwa yang
mereka bikin bukan duplikat yang tanpa ada pertanggung jawaban
keaslian dan serta seni yang mereka tuangkan pada kaos tersebut. Itu yang
menjadikan mereka beda dari t-shirt yang lain di INDONESIA mereka
juga menyeragamkan Harga di semua gerai "OMAH OBLONG JOGJA T-
SHIRT" yang sudah menjadikan mereka IKON dalam berjualan sehingga
bisa mengantisipasi terjadinya harga yang dinaikkan tanpa memandang
efek jera dari para pelanggan yang terhormat. Mereka juga menetapkan
diri sebagai KAOS BUDAYA JOGJA yang jujur dalam berjualan.Selain
itu mereka juga akan lebih ekspresif,inovatif serta tidak menutup
kemungkinan mengambil tema yang sedang in tetapi mereka tidak
melenceng dengan konsep mereka dengan mengedepankan BUDAYA
yang menjadi dasar sebagai "IKONIK KAOS BUDAYA JOGJA".

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 24


Sehingga semua jenis barang yang mereka produksi secara
otomatis harus mengedepankan kwalitas. Semua barang yang produksi
harus mengedepankan kenyamanan dan kejujuran itulah semboyan kami.
Melakukan bersih-bersih dalam artian ingin mengedepankan kejujuran
atas produksi yang notabenenya tidak atau jarang dilakukan oleh
produsen-produsen yang beredar di luar (PE dia bilang TC.. TC mereka
bilang Katun.Katun kardet umumnya kata-kata tersebut disulap menjadi
Combed...) Sedang untuk produksi kita memakai bahan katun supersoft
dengan benang rajut 24s. Ini merupakan perbaikan-perbaikan yang
berikan agar benar-benar bisa mengukuhkan serta meyakinkan bahwa
PRODUK DALAM NEGERI tidak kalah bagusnya dengan LUAR
NEGERI. Sehingga BISA BANGGA DENGAN PRODUK DALAM
NEGERI (AKU CINTA PRODUK SENDIRI). Untuk menambah
keyakinan terhadap kwalitas dan keberadaan dari produksi serta jaminan
demi jaminan telah membuktikan diri sebagai "PEMECAH REKOR
MURI" kategori pembuatan kaos terbesar dengan besar 44 meter dan 36
meter serta LUKISAN yang dilukis asli 1 pelukis sebesar 22 meter ).
Dimana dengan membeli kaos "JOGJA T-SHIRT", maka anda
cinta akan Budaya Indonesia terutama Budaya kota Jogja. Karena setiap
Rp. 200,- per-potong yang terjual, akan disumbangkan untuk
pengembangan seni & budaya di kota Yogyakarta.
Bahan : Katun Supersoft dengan benang rajut 24s
Warna : Hitam, Putih, Merah Cerah, Merah Maroon, Biru, & Abu-abu
Ukuran: S, M, L, XL, & XXL
Harga satuan kaos jogja sesuai ukuran berkisar :

 S : Rp 40.000,-/pcs
 M : Rp 45.000,-/pcs
 L : Rp 50.000,-/pcs
 XL : Rp 55.000,-/pcs

9. Kamis, 24 Januari 2019 pukul 09.30 – 12.00 WIB

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 25


Gerabah Wedi
 Lokasi
Kerajinan Gerabah ini berada di Dusun Pagerjurang Desa Melikan,
Kecamatan Wedi terletak di tepi Jalan Bayat-Wedi, sekitar 20 kilometer
arah tenggara pusat kota Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
 Tujuan Usaha Kerajinan Gerabah
Berdasarkan informasi dari pengrajin gerabah di Desa Melikan
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten tujuan didirikannya industri kerajinan
gerabah semula hanya melanjutkan usaha nenek moyang dan sebagai mata
pencaharian sampingan, sekarang sebagai mata pencaharian utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga, untuk mencapai keuntungan seperti
industri lainnya, untuk membuka lapangan kerja dan membantu dalam
memajukan perindustrian di Indonesia. Pemilik industri kerajinan
berpendapat lebih baik menciptakan lapangan kerja daripada mencari
kerja. Oleh karena itu dengan adanya usaha industri kerajinan di Desa
Melikan sangat berarti bagi masyarakat Desa Melikan. Mereka yang sudah
lulus Sekolah Menengah Pertama atau lulus Sekolah Menengah Umum
maupun kejuruan mereka ikut bekerja sebagai pengrajin, sehingga tingkat
pengangguran bisa diminimalisir.
 Teknologi
Peralatan yang digunakan untuk memproduksi gerabah berupa:
mesin penggiling tanah liat (molen), perbot miring dan perbot datar,
tungku sebagai alat pembakaran. Keistimewaan dari gerabah yang ada di
Desa Melikan adalah teknik pembuatannya yang menggunakan teknik
“Perbot Miring” atau “Pelarik”. Teknik yang digunakan adalah dengan
putaran miring, yang menempatkan posisi lempengan sebagai alat putar
condong 45 derajat ke depan. Posisi inilah yang kemudian menghasilkan
produk gerabah yang kecil dan pendek.
Sistem pembakaran semua gerabah yang sudah kering kemudian
dibakar. Pembakaran ini dilakukan di tempat yang khusus untuk
membakar. Tempat pembakaran ini berbentuk seperti sumur dengan

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 26


diameter kira-kira 5 meter, dengan empat lubang di sekelilingnya.
Keempat lubang ini digunakan untuk memasukan kayu pada awal
pembakaran (“nyugoni”). Ketinggian dari tungku pembakaran ini kirakira
1,25 meter. Gerabah yang dibakar disusun dalam tungku pembakaran
dengan diberi jerami dan sampah atau uwuh dengan diganjal dengan kayu
yang dipotong kecilkecil (“trenjel”). Sekarang sistem pembakaran tungku
berbahan bakar minyak tanah dan menggunakan listrik sehingga lebih
efisien dan hasilnya maksimal.

Proses produksi pembuatan gerabah melalui empat tahap, yaitu:


pengolahan tanah untuk dibuat tanah liat, pembuatan produk gerabah itu
sendiri, penyelesaian (finishing), dan pembakaran produk. Untuk proses
produksi tidak mengalami perubahan, hanya alat pembakarannya yang
mengalami kemajuan dan itupun belum semua menggunakannya.
 Hasil Produksi
Hasil produksi gerabah tradisional berupa wajan, celengan, kendi,
dan anglo (keren), mulai tahun 1990 pengrajin gerabah di Desa Melikan
mulai melakukan berbagai tambahan dan Inovasi-inovasi yang diharapkan
akan menghasilkan karya seni tinggi. Hasil produksi mulai tahun 1990
bertambah berupa guci, pot dan macam-macam souvenir dalam berbagai
ukuran, ada pula gerabah yang dimodifikasi dengan bahan rotan, sehingga
hasil produksinya pun semakin mempunyai nilai seni tinggi dan menarik,
ada pula yang dicampur dengan bahan tertentu warna hitam, untuk
kemudian menjadi kerajinan bernama tamarin. Sekitar 100 item gerabah
dari berbagai model bisa dijumpai di daerah Melikan. Sehingga produk
industri kerajinan gerabah Desa Pager Jurang, Kecamatan Melikan,
Kabupaten Klaten, banyak diminati wisatawan mancanegara dari
Argentina, Saudi Arabia, Australia, dan Kanada (Informasi: Kepala Dinas
Pariwisata Klaten, Sugiarjo Sapto Adji).
 Pemasaran Hasil Produksi
a) Daerah Pemasaran

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 27


Produk gerabah di Desa Melikan dipasarkan di berbagai daerah
dan berbagai negara. Di daerah (di sekitar Desa Melikan) seperti Bayat,
merupakan daerah pemasaran yang sangat tepat karena terdapat objek
wisata Makam Sunan Pandanaran yang ada di Bayat. Gerabah ini
dijadikan sebagai ciri khas daerah dan sebagai kenangkenangan. Selain
daerah Bayat, daerah pemasaran lain yang masih di dalam satu
kabupaten adalah: Wedi, Trucuk, Delanggu, Cawas dan Kota Klaten.
Pemasaran di luar daerah (dalam hal ini di luar Kabupaten Klaten)
meliputi: Yogyakarta, Surakarta, Magelang, Purwokerto dan Jakarta.
Untuk pemasaran keluar negeri (ekspor) ke beberapa negara yaitu
Australia, Jepang, Amerika Serikat, Swiss (yang melakukan ekspor
langsung baru seorang pengusaha yaitu Bapak Trianto).
b) Cara-cara Penyaluran
Cara-cara penyaluran produk gerabah Desa Melikan, antara lain:
 Didatangi oleh pedagang setempat yaitu didatangi oleh orang
setempat yang akan menjual ke dalam daerah maupun keluar
daerah.
 Didatangi oleh pedagang dari luar daerah, yaitu pedagang
tersebut merupakan orang dari luar daerah untuk membeli
produk dari para pengrajin untuk dijual lagi.
 Para pengrajin gerabah menjual sendiri ke pasar terdekat.
 Pengrajin menjual keluar daerah, baik sebagai penjual menetap
maupun sebagai penjual keliling.
 Mengirim pesanan sesuai pesanan setelah sebelumnya ada
kesepakatan jenis gerabah, jumlah yang dipesan dan harga.
 Harga
Harga gerabah dari tahun ketahun mengalami kenaikan hal ini
karena biaya produksi berupa bahan baku, bahan penolong, dan upah
tenaga kerja juga selalu mengalami kenaikan. Harga gerabah masing-
masing produk dari para pengrajin berbeda tergantung variasi jenis

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 28


gerabah. Harga gerabah antara Rp.1.500,0-Rp.1.000.000,00. Harga produk
ekspor dengan harga khusus dan menggunakan standar dollar.
10. Kamis, 24 Januari 2018 pukul 14.00 – 15.30 WIB
Wisata Tebing Breksi
Tebing Breksi belum genap dua tahun menjadi objek wisata, yang
dibuka sejak Mei 2015 untuk para wisatawan. Lokasi wisata ini langsung
menjadi objek wisata favorit banyak orang terutama bagi mereka anak-
anak muda yang mulai mempublish tempat ini melalui media sosial
mereka. Sebelum jadi lokasi wisata, Tebing Breksi hanyalah tebing-tebing
bebatuan. Tak ada keindahan yang menarik wisatawan. Hanya tampak
alam liar yang dieksploitasi manusia dengan cara penambangan. "Dulunya
ini tambang batu biasa terus sering diteliti mahasiswa. Ini ternyata endapan
abu vulkanik purba," kata Ketua Pengelola Tebing Breksi, Kholiq
Widiyanto, saat ditemui merahputih.com di Sambirejo, Prambanan,
Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (15/12).
Penambangan batu sudah dimulai sejak lama. Kholiq tidak dapat
memperkirakan kapan dimulainya terjadi penambangan batu. Menurutnya,
penambangan dilakukan warga sekitar Prambanan beserta warga di luar
Prambanan untuk kebutuhan ekonomi. Namun, sejak tahun 2005, kawasan
tebing mulai telantar.
Di tengah telantarnya Tebing Breksi, warga sekitar sesekali
berdatangan di waktu sore. Tujuannya, sekadar menikmati senja di puncak
tebing. Sebagian besar mereka adalah remaja, karena pesona alam di
puncak tebingnya menyuguhkan panorama Gunung Merapi dan Merbabu
dari kejauhan.
Dari situlah, warga sekitar Sambirejo mulai berpikir bahwa kawasan
tersebut layak dikelola sebagai tempat wisata. Satu per satu diperbaiki,
ditata, hingga dibentuk kelompok pengelola wisata Tebing Breksi. Tebing
pun "disulap" jadi karya seni yang indah. Memanfaatkan seniman lokal
Yogyakarta, tebing pun dipahat membentuk karya seni berupa tokoh-tokoh

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 29


pewayangan. Anak tangga dan lokasi pertunjukan seni dibangun. Semua
dilakukan untuk memanjakan atau menjadi daya tarik wisatawan.
11. Jumat, 25 Januari 2019 pukul 10.00-13.30
Batik Gunawan Setiawan
 Lokasi
Batik Gunawan Setiawan terletak di Kampung Wisata Batik
Kauman, Jl. Cakra No.21, Kauman, Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa
Tengah 57122.
 Sejarah dan Gambaran Industri Batik Gunawan Setiawan
Batik sebagai aset budaya dan sebagai penunjang ekonomi rakyat
memang harus seiring sejalan. Geliat batik benar-benar terasa di kota Solo,
ini bisa dilihat dengan gairah para usahawan batik yang berada di
Kampung Batik Laweyan dan yang di Kampung Wisata Batik Kauman.
Gunawan Setiawan, Ketua Paguyuban Usahawan Batik Kauman yang
sekaligus pemilik Gallery Batik Gunawan Setiawan bersama kawan-
kawannya menjelaskan kemajuan pesat tentang jumlah UKM batik di
kampungnya itu, yang sekarang telah mencapai 44 UKM. Masingmasing
UKM punya ciri khas masing-masing, mulai dari yang cuma sebagai
kepanjangan usaha dari pengrajin, kemudian ada yang memang kuat
modalnya & memang mempekerjakan pengrajin, hingga yang menjual
khusus batik tulis, batik cap, motif pakem sampai dengan yang
kontemporer. Lorong-lorong Kampung Kauman benar-benar terasa hidup,
walau utamanya batik, tapi usaha lain pun tak kalah ikut meriah, seperti
mereka yang berjualan baju muslim dan kerudung, warung makan sampai
homestay. Kejayaan batik sebagai produk asli Indonesia diharapkan bisa
kembali mencuat dan mendunia.
 Produk dan Pemasarannya
Batik Gunawan Setiawan merupakan Perusahaan Batik Tulis
Tradisional yang menghasilkan produk Batik Tulis, Batik Klasik Khas
Surakarta dan Batik Saudagaran yang memadukan gaya klasik dan
tradisional; diproses secara alami, menggunakan bahan pewarna alam

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 30


(natural) yang diambil dari kayu teger, kayu tingi, kayu jambal dan bahan
alami lain yang diperoleh dari alam Indonesia Untuk memudahkan para
pecinta batik mendapatkan koleksi yang berkwalitas dan bernilai seni
tinggi, Batik Gunawan Setiawan juga hadir di:
a) Jalan Veteran 339 B, Solo | 0271 - 765 5003
b) Lobby Bandara Adi Sumarmo Solo | 0271 - 632 214
c) Jalan Solo km 9,5 Sorogenen, Maguwo, Yogyakarta | 0274 - 496
459
d) alan Kemang I No. 12 F, Jakarta Selatan | 021 - 717 932 63
Batik Gunawan Setiawan menyediakan berbagai macam batik tulis
dan cap dengan gaya Solo & batik Indonesia. Dengan harga bersaing dan
produk yang spesial. Sehingga para costumer akan memiliki batik lain dari
yang lain. Dalam memasarkan produknya Batik Gunawan Setiawan
memiliki sebuah kampong wisata yaitu “Kampung Wisata Kauman” yang
menawarkan berbagai fasilitas wisata seperti wisata pendidikan, wisata
rumah-rumah kuno, wisata religi, wisata berbelanja, sehingga wisata-
wisata inilah yang bisa dijadikan sebagai daya tarik bagi pengunjung agar
mau berkunjung ke Kampung Kauman. Ketua Paguyuban Kampung
Wisata Batik Kauman Gunawan Setiawan mengakui bahwa semakin
sedikit perajin batik yang mau mencoba menggunakan pewarna alami.
Alasannya tidak efisien dan justru menambah biaya produksi. “Prosesnya
lama, biaya tinggi, butuh kesabaran, dan harga jualnya tinggi”. Dia
mencontohkan, untuk mewarnai kain sepanjang 2 meter dibutuhkan satu
kilogram warna alami. Sedangkan jika menggunakan pewarna kimia,
hanya butuh satu gram. Belum lagi dengan proses pewarnaan yang
dilakukan berkali-kali. “Standarnya butuh 30 kali celupan. Tapi sekarang
kami cukup dengan 5-7 kali dengan konsekuensi warna batik tidak terlalu
kental”.
 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Batik Gunawan Setiawan

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 31


 Proses Pembuatan
Proses batik tradisional adalah merupakan proses yang digunakan
padanpembuatan batik tradisional, yaitu batik yang menggunakan warna
biru indigo dannsoga dengan tahapan sebagai berikut:
a) Nyorek: Menggambarkan pola batik pada kain mori putih memakai
pensil.
b) Mbathik: Membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik
menggunakan canthing tulis.
c) Nembok: Menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan tetap
berwarna putih dengan lilin batik.
d) Medel: Mencelup mori yang sudah diberi lilin batik ke dalam warna
biru.
e) Ngerok dan Nggirah: Menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang
akan diberi warna soga (coklat).
f) Mbironi: Menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru dan
tempat-tempat yang terdapat cecek.
g) Nyoga: Mencelup mori kedalam warna soga.
h) Nglorod: Menghilangkan lilin batik dengan air mendidih. Tahap ini
sekaligus tahap terakhir dari proses batik tradisional.
i) Njemur: Batik yang sudah terselesaikan kemudian dijemur di atas
tratag pada kasau-kasau.
 Keuangan : Sumber Modal, Pengelolaan Uang

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 32


Saat memulai bisnisnya modal awal tidak menggunakan pinjaman
apapun dan selama menjalankan usahanya, Batik Gunawan Setiawan
memiliki manajerial yang baik dalam memanage keuangannya, mereka
memiliki laporan keuangan berupa neraca, laporan laba/rugi, dan
kegiatan surat menyurat yang baik pula. Sehingga mereka dapat
mengetahui seberapa besar laba kotor dan laba bersih dari seluruh total
penjualan yang ada. Penjualan Batik Gunawan Setiawan per hari rata-
rata berkisar 20-30 lembar untuk baju dan bahan. Dimana harga untuk
baju dan bahan pada Batik Gunawan Setiawan sangat beragam, hal ini
karena penyesuaian harga dilihat dari kualitas, motif, dan proses dari
pembuatan batik itu sendiri. Adapun kisaran harga Batik Gunawan
Setiawan :
a) Batik tulis asli berkisar Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000/ lmbr
b) Batik tulis dengan kualitas kurang baik berkisar Rp 600.000/ lmbr
c) Batik tulis pelimis (Bahan) : panjang 2 meter berkisar Rp 325.000
dan panjang 2,5 meter berkisar Rp 550.000
Dari hasil penjualan, pembagian keuntungan yang di peroleh
dilakukan dengan azaz kekeluargaan, dimana kesepakatan keluarga dan
rasa patriotisme dari keluarga besar Gunawan Setiawan sangat tinggi.
Sehingga bisnis keluarga Batik Gunawan Setiawan dapat terus
berproduksi dan berkembang dengan baik hingga sekarang.
12. Jumat, 25 Januari 2019 pukul 16.00-18.00
Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah
kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-
9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama
Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa
pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti
Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa
Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang
di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 33


setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih
diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan


kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur
laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer
selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi
Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan,
Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di
wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi


Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia
Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai
dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi
utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah
kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi
termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik
kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

 Pembangunan
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah
dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai
oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan
juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa
sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini
untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini
terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu
wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha.
Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme
aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah
sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 34


mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan
Medang beralih fokus dukungan keagamaanya, dari Buddha Mahayana ke
pemujaan terhadap Siwa.

Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi


oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas
oleh Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti
Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk
memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa
Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah
Siwa') atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau
'Alam Siwa'). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan
candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum
perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini.
Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke
selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan
menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah
timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai
dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan
dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai
dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks
candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan
lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi
pengawal atau candi pendamping).

Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa


di garbhagriha (ruang utama) dalam candi Siwa sebagai candi utama
merupakan arca perwujudan raja Balitung, sebagai arca pedharmaan
anumerta dia.

Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh


raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong,
dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 35


candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi
sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai
upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan
menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya
berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari
kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu.
Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak
di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.

 Penemuan kembali

Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui


keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah
sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun
monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan
dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini;
diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang
dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu
malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai
candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.

Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada
masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang
surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini.
Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut,
reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun.
Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah
menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada
tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan
beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian Isaäc
Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi
tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 36


arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan
taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan
bangunan dan fondasi rumah.

 Pemugaran

Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-
1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada
tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige
Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai
kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan
pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan
tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926
dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia
dan itu berlanjut hingga tahun 1993.

Upaya restorasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini.


Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan
pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama
Republik Indonesia Sukarno. ada bagian candi yang direstorasi,
menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau
dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direstorasi apabila
minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi
kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang


dilindungi oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
Kini, beberapa bagian candi Prambanan tengah direstorasi untuk
memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah
merusak sejumlah bangunan dan patung.

 Peristiwa Kontemporer

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 37


Pada awal tahun 1990-an pemerintah memindahkan pasar dan
kampung yang merebak secara liar di sekitar candi, menggusur kawasan
perkampungan dan sawah di sekitar candi, dan memugarnya menjadi
taman purbakala. Taman purbakala ini meliputi wilayah yang luas di tepi
jalan raya Yogyakarta-Solo di sisi selatannya, meliputi seluruh kompleks
candi Prambanan, termasuk Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi
Sewu di sebelah utaranya. Pada tahun 1992 Pemerintah Indonesia
Perusahaan milik negara, Persero PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan, dan Ratu Boko. Badan usaha ini bertugas mengelola taman
wisata purbakala di Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, serta kawasan
sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya tarik wisata terkenal di
Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri ataupun
wisatwan mancanegara.

Tepat di seberang sungai Opak dibangun kompleks panggung dan


gedung pertunjukan Trimurti yang secara rutin menggelar pertunjukan
Sendratari Ramayana. Panggung terbuka Trimurti tepat terletak di
seberang candi di tepi Barat sungai Opak dengan latar belakang Candi
Prambanan yang disoroti cahaya lampu. Panggung terbuka ini hanya
digunakan pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan,
pertunjukan dipindahkan di panggung tertutup. Tari Jawa Wayang
orang Ramayana ini adalah tradisi adiluhung keraton Jawa yang telah
berusia ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di keraton dan mulai
dipertunjukkan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-
an. Sejak saat itu Prambanan telah menjadi daya tarik wisata budaya dan
purbakala utama di Indonesia.

Setelah pemugaran besar-besaran tahun 1990-an, Prambanan juga


kembali menjadi pusat ibadah agama Hindu di Jawa. Kebangkitan kembali
nilai keagamaan Prambanan adalah karena terdapat cukup banyak
masyarakat penganut Hindu, baik pendatang dari Bali atau warga Jawa
yang kembali menganut Hindu yang bermukim di Yogyakarta, Klaten dan

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 38


sekitarnya. Tiap tahun warga Hindu dari provinsi Jawa Tengah dan
Yogyakarta berkumpul di candi Prambanan untuk menggelar upacara pada
hari suci Galungan, Tawur Kesanga, dan Nyepi.

Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala
Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan
gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya.
Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan
kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat pada patahan
tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah sungai Opak dekat
Prambanan. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi
Prambanan, khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa
meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan cukup signifikan.
Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan kemuncak wajra
berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat ditutup
dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat
diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan
waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang
diakibatkan gempa ini. Beberapa minggu kemudian, pada tahun 2006 situs
ini kembali dibuka untuk kunjungan wisata. Pada tahun 2008, tercatat
sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan 114.951 wisatawan
mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009 pemugaran
candi Nandi selesai. Pada tahun 2009, ruang dalam candi utama tertutup
dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.

13. Sabtu, 26 Januari 2019 pukul 09.30 – 16.30


Pasar Beringharjo dan Malioboro
Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo (Pasar Beringharja) adalah pasar tertua dengan
nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan Kraton
Yogyakarta. Beringharjo memiliki makna harafiah hutan pohon beringin
yang diharapkan memberikan kesejahteraan bagi warga Yogyakarta. Pasar

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 39


Beringharjo terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta.
Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo, mulai
dari batik, jajanan pasar, uang kuno, pakaian anak dan dewasa, makanan
cepat saji, bahan dasar jamu tradisional, sembako hingga barang antik.
 Sejarah berdirinya Pasar Beringharjo

Wilayah Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin.


Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1758,
wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksiekonomi oleh warga
Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian pada tanggal 24
Maret tahun 1925, Keraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch
Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk
membangun los-los pasar. Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah
terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap.

Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan


Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Sri Sultan
Hamngku Buwono VIII memerintahkan agar semua instansi di bawah
naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakan Bahasa Jawa.[1] Nama
Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula
hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan
(harjo). Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar
merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang
kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.

Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan


Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni
masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan. Pembangunan Pasar
Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata
kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut Catur Tunggal. Pola tata kota ini
mencakup empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun
sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai
pusat transaksi ekonomi.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 40


 Isi Pasar Beringharjo

a) Koleksi Batik

b) Aneka Rempah-Rempah

c) Aneka Barang Antik

d) Aneka Jajan Pasar

e) Kue Kipo

f) Pecel Urap

g) Mendut Dan Mega Mendhung

h) Legomoro

Malioboro
Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang
menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro
berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah
menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.
Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta
pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian.
Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas
kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut. Untuk
menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda
mendirikan:
a) Benteng Vredeburg (didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng
tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di buka untuk
wisata publik)
b) Istana Keresidenan Kolonial (sekarang menjadi Istana Presiden
Gedung Agung di tahun 1832M)
c) Pasar Beringharjo, Hotel Garuda ( dahulu sebagai tempat menginap
dan berkumpul para elit kolonial.
d) Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian
kolonial )

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 41


Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan
Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke
masa. Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk
aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu
cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar
terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan
cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di
sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan
kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit,
kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.

Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah lainya


yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah anda
berbelanja di Malioboro anda bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata
lain yang jaraknya cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti
berwisata arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja
tradisional lainnya. Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan
Malioboro seperti : Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Masjid Agung,
Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman.

Wisatawan juga dapat menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro


seperti puluhan andong dan becak yang parkir berderet disebelah kanan
jalan pada jalur lambat Malioboro. Sedangkan pada sebelah kiri jalan
wisatawan dapat melihat ratusan kendaraan bermotor yang diparkir
berjajar yang menjadi tanda bahwa Malioboro merupakan kawasan yang
banyak menyedot para pengunjung.

Aktivitas wisatawan di Malioboro tidak hanya pada siang hari saja,


akan tetapi di kawasan Malioboro ini aktivitas wisata akan terus berlanjut
dengan adanya nuansa makan malam yang disediakan warung-warung
yang bermunculan pada malam hari, terutama setelah pukul 21.00 WIB.
Sambil menyantap hidangan di warung lesehan Malioboro, wisatawan

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 42


akan dihibur oleh musisi jalanan yang mengunjungi lesehan tersebut
sambil mengalunkan lagu-lagu tertentu.

Fasilitas dan akomodasi sebagai sarana penunjang yang


mendukung sektor kepariwisataan di tempat ini sudah sangat lengkap.
Hotel berbintang lima sampai dengan hotel kelas melati banyak tersedia
disekitar tampat ini seperti di Jalan Mangkubumi, Jalan Dagen, Jalan
Sosrowijayan, Jalan Malioboro, Jalan Suryatmajan dan Jalan Mataram.
Atau mencari penginapan di bagian barat, yaitui di Jalan Ngasem dan
daerah Wijilan yang letaknya tidak jauh dari Malioboro.

Rumah makan pun banyak tersebar di wilayah ini dengan menu


dan selera yang sangat beragam mulai dari warung angkringan ( warung
berbentuk gerobak yang menyediakan makanan lokal ), masakan khas
Yogyakarta yang disajikan dalam suasana lesehan seperti gudeg, nasi
goreng, sambel+lalapan dan sebagainya. Tersedia juga restoran atau cafe
yang menyediakan makanan masakan cina, fast food atau masakan ala
barat berupa steak, beef lasagna dan lain-lain.

Fasilitas lain berupa tempat ibadah, polisi pariwisata, pos


informasi, kios money changer, ATM, warnet, tampat parkir dan lain-lain.
Tersedia juga kios yang menyediakan oleh –oleh makanan khas
Yogyakarta yang berada di Jalan Mataram atau sebelah barat Malioboro
yang menyediakan beragam jenis dan bentuk oleh-oleh dan penganan khas
Jogja seperti yangko, geplak, bakpia, berbagai jenis keripik dan lain-lain.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 43


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS
STIE-MURA
LUBUKLINGGAU
SK. MENDIKBUD No. 146/D/O/1999
STATUS TERAKREDITASI

LAPORAN OBSERVASI PASAR

Dosen Pembimbing Lapangan : Eri Tri Haryati, SE, M.Si


No Nama Nama Pasar Peluang Kendala yang
Mahasiswa Pasar dihadapi
1 Pasar Malioboro Memberikan Persaingan
Zaliadi Ariansyah Pedagang Sandal jaminan mengenai
Rika Ramadhani (Mas Budi) produk yang harga yang
lebih awet ditawarkan
dan tahan dengan
lama dari pedagang yang
pedagang sama
yang sama
2 Aulia Tri Rizky Malioboro Memberikan Banyaknya
Khairunnisah Toko Batik kualitas yang pesaing
terjamin pedagang batik
dengan harga lain yang
yang telah menjual harga
ditentukan lebih murah.
3 Mayang Sari Pasar Beringharjo Menawarkan Banyaknya
Ayu Mandira Pedagang Batik harga yang pesaing

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 44


(Ibu Siti Zaziyah) relatif lebih
murah dari
pedagang lain
5 Siska Maria Pasar Beringharjo Menciptakan Persaingan
Desty Widya A. Pedagang kreativitas mengenai
Souvenir ( Mas sendiri untuk harga yang
Dedy) mampu ditawarkan
bersaing di dengan
pasar pedagang yang
sama
6 Nani Septiyanti Pasar Beringharjo Memberikan Tidak ada
Ikke Kurnia Sari Pedagang Bakpia harga yang kendala karena
( Ibu Sarinah ) lebih murah harga sudah
dari pedangan ditentukan
yang lain masing-msing
penjual dengan
standar
kualitas barang
yang dijual
8 Ristina komariah Pasar Malioboro Memberikan Banyaknya
Riana Manda S. Pedagang Baju kualitas yang pesaing dan
Susi Susanti Kaos terjamin dan semakin
( Ibu Sri ) harga sepinya
terjangkau pelanggan
9 Niken Pasar Malioboro Menjual buah Tingkat
Sisil Pedagang Buah dengan pesaing yang
( Pak Ranto) kuaitas yang tinggi seperti
baik dan mutu Supermarket
terjaga beda ang juga
dengan menjual buah

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 45


penjual lain
10 Trichia Pasar Malioboro Mampu Banyaknya
Desti Santika Pedagang menciptakan pesaing yang
Accecoris inovasi dan menjual
kreativitas barang yang
yang lain dari sama dan
pesaing persaingan
penurunan
harga dipasar

14. Sabtu, 27 Januari 2019 pukul 17.00 – 18.00 WIB


Wisata belanja Oleh-oleh Khas Bakpia Jogja
 Sejarah singkat Bakpia Djava

Lahir di kampung Pathuk pada tahun 1970-an, bakpia pada


mulanya hanyalah industri rumahan. Seluruh proses produksi dilakukan
dengan sederhana, mulai dari pemilihah bahan, proses pembuatan, hingga
pengemasan, semua dilakukan secara manual dengan kapasitas produksi
terbatas.

Makanan asal daerah tiongkok ini, pada saat itu masih dijajakan
dengan cara berkeliling kampung dan orang perorang. Seiring berjalannya
waktu, kemudian bakpia semakin populer, serta makin banyak dikenal
oleh masyarakat luas, ditambah dengan akulturasi budaya menjadikan
makanan yang memiliki nama asli Tou Luk Pia ini tidak saja dibeli warga
keturunan Tionghoa, tapi juga digemari masyarakat jawa yang tinggal di
Yogyakarta. Hingga kemudian kelezatan bakpia terdengar sampai ke
berbagai penjuru tanah air, serta mampu mengundang para pelancong
untuk datang dan berkunjung. Baik dari hanya melirik, mencicipi hingga
kemudian membeli makanan ini, dan kemudian dijadikan sebagai oleh-
oleh khas dari Yogyakarta.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 46


 Bakpia Djava

Pada tahun 2000, Bakpia Djava kemudian mendirikan sebuah toko


di Kp. Pathuk dan berlamat di Jl. KS. Tubun no. 93, yang disebabkan oleh
banyaknya permintaan makanan ini dari berbagai pihak, hingga akhirnya
membuat Bakpia Djava menghentikan penjualan bakpia secara
mengelilingi kampung.

Berbeda dengan toko lain yang merahasiakan dapurnya, Bakpia


Djava justru membuka lebar pintu dapur bagi para pembeli. Sebagai raja,
pembeli bisa dapat melihat seluruh proses pembuatan hingga akhirnya
bakpia tersaji dalam kemasan. Dengan mempertahankan resep tradisional
tempo dulu yang merupakan ciri khas dari Bakpia Djava sekaligus
menjaga citra rasa, membuat Bakpia Djava semakin diburu baik oleh
perorangan, keluarga, wisatawan serta instansi- instansi pemerintahan.
Dikarenakan ingin selalu dapat memuaskan konsumen, maka pada tahun
2008 Bakpia Djava kemudian membangun sebuah toko baru yang
beralamat di Jalan Laksda Adi Sucipto kilometer 8,5.

Berdiri tak jauh dari ring road utara dan berada di jalur utama
menuju bandara, Bakpia Djava kini memberi kemudahan kepada para
pembeli yang memiliki keterbatasan waktu. Sedangkan bagi wisatawan,
toko inipun memberikan kenyamanan karena tempatnya yang luas,
sehingga wisatawan perorangan, keluarga, serta rombongan dapat lebih
leluasa dalam memilih oleh- oleh yang akan merek pilih. Untuk wistawan
rombongan secara periodik, Bakpia Djava memberi sambutan yang unik,
beragam tradisi yang menjadi ke- istimewaaan kota Yogyakarta pun tampil
disini, mulai dari prajurit keraton hingga kesenian tradisional bergantian
menyambut dan menemani para wisatawan yang berkunjung. Bertujuan
bukan sekedar untuk menghibur, namun memang Bakpia Djava selalu
melibatkan pelaku seni tradisi dalam berbagai acara karena memiliki
komitmen untuk menjaga agar seni tradisi tidak punah.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 47


Menjadi produsen bakpia, menempatkan Bakpia Djava sebagai
pilar utama penjaga makanan khas sekaligus ikon kota Yogyakarta, tugas
ini diperankan Bakpia Djava dengan mengenalkan bakpia kepada anak-
anak dari sejak dini. Bakpia Djava memberikan kesempatan kepada
sekolah untuk menjadikan toko sebagai kelas, tempat bagi siswa belajar
mengenal, membuat, dan memasarkan bakpia. Harapannya agar sejak dini
anak- anak telah mengenal bakpia, dan terus mencintainya sebagai
makanan khas Yogyakarta.

Keuntungan berbelanja di Bakpia Djava dibandingkan dengan


tempat lain adalah bakpianya masih fresh, harganya lebih terjangkau dan
merupakan ciri khas daerah tersebut yang masih terjaga. Dampak positif
pusat oleh- oleh tersebut terhadap masyarakat sekitarnya adalah
masyarakatnya lebih banyak mendapatkan lapangan pekerjaan dari pusat
oleh- oleh tersebut, misalkan pusat oleh- oleh tersebut membutuhkan
karyawan atau tenaga kerja yang untuk memperlancar kegiatan produksi,
distribusi dan konsumsi.

 Bakpia Djava dan Rekor Muri

Pada tanggal 12 Juni 2010 yang lalu, Bakpia Djava membuat


bakpia raksasa dengan diameter 2,6 meter dengan garis lingkar 8,25 meter
dan memiliki berat dua ton. Acara ini di selenggarakan di monumen
serangan umum satu maret, pembuatan bakpia raksasa ini melibatkan 29
juru masak dengan oven yang di rancang khusus. Berbagai komunitas dan
warga turut meramaikan acara ini hingga akhirnya Museum Rekor
Indonesia (MURI) menganugerahi karya ini dengan mencatatnya di buku
rekor sebagai bakpia terbesar pertama di Indonesia. Selain itu, MURI juga
mencatat rekor makan bakpia massal dengan jumlah terbanyak, yakni 1300
orang yang dilakukan pada saat bersamaan dengan pembuatan bakpia
raksasa.

15. Minggu, 28 Januari 2018 pukul 13.00 – 16.00 WIB

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 48


Wisata Borobudur
Pada abad ke-3 sampai abad ke-5 M, agama Hindu dan Buddha
mulai menyebar di Asia Tenggara, termasuk di Nusantara.Zaman
prasejarah di Indonesia pun berakhir kala prasasti pertama ditulis dalam
huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta oleh berbagai kerajaan Hindu di
Indonesia.Pada tahun 732 M, menurut prasasti Canggal, Raja Sanjaya
yang beragama Hindu-Siwa mendirikan Kerajaan Medang di Jawa
Tengah. Mereka membangun banyak candi, lingga, tempat pemujaan
bercorak India-Jawa.Kemudian, pengaruh agama Buddha mulai memasuki
zaman keemasannya di Nusantara.Raja-raja Medang berikutnya memeluk
agama Buddha.Mereka menamakan diri sebagai Wangsa Syailendra.
 Pembangunan
Candi Borobudur dibangun di daerah Kedu pada tahun 750-825 M
oleh Wangsa Syailendra.Pembangunannya dimulai dari masa
pemerintahan Rakai Panangkaran dan dituntaskan pada masa
pemerintahan Smaratungga.Pembangunan Borobudur memakan waktu 75
tahun.Periode pembangunan candi ini hampir bersamaan dengan
pembangunan Candi Sewu di Dataran Prambanan bersama dengan candi-
candi Hindu lainnya, yang menunjukkan kerukunan hidup di antara umat
beragama pada zaman itu.Menurut legenda, arsitek Candi Borobudur
bernama Gunadharma, yang berasal dari India.Figur wajah Gunadharma
konon bisa dilihat dari lekuk Bukit Menoreh tak jauh dari Candi
Borobudur.Arsitektur Borobudur merupakan perpaduan budaya India dan
Jawa yang harmonis dan merupakan mahakarya dunia.
Pada tahun 792 M, Raja Smaratungga mendirikan wihara Buddhis
bernama Abhayagiri di puncak bukit situs yang saat ini dikenal dengan
nama Kompleks Ratu Boko. Raja dibantu oleh para biksu Sri Lanka dari
wihara Abhayagiri di Sri Lanka. Pada tahun 824 M, Raja Smaratungga
dan putrinya Pramodawardhani memasang citra dewa-dewi di wihara
Buddhis bernama Weluwana (Hutan Bambu) yang diperkirakan ada di
sekitar Borobudur, yakni lokasi yang kini dikenal sebagai Candi Mendut.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 49


 Tahap Pembangunan
Pembangunan Borobudur berlangsung selama 75 tahun dengan
upaya kolosal.Pembangunan candi ini tidak dibangun secara terus-menerus
dan mulus, namun melalui berbagai tahapan pembangunan serta berbagai
rintangan sehingga mengubah struktur candi menjadi bangunan seperti
sekarang.

a) Tahap pertama: Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan


tanah padat bukit sebagai pondasinya, sehingga tidak seluruhnya
menggunakan batu andesit sehingga membentuk cangkang batu
andesit. Pada tahap awal, bagian atas bukit disiangi dan diratakan,
kemudian pelataran datar diperluas.Struktur candi sampai galeri
tingkat kedua telah dibuat sehingga masih tampak seperti piramida
berundak.
b) Tahap kedua: Terjadi pemugaran bangunan secara penuh,
penambahan material batu baru, mulai dari tingkat kedua. Terjadi
longsor di bagian utara candi.Lalu teras lingkar atau bagian puncak
candi mulai dibangun namun masih tanpa stupa.
c) Tahap ketiga: Kaki candi dibangun untuk menghentikan longsor,
sehingga menutupi relief Mahakarmawibhanga. Kaki candi yang
besar dan lebar dibangun untuk memperkuat struktur candi yang
terlalu ramping. Di teras lingkar puncak dibangun tiga teras lingkar
dengan stupa-stupa kecil.
d) Tahap keempat dan kelima: Perbaikan monument tanpa perubahan
terhadap rancang bangun. Pelebaran kaki candi, renovasi,
penambahan relief baru di lantai pertama.Renovasi candi masih
dilakukan sampai abad ke-13.
 Pasca-Pembangunan
Pada tahun 832, Rakai Pikatan yang beragama Siwa, bertakhta
setelah menikahi Ratu Syailendra bernama Sri Kahulunan.Rakai Pikatan
memberikan sumbangan ke berbagai candi dan wihara Buddhis, termasuk

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 50


untuk pembangunan Candi Plaosan, namun mengerahkan sebagian besar
sumber daya kerajaan untuk membangun kompleks Candi
Prambanan.Pemerintahan Rakai Pikatan tidak sepenuhnya damai.Catatan
prasasti menyiratkan perang saudara melawan Pangeran Syailendra
bernama Balaputradewa.Pada tahun 850-an, Rakai Pikatan menang dan
menguasai pulau Jawa.Balaputradewa menyingkir ke Sumatra dan menjadi
Raja Sriwijaya.
 Terkubur Dalam Waktu
Peradaban Jawa Tengah sendiri tidak lagi subur.Tiada prasasti
lainnya yang dipahat setelah tahun 928 M ataupun ada sisa wihara lainnya
baik Buddhis maupun Hindu yang dibangun di daerah Kedu.Penyebab
berhentinya peradaban yang tinggi ini sampai sekarang tidak
diketahui.Peradaban lainnya berangsur-angsur muncul di Jawa Timur,
namun tidak lagi membangun monumen atau candi dengan skala yang
pernah dilakukan di Jawa Tengah sampai abad ke-9. Pada kurun 928 dan
1006, Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke
kawasan Jawa Timur.
Dua kisah Babad Jawa yang ditulis pada abad ke-18 menyebutkan
nasib buruk yang dikaitkan dengan monumen ini.Menurut Babad Tanah
Jawi, monumen ini menjadi menjadi tempat pertahanan Ki Mas Dana,
pemberontak Pakubuwono I, raja Kesultanan Mataram pada tahun
1709.Disebutkan bahwa bukit "Redi Borobudur" dikepung dan para
pemberontak dikalahkan dan dihukum mati oleh raja.
 Penemuan Kembali
Sejak tahun 1811 sampai 1816 Jawa dikuasai oleh Inggris.Kepala
administrasi kolonial saat itu adalah Sir Thomas Stamford Raffles, yang
berkedudukan di Jakarta. Namun Raffles sering bepergian ke seluruh
pulau karena minat besarnya terhadap sejarah Jawa. Pada kunjungan
inspeksinya di Semarang tahun 1814, ia dikabari mengenai adanya sebuah
monumen besar jauh di dalam hutan dekat Desa Bumisegoro. Karena
berhalangan dan tugasnya sebagai Gubernur Jenderal, ia tidak dapat pergi

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 51


sendiri untuk mencari bangunan itu dan mengutus H.C. Cornelius, seorang
insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini.
Dalam kurun dua bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya
menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur
dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Karena
ancaman longsor, ia tidak dapat menggali dan membersihkan seluruh
bangunan. Ia melaporkan penemuannya kepada Raffles, termasuk
menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur. Meskipun
penemuan ini hanya menyebutkan beberapa kalimat, Raffles dianggap
berjasa atas penemuan kembali serta menarik perhatian dunia atas
keberadaan monumen yang pernah terkubur ini.
Pada tahun 1842, Hartmann menyelidiki stupa utama dan
menemukan isi dalamnya sudah kosong.Sebelumnya Cornelius telah
menginformasikan bahwa ada lubang besar di bagian timur stupa utama,
yang mungkin dibuat para penjarah harta.Konon Hartmann menemukan
arca Buddha dalam stupa utama.Arca Buddha itu seukuran arca lainnya di
Candi Borobudur, namun tidak rampung, buruk, dan salah satu lengannya
lebih pendek dari yang lainnya.Namun ketidaksempurnaan ini justru
melambangkan Adhi Buddha yang kesempurnaannya melampaui semua
penggambaran.
Pemerintah Hindia Belanda menugaskan F.C. Wilsen, seorang
insinyur teknik angkatan bersenjata Belanda untuk menggambar seluruh
relief dan struktur Borobudur.Ia mempelajari monumen ini dan
menggambar ratusan sketsa relief. J.F.G. Brumund juga ditunjuk untuk
melakukan penelitian lebih terperinci atas monumen ini, yang
dirampungkannya pada tahun 1859.
Pada tahun 1873, monografi pertama dan penelitian lebih rinci
mengenai Candi Borobudur diterbitkan, dilanjutkan edisi terjemahannya
dalam bahasa Perancis setahun kemudian.Foto pertama monumen ini
diambil pada tahun 1873 oleh ahli fotografi Belanda, Isidore van
Kinsbergen.Untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, publikasi umum

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 52


mengenai Candi Borobudur akhirnya diabadikan di atas kertas setelah 28
tahun upaya pengerjaan.
 Pemugaran Van Erp
Pada tahun 1900, Pemerintah membentuk komisi yang terdiri dari
tiga pejabat untuk meneliti monumen ini: Brandes, seorang sejarawan seni,
Theodoor van Erp, seorang insinyur angkatan bersenjata Belanda, dan Van
de Kamer, insinyur ahli konstruksi bangunan dari Departemen Pekerjaan
Umum. Pada tahun 1902, komisi ini mengajukan proposal tiga langkah
rencana pelestarian Borobudur kepada Pemerintah.Pertama, struktur candi
yang miring memiliki bahaya roboh.Karena itu, sudut-sudut bangunan
diperkuat, menegakkan dinding miring di teras pertama, memperbaiki
gerbang, relung, dan stupa, termasuk stupa utama.Kedua, kondisi yang
dipugar harus dipelihara oleh pengawasan dan perawatan intensif,
memperbaiki sistem drainase ke lantai teras dan saluran pembuangan.
Pemugaran dilakukan pada kurun 1907 dan 1911, dipimpin
Theodoor van Erp.Tujuh bulan pertama dihabiskan untuk melakukan
penggalian di sekitar candi untuk mengumpulkan batu candi.Penggalian
juga menemukan banyak arca dan potongan relief. Melihat banyaknya batu
candi yang ditemukan dalam proses penggalian, Van Erp mengajukan
pemugaran dengan skala lebih besar pada tahun 1908, dan mendapat
persetujuan dengan anggaran tambahan sebesar 34.600 gulden. Dengan
anggaran ini, Van Erp tidak sekadar memperbaiki sebagian, namun bisa
memperbaiki tembok luar teras pertama, pipa pembuangan air ke lereng
bukit, tangga di teras galeri, beberapa gerbang, dan sebagian besar relung
arca dengan stupa yang cocok.
 Pemugaran UNESCO
Pada akhir 1960-an, Pemerintah Indonesia telah mengajukan
permintaan kepada masyarakat internasional untuk pemugaran besar-
besaran demi melindungi monumen ini.Pada tahun 1973, rencana induk
untuk memulihkan Borobudur dibuat.Pemerintah Indonesia dan UNESCO

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 53


mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh monumen ini dalam
suatu proyek besar antara tahun 1975 sampai tahun 1982.
Pondasi diperkokoh dan segenap 1.460 panel relief dibersihkan.
Pemugaran ini dilakukan dengan membongkar seluruh lima teras bujur
sangkar dan memperbaiki sistem drainase dengan menanamkan saluran air
ke dalam monumen. Lapisan saringan dan kedap air ditambahkan. Proyek
kolosal ini melibatkan 600 orang untuk memulihkan monumen dan
menghabiskan biaya total sebesar 6.901.243 dollar AS. Setelah renovasi,
UNESCO memasukkan Candi Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan
Dunia No. 592 pada tahun 1991.
 Peristiwa Terkini
Pada tanggal 21 Januari 1985, sembilan stupa mengalami
kerusakan akibat serangan bom yang didalangi Husein Ali Al Habsyie,
seorang penceramah tunanetra yang ekstrem. Pada tahun 1991, ia dihukum
penjara seumur hidup karena berperan sebagai otak serangkaian serangan
bom pada pertengahan dasawarsa 1980-an, termasuk serangan atas Candi
Borobudur. Pada 2003, penduduk dan wirausaha skala kecil di sekitar
Borobudur menggelar pertemuan dan protes dengan pembacaan puisi,
menolak rencana pemerintah provinsi yang berencana membangun
kompleks mal berlantai tiga yang disebut "Java World".
Pada 27 Mei 2006, gempa berkekuatan 6,2 skala Richter
mengguncang pesisir selatan Jawa Tengah. Bencana alam ini
menghancurkan kawasan dengan korban terbanyak di Yogyakarta, akan
tetapi Borobudur tetap utuh. Pada bulan November 2010, Gunung Merapi
meletus.Debu vulkanik dari Merapi menutupi kompleks candi yang
berjarak 28 kilometer dari kawah Merapi. Lapisan debu vulkanik
mencapai ketebalan 2,5 centimeter menutupi bangunan candi pada letusan
3-5 November 2010, debu juga mematikan tanaman di sekitar, dan para
ahli mengkhawatirkan debu vulkanik yang secara kimia bersifat asam
dapat merusak batuan bangunan bersejarah ini. Kompleks candi ditutup 5-
9 November 2010 untuk membersihkan hujan debu.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 54


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan Di Yogyakarta dapat


diketahui bahwa kondisi perekonomian Yogyakarta sangat maju dan berkembang
pesat. Hal ini tidak terlepas dari destinasi Wisata di Yogyakarta juga sangat indah
dan menarik untuk di kunjungi, seperti yang telah kami kunjungi yaitu Pasar
Malioboro, pasar Beringharjo dan Candi Borobudur. Dapat dilihat dari kondisi di
sekitar tempat tujuan wisata tersebut masyarakat sekitar juga menuai keuntungan
dengan adanya destinasi wisata itu . Hal ini dapat dilihat dari banyak sekali
pedagang – pedagang yang menjual barang – barang khas jogja yang dapat di beli
oleh wisatawan sebagai buah tangan dan juga pedagang yang menjual aneka
ragam kuliner khas jogja yang lezat maupun penyedia jasa transportasi seperti
becak dan becak motor yang juga ikut menuai keuntungan dari adanya destinasi
wisata yang menarik di Yogyakarta. Selain itu kota Yogyakarta juga memiliki
pesona tersendiri sehingga menarik banyak sekali minat wisatawan lokal maupun
mancanegara untuk berkunjung, yang menyebabkan pendapatan daerah
Yogyakarta pun bertambah. Yogyakarta berhasil mencuri perhatian wisatawan
dengan pesona alamnya yang indah dan juga dengan sifat masyarakatnya yang
santun.

B. Saran

Praktek Kerja Lapangan tahun 2019 sama dari tahun sebelumnya. Karena
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di luar Pulau Sumatera. Peserta Praktek
Kerja Lapangan tahun 2019 merasa sangat beruntung karena selain bisa
menambah wawasan pengetahuan yang lebih luas, peserta Praktek Kerja
Lapangan tahun 2018 juga bisa menikmati objek wisata di kota yang dikunjungi.
Beberapa hal yang menjadi perhatian agar lebih baik, adalah sebagai berikut :

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 55


1. Untuk para peserta PKL agar lebih menjaga kondisi fisik dan menjaga
perilaku sesuai aturan sehingga kegiatan PKL tidak terhambat dan tidak
mengganggu peserta yang lain.
2. Untuk dosen dan staf agar dapat memberi contoh yang baik kepada
mahasiswa dan jangan sibuk sendiri – sendiri serta bersifat lebih perhatian
dan bertanggung jawab dalam mengawasi mahasiswa selama PKL.
3. Pihak panitia harus meminimalisir terjadinya perselisihan informasi yang
akan disampaikan kepada peserta PKL, sehingga tidak ada kesalahan
informasi agar tidak mengganggu dan menghambat kegiatan PKL.
4. Tour Leader yang dipilih untuk mendampingi mahasiswa selama kegiatan
harus konsisten dengan jadwal yang telah dibuat sebelumnya.
5. Pada saat kunjungan di objek PKL, harusnya mahasiswa di berikan
pemandu wisata atau navigator yang benar – benar memahami daerah serta
sejarah dari tempat yang dikunjungi agar mahasiswa dapat menambah
wawasan dari objek yang dikunjungi.
6. Kapasitas bus yang digunakan harus cukup untuk menampung
mahasasiwa, agar tidak ada mahasiswa yang terpisah dari kelompoknya
sehingga kunjungan PKL yang dilakukan bisa optimal.
7. Untuk hotel tempat peserta PKL istirahat harus lebih dikoordinasi lagi oleh
panitia, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
mengurangi waktu istirahat peserta PKL.
8. Untuk Pihak Tour Travel diharapkan agar menyiapkan segala sesuatu
dengan matang agar tidak menimbulkan kejadian yang tak diinginkan.

STIE Musi Rawas Lubuklinggau 56

Anda mungkin juga menyukai