Anda di halaman 1dari 7

99

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan atas uraian yang telah dipaparkan dalam bab II yang memuat

tentang tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata ditemukan di ruangan,

maka dalam bab ini akan membahas tentang beberapa kesenjangan dan kesesuaian

antara teori dan kenyataan yang ditemukan pada kasus dan dibahas secara

bertahap sesuai dengan tahapan proses keperawatan meliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang

dilakukan pada pasien NN dengan teknik pengumpulan data melalui

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi dan catatan medik

pasien.Berdasarkan data pengkajian, didapatkan pasien NN menderita fraktur

collum femur salah satunya disebabkan karena adanya trauma. Penyebab

fraktur yang muncul pada pasien tersebut sesuai dengan tinjauan teori. Dari

data pre operasi pada tinjauan teori muncul data subjektif pasien mengatakan

nyeri pada paha kanan, pasien mengatakan cemas dengan keadaannya, pasien

mengatakan meringis kesakitan jika menggerakan panggul bagian kanan, ,

pasien bertanya – tanya tentang keadaannya, pasien terlihat resah. Dari data

post operasi pada tinjauan teori muncul data subjektif pasien mengatakan

nyeri pada luka operasi, pasien mengatakan susah bergerak akibat nyeri,

pasien mengatakan dalam memenuhi kebutuhan ADL dibantu keluarga dan

99
100

perawat, pasien mengatakan kurang mengerti tentang perawatan.Data objektif

yang ada pada teori yaitu terdapat luka pembedahan, luka terlihat basah,

pasien terlihat meringis, pasien terbaring di tempat tidur, pasien terlihat

lemah, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien dibantu keluarga dan

perawat.

Dari data pre operasi pada tinjauan kasus muncul data subjektif pasien

mengatakan nyeri pada bagian panggul kanan sampai kaki, pasien

mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk dan nyeri dirasakan

hilang timbul,pasien mengatakan skala nyeri 5 (nyeri sedang) dari 0-10 skala

nyeri yang diberikan, pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak,

pasien mengatakan khawatir dengan keadaannya, pasien mengatakan baru

pertama kali menjalani operasi pasien bertanya – tanya tentang penyebab dan

tindakan operasi yang akan dilaksanakan dan data objektif yang muncul

yaitu: pasien terlihat meringis, nadi : 84 x / menit, teraba nyeri tekan pada

panggul kanan saat digerakkan, pasien terkadang memeganggi area yang

sakit, pasien terlihat gelisah dan raut muka pasien terlihat tegang. Sedangkan

data post operasi pada tinjauan kasus muncul data subjektif, pasien

mengatakan nyeri pada area post operasi,pasien mengatakan nyeri dirasakan

seperti ditusuk - tusuk,pasien mengatakan nyeri dirasaskan di atas

kemaluannya, pasien mengatakan skala nyeri 5 (nyeri sedang) dan 0-10 skala

nyeri yang diberikan, pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak,

pasien mengatakan masih lemas karena nyeri pada luka operasi, pasien

mengatakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti, makan minum


101

dan BAK tidak mampu dipenuhi secara mandiri, pasien mengatakan terdapat

luka operasi di panggul bagian kanan dan data objektif yang muncul yaitu :

pasien terlihat meringis, terdapat luka post operasi pada bagian panggul kanan

dengan ditutupi gaas steril dan plester,terdapat nyeri tekan diarea luka

operasi, nadi : 87x / menit, pasien terlihat lemah, pasien terlihat terbaring

ditempat tidur, kondisi balutan luka bersih dan kering, sekitar luka tidak ada

bengkak dan kemerahan dan terpasang IVFD RL 20 tetes/menit pada tangan

kiri.

Dari masalah keperawatan pada tinjauan teori baik pre operasimaupun

post operasi terdapat 6 masalah keperawatan yaitu : nyeri akut, ansietas dan

masalah yang muncul pada post operatif yaitu :, nyeri akut, hambatan

mobilitas fisik, kerusakan integritas jaringan, resiko infeksi, kurang

pengetahuan. Sedangkan penulis menemukan masalah keperawatan pada

tinjauankasus baik pre operasi maupun post operasi sebanyak 5 masalah

keperawatan pre operatif, yaitu: nyeri akut dan ansietas, sedangkan masalah

keperawatan yang muncul pada post operatif yaitu :nyeri akut, hambatan

mobilitas fisik dan resiko infeksi. Masalah keperawatan yang tidak ditemukan

terdapat 2 masalah yaitu kerusakan integritas jaringan dan kurang

pengetahuantidak ditemukan karena tidak ada data yang mendukung.

Pada saat pengkajian post operasi penulis mendapatkan hambatan di

mana pada saat post operasi dan pasien tiba di ruangan pukul 15.20 wita,

penulis tidak di izinkan untuk mengkaji oleh keluarga, karena keadaan pasien

masih lemah dan ingin istirahat, baru di izinkan sore hari. Dalam melakukan
102

pengkajian untuk mendapatkan data-data yang maksimal yang diperlukan

dalam pembuatan kasus ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup

berarti karena pasien dan keluarga sangat kooperatif dengan penulis, sehingga

pengambilan data berjalan lancar.

B. Perencanaan

Perencanaan keperawatan merupakan tahap kedua pada proses

keperawatan. Penyusunan perencanaan keperawatan diawali dengan

memprioritaskan masalah keperawatan dan menentukan rencana tindakan

keperawatan, dimana dalam menentukan prioritas masalah keperawatan

penulis sudah disesuaikan dengan teori yaitu keluhan yang dirasakan pasien.

Pada pre operasi masalah keperawatan ansietas menjadikan prioritas utama

karena jika tidak ditanggulangi dapat mempengaruhi psikologis pasien

sehingga perasaan cemas pasien akan meningkat akibat tindakan operasi yang

akan dilaksanakan. Nyeri akut dijadikan prioritas kedua karena skala nyeri

yang dirasakan pasien adalah 5 (nyeri sedang) dari 0-10 skala nyeri yang

diberikan karena dapat mengganggu kenyamanan pasien. Langkah

selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan. Secara umum rencana

tindakan masing-masing masalah keperawatan pada kasus sudah sesuai

dengan teori, namun ada rencana tindakan tambahan yang ditemukan pada

kasus yaitu untuk masalah keperawatan ansietas dengan membuat rencana

delegatif dalam persiapan operasi yaitu puasa, pemasangan IVFD RL 20

tetes/menit, pasien mengganti pakaian, tes sensitivitas terhadap antibiotik

(Bioxone) serta pemberian injeksi antibiotik. Pada post operasi dilihat dari
103

keluhan yang dirasakan pasien menjadi nyeri akut prioritas utama karena

nyeri yang dirasakan oleh pasien termasuk skala nyeri sedang (skala) 5 jika

tidak di tanggulangi akan menggangu kenyamana pasien, prioritas ke

duahambatan mobilitas fisik karena masalah ini sudah aktual dan apabila

tidak ditanggulangi pasien tidak mampu melakukan mobilisasi secara mandiri

dan dapat menyebabkan kontraktur otot, Prioritas ke-3resiko infeksi karena

terdapat luka post operasi pada paha bagian kanan serta terpasang alat-alat

medis seperti infus yang merupakan media masuknya kuman.

Kendala yang ditemukan penulis saat perencanaan adalah dalam

menentukan rencana tindakan karena kurangnya buku sumber tentang asuhan

keperawatan pasien dengan fraktur collum femurdan post pasang plat,

sehingga penulis mempergunakan teori umum tentang asuhan keperawatan

pre dan post operasi yang dihubungkan dengan keadaan pasien.

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan dan

merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Sebagian besar rencana

tindakan dapat dilaksanakan dengan baik, namun ada beberapa tindakan yang

tidak dapat dilaksanakan tindakan merawat luka belum dapat dilaksanakan

karena post operasi masih hari ke-1, luka masih tertutup perban (verban tidak

basah, keluar darah/ cairan dari luka)pasien juga sudah disarankan untuk

kontrol luka 2 hari lagi. Observasi tanda-tanda vital pada rencana keperawatan

tiap 6 jam, tetapi penulis tidak dapat melaksanakannya karena disesuaikan

dengan kondisi di ruangan. Untuk tindakan yang lain sudah dapat


100
104

dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan pada rencana perawatan. Hal ini

didukung oleh adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa praktek,

perawat dan tim kesehatan lainnya serta pasien dan keluarga yang cukup

kooperatif.

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan untuk

menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah diberikan. Pada pre

operasi dari dua masalah keperawatan yang dirumuskan, satu masalah sudah

tercapai sesuai dengan rencana dan satu masalah belum teratasi. Masalah

keperawatan ansietas setelah diberikan asuhan keperawatan selama 30 menit

sudah dapat diteratasi. Sedangkan nyeri akut belum dapat teratasi karena

belum dilaksanakan tindakan pembedahan Pada post operasi, evaluasi

terhadap masalah yang muncul sesuai dengan kriteria waktu yang telah dibuat,

dimana pada rencana perawatan dibuat kriteria waktu selama 2 x 24 jam, dan

dalam pelaksanaannya dilakukan selama 2 x 24 jam dikarenakan kondisi

pasien sudah membaik dan diperkenankan untuk pulang. Dari tiga masalah

keperawatan yang muncul pada kasus, dua masalah teratasi yaitu nyeri akut,

hambatan mobilitas fisik dan satu masalah keperawatan tidak menjadi aktual

yaitu resiko infeksi karena tidak ditemukan tanda – tanda infeksi pada pasien

dan tidak ada nilai WBC yang meningkat pada hasil laboraturium post operasi.

Pasien di sarankan untuk kontrol luka ke poli bedahRS Bhayangkara Denpasar

hari jumat tanggal 15 Maret 2018 apabila sebelum hari tersebut ada keluhan
105

pasien boleh segera ke pelayanan kesehatan terdekat atau RS Bhayangkara

Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai