Anda di halaman 1dari 7

Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

Pengaruh Perubahan Jumlah Blade Spiral 5 & 3 Terhadap Performa Kincir Angin
Savonius Dengan Bentuk Blade Spiral
Sarjono*) Rudianto**)
*)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu
**)
Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu
Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1, Mentul Cepu.
Email: sarjonodharmoputro@yaoo.co.id

Abstrak
Tujuan dan manfaat peneletian ini adalah Mengetahui daya kincir. Perbandingan daya yang di hasilkan oleh
kincir dengan variasi jumlah kecepatan angin. Kincir angin merupakan salah satu aplikasi pemanfaatan energi terbarukan.
Dalam skala pembuatan besar mampu menghasilkan energi listrik yang besar dan dapat diterapkan dalam masyarakat.
Pembuatan alat uji memerlukan beberapa tahapan, di awali dari persiapan bahan-bahan yang digunakan serta
spesifikasinya, dilanjutkan dengan pembuatan alat uji. Pembuatan alat uji dikerjakan di bengkel , dikarenakan terbatasnya
tempat dan alat pembuatan alat uji. Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat pengujian.
Diantaranya Blower motor listrik, tachometer , Multi tester.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan profile blade pada kincir angin, sangat berpengaruh terhadap
besarnya nilai energi kinetik yang dapat diubah menjadi energi gerak. Semakin besar putaran, semakin besar pula nilai
voltase dan arusnya.

Kata kunci : kincir angin, blade, poros vertical, savonius.

1. Pendahuluan sudu airfoil. Turbin angin savonius sudu plat dan


Sumber energi alternatif harus ekonomis sudu airfoil merupakan turbin angin sumbu
dan bersifat ramah lingkungan. Hal ini vertikal yang bisa self starting. Nilai cut in speed
dimaksudkan agar tidak merusak lingkungan untuk sudu plat sebesar 0,78 m/s, sedangkan untuk
akibat polutan yang dihasilkan dan dapat dinikmati sudu airfoil sebesar 0,23 m/s.
oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, Slamet (2008) melakukan penelitian
sumber energi alternatif harus memiliki persediaan dengan memanfaatkan drag force dan lift force
yang cukup besar atau banyak dan bersifat dengan membuat sudu berbentuk airfoil,
kontinyu sehingga mampu memenuhi kebutuhan menggunakan jenis poros vertikal untuk tetap
energi pada jangka panjang. Salah satu contohnya mempertahankan lower cost of installation and
adalah energi angin. easier accessibility for maintenance and repairs.
Angin adalah salah satu sumber energi Obyek penelitian berupa turbin angin poros
yang dapat dimanfaatkan, selain ramah linkungan, vertikal dengan rotor tipe savonius dan sudu airfoil
ketersediaannya di alam tak terbatas. Energi yang yang memiliki luas penampang sapuan rotor 1,28
dapat dimanfaatkan dari angin adalah energi m2. Pengujian dilakukan dengan sumber angin
kinetik yang diubah menjadi energi mekanik atau yang berasal dari stand fan. Cerobong penyearah
gerak. Dalam pemafaatan angin sebagai sumber angin ditempatkan diantara sumber angin dan
energi terutama sebagai energi gerak, dibutuhkan turbin angin yang bertujuan untuk mengurangi
alat yang berfungsi sebagai penangkap energi dari turbulensi. Kecepatan angin pada pengujian ini ada
angin yang dikenal sebagai kincir angin tiga variasi, yaitu 3,37 m/s, 3,58 m/s, dan 4,06 m/s,
(windmill). yang masing-masing merupakan kecepatan angin
Patuh (2008) melakukan penelitian rata-rata dari stand fan.
terhadap turbin angin savonius dengan variasi Hasil penelitian ditampilkan dalam
bentuk sudu plat dan airfoil. Cerobong penyearah bentuk grafik karakteristik koefisien daya terhadap
angin ditempatkan diantara sumber angin dan tip speed ratio (Cp-λ) untuk setiap variasi
turbin angin untuk mengurangi faktor turbulensi. kecepatan angin dan variasi tanpa dan
Kecepatan angin yang digunakan terdapat empat menggunakan cerobong penyearah. Nilai cut in
variasi yaitu 2,05 m/s, 2,55 m/s, 2,97 m/s dan 5,63 speed tanpa menggunakan cerobong penyearah
m/s. sebesar 2,84 m/s, sedangkan dengan menggunakan
Hasil penelitian ditampilkan dalam cerobong penyearah sebesar 1,42 m/s. Turbin
sebuah kurva karakteristik (Cp-λ ) untuk setiap angin tanpa menggunakan cerobong penyearah
variasi bentuk sudu dan kecepatan angin. Turbin memiliki Cp maksimal 0,141 (14,1%) yang
angin savonius sudu plat meiliki nilai Cpmax dan diperoleh pada kecepatan angin 3,58 m/s,
daya yang lebih baik dibanding dengan turbin sedangkan turbin angin dengan menggunakan
angin savonius sudu airfoil. Ini menunjukan bahwa cerobong penyearah memiliki Cp maksimal 0,062
turbin angin savonius sudu plat memiliki kinerja (6,2 %) yang diperoleh pada kecepatan angin 3,58
yang lebih baik dibanding turbin angin savonius m/s. daya maksimal yang dihasilkan tanpa
SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 6
Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

menggunakan cerobong penyearah adalah 6,45 Terdapat beberapa modifikasi blade


watt pada putaran rotor 48,98 rpm, sedangkan daya Savonius untuk mendapatkan unjuk kerja yang
maksimal yang dihasilkan dengan menggunakan lebih baik, seperti yang dilakukan oleh Soelaiman,
cerobong penyearah adalah 2,94 watt pada putaran dkk (2007). Mereka melakukan penelitian dengan
rotor 37,36 rpm. (Seminar Nasional Tahunan menguji beberapa modifikasi tipe blade yaitu blade
Teknik Mesin (SNTTM) ke-9 Palembang, 13-15 Savonius tipe U, savonius tipe L, blade tipe
Oktober 2010). windside kecil dan wind side besar . Dari
Pada penelitian Wakui, dkk ( 2004) pengujian, mereka meyimpulkan blade Savonius
melakukan penggabungan antara tipe Savonius- bentuk L menghasilkan unjuk kerja yang paling
Darius yang bertujuan untuk menentukan tipe baik dibandingkan dengan tipe yang lainnya.
penempatan posisi Savonius sehingga dihasilkan
turbin gabungan yang mempunyai output daya
yang lebih besar . Dari hasil-hasil penelitian,
mereka menyimpulkan bahwa tipe B pada gambar
2.1 mempunyai kemampuan output daya yang
lebih besar dibandingkan dengan tipe A.

Gambar 3.Tipe turbin Savonius U dan L

Dari penelitian-penelitian diatas semua


bertujuan untuk menaikan unjuk kerja dari turbin
angin Savonius sendiri atau gabungan dengan
turbin Darius. Turbin Savonius tipe U merupakan
tipe yang mempunyai unjuk kerja ( Torsi) yang
tidak sebaik dengan tipe L, hal ini terlihat dari
Gambar 1. Modifikasi turbin Savonius dengan kesimpulan yang ditarik dari penelitian Soelaiman,
Darius dkk (2007).
Berdasarkan penelitian seperti tersebut di
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan atas, penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi
Wakui, dkk (2004), Gupta, dkk (2006) melakukan blade turbin Savonius untuk memperbaiki unjuk
penelitian yang membandingakn dua tipe yaitu tipe kerja (Torsi) Turbin Savonius tipe U, penelitian
Savonius ( U) dengan tipe gabungan Savonius- yang dilaksanakan adalah dengan mengkondisikan
Darius pada kondisi overlap dan tanpa overlap. besar overlap blade Savonius tipe U. Dengan kata
Dari hasil-hasil penelitian, mereka menyimpulkan lain, penelitian ini melihat seberapa besar
bahwa gabungan Savonis-Darius mempunyai pengaruh perubahan besar overlap sudu terhadap
unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan dengan unjuk kerja (Torsi ) dari turbin angin Savonius tipe
tipe Savonius saja. U. (Pengaruh perubahan overlap sudu terhadap
torsi yang dihasilkan turbin savonius tipe U,
Karnowo Jurusan Teknik Mesin Universitas
Negeri Semarang).

overlap 2. Tinjauan Pustaka


tanpaoverlap
2.1. Rotor Windside
Publikasi Windside corp. tentang rotor
Gambar 2. Overlap Sudu Savonius tipe U Windside yang mampu beroperasi pada kecepatan
angin rendah, dengan bentuk yang dekoratif dan
Disamping penelitian-penelitian yang tidak bising (www.windside.com, 2006),
bertujuan untuk menaikan performa dari turbin mendorong penelitian ini mengeksplorasi lebih
Savonius dengan metode penggabungan tipe jauh rancangan jenis rotor Windside secara
Savonius dan tipe Darius diatas, penelitian- eksperimental. Karena harga jual turbin jenis ini
penelitian yang bertujuan sama tetapi dengan masih mahal, yang pada tahun 2006 saja satu set
metode yang berbeda yaitu dengan metode turbin jenis WS-0.30 C dijual dengan kisaran
modifikasi blade savonius saja. Dengan metode harga $7500, maka dalam penelitian ini dibuat
tersebut diharapkan turbin Savonius mempunyai replika rotor Windside dengan mengacu pada
performa yang lebih baik untuk menghasilkan spefikasi yang ada di situsnya. Gambar 3
output Torsi tanpa menggabung dengan tipe menunjukkan rotor Windside jenis WS-0.30 C.
Darius. Secara teknis akan lebih sederhana dan
ekonomis.
SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 7
Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

Gambar 4. Rotor WS-0.30 C


Material rotor dipilih dari logam yang
tahan korosi. Logam dipilih karena mampu
bentuknya yang baik sehingga memudahkan
pengerjaan permesinan. Rotor akan diletakkan di
udara tropik dengan kelembaban tinggi, karena itu
dipilih material yang tidak sensitif terhadap korosi.
Satu syarat lagi, rotor diharapkan terbuat dari
material yang ringan agar mudah berputar ketika
ditiup angin. Untuk keperluan ini dipilihlah logam
aluminium.

2.2. Kincir Angin.


Kincir angin atau turbin angin ialah suatu
alat untuk menangkap energi kinetik angin yang
dapat diubah menjadi energi listrik atau energi
mekanik. Kincir angin pada awalnya dibuat untuk
Gambar 5. Kincir angin HAWT & VAWT
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
2.2.1. Blade
melakukan kegiatan pertanian. Kincir angin
Blade memegang peranan penting dalam
banyak ditemui di negara-negara Eropa dan lebih
suatu kincir angin. Dikatakan demikian karena
dikenal dengan windmill.
blade berfungsi untuk menangkap energi kinetik
Berdasarkan kapasitas listrik yang
dari angin dan mengubahnya menjadi energi
dibangkitkannya, turbin angin dibagi menjadi dua
mekanis.
jenis, yaitu :
Dalam pengembangan dan pemanfaatan-
1. Turbin kecil ( small turbine ) dengan
nya, blade memiliki bentuk, ukuran, serta berat
kapasitas < 10 KW.
yang berbeda – beda sesuai dengan pemakaian
2. Turbin besar ( large turbine ) dengan
atau fungsinya. Selain itu, blade memiliki berat
kapasitas 500 KW – 2 MW.
yang berbeda pula yang disesuaikan dengan besar
kecilnya kecepatan angin setempat.
Kincir angin dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Kincir angin poros horizontal ( HAWT ).
Ciri dari kincir jenis ini ialah sumbu putar
turbin sejajar dengan tanah. Kincir jenis
horizontal ini lebih banyak dikembangkan
daripada poros vertical, cocok untuk
menghasilkan listrik. Terdiri dari dua tipe,
yaitu mesin upwind dan mesin downwind.
2. Kincir angin poros vertical ( VAWT ).
Ciri – ciri dari kincir angin jenis ini ialah
memiliki sumbu putar vertical terhadap tanah.
Salah satu jenis yang paling berhasil dari
poros vertical ini ialah savonius. Kincir angin
Gambar 6. Jenis blade
savonius memiliki satu atau lebih baling –
baling berbentuk S dan berporos vertical. Satu
Blade sendiri ada dua macam, yaitu :
keuntungan penggunaan kincir jenis savonius
Blade datar dan Blade airfoil. Yang membedakan
ini ialah mesin ini mampu beroperasi kesegala
ke dua jenis blade ini adalah besarnya nilai
arah tanpa memerlukan penyesuaian arah.
koefisien angkat dan geser yang dimiliki masing-
masing blade. Sudut masuk angin pada kincir
angin umumnya dirancang untuk digunakan pada
sudut masuk rendah, dimana pada sudut masuk
rendah koefisien daya angkat biasanya tinggi dan
koefisien daya geser rendah.

SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 8


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

2.3. Angin
2.3.1. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya.
Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah
memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
0 5 10 15 Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena
20 0 5 10 udaranya
15 berkurang.
20
angle of attack, degrees angle of attack, degrees Udara dingin di sekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
Gambar 7. Grafik pengaruh sudut masuk terhadap menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah.
koefisien gaya angkat dan geser Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik
kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
Pemilihan blade pada kincir angin perlu udara dingin ini dinamakan koveksi.
diperhatikan bentuk dan sudut masuk datangnya
angin karena besarnya tenaga atau daya yang 2.3.2. Faktor Terjadinya Angin
dihasilkan kincir angin sangat tergantung pada Ada beberapa faktor angin bisa terjadi,
intreraksi antara blade, poros dan angin. Selain yaitu :
bentuk blade, panjang dan lebar blade berfungsi 1. Gradien Barometris
menghasilkan performansi aerodinamis yang Bilangan yang menunjukkan perbedaan
dibutuhkan sehingga daya atau tenaga rotor yang tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111
dihasilkan dapat maksimum. km. Makin besar gradien barometrisnya,
makin cepat tiupan angin.
2.2.2. Konsep Jumlah Blade. 2. Letak Tempat
Jumlah blade pada rotor turbin angin Kecepatan angin di dekat garis khatulistiwa
bervariasi, dan tidak ada tinjauan teoritis yang lebih cepat dari yang jauh dari garis
benar sebagai konsep terbaik, tetapi lebih khatulistiwa.
ditentukan oleh jenis penggunaanya, misalnya 3. Tinggi Tempat
untuk pembangkit listrik atau pomoa air, serta Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula
kecepatan angin saat rotor mulai berputar. Berikut angin yang bertiup,hal ini disebabkan oleh
ini beberapa konsep jumlah blade : pengaruh gesekan yang enghambat laju udara.
1. Konsep satu blade, sulit seimbang, Permukaan bumi, gunung, pohon, yang tidak
membutuhkan angin yang sangat kencang rata memberikan gaya gesekan yang besar.
untuk menghasilkan daya angkat memutar, Semakin tinggi tempat, gaya gesekan ini
konsep ini dikembangkan di negara Jerman. semakin kecil.
2. Konsep dua blade, mudah untuk seimbang, 4. Waktu
tetapi keseimbangannya masih mudah untuk Di siang hari angin bergerak lebih cepat
bergeser. Desain sudu harus memiliki daripada di malam hari.
kelegkungan yang tajam untuk dapat
menangkap energi angin secara efektif, tetapi 2.3.3. Jenis Angin
pada kecepatan angin rendah sekitar 3 m/s Di bawah ini beberapa jenis angin yang
putarannya sulit dimulai. terjadi, yaitu :
3. Konsep tiga blade, lebih setimbang dan 1. Angin Laut
kelengkugan blade lebih halus untuk dapat Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah
menangkap energi angin secara efektif. laut ke arah darat, umunya terjadi pada siang
Konsep ini sering dipakai pada kincir hari dari pukul 09.00 s/d 16.00. Angin ini
komersial. dimanfaatkan nelayan untuk pulang dari
4. Konsep multi blade, memiliki efisiensi berlayar.
rendah, tetapi dapat menghasilkan momen 2. Angin Darat
gaya awal yang cukup besar untuk berputar, Angin darat adalah angin yang bergerak dari
cocok untuk kecepatan angin rendah. Konsep arah darat ke arah laut, umumnya terjadi saat
seperti ini banyak ditemui pada turbin angin malam hari antara pukul 20.00 s/d 16.00.
untuk keperluan memompa air, karena murah Angin ini dimanfaatkan nelayan untuk
dan mampu bekerja pada kecepatan angin berlayar.
rendah sehingga tower tidak terlalu tinggi dan 3. Angin Lembah
air dapat dipompa secara kontiyu.

SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 9


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari 9 Kalianget 4.15 65.6
arah lembah ke arah puncak gunung yang 10 Denpasar 4.03 59.5
terjadi pada siang hari. 11 Pasir Panjang 4.95 66.7
4. Angin Gunung 12 Kupang/Penfui 5.75 78.6
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari 13 Waingapu 3.65 32.7
puncak gunung ke arah lembah pada malam
hari.
5. Angin Fohm
Angin fohm atau juga angin jatuh adalah
angin yang terjadi setelah hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan
dapat menimbulkan korban.
6. Angin Musim Barat
Angin musim barat atau muson barat adalah
angin yang mengalir dari benua Asia (musim
dingin) ke benua Australia (musim panas) dan Gambar 2.8 :
mengandung curah hujan yang tinggi. Hal ini Kecepatan angin terhadap
disebakan karena angin yang melewati tempat permukaan
yang luas, seperti perairan dan samudra. Gambar 2.9 Potensi
Angin musim barat menyebabkan Indonesia angin di Indonesia
mengalami musim hujan. Gambar 8. Potensi angin di Indonesia
7. Angin Musim Timur
Angin musi timur/angin muson timur adalah Tabel 2. Kondisi angin
angin yang mengalir dari benua Australia
(musim dingin) ke benua Asia (musim panas)
dan mengandung curah hujab yang sedikit
karena melewati celah – celah sempit dan
gurun. Ini menyebabkan Indonesia mengalami
musim kemarau.

2.3.4. Potensi Angin di Indonesia


Data angin dewasa ini sudah
dikumpulkan oleh Pusat Meteorologi dan
Geofosika, tetapi kurang mencukupi untuk
dipergunakan dalam penilaian potensi energi angin
di Indonesia.
Walaupun demikian, tetap diusahakan
untuk memperoleh informasi yang penting dari
data yang ada, untuk memperoleh gambaran awal
tentang kemungkinan potensi energi angin di
Indonesia.
Berikut merupakan data angin yang telah
dihimpun oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika
tentang daerah yamg mempunyai kecepatan angin Tabel 3. Tingkat kecepatan angin 10 meter diatas
rata-rata 3.5 m/s atau lebih. permukaan tanah

Tabel 1. Data daerah dengan kecepatan angin ≥ 3


m/s
Kecepatan Masa bertiup
No Nama Daerah rata – rata angin di atas
(m/s) 4.0 m/s (%)
1 Balang Bintang 3.50 42.6
2 Tanjung Pinang 3.75 62,5
3 Tanjung Pandang 4.35 75.0
4 Pondok Betung 3.70 25.0
5 Margahayu 4.30 90.0
6 Rendole /Pati 5.30 84.8
7 Semarang 3.90 51.3
8 Iswahyudi 5.15 95.5

SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 10


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

3. Metode Penelitian Dimana :


3.1. Bahan dan Alat Penelitian n1 : Putaran poros
3.1.1. Bahan Penelitian n2 : Putaran poros dinamo
Adapun bahan yang di gunakan dalam V : Voltase
penelitian ini adalah : poros, pipa PVC 4”, I : Ampere
pengorengan, bearing, dinamo sepeda, roda
sepeda, lampu indikator, rangka /dudukan, dinamo Bila kecepatan angin yang digunakan
tape, pulley. dalam perhitungan adalah blower dengan speed 1,
maka didapatkan daya angin :
3.1.2. Alat-alat penelitian 1
Alat yang digunakan dalam mendukung Pa = ρ × A × v3
2
pengujian ini adalah : blower, tipe tornado wall fan
1
dengan 3 speed, dan multitster, digunakan untuk Pa = × 1,2 × (3,14 × 0,4 2 )m 2 × ( x) 3
mengukur tegangan arus listrik. 2
1
3.1.3. Desain alat penelitian Pa = × 1,2 × 0,5024m 2 × xm 3 / s 3
2
= 0.30 x³ watt

4.1.1. Menghitung Daya Kincir


`Adalah daya yang dapat dibangkitkan
oleh kincir, yang ditandai dengan menyalanya
lampu pengujian dan terukur multimeter akibat
adanya daya listrik untuk mendapatkan harga
tegangan dan arus listrik.
1. Pada kincir dengan 5 Blade
Bila kecepatan angin yang dipergunakan
Gambar 9. Desain alat penelitian dalam perhitungan adalah blower dengan
speed 1 , I =0ampere, V = 0 volt
P = I ×V
3.2. Cara penelitian. = 0 ampere x 0 volt
1. Setelah seluruh komponen penelitian = 0 watt
disiapkan, maka komponen tadi dirakit sesuai
2. Pada kincir dengan 3 Blade
dengan fungsinya masing-masing.
Bila kecepatan angin yang dipergunakan
2. Menyeting blower pada speed 1, 2, 3.
dalam perhitungan adalah blower dengan
3. Memasang blade dimulai dari 2 blade lalu
speed 1, I = 0 ampere, V = 0 volt
menghidupkan blower pada speed 1 – 3
sebagai sumber energi angin yang akan P = I ×V
diberikan ke kincir angin. Setelah kincir = 0ampere x 0 volt
berputar,dilakukan pengukuran ampere dan = 0 watt
voltase dengan multitester yang terhubung
pada dinamo tersebut.Demikian selanjutnya 4.1.2. Menghitung Koefisien Gaya ( Cp )
dilakukan sampai dengan blade 6. Koefisien daya adalah perbandingan
antara daya yang dibangkitkan oleh kincir (dilihat
dari harga tegangan dikalikan arus) dengan daya
4. Pembahasan dari angin yang tersedia untuk tiap luasan area.
4.1. Data Hasil Penelitian 1. Pada kincir dengan 5 Blade
Blade 5 Bila kecepatan angin yang dipergunakan
Blower n1 n2 V I dalam perhitungan adalah v=5 m/s,
Speed 1 0 0 0 0 Untuk v : 5m/s
Speed 2 0 0 0 0 P :0
Speed 3 0 0 0 0 Pa : 0.30 x³ watt
P
Blade3 Cp =
Pa
Blower n1 n2 V I
0
Speed 1 0 0 0 0 =
Speed 2 0 0 0 0 0.30 x³ watt
Speed 3 0 0 0 0 = 0

SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 11


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

2. Pada kincir dengan 3 Blade Tabel Perbandingan


Bila kecepatan angin yang dipergunakan Blade 5
v N V I P Pa Cp T
dalam perhitungan adalah v=5 m/s, speed (rpm) (Volt ) (amper) ( watt) ( watt ) ( Nm)
Untuk v : 6 m/s 1 0 0 0 0 0,30 x³ 0 0
P :0 2 0 0 0 0 0,30 x³ 0 0
Pa : 0.30 x³ watt 3 0 0 0 0 0,30 x³ 0 0
P
Cp =
Pa Blade 3
0 v N V I P Pa Cp T
= speed (rpm) (Volt ) (amper) ( watt) ( watt ) ( Nm)
0.30 x³ watt 1 0 0 0 0 0,30 x³ 0 0
=0 2 0 0 0 0 0,30 x³ 0 0
3 0 0 0 0 0,30 x³ 0 0

4.1.3. Menghitung Torsi (T)


Data yang diambil memiliki nilai 0
Torsi (T) dihitung dengan rumus:
dikarenakan pengaruh bentuk blade yang
mempunyai nilai daya tangkap dan daya dorong
2 ρ × D ×V 3 yang sama. Yang dinyatakan dari hasil pengujian,
T= (N)
n (rpm), V (volt), I (ampere), Cp, dan T (Nm)
27 gc n
dimana: mempunyai nilai 0, sehingga bentuk blade spiral
D : diameter sudu (m) ini belum berhasil menghasilkan energi listrik.
n : putaran turbin (rpm)
V : kecepatan angin (m/s) 5. Kesimpulan
Pmax : daya maksimal (watt) Berdasarkan penelitian dan perhitungan
gc : factor konfersi (1kg/N.s 2) yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan
ρ : rapat massa udara (kg/m 3) sebagai berikut :
1. Jenis kincir angin yang digunakan adalah tipe
savonius dengan poros vertikal.
1. Pada kincir dengan 5 Blade 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
Bila kecepatan angin yang dipergunakan antara daya tangkap dan daya dorong pada
dalam perhitungan adalah v=5 m/s
blade sama.
Untuk v : 5 m/s
n : 0 rpm
6. Daftar Pustaka
ρ : 1,2 kg/m³
Berahim, Hamzah, ,1996, Pengantar teknik tenaga
gc : 1 kg/Ns²
listrik,Yogyakarta, Andi Offset.
http://wikipedia.org/wiki/turbin angin.
2 ρ × D ×V 3
T= Kadir, Abdul, 2010, ENERGI, Jakarta, Universitas
27 gc n Indonesia.
=0 Program kreativitas mahasiswa IPB “ Kincir
Angin Vertical Sebagai Pembangkit Listrik
2. Pada kincir dengan 3 Blade di Pulau – Pulau Kecil “
Bila kecepatan angin yang dipergunakan Skirpsi mahasiswa Universitas Sanata Dharma “
dalam perhitungan adalah v =5 m/s, Kincir Angin Sumbu Horisontal Sudu
Untuk v :5 m/s Banyak “
n : 0 rpm Sularso,Kiyokatsu Suga, 2004, Dasar
ρ : 1,2 kg/m³ perencanaan dan pemilihan elemen mesin,
gc : 1 kg/Ns² Jakarta, PT.Prandya paramita,.
W,Clup,Archie.Darwin Sitompul,1996, Prinsip -
2 ρ × D ×V 3 prinsip konversi energi,Jakarta, Erlangga.
T= www.LAPAN.com
27 gc n
=0

SimetriS Nomor : 14, Tahun 9, Juli - Desember 2011 12

Anda mungkin juga menyukai