BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan atas uraian yang telah dipaparkan dalam bab II yang memuat
tentang tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata ditemukan di ruangan,
maka dalam bab ini akan membahas tentang beberapa kesenjangan dan kesesuaian
antara teori dan kenyataan yang ditemukan pada kasus dan dibahas secara
A. Pengkajian
fraktur yang muncul pada pasien tersebut sesuai dengan tinjauan teori. Dari
data pre operasi pada tinjauan teori muncul data subjektif pasien mengatakan
nyeri pada paha kanan, pasien mengatakan cemas dengan keadaannya, pasien
pasien bertanya – tanya tentang keadaannya, pasien terlihat resah. Dari data
post operasi pada tinjauan teori muncul data subjektif pasien mengatakan
nyeri pada luka operasi, pasien mengatakan susah bergerak akibat nyeri,
99
100
yang ada pada teori yaitu terdapat luka pembedahan, luka terlihat basah,
perawat.
Dari data pre operasi pada tinjauan kasus muncul data subjektif pasien
hilang timbul,pasien mengatakan skala nyeri 5 (nyeri sedang) dari 0-10 skala
pertama kali menjalani operasi pasien bertanya – tanya tentang penyebab dan
tindakan operasi yang akan dilaksanakan dan data objektif yang muncul
yaitu: pasien terlihat meringis, nadi : 84 x / menit, teraba nyeri tekan pada
sakit, pasien terlihat gelisah dan raut muka pasien terlihat tegang. Sedangkan
data post operasi pada tinjauan kasus muncul data subjektif, pasien
kemaluannya, pasien mengatakan skala nyeri 5 (nyeri sedang) dan 0-10 skala
pasien mengatakan masih lemas karena nyeri pada luka operasi, pasien
dan BAK tidak mampu dipenuhi secara mandiri, pasien mengatakan terdapat
luka operasi di panggul bagian kanan dan data objektif yang muncul yaitu :
pasien terlihat meringis, terdapat luka post operasi pada bagian panggul kanan
dengan ditutupi gaas steril dan plester,terdapat nyeri tekan diarea luka
operasi, nadi : 87x / menit, pasien terlihat lemah, pasien terlihat terbaring
ditempat tidur, kondisi balutan luka bersih dan kering, sekitar luka tidak ada
kiri.
post operasi terdapat 6 masalah keperawatan yaitu : nyeri akut, ansietas dan
masalah yang muncul pada post operatif yaitu :, nyeri akut, hambatan
keperawatan pre operatif, yaitu: nyeri akut dan ansietas, sedangkan masalah
keperawatan yang muncul pada post operatif yaitu :nyeri akut, hambatan
mobilitas fisik dan resiko infeksi. Masalah keperawatan yang tidak ditemukan
mana pada saat post operasi dan pasien tiba di ruangan pukul 15.20 wita,
penulis tidak di izinkan untuk mengkaji oleh keluarga, karena keadaan pasien
masih lemah dan ingin istirahat, baru di izinkan sore hari. Dalam melakukan
102
dalam pembuatan kasus ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup
berarti karena pasien dan keluarga sangat kooperatif dengan penulis, sehingga
B. Perencanaan
penulis sudah disesuaikan dengan teori yaitu keluhan yang dirasakan pasien.
sehingga perasaan cemas pasien akan meningkat akibat tindakan operasi yang
akan dilaksanakan. Nyeri akut dijadikan prioritas kedua karena skala nyeri
yang dirasakan pasien adalah 5 (nyeri sedang) dari 0-10 skala nyeri yang
dengan teori, namun ada rencana tindakan tambahan yang ditemukan pada
(Bioxone) serta pemberian injeksi antibiotik. Pada post operasi dilihat dari
103
keluhan yang dirasakan pasien menjadi nyeri akut prioritas utama karena
nyeri yang dirasakan oleh pasien termasuk skala nyeri sedang (skala) 5 jika
duahambatan mobilitas fisik karena masalah ini sudah aktual dan apabila
terdapat luka post operasi pada paha bagian kanan serta terpasang alat-alat
C. Pelaksanaan
merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Sebagian besar rencana
tindakan dapat dilaksanakan dengan baik, namun ada beberapa tindakan yang
karena post operasi masih hari ke-1, luka masih tertutup perban (verban tidak
basah, keluar darah/ cairan dari luka)pasien juga sudah disarankan untuk
kontrol luka 2 hari lagi. Observasi tanda-tanda vital pada rencana keperawatan
dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan pada rencana perawatan. Hal ini
didukung oleh adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa praktek,
perawat dan tim kesehatan lainnya serta pasien dan keluarga yang cukup
kooperatif.
D. Evaluasi
operasi dari dua masalah keperawatan yang dirumuskan, satu masalah sudah
tercapai sesuai dengan rencana dan satu masalah belum teratasi. Masalah
sudah dapat diteratasi. Sedangkan nyeri akut belum dapat teratasi karena
terhadap masalah yang muncul sesuai dengan kriteria waktu yang telah dibuat,
dimana pada rencana perawatan dibuat kriteria waktu selama 2 x 24 jam, dan
pasien sudah membaik dan diperkenankan untuk pulang. Dari tiga masalah
keperawatan yang muncul pada kasus, dua masalah teratasi yaitu nyeri akut,
hambatan mobilitas fisik dan satu masalah keperawatan tidak menjadi aktual
yaitu resiko infeksi karena tidak ditemukan tanda – tanda infeksi pada pasien
dan tidak ada nilai WBC yang meningkat pada hasil laboraturium post operasi.
hari jumat tanggal 15 Maret 2018 apabila sebelum hari tersebut ada keluhan
105
Denpasar.