Pengaruh Perubahan Jumlah Blade Spiral 5 & 3 Terhadap Performa Kincir Angin
Savonius Dengan Bentuk Blade Spiral
Sarjono*) Rudianto**)
*)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu
**)
Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu
Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1, Mentul Cepu.
Email: sarjonodharmoputro@yaoo.co.id
Abstrak
Tujuan dan manfaat peneletian ini adalah Mengetahui daya kincir. Perbandingan daya yang di hasilkan oleh
kincir dengan variasi jumlah kecepatan angin. Kincir angin merupakan salah satu aplikasi pemanfaatan energi terbarukan.
Dalam skala pembuatan besar mampu menghasilkan energi listrik yang besar dan dapat diterapkan dalam masyarakat.
Pembuatan alat uji memerlukan beberapa tahapan, di awali dari persiapan bahan-bahan yang digunakan serta
spesifikasinya, dilanjutkan dengan pembuatan alat uji. Pembuatan alat uji dikerjakan di bengkel , dikarenakan terbatasnya
tempat dan alat pembuatan alat uji. Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat pengujian.
Diantaranya Blower motor listrik, tachometer , Multi tester.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan profile blade pada kincir angin, sangat berpengaruh terhadap
besarnya nilai energi kinetik yang dapat diubah menjadi energi gerak. Semakin besar putaran, semakin besar pula nilai
voltase dan arusnya.
2.3. Angin
2.3.1. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya.
Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah
memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
0 5 10 15 Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena
20 0 5 10 udaranya
15 berkurang.
20
angle of attack, degrees angle of attack, degrees Udara dingin di sekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
Gambar 7. Grafik pengaruh sudut masuk terhadap menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah.
koefisien gaya angkat dan geser Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik
kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
Pemilihan blade pada kincir angin perlu udara dingin ini dinamakan koveksi.
diperhatikan bentuk dan sudut masuk datangnya
angin karena besarnya tenaga atau daya yang 2.3.2. Faktor Terjadinya Angin
dihasilkan kincir angin sangat tergantung pada Ada beberapa faktor angin bisa terjadi,
intreraksi antara blade, poros dan angin. Selain yaitu :
bentuk blade, panjang dan lebar blade berfungsi 1. Gradien Barometris
menghasilkan performansi aerodinamis yang Bilangan yang menunjukkan perbedaan
dibutuhkan sehingga daya atau tenaga rotor yang tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111
dihasilkan dapat maksimum. km. Makin besar gradien barometrisnya,
makin cepat tiupan angin.
2.2.2. Konsep Jumlah Blade. 2. Letak Tempat
Jumlah blade pada rotor turbin angin Kecepatan angin di dekat garis khatulistiwa
bervariasi, dan tidak ada tinjauan teoritis yang lebih cepat dari yang jauh dari garis
benar sebagai konsep terbaik, tetapi lebih khatulistiwa.
ditentukan oleh jenis penggunaanya, misalnya 3. Tinggi Tempat
untuk pembangkit listrik atau pomoa air, serta Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula
kecepatan angin saat rotor mulai berputar. Berikut angin yang bertiup,hal ini disebabkan oleh
ini beberapa konsep jumlah blade : pengaruh gesekan yang enghambat laju udara.
1. Konsep satu blade, sulit seimbang, Permukaan bumi, gunung, pohon, yang tidak
membutuhkan angin yang sangat kencang rata memberikan gaya gesekan yang besar.
untuk menghasilkan daya angkat memutar, Semakin tinggi tempat, gaya gesekan ini
konsep ini dikembangkan di negara Jerman. semakin kecil.
2. Konsep dua blade, mudah untuk seimbang, 4. Waktu
tetapi keseimbangannya masih mudah untuk Di siang hari angin bergerak lebih cepat
bergeser. Desain sudu harus memiliki daripada di malam hari.
kelegkungan yang tajam untuk dapat
menangkap energi angin secara efektif, tetapi 2.3.3. Jenis Angin
pada kecepatan angin rendah sekitar 3 m/s Di bawah ini beberapa jenis angin yang
putarannya sulit dimulai. terjadi, yaitu :
3. Konsep tiga blade, lebih setimbang dan 1. Angin Laut
kelengkugan blade lebih halus untuk dapat Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah
menangkap energi angin secara efektif. laut ke arah darat, umunya terjadi pada siang
Konsep ini sering dipakai pada kincir hari dari pukul 09.00 s/d 16.00. Angin ini
komersial. dimanfaatkan nelayan untuk pulang dari
4. Konsep multi blade, memiliki efisiensi berlayar.
rendah, tetapi dapat menghasilkan momen 2. Angin Darat
gaya awal yang cukup besar untuk berputar, Angin darat adalah angin yang bergerak dari
cocok untuk kecepatan angin rendah. Konsep arah darat ke arah laut, umumnya terjadi saat
seperti ini banyak ditemui pada turbin angin malam hari antara pukul 20.00 s/d 16.00.
untuk keperluan memompa air, karena murah Angin ini dimanfaatkan nelayan untuk
dan mampu bekerja pada kecepatan angin berlayar.
rendah sehingga tower tidak terlalu tinggi dan 3. Angin Lembah
air dapat dipompa secara kontiyu.
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari 9 Kalianget 4.15 65.6
arah lembah ke arah puncak gunung yang 10 Denpasar 4.03 59.5
terjadi pada siang hari. 11 Pasir Panjang 4.95 66.7
4. Angin Gunung 12 Kupang/Penfui 5.75 78.6
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari 13 Waingapu 3.65 32.7
puncak gunung ke arah lembah pada malam
hari.
5. Angin Fohm
Angin fohm atau juga angin jatuh adalah
angin yang terjadi setelah hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan
dapat menimbulkan korban.
6. Angin Musim Barat
Angin musim barat atau muson barat adalah
angin yang mengalir dari benua Asia (musim
dingin) ke benua Australia (musim panas) dan Gambar 2.8 :
mengandung curah hujan yang tinggi. Hal ini Kecepatan angin terhadap
disebakan karena angin yang melewati tempat permukaan
yang luas, seperti perairan dan samudra. Gambar 2.9 Potensi
Angin musim barat menyebabkan Indonesia angin di Indonesia
mengalami musim hujan. Gambar 8. Potensi angin di Indonesia
7. Angin Musim Timur
Angin musi timur/angin muson timur adalah Tabel 2. Kondisi angin
angin yang mengalir dari benua Australia
(musim dingin) ke benua Asia (musim panas)
dan mengandung curah hujab yang sedikit
karena melewati celah – celah sempit dan
gurun. Ini menyebabkan Indonesia mengalami
musim kemarau.