LAPORAN III A
DISAIN REAKTOR
KELOMPOK VI
Pembimbing :
Ahmad Fadli, ST., MT.,PhD
Koordinator :
Prof. Edy Saputra, ST., MT., PhD
LAPORAN III A
DISAIN REAKTOR
Kelompok VI
Catatan Pembimbing:
ii
Lembar Asistensi Laporan III A
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas
Kelompok VI :
Abdullah Agung Hayyuka 1507114795
Toni Ardi 1507114719
Ulfiana Puteri Al Masri 1507116847
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas perancangan
pabrik yang berjudul “Pabrik Metanol dari Natural Gas”. Tugas perancangan
pabrik ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan
perkuliahan pada Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Riau.
Dalam kesempatan ini, penulis menghanturkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan tugas ini, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penulisan laporan ini. Demi kesempurnaan tugas perancangan pabrik ini, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga tugas
perancangan pabrik ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu dan
teknologi, khususnya dibidang Teknik Kimia.
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3.2.10 Berat Reaktor ...................................................................................... 31
3.2.11 Support ............................................................................................... 32
3.3 Reaktor Desulfurisasi .......................................................................... 32
3.4 Reaktor Katalitik ................................................................................. 32
3.5 Material Reaktor ................................................................................ 33
BAB IV SPESIFIKASI ALAT
4.1 Reaktor Desulfurisasi .......................................................................... 34
4.2 Reaktor Pre-Reforming ....................................................................... 35
4.3 Reaktor Steam Reforming ................................................................... 37
4.4 Reaktor Metanol.................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A NERACA MASSA OVERALL
LAMPIRAN B LEMBAR DATA DENSITAS DAN VISKOSITAS
LAMPIRAN C LEMBAR PERHITUNGAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Permintaan metanol dalam bidang bahan bakar secara global (HIS
Chemical Prospectus, 2015)
1.2 Reaktor
Reaktor kimia adalah alat industri kimia, dimana terjadi reaksi bahan
mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga. Dalam pemilihan suatu reaktor,
dipengaruhi oleh (Wallas, 1988) :
1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi.
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping.
3. Kapasitas produksi.
4. Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya.
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup
untuk perpindahan panas.
( ) ( ) ( )
( )
Jadi:
N A0 – NA + ∫ = ……………………….. (1.1)
Nilai NA0 dan NA = 0, karena tidak ada massa yang masuk dan keluar selama
N A0 – NA + ∫ = ……………………….. (1.2)
0–0+∫ =
= ……………………………… (1.3)
= ……………………………… (1.4)
( )
=
= …………………………….. (1.5)
Reaksi:
A→B
Reaksi ini merupakan reaksi irreversible dan order 2, sehingga laju reaksi:
= ……………………………… (1.6)
Substitusi persamaan (1.6) ke persamaan (1.5)
dt = ……………………………… (1.7)
∫ =∫
( )= t …………………………….. (1.8)
Keterangan :
NA0 = Laju alir masuk (kmol/s)
NA = Laju alir keluar (kmol/s)
rA = Laju reaksi (kg/s)
NA = Laju alir akumulasi (kg/s)
CA = Konsentrasi zat masuk (mol/dm3 )
CA0 = Konsentrasi zat keluaran (mol/dm3 )
V = Volume (dm3 )
Perancangan Pabrik Methanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil 2018/2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
5
∫ =∫ ………………………... (1.12)
Persamaan umum untuk reaktor plug flow, dimana subscript 0 menunjukkan feed,
i menunjukkan aliran masuk yang terkonversi sebagian, dan f menunjukkan aliran
keluar (Levenspiel, 1999) :
=∫ ………………………… (1.13)
Atau:
= ∫ ……………………….. (1.14)
Keterangan:
FA0 = Laju alir masuk (kg/s)
FA = Laju alir keluar (kg/s)
rA = Laju reaksi (kg/s)
Perancangan Pabrik Methanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil 2018/2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
6
( ) ( ) ( )
( )
FA0 – FA + rA V = 0
FA0 – FA = - rA V ………………………… (1.16)
FA0 (1– XA)= FA …………………………. (1.17)
Substitusikan persamaan (1.16) ke persamaan (1.17):
FA0 – FA = - rA V
FA0 – [FA0 (1– XA)] = (- rA)V
FA0 XA = (- rA)V
V= …………………………….. (1.18)
Dimana:
V=
V= …………………………… (1.19)
( ) ( ) ( )
( )
∫ =
Sehingga neraca mol pada Packed Bed Reactor menjadi:
FA (W) - FA (W + )+ = 0............................................................ (1.21)
Persamaan 1.21 disusun ulang menjadi:
FA (W + ) - FA (W) =
* +=
Dimana:
* += ………………. (1.22)
………………………. (1.23)
…………………………. (1.24)
Dimana:
FA = FA0 – FA0 XA ……………………………………………. (1.26)
Subtitusi Persamaan 1.25 kepersamaan 1.26, menghasilkan:
……………………………... (1.27)
dW = ………………………………… (1.29)
W = FA0 ∫
Keterangan:
FA0 = Laju alir masuk (kg/s)
FA = Laju alir keluar (kg/s)
rA = Laju reaksi (kg/s)
NA = Laju alir akumulasi (kg/s)
CA = Konsentrasi zat masuk (mol/dm3 )
CA0 = Konsentrasi zat keluaran (mol/dm3 )
V = Volume (dm3 )
t = Waktu (s)
XA = Fraksi mol A
W = Massa (kg)
Perancangan Pabrik Methanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil 2018/2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A
0
B
B
Reaksi dengan reaksi panas yang besar serta reaksi yang sangat sensitif
terhadap suhu dilakukan dalam reaktor di mana pertukaran panas tidak langsung
terjadi melalui media transfer panas yang beredar di dalam unggun tetap.
Karena dalam banyak kasus tugas dari siklus transfer panas adalah untuk
mempertahankan suhu di unggun tetap dalam rentang tertentu, konsep ini sering
digambarkan sebagai "reaktor fixed-bed isotermal". Namun, kontrol reaksi
isotermal tidak memberikan selektivitas optimal atau hasil dalam semua kasus,
dan untuk alasan ini konsep penukar panas yang terintegrasi dalam unggun tetap
juga banyak digunakan untuk mencapai profil suhu nonisotermal (Eigenberger,
1992).
Perancangan Pabrik Methanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil 2018/2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
12
Gambar 2.2 Siklus reaksi untuk reaksi sintesis dengan konversi tak sempurna
a) fixed-bed reaktor b) pemanas awal umpan c) pendingin keluaran
d) kompresor aliran sirkulasi e) kolom pemisah (Eigenberger, 1992)
fixed bed atau tube bundle dilalui secara seragam dan waktu residensi gas dalam
setiap tabung atau setiap filamen aliran fixed-bed adalah sama (Eigenberger,
1992).
Persyaratan ini selalu dapat dipenuhi hanya jika kehilangan tekanan dalam
fixed-bed atau bundel tabung tetap jauh lebih besar daripada di kap pintu masuk.
Dalam hal ini hanya perlu dipastikan bahwa unggun tetap dipacking begitu
seragam sehingga tidak ada aliran bypass yang terbentuk atau, dalam kasus
reaktor multitube, kehilangan tekanan disamakan di semua tabung individual dari
bundel. Karena kehilangan tekanan meningkat dengan kuadrat kecepatan aliran,
distribusi aliran yang merata kemudian terjadi secara otomatis (Eigenberger,
1992).
Dengan demikian penurunan tekanan sangat bergantung pada void fraction
dari packing. Dari bentuk standar untuk packed katalis, silinder berongga
dengan ketebalan dinding tipis ( = 0,6-0,8) karena itu lebih dianjurkan bnetuk
bola ( = 0,37 -0,4) dan silinder padat ( = 0,35) (Eigenberger, 1992).
Ketergantungan yang kuat dari kehilangan tekanan pada fraksi kekosongan
menggarisbawahi pentingnya packing fixed-bed katalis secara hati-hati untuk
menghindari aliran bypass karena variasi lokal dalam kerapatan packing. Untuk
alasan yang sama tabung reaktor multitubular untuk yang sangat eksotermik.
reaksi sensitivitas selektivitas sering diisi secara seragam dengan alat khusus dan
jika diperlukan secara individual dikompensasikan untuk kehilangan tekanan
(Eigenberger, 1992).
lengkungan harus sama atau kurang dengan diameter head. Head ini umumnya
digunakan untuk tangki bertekanan antara 15-200 psig bahkan dapat lebih dari
200 psig. Tetapi untuk penggunaan lebih dari 200 psig lebih ekonomis untuk
menggunakan elliptical flanged and dished head. Head ini dapat digunakan untuk
tangki horizontal maupun vertikal pada berbagai alat proses.
4. Elliptical Dished Head
Head ini digunakan untuk tangki bertekanan antara 100 psig hingga lebih
dari 200 psig. Jika rasio sumbu mayor : sumbu minor = 2 : 1 maka kekuatan head
akan sama dengan kekuatan shell silinder dengan diameter dalam dan luar yang
sama. Kedalaman bagian dalam dari lengkungan sama dengan setengah dari
sumbu minor atau sama dengan ¼ diameter dalam dari head.
5. Hemispherical Head
Untuk ketebalan yang sama, head ini merupakan yang paling kuat. Head
ini dapat menahan tekanan hingga 2 kali lipat dari elliptical head ataupun shell
silinder dengan tebal dan diameter yang sama. Tetapi harga pembuatan dan biaya
lain-lain dari head ini paling besar dibandingkan dengan yang lain. Ketersedian
head ini juga terbatas dalam ukurannya, karena pembuatan dari plate tunggal
lebih sulit.
2.5 Sambungan
Di dalam perancangan tangki terdapat beberapa jenis sambungan yaitu
dapat dilihat pada gambar.
2.6. Support
Support pada perancangan tangki memiliki andil karena berguna sebagai
pengangga untuk penahan tangki dengan jenis tutup tidak datar. Jenis support
yang digunakan tergantung pada ukuran dan orientasi dari pressure vessel. Dalam
semua kasus, support untuk pressure vessel harus kuat untuk menerima beban
selfweight, angin, dan bebangempa.
Jenis support yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Skirt : aplikasi untuk pressure vessel yang tinggi, posisivertikal.
2. Legs : aplikasi untuk vessel vertikal kecil, dengan tekanan rendah,
biasanya dilas ke bagian bawahshell.
3. Saddle : aplikasi untuk vessel horizontal, biasanya disupport di dua lokasi
dengan saddle support.
2.7 Manhole
Dalam perancangan sebuah tangki manhole sangat dibutuhkan untuk
keperluan pemeriksaan, pembersihan, ataupun untuk perbaikan. Manhole biasanya
ditempatkan dibagian shell atau dibagian atap (roof) ataupun detempatkan kedua-
duanya. Manhole yang ditempatkan pada bagian shell mempunyai keuntungan
diantaranya lebih mudah digunakan ketika dilakukan perbaikan ataupun
pembersihan. Namun kerugian dari manhole yang ditempatkan pada shell yaitu
tidak bisa dibuka sebelum tangki sudah dikosongkan oleh karena itu
penggunaannya tidak teralu sering dibanding manhole yang ditempatkan dibagian
atap.
BAB III
DASAR PERANCANGAN
................................................................................. (3.8)
........................................................................................ (3.11)
………………………………………………………………(3.12)
……………………………………..(3.15)
3.2.4 Shell
Dalam merancang shell dibutuhkan data perhitungan berupa tinggi,
diameter, dan tebal shell. Dilakukan perhitungan diameter shell dengan
menggunakan rumus (Brownell & Young, 1959):
Perancangan Pabrik Methanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil 2018/2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
24
………………………………………………………(3.18)
……………………………………………………………(3.19)
Torispherical: ………………………………………….(3.20)
OD
OA
icr A
B sf
ID th
r
Dari nilai OD shell yang didapat dilihat nilai icr (internal crown radius), r
(jari-jari), dan sf (straight flange) dari tabel 5.7 (Brownell & Young, 1959).
Kemudian bisa dihitung nilai-nilai yang terdapat pada gambar 2.1 dengan
menggunakan rumus (Brownell & Young hal 87, 1959):
AB = ID/2 – icr……………………………………………………………….(3.22)
BC = r – icr…………………………………………………………………...(3.23)
AC = √ …………………………………………………………..(3.24)
b= r- AC………………………………………………………………………(3.25)
OA = Th + b + sf …………………………………………………………….(3.26)
3.2.7 Nozzle
Nozzle ini berfungsi sebagai lubang pemasukan dan pengeluaran bahan
baku serta lubang pemasukan dan pengeluaran dari steam ataupun cooling water
yang digunakan. Dalam perhitungan untuk mendesain nozzle dibutuhkan terlebih
dahulu nilai densitas dan viskositas dari bahan. Setelah itu, menghitung diameter
optimum tube dengan menggunakan persamaan (Sinnott hal 221, 2005):
W
L
12
12
DR
1/2 DR
L
Dp
0,52 -0,37
diopt = 260 G ρ …………………………………………………(3.28)
……………………………………………………………………(3.29)
OD J
Weld, B n
W
hG
C
hT R hD
go
HG
g1
HT
G
g1/2
do/di = √ …………………………………………………………(3.30)
…………………………………………………………………….(3.31)
Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam dihitung dengan
menggunakan rumus (Brownell & Young hal 229, 1959):
Wm2 = Hy
= x b x G x y………………………………………………………..(3.33)
Ket: Hy = Berat beban bolt maksimum (lb)
Wm2 = Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
b = efektif gasket (in)
G = diameter gasket rata-rata (in)
Kemudian dihitung berat untuk menjaga join tight saat operasi digunakan
digunakan rumus (Brownell & Young hal 240, 1959):
Hp = 2 x b x µ x G x m x p ………………………………………………….(3.34)
Ket: Hp = Beban joint tight (lb)
m = Faktor gasket (Fig.12.11)
b = Effective Gasket (in)
G = Diameter gasket rata – rata (in)
P = Tekanan operasi (psi)
Beban dari tekanan internal dihitung dengan rumus (Brownell & Young
hal 240, 1959):
H= ………………………………………………………………….....(3.35)
Am1 = …………………………………………………………………...(3.37)
e. Perhitungan moment
1. Untuk boilting up condition
Beban desain diberikan dengan persamaan (Brownell & Young hal 242,
1959):
W = ½ (Ab + Am1) fa……………………………………………………….(3.41)
Ket: W = Berat Beban (lb)
Am1= Luas baut minimum (in2)
Ab actual = Luas aktual baut (in2)
Fa = Allowable stress (psi)
Hubungan lever arm diberikan dengan persamaan (Brownell & Young hal
242, 1959):
hG = ½ (BC – G)…………………………………………………………….(3.42)
Ket: hG = Tahanan radial circle bolt (in)
BC = Bolt circle diameter (in)
G = Diameter gasket rata – rata (in)
Flange moment adalah sebagai berikut:
Ma = W x hG ……………………………………………………………….(3.43)
2. Untuk kondisi saat beroperasi
Untuk Hydrostastic and force pada area dalam flange dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan (Brownell & Young hal 242, 1959):
HD = 0.785 B2 P……………………………………………………………...(3.44)
Ket: HD = Hydrostastic and force pada area dalam flange (lb)
B = Diameter dalam flange (in)
P = Tekanan operasi (psi)
The level arm, Hd dihitung dengan menggunakan rumus (Brownell &
Young hal. 242, 1959):
hD = ½ (BC – B)…………………………………………………………….(3.45)
The Moment, Md dihitung dengan menggunakan rumus (Brownell &
Young hal. 242, 1959):
MD = HD x hD……………………………………………………………….(3.46)
Momen komponen dihitung dengan persamaan (Brownell & Young hal.
242, 1959):
Mg = HG hG
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force end
pada luas area dalam flange, HT (Brownell & Young hal. 242, 1959):
HT = H - HD………………………………………………………………….(3.47)
Hubungan lever arm, hT (Brownell & Young hal. 242, 1959):
hT = ½ (hD + hG)……………………………………………………………...(3.48)
The Moment (Brownell & Young hal. 242, 1959)
MT = HT X hT ………………………………………………………………..(3.49)
Jumlah moment untuk kondisi saat beroperasi, Mo (Brownell & Young
hal. 242, 1959):
Mo = MD + MG + MT ………………………………………………………..(3.50)
Sehingga moment saat beroperasi sebagai pengontrol:
Mmax = Mo
3.2.11 Support
Reaktor disangga dengan 4 kaki. Penyangga dilas di tengah-tengah
ketinggian keseluruhan reaktor (30% dari tinggi total reaktor). Dengan jarak
antara bottom reaktor ke pondasi sebesar 5 ft. Maka, tinggi lug:
Hlug = ½ H + L ................................................................................................ (3.56)
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, S. Z., Dupont, V., Mahmud, T. 2016. Kinetics Study and Modelling Of
Steam Reforming Process Over a NiO/Al2 O3 Catalyst in an Adiabatic
Packed Bed Reactor. International Journal Of Hydrogen Energy XXX : 1-
15.
Bae, J. W., Oh, J. H., Jun, K. W., Lee, Y. J., Song, S. L., Min, K. S. 2014. Method
For Methanol Synthesis Using Synthesis Gas Generated By Combined
Reforming Of Natural Gas With Carbon Dioxide. United States Patent. US
008729141B2.
Banquy, D. L. 1991. Process For The Production Of Synthesis Gas. United States
Patent. US 4999133.
Bohn, K. 2011. Design Configuration Of The methanol Synthesis Loop. Thesis.
Norwegian University Of Science and Technology, Department Of
Chemical Engineering.
Brownell, L. E., dan E. H., Young. 1959. Process Equipment Design. New York:
John Wiley and Sons.
Christensen, T. S. 1996. Adiabatic Pre-Reforming Of Hydrocarbons- an Important
Step In Syngas Production. Applied Catalyst A : General, 138 : 285-309.
Couper, J. R., Penney, W. R., Fair, J. R., Walas, S. M. 2012. Chemical Process
Equipment Seletion and Design 3rd Edition. Waltham, USA : Butterworth-
Heinemann is an Imprint of Elsevier.
De Miguel, N., Manzanedo, J., A, P. L. 2012. Testing Of a Ni-Al2 O 3 Catalyst For
Methane Steam Reforming Using Different Reaction Systems. Chemical
Engineering Technology, 35 : (4) 720-728.
Eigenberger, G. 1992. Fixed Bed Reactors. Ullmann’s Encyclopedia of Industrial
Chemistry. vol B4. VCH Publishers, Inc.
Espino, R. L dan Pletzke. T. S. 1975. Methanol Production. United States Patent.
US 3888896.
Fogler, H. S. 1999. Elements of Chemical Reaction Engineering 3rd Edition. New
Jersey : Prentice-Hall International Series.
Huang, P., Ju, H., Tan, S., Wang, H., and Zhao, T. 2015. “The Future of Methanol
Fuel”. Project Report.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2014. Profil Industri Petrokimia
Hulu. Diakses 2 November 2018.
Kern, D. Q. 1983. Process Heat Transfer. New York: McGraw-Hill.
Konig, K dan Gohna, H. 1997. Process Of Producing Methanol. United States
Patent. US 005631302A.
Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction Engineering 3rd Edition. New York:
John Wiley and Sons.
Liang, A. Q. A., M, A. S. K., Kim, L. Y., Pek, T. K., Yong, W. J. 2017. H83DPX
Final Report. The University of Nottingham.
Mueller, D dan Bormann, A. 2011. Process And Plant For Producing Methanol.
United States Patent. US 2011/00655966 A1.
Peters, M. S. dan Timmerhaus, K. D. 1991. Plant Design and Economics for
Chemical Engineers 4th Edition. New York: McGraw-Hill.
Petrobas, P. B. SA. 2017. Process For Pre-Reforming Hydrocarbon Streams
Containing Olefins, Pre-Reforming Catalyst and Process For Preparing Said
Catalyst. United States Patent. US 009637381B2.
Porgar, S., Pour, M. T. Modelling of Steam Methane Reforming (SMR) Over a
Ni-Al2 O3 Catalyst. Journal of Multidisciplinary Engineering Science and
Technology (JMEST). 3 : (8) 5394-5401.
Rahmes, W.L., Nelson. 1948. Viscosity Blending Relationships Of Heavy
Petroleum Oils. Oklahoma: University of Usla.
LAMPIRAN A
NERACA MASSA OVERALL
LAMPIRAN B
LEMBAR DATA DENSITAS DAN VISKOSITAS
Reaktor Pre-Reforming
Komponen Fin (kg/jam) BM(kg/kmol) Fraksi (xi) xi,BM (kg/m3)
CH4 28906,39772 16,043 0,336947 5,405645 15,68224019
C2H6 1128,79773 30,07 0,013158 0,395656
C3 H8 354,6081 44,1 0,004133 0,182287
C4 H10 162,453785 58,123 0,001894 0,110064
C5 H12 93,0735 72,15 0,001085 0,078276
C6 H14 426,145265 86,177 0,004967 0,428072
CO2 11801,19348 44,01 0,137561 6,05404
N2 551,0857425 28,013 0,006424 0,179948
H2 O 42365,32868 18,015 0,493831 8,89637
Total 85789,08401 21,73036
Reaktor Steam-Reforming
Komponen Fin (kg/jam) BM(kg/kmol) Fraksi (xi) xi,BM (kg/m3)
CH4 16,043 30888,15356 0,360047597 5,776244 7,146609973
CO 2 44,01 12812,22421 0,149345623 6,572701
N2 28,013 551,0857425 0,006423728 0,179948
H2 O 18,015 41537,6205 0,484183052 8,722558
Total 85789,08401 1 21,25145
Reaktor Metanol
Komponen Fin BM(kg/kmol) Fraksi (xi) xi,BM (kg/m3)
(kg/jam)
CH4 16,043 15740,04042 0,15293701 2,453568 28,33210773
CO 2 44,01 14652,81308 0,142373041 6,265838
N2 28,013 1766,287731 0,017162012 0,480759
H2 O 18,015 2949,833866 0,028661856 0,516343
CO 28,01 52204,89532 0,50724524 14,20794
H2 2,016 14203,55575 0,138007863 0,278224
CH3 OH 32,042 1401,026617 0,013612978 0,436187
Total 102918,4528 1 24,63886
Reaktor Pre-Reforming
Komponen A B C P cP kg/ms Fraksi mix
CH4 3,8435 0,4011 -0,00014 228,4292 0,02284 2,28429E-05 0,336947 7,70E-06
C2 H6 0,5142 0,3345 -7,1E-05 216,6157 0,02166 2,16616E-05 0,013158 2,85E-07
C3 H8 -5,4615 0,3272 -0,00011 183,6958 0,01837 1,83696E-05 0,004133 7,59E-08
C4 H10 -4,9462 0,29 -7E-05 177,5969 0,01776 1,77597E-05 0,001894 3,36E-08
C5 H12 -3,2016 0,2675 -6,6E-05 164,0326 0,0164 1,64033E-05 0,001085 1,78E-08
C6 H14 -8,2223 0,2623 -5,7E-05 160,2578 0,01603 1,60258E-05 0,004967 7,96E-08
N2 42,606 0,475 -9,9E-05 350,7451 0,03507 3,50745E-05 0,137561 4,82E-06
CO 2 11,336 0,49918 -0,00011 332,2149 0,03322 3,32215E-05 0,006424 2,13E-07
H2 O -36,826 0,429 -1,6E-05 285,111 0,02851 2,85111E-05 0,493831 1,41E-05
Total 2,73E-05
Reaktor Metanol
Komponen A B C P cP kg/ms Fraksi (xi) mix
CH4 3,8435 0,4011 -0,00014 174,4959 0,01745 1,74496E-05 0,15293701 2,66869E-06
N2 42,606 0,475 -9,9E-05 264,0063 0,0264 2,64006E-05 0,142373041 3,4548E-06
CO 2 11,336 0,49918 -0,00011 242,6581 0,02427 2,42658E-05 0,017162012 4,53087E-07
H2 O -36,826 0,429 -1,6E-05 183,1098 0,01831 1,8311E-05 0,028661856 5,24827E-07
CO 35,086 0,50651 -0,00013 263,5731 0,02636 2,63573E-05 0,50724524 1,33696E-05
H2 27,758 0,212 -3,3E-05 129,6622 0,01297 1,29662E-05 0,138007863 1,78944E-06
CH3 OH -14,236 0,3893 -6,3E-05 172,2007 0,01722 1,72201E-05 0,013612978 2,34417E-07
2,24949E-05
LAMPIRAN C
LAMPIRAN PERHITUNGAN
C.1 Lembar Perhitungan Reaktor Desulfurisasi
Nama Alat Reaktor Desulfurisasi Kode Alat
Fungsi Tempat terjadinya proses penghilangan kandungan R-101
sulfur dalam senyawa H2 S pada gas alam
Jenis : Reaktor Vessel Fixed Bed
Bahan : Stainlees Steel Grade 11 Type 360
Kondisi : Adiabatis
Reaksi : ZnO + H2 S ZnS + H2 O [US Patent US 20080022852A1]
Fin = 43528,59 kg/jam
R-101
Dimana :
Fin : 43528,59 kg/jam
umpan : 30,48 kg/m3
Sehingga:
= 3,6 s
Volume Reaktor adalah:
Volume = Waktu tinggal x Laju alir volumetrik
= 0,001 jam x 1428,26 m3 /jam
= 1,43 m3
Dimana Faktor kelonggaran adalah sebesar 15 %
Volume desain= (1 + 0,15) x 1,43 m3
= 1,64 m3
D =√
D = 0,81 m
= 31,84 in
H = 4D
= 4 (0,81) m
= 3,24 m
= 127,56 in
Vkatalis =
= 1,183 m3
4. Menghitung tinggi tumpukan katalis (Z) :
Z = 80% dari tinggi badan reaktor
= 0,8 x 3,24
= 2,592 m
Ts =
= 0,654 in
= 0,0166 m
2. Tebal Head (Th)
ODs = IDs + 2Ts
= 31,84 + 2 (0,654)
= 33,15 in
= 0,842 m
Diambil OD sebesar 34 in
Th =
= 0,582 in
Dari Tabel 5.7 (Brownel and Young hal 90, 1959) diambil tebal standar
sebesar 0,625 in dan di dapatkan :
OD : 32 in
r : 30 in
icr : 2,125 in
sf : 1,5 in
AB =
= 13,794 in
BC = r – icr
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
49
= 30 – 2,1250
= 27,875
AC =√
=√
= 24,22 in
b = r – AC
= 30 – 24,22
=5,78 in
OA = Th + sf + b
= 0,625 + 1,5 + 5,78
= 7,9 in
Diambil 10 in
Dari tabel B.2 (Serth halaman 583 – 587, 2014) didapatkan
NPS : 10 in
OD : 10,75 in
Schedule number : 40
ID : 10,02 in
Spesifikasi nozzle standar ( Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan
2, hal, 349) :
Size : 10 in
OD : 10,75 in
Flange nozzle thickness (n) : 0,5 in
Diameter of hole in reinforcing plate (Dr) : 10,875 in
Length of side of reinforcing plate (L) : 24,5 in
Width of reinforcing plate (W) : 30,125 in
Distance, shell of flange face, outside (J) : 10 in
Distance, shell of flange face, inside (K) : 8 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
Regular, type H : 15 in
Low, type C : 12,25 in
OD : 2,875 in
Schedule number : 40
ID : 2,469 in
Spesifikasi nozzle standar ( Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan
2, hal. 349) :
Size : 3 in
OD : 3,5 in
Flange nozzle thickness (n) : 0,3 in
Diameter of hole in reinforcing plate (Dr) : 3,625 in
Length of side of reinforcing plate (L) : 10 in
Width of reinforcing plate (W) : 12,625 in
Distance, shell of flange face, outside (J) : 6 in
Distance, shell of flange face, inside (K) : 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
Regular, type H : 8 in
Low, type C : 5 in
do/di =√
Dimana:
do/di =√
= 1,0155
Asumsi bahwa diameter dalam gasket sama dengan diameter luar shell
yaitu 32 in sehingga didapatkan :
do = 1,0155 x 32 in
= 32,50 in
2. Lebar gasket minimum
N =
= 0,25 in
Keterangan :
N = Lebar gasket minimum (in)
do = Diameter luar gasket (in)
di = Diameter dalam gasket (in)
Diamater gasket rata-rata, G = di + lebar gasket minimum
G = di + N
= 32 + 0,25
= 32,25 in
3. Perhitungan beban
Dari Fig. 12.22 Brownel & Young, 1959 kolom 1 tipe 1.a :
bo =
= 0,125 in
Karena bo < 0,25 in,maka
b = bo
Beban pada kondisi desain,
Wm2 = Hy
= 2 bGy
= 2 (3,14)(0,125)(32,25)(18000)
= 226133,25 in-lb
Keterangan :
Wm2 : Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
Hy : Berat beban bolt maksimum (lb)
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
Beban pada kondisi operasi,
HP = 2b mp
= 2 (0,125)(3,14)(5,5)(467,624)
= 2003,90 in-lb
H =
= 381747,02 in-lb
Wm1 = H + HP
= 381747,02 + 2003,90
= 383750,92 in-lb
Keterangan :
Wm1 : Beban berat bolt pada kondisi operasi (lb)
Hp : Beban joint tight (lb)
m : Faktor gasket
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
P : Tekanan operasi (psi)
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Wm2 lebih kecil dari pada
Wm1 sehingga beban berada pada Wm1 .
4, Luas baut minimum
= 23,26 in2
Keterangan :
Am1 : Total luas bolt pada kondisi operasi (in2 )
Perhitungan ukuran baut minimum berdasarkan tabel 10.4 Brownel &
Young (1959) hal 188 :
Dengan menggunakan ukuran baut 0,875 in, diperoleh data sebagai berikut :
Root area = 0,419 in2
Bolting spacing standard (BS) = 2,0625 in
Minimal radian distance (R) = 1,25 in
Edge distance (E) = 1,3125 in
Jumlah baut minimum =
= 56 baut
Digunakan 56 baut,
= 36,78 in
Perhitungan diameter flange luar :
Flange OD (A) = BC + 2E
= 36,78 + 2 (1,3125)
= 39,41 in
Lebar gasket sesungguhnya :
Ab aktual = N x Root area
= 56 x 0,419
= 23,464 in2
N =
= 0,106 in
Karena lebar gasket < 0,5 in, pemilihan baut terpenuhi
5. Perhitungan Momen
a. Untuk kondisi tanpa tekanan dalam
Beban desain (W) = ½ (Ab + Am1 ) fa
= ½ (23,464 + 23,26) (12650)
= 420494,68 in-lb
Keterangan :
W : Berat beban (lb)
Am1 : Luas baut minimum (in2 )
Ab aktual : Luas baut actual (in2 )
fa : Tekanan yang diizinkan pada flange (psi)
Hubungan lever arm :
hG = ½ (C – G)
= ½ (36,78 – 32,25)
= 2,27 in
Keterangan :
hG : Tahanan radial circle bolt (in)
BC : Bolt circle diameter (in)
G : Diamater rata-rata gasket (in)
Flange momen :
Ma = W x hG
= 420494,68 (2,27)
= 953535,75 in-lb
b. Kondisi saat operasi
HD =
= 375894,88 in-lb
Keterangan :
HD = Hydrostastic and force pada area dalam flange (lb)
B = Diameter dalam flange (in)
P = Tekanan operasi (psi)
The level arm, hD (Persamaan 12.100 Brownell and Young, 1959) :
hD = ½ (BC – B )
= ½ (36,78 – 32)
= 2,392 in
The Moment, MD (Persamaan 12.96 Brownell and Young, 1959) :
MD = HD x hD
= 375894,88 x 2,392
= 899035,1974 in-lb
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force total
adalah ;
HG =W–H
= 420494,68 – 381747,0154
= 38747,66766 in-lb
Momen komponen dihitung dengan persamaan 12.98 Brownell and Young, 1959 :
MG = HG x hG
= 38747,66766 (2,27)
= 87866,23946 in-lb
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force end
pada luas area dalam Flange, HT (Persamaan 12.97 Brownell and Young hal 242.
1959) ;
HT = H – HD
= 381747,0154 - 375894,88
= 5852,1392 in-lb
The Moment (Persamaan 12.97 Brownell and Young, 1959):
MT = HT x hT
= 5852,1392 x 2,33
= 13633,64703 in-lb
t=√
K = A/B
= (39,41/32)
= 1,232
Dari Gambar 12.22 dengan K = 1,232 [Brownell and Young hal 238,
1959] Diperoleh nilai Y = 9.
t=√
t=√
t = 2,36 in
Diambil nilai t flange = 2,5 in,
= 50,86 kg
Berat katalis = 1395,47 kg
Jadi, total berat reaktor = berat shell + berat head and bottom + berat
material dalam reaktor.
Berat total = (1990,89 + 309,28 + 50,86 + 1395,47) kg
= 3746,5 kg
1.12 Support
Keseluruhan reaktor (30% dari tinggi total reaktor), Digunakan lug (tipe I-
beam) dengan pondasi beton. Dengan jarak antara bottom reaktor ke pondasi
sebesar 3 ft. Maka, tinggi lug :
Hlug =½H+L
= ½ (0,5*3,64 + 0,9114)
= 1,8214 m
R-102
Dimana :
Fin : 85789,08 kg/h
umpan : 15,68 kg/m3
Sehingga:
= 2,4 s
Volume Reaktor adalah:
Volume = Waktu tinggal x Laju alir volumetrik
= 0,000667 h x 5470,5 m3 /h
= 3,65 m3
Dimana Faktor kelonggaran adalah sebesar 15 %
Volume desain= (1 + 0,15) x 3,65 m3
= 4,2 m3
1.2 Jumlah Tube
Diameter katalis sebesar, (Dk ) = 0,0046 m
Dimana Dk /Dt = 0,15
Jadi,
Dt = = 0,031 m = 1,21 in
Maka diambil NPS 1,25-in dari Tabel B.2 halaman 583 di buku “Process
Heat Transfer” (Serth, 2014) di dapatkan:
NPS : 1,25 in
: 0,03175 m
OD : 1,66 in
: 0,0422 m
ID : 1,38 in
: 0,035 m
L : 20 ft (240 in)
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
61
: 6,096 m
Propertis katalis :
katalis : 1600 kg/m3
Porosity : 0,42
1. Menghitung tumpukan katalis
Tumpukan katalis = (1 – 0,42) x 1600 kg/m3
= 928 kg/m3
2. Menghitung massa katalis
W = Tumpukan katalis x Volume desain reaktor
= 928 kg/m3 x 4,2 m3
= 3892,1 kg
3. Menghitung Volume total katalis
Vkatalis =
= 2,433 m3
4. Menghitung Tinggi Tumpukan katalis (z) keseluruhan:
Z =
= 2522,11 m
Tinggi tube standar dipilih 20 ft (6,096 m)
5. Menghitung tinggi tumpukan katalis (Z) per tube:
Z = 80% dari tinggi tube yang dipilih
= 0,8 x 20 ft
= 16 ft
= 4,877 m
6. Menghitung jumlah tube:
nt =
= 517 tube
(IDs) =
= 1,586 m
= 62,35 in
2. Jarak baffle (Bs)
Bs = IDs x 0,3
= 1,586 m x 0,3
= 0,476 m
= 18,71 in
= 1,235 in
2. Tebal Head (Th)
ODs = IDs + 2Ts
= 62,35 + 2 (1,235)
= 64,82 in
Diambil OD sebesar 66 in
Th =
= 1,09 in
Dari Tabel 5.7 (Brownel and Young hal 90, 1959) diambil tebal standar
sebesar 1,125 in dan di dapatkan :
OD : 66 in
r : 60 in
icr : 4 in
sf : 2 in
AB =
= 27,18 in
BC = r – icr
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
64
= 66 – 4
= 62
AC =√
=√
= 55,73 in
b = r – AC
= 66 – 55,73
= 10,27 in
OA = Th + sf + b
= 1,125 + 2 + 10,27
= 13,39 in
Schedule number : 40
ID : 2,469 in
Spesifikasi nozzle standar ( Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan
2, hal. 349) :
Size : 3 in
OD : 3,5 in
Flange nozzle thickness (n) : 0,3 in
Diameter of hole in reinforcing plate (Dr) : 3,625in
Length of side of reinforcing plate (L) : 10 in
Width of reinforcing plate (W) : 12,625 in
Distance, shell of flange face, outside (J) : 6 in
Distance, shell of flange face, inside (K) : 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
Regular, type H : 8 in
Low, type C : 5 in
do/di =√
Dimana:
do/di =√
= 1,015
Asumsi bahwa diameter dalam gasket sama dengan diameter luar shell yaitu
54 in sehingga didapatkan :
do = 1,015 x 66 in
= 67 in
2. Lebar gasket minimum
N =
= 0,50 in
Keterangan :
N = Lebar gasket minimum (in)
do = Diameter luar gasket (in)
di = Diameter dalam gasket (in)
Diamater gasket rata-rata, G = di + lebar gasket minimum
G = di + N
= 66 + 0,50
= 66,5 in
3. Perhitungan beban
Dari Fig, 12.22 Brownel & Young, 1959 kolom 1 tipe 1.a :
bo =
= 0,25 in
Karena bo < 0,25 in,maka
b = bo
Beban pada kondisi desain,
Wm2 = Hy
= 2 bGy
= 2 (3,14)(0,25)(66,5)(18000)
= 934843,8313 in-lb
Keterangan :
Wm2 : Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
Hy : Berat beban bolt maksimum (lb)
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
Beban pada kondisi operasi,
Hp = 2b mp
= 2 (0,25)(3,14)(5,5)(456,62)
= 3922,916752 in-lb
H =
= 1585020,031 in-lb
Wm1 = H + HP
= 1585020,031 + 3922,916752
= 1588942,947 in-lb
Keterangan :
Wm1 : Beban berat bolt pada kondisi operaso (lb)
Hp : Beban joint tight (lb)
m : Faktor gasket
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
P : Tekanan operasi (psi)
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Wm2 lebih kecil dari pada
Wm1 sehingga beban berada pada Wm1 ,
4. Luas baut minimum
= 96,3 in2
Keterangan :
Am1 : Total luas bolt pada kondisi operasi (inch2 )
Perhitungan ukuran baut minimum berdasarkan tabel 10.4 Brownel &
Young (1959) hal 188 :
Dengan menggunakan ukuran baut 1,625 in, diperoleh data sebagai berikut :
Root area = 1,515 in2
Bolting spacing standard (BS) = 3,5 in
Minimal radian distance (R) = 2,125 in
Edge distance (E) = 1,625 in
Jumlah baut minimum =
= 64 baut
Digunakan 64 baut,
= 71,34 in
Perhitungan diameter flange luar :
Flange OD (A) = BC + 2E
= 71,34 + 2 (1,625)
= 74,59 in
Lebar gasket sesungguhnya :
Ab aktual = N x Root area
= 64 x 1,515
= 96,96 in2
N =
= 0,213 in
Karena lebar gasket < 0,5 inch, pemilihan baut terpenuhi
5. Perhitungan Momen
a. Untuk kondisi tanpa tekanan dalam
Beban desain (W) = ½ (Ab + Am1) fa
= ½ (96,96 + 96,3) (12650)
= 1739336,153 in-lb
Keterangan :
W : Berat beban (lb)
Am1 : Luas baut minimum (in2 )
Ab aktual : Luas baut actual (in2 )
fa : Tekanan yang diizinkan pada flange (psi)
Hubungan lever arm :
hG = ½ (C – G)
= ½ (71,34 – 66,5)
= 2,42 in
Keterangan :
hG : Tahanan radial circle bolt (in)
BC : Bolt circle diameter (in)
G : Diamater rata-rata gasket (in)
Flange momen :
Ma = W x hG
= 1739336,153 (2,42)
= 4209293,87 in-lb
b. Kondisi saat operasi
HD =
= 1561393,825 in-lb
Keterangan :
HD = Hydrostastic and force pada area dalam flange (lb)
B = Diameter dalam flange (in)
P = Tekanan operasi (psi)
The level arm, hD (Persamaan 12.100 Brownell and Young, 1959): :
hD = ½ (BC – B )
= ½ (71,34 – 66)
= 2,67 in
The Moment, Md (Persamaan 12.96 Brownell and Young, 1959) :
MD = HD x hD
= 1561393,825 x 2,67
= 4167031,928 in-lb
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force total
adalah ;
HG = W – H = Wm1 – H
=1739336,153 – 1588942,947
= 154316,1224 in-lb
Momen komponen dihitung dengan persamaan 12.98 Brownell and Young, 1959 :
MG = HG x hG
= 154316,1224 (2,42)
= 373453,9224 in-lb
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force end
pada luas area dalam Flange, HT (Persamaan 12.97 Brownell and Young hal 242,
1959) :
HT = H – HD
= 1588942,947 - 1561393,825
= 23626,20554 in-lb
The Moment (Persamaan 12.97 Brownell and Young, 1959):
MT = HT x hT
= 23626,20554 x 2,544
= 60115,07876 in-lb
t=√
K = A/B
= (74,59/66)
= 1,13
Dari Gambar 12.22 dengan K = 1,13 [Brownell and Young hal 238, 1959]
Diperoleh nilai Y = 15,
t=√
t=√
t = 4,17 in
Diambil nilai t flange = 4 in,
R-103
Dimana :
Fin : 85789,08 kg/h
umpan : 8,92 kg/m3
Sehingga:
= 2,4 s
Volume Reaktor adalah:
Volume = Waktu tinggal x Laju alir volumetrik
= 0,000667 h x 9611 m3 /h
= 6,047 m3
Dimana Faktor kelonggaran adalah sebesar 15 %
Volume desain= (1 + 0,15) x 6,047 m3
= 7,689 m3
1.2 Jumlah Tube
Diameter katalis sebesar, (Dk ) = 0,015 m
Dimana Dk /Dt = 0,15
Jadi,
Dt = = 0,1 m = 3,93 in
Maka diambil NPS 1- inch dari Tabel B,2 halaman 583 di buku “Process
Heat Transfer” (Serth, 2014) di dapatkan:
NPS : 4 in
: 0,102 m
OD : 4,5 in
: 0,1143 m
ID : 4,026 in
: 0,1023 m
L : 20 ft (240 in)
: 6,096 m
Propertis katalis :
Porosity : 0,4
= 1122 kg/m3
= 8626,84 kg
Vkatalis =
= 4,61 m3
Z =
= 561,99 m
= 0,8 x 20 ft
= 16 ft
= 4,8768 m
= 115 tube
= 0,006 m
Tube yang akan dirancang dengan susunan triangular pitch (60o ) dengan
tujuan agar memberikan turbulensi yang lebih baik , sehingga akan memperbesar
koefisien transfer panas konveksi (h0 ), Sehingga transfer panasnya lebih baik dari
pada square pitch (kern hal 136, 1983),
= 1,25 x
= 0,143 m
= 0,143 m -
= 0,0286 m
1.3 Shell
1. Diameter dalam shell (IDs)
(IDs) =
= 1,61 m
= 63,42 in
2. Jarak baffle (Bs)
Bs = IDs x 0,3
= 1,61 m x 0,3
= 0,483 m
= 18,99 in
= 2,63 in
2. Tebal Head (Th)
ODs = IDs + 2Ts
= 63,42 + 2 (2,63)
= 68,67 in
Diambil OD sebesar 66 in
Th =
= 2,25 in
Dari Tabel 5.7 (Brownel and Young hal 90, 1959) diambil tebal standar
sebesar 2,25 in dan di dapatkan :
OD : 66 in
r : 60 in
icr : 6,75 in
sf : 3 in
= 24,96 in
BC = r – icr
= 60 – 6,75
= 53,25
AC =√
=√
= 47,04 in
b = r – AC
= 60 – 47,04
= 12,96 in
OA = Th + sf + b
= 2,25 + 3 + 12,96
= 18,21 in
G : 102918,45 kg/h
: 23,83 kg/s
: 3,2 x 10-5 kg/ms
: 8,93 kg/m3
Jadi,
=
= 601 mm
= 23,69 in
Diambil 24 in
Dari tabel B,2 (Serth halaman 583 – 587, 2014) didapatkan
NPS : 24 in
OD : 24 in
Schedule number : 40
ID : 22,624 in
Spesifikasi nozzle standar ( Brownel and Young, 1959, App, F item 1 dan
2, hal,349):
Size : 20 in
OD : 20 in
Flange nozzle thickness (n) : 0,75 in
Diameter of hole in reinforcing plate (Dr) : 20,125 in
Length of side of reinforcing plate (L) : 43 in
Width of reinforcing plate (W) : 52,5 in
Distance, shell of flange face, outside (J) : 10 in
Distance, shell of flange face, inside (K) : 8 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
Regular, type H : 24 in
Low, type C : 21,5 in
: 9,14 kg/m3
Jadi,
=
= 258 mm
= 10,17 in
Diambil 10 in
Dari tabel B,2 (Serth halaman 583 – 587, 2014) didapatkan
NPS :10 in
OD :10,75 in
Schedule number : 40
ID : 10,02 in
Spesifikasi nozzle standar ( Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan
2, hal, 349) :
Size : 10 in
OD : 10,25 in
Flange nozzle thickness (n) : 05 in
Diameter of hole in reinforcing plate (Dr) : 10,875in
Length of side of reinforcing plate (L) : 24,5 in
Width of reinforcing plate (W) : 30,125 in
Distance, shell of flange face, outside (J) : 10 in
Distance, shell of flange face, inside (K) : 8 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
Regular, type H : 15 in
Low, type C : 12,55 in
do/di =√
Dimana:
Do = Diameter luar gasket, in
Di = Diameter dalam gasket, in
y = Yield stress, lb/in2
m = Faktor gasket
Digunakan material gasket yaitu soft steel, dari tabel 12,11 (Brownell and
Young, 1959) didapatkan:
y = 18000
m = 5,5
Jadi,
do/di =√
= 1,015
Asumsi bahwa diameter dalam gasket sama dengan diameter luar shell yaitu
68,68 in sehingga didapatkan :
do = 1,015 x 68,68 in
= 69,71 in
2. Lebar gasket minimum
N =
= 0,52 in
Keterangan :
N = Lebar gasket minimum (in)
do = Diameter luar gasket (in)
di = Diameter dalam gasket (in)
bo =
= 0,26 in
Karena bo > 0,25 in,maka
√
b =
√
=
= 0,255 in
G = do – 2b
= 69,2 – 2 (0,255)
= 68,69 in
Beban pada kondisi desain,
Wm2 = Hy
= 2 bGy
= 2 (3,14)(0,255)(68,69)(18000)
= 987491,5112 in-lb
Keterangan :
Wm2 : Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
Hy : Berat beban bolt maksimum (lb)
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
Beban pada kondisi operasi,
Hp = 2b mp
= 2 (0,255)(3,14)(5,5)(456,62)
= 4011,851857 in-lb
H =
= 1691031,791 in-lb
Wm1 = H + HP
= 1691031,791 + 4011,851857
= 1695043,643 in-lb
Keterangan :
Wm1 : Beban berat bolt pada kondisi operaso (lb)
Hp : Beban joint tight (lb)
m : Faktor gasket
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
P : Tekanan operasi (psi)
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Wm2 lebih kecil dari pada
Wm1 sehingga beban berada pada Wm1 .
4. Luas baut minimum
= 102,73 in2
Keterangan :
Am1 : Total luas bolt pada kondisi operasi (in2 )
Perhitungan ukuran baut minimum berdasarkan tabel 10,4 Brownel &
Young (1959) hal 188 :
Dengan menggunakan ukuran baut 1,625 in, diperoleh data sebagai berikut :
Root area = 1,515 in2
Bolting spacing standard (BS) = 3,5 in
Minimal radian distance (R) = 2,125 in
Edge distance (E) = 1,625 in
= 67,81 baut
Digunakan 68 baut,
= 75,79 in
Perhitungan diameter flange luar :
Flange OD (A) = BC + 2E
= 75,79 + 2 (1,625)
= 79,05 inch
Lebar gasket sesungguhnya :
Ab aktual = N x Root area
= 68 x 1,515
= 103,02 in2
N =
= 0,22 in
Karena lebar gasket < 0,5 in, pemilihan baut terpenuhi
5. Perhitungan Momen
a. Untuk kondisi tanpa tekanan dalam
Beban desain (W) = ½ (Ab + Am1 ) fa
= ½ (102,73 + 103,02) (12650)
= 1851749,2 in-lb
Keterangan :
W : Berat beban (lb)
Am1 : Luas baut minimum (in2 )
Ab actual : Luas baut actual (in2 )
fa : Tekanan yang diizinkan pada flange (psi)
Hubungan lever arm :
hG = ½ (C – G)
= ½ (75,79 – 69,2)
= 3,56 in
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
86
Keterangan :
hG : Tahanan radial circle bolt (in)
BC : Bolt circle diameter (in)
G : Diamater rata-rata gasket (in)
Flange momen :
Ma = W x hG
= 1851749, (3,56)
= 6583812,093 in-lb
b. Kondisi saat operasi
HD =
= 1690593,836 in-lb
Keterangan :
HD = Hydrostastic and force pada area dalam flange (lb)
B = Diameter dalam flange (in)
P = Tekanan operasi (psi)
The level arm, hD (Persamaan 12,100 Brownell and Young, 1959) :
hD = ½ (BC – B )
= ½ (75,79 – 68,68)
= 3,56 in
The Moment, Md (Persamaan 12,96 Brownell and Young, 1959) :
MD = HD x hD
= 1690593,836 x 3,56
= 6018349,967 in-lb
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force
total adalah :
HG =W–H
= 1851749,2 – 1691031,791
= 160717,4686 in-lb
Momen komponen dihitung dengan persamaan 12,98 Brownell and Young, 1959 :
MG = HG x HG
= 160717,4686 (3,56)
= 571423,8077 in-lb
Perbedaan antara flange-design bolt load dengan hydrostatic and force end
pada luas area dalam Flange, HT (Persamaan 12,97 Brownell and Young hal 242,
1959) :
HT = H – HD
= 1691031,791 - 1690593,836
= 437,9556 in-lb
The Moment (Persamaan 12,97 Brownell and Young, 1959) :
MT = HT x hT
= 437,9556 x 3,56
= 1558,1055 in-lb
Jumlah moment untuk kondisi saat beroperasi, Mo (Persamaan 12,97
Brownell and Young, 1959) :
Mo = MD + MG + MT
= 6018349,967 + 571423,8077 + 1558,1055
= 6591331,88 in-lb
Sehingga moment saat beroperasi sebagai pengontrol ;
Mmax = Mo
t=√
K = A/B
= (79,05/68,67)
= 1,15
Dari Gambar 12,22 dengan K = 1,13 [Brownell and Young hal 238, 1959]
Diperoleh nilai Y = 13.
t=√
t=√
t = 4,96 in
Diambil nilai t flange = 5 in.
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
88
R-102
Dimana :
Fin : 102918,4528 kg/h
umpan : 28,332 kg/m3
Sehingga:
= 3,6 s
Volume Reaktor adalah:
Volume = Waktu tinggal x Laju alir volumetrik
= 0,001 h x 3632,57 m3 /h
= 3,633 m3
Dimana Faktor kelonggaran adalah sebesar 20 %
Volume desain= (1 + 0,2) x 3,633 m3
= 4,36 m3
1.2 Jumlah Tube
Diameter katalis sebesar, (Dk ) = 0,0042 m
Dimana Dk /Dt = 0,15
Jadi,
Dt = = 0,028 m = 1,10 in
Maka diambil NPS 1- inch dari Tabel B,2 halaman 583 di buku “Process
Heat Transfer” (Serth, 2014) di dapatkan:
NPS : 1 in
: 0,0254 m
OD : 1,315 in
: 0,033401 m
ID : 1,049 in
: 0,02665 m
L : 20 ft (240 in)
: 6,096 m
Propertis katalis :
Porosity : 0,45
= 1182,5 kg/m3
= 5154,623 kg
= 2,397 m3
Z =
= 4301,99 m
= 0,8 x 20 ft
= 16 ft
= 4,8768 m
= 882 tubes
Tube yang akan dirancang dengan susunan triangular pitch (60o ) dengan
tujuan agar memberikan turbulensi yang lebih baik , sehingga akan memperbesar
koefisien transfer panas konveksi (h0 ), Sehingga transfer panasnya lebih baik dari
pada square pitch (kern hal 136, 1983),
= 0,04175125 m -
= 0,00835 m
1.3 Shell
1. Diameter dalam shell (IDs)
(IDs) =
= 1,30 m
= 51,196 in
2. Jarak baffle (Bs)
Bs = IDs x 0,3
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
93
= 1,30 m x 0,3
= 0,391 m
= 15,36 in
1.4 Tebal shell (Ts) dan Tebal Head (Th)
1. Tebal Shell (Ts)
IDs : 51,196 in
Bs : 15,36 in
Material shell : Stainless steel Grade 11 (SA-167) tipe 316
Tekanan Operasi : 50 bar (725,129 psi)
Tekanan Desain : 10% dari tekanan operasi
Tekanan Desain : 797,71 psi
Allowable pressure : 17200 psi
Efisisensi sambungan (E) : 0,8
Corrosion allowance : 1,5 mm = 0,0591 in
Jadi:
Ts =
= 1,596 in
= 0,0405 m
2. Tebal Head (Th)
ODs = IDs + 2Ts
= 51,196 + 2 (1,596)
= 54,38 in
= 1,384 m
Diambil OD sebesar 54 in
Th =
= 1,32 in
= 0,034 m
Dari Tabel 5,7 (Brownel and Young hal 90, 1959) diambil tebal standar
sebesar 1,375 in dan di dapatkan :
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok 6. Ganjil/ 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Abdullah A. Hayyuka
Toni ardi
Ulfiana P. Al-Masri
94
OD : 54 in
r : 48 in
icr : 4,125 in
sf : 2 in
= 21,473 in
BC = r – icr
= 48 – 4,125
= 43,875
AC =√
=√
= 38,26 in
b = r – AC
= 48 – 38,26
= 9,74 in
OA = Th + sf + b
= 1,375 + 2 + 9,74
= 13,114 in
=
G : 102918,45 kg/h
: 28,588 kg/s
: 2,2494 x 10-5 kg/ms
: 28,332 kg/m3
Jadi,
=
= 431,37 mm
= 16,98 in
Diambil 16 in
Dari tabel B,2 (Serth halaman 583 – 587, 2014) didapatkan
NPS : 16 in
OD : 16 in
Schedule number : 40
ID : 15 in
Flow area : 1,2272 ft2 (0,1140 m2 )
Pengecekan bilangn Reynolds
NRe =
do/di =√
Dimana:
Do = Diameter luar gasket, in
Di = Diameter dalam gasket, in
y = Yield stress, lb/in2
m = Faktor gasket
Digunakan material gasket yaitu soft steel, dari tabel 12,11 (Brownell and
Young, 1959) didapatkan:
y = 18000
m = 5,5
Jadi,
do/di =√
= 1,0306
Asumsi bahwa diameter dalam gasket sama dengan diameter luar shell yaitu
49,655 in sehingga didapatkan :
do = 1,0306 x 49,655 in
= 51,1775 in
2. Lebar gasket minimum
N =
= 0,761 in
Keterangan :
N = Lebar gasket minimum (in)
do = Diameter luar gasket (in)
di = Diameter dalam gasket (in)
Diamater gasket rata-rata, G = di + lebar gasket minimum
G = di + N
= 49,655 + 0,761
= 50,4165 in
3. Perhitungan beban
Dari Fig, 12,22 Brownel & Young, 1959 kolom 1 tipe 1,a :
bo =
= 0,381 in
Karena bo > 0,25 in,maka
√
b =
=√
= 0,308 in
G = do – 2b
= 51,1775 – 2 (0,308)
= 50,561 in
Beban pada kondisi desain,
Wm2 = Hy
= 2 bGy
= 2 (3,14)(0,308)(50,561)(18000)
= 881422,80 in-lb
Keterangan :
Wm2 : Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
Hy : Berat beban bolt maksimum (lb)
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
Beban pada kondisi operasi,
Hp = 2b mp
= 2 (0,308)(3,14)(5,5)(797,71)
= 8498,37 in-lb
H =
= 1609304 in-lb
Wm1 = H + HP
= 1609304 + 8498,37
= 1609304,884 in-lb
Keterangan :
Wm1 : Beban berat bolt pada kondisi operaso (lb)
Hp : Beban joint tight (lb)
m : Faktor gasket
b : Effective gasket (in)
G : Diameter gasket rata-rata (in)
P : Tekanan operasi (psi)
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Wm2 lebih kecil dari pada
Wm1 sehingga beban berada pada Wm1 ,
= 97,534 in2
Keterangan :
Am1 : Total luas bolt pada kondisi operasi (inch2 )
Perhitungan ukuran baut minimum berdasarkan tabel 10,4 Brownel &
Young (1959) hal 188 :
Dengan menggunakan ukuran baut 2 in, diperoleh data sebagai berikut :
Root area = 2,3 in2
Bolting spacing standard (BS) = 4,25 in
Minimal radian distance (R) = 2,5 in
Edge distance (E) = 2 in
= 42,4 baut
Digunakan 42 baut,
= 56,85 in
Perhitungan diameter flange luar :
Flange OD (A) = BC + 2E
= 56,85 + 2 (2)
= 60,85 in
Lebar gasket sesungguhnya :
Ab aktual = N x Root area
= 42 x 2,3
= 96,6 inch2
N =
= 0,2789 inch
Karena lebar gasket < 0,5 inch, pemilihan baut terpenuhi,
5. Perhitungan Momen
a. Untuk kondisi tanpa tekanan dalam
Beban desain (W) = ½ (Ab + Am1) fa
= ½ (96,6 + 97,534) (12650)
= 1747202,664 in-lb
Keterangan :
W : Berat beban (lb)
Am1 : Luas baut minimum (in2 )
Ab aktual : Luas baut actual (in2 )
fa : Tekanan yang diizinkan pada flange (psi)
Hubungan lever arm :
hG = ½ (C – G)
= ½ (56,847 – 50,561)
= 3,143 in
Keterangan :
hG : Tahanan radial circle bolt (in)
BC : Bolt circle diameter (in)
G : Diamater rata-rata gasket (in)
Flange momen :
Ma = W x hG
= 1747202,664 (3,143)
= 5491880,804 in-lb
b. Kondisi saat operasi
HD =
= 1543995,55 in-lb
Keterangan :
HD = Hydrostastic and force pada area dalam flange (lb)
t=√
K = A/B
= (60,85/49,66)
= 1,225
Dari Gambar 12,22 dengan K = 1,225 [Brownell and Young hal 238,
1959] Diperoleh nilai Y = 8.
t=√
t=√
t = 4,44 in
Diambil nilai t flange = 4,5 in.
d. Berat material
Berat gas = ¼ × π× ID2 × Lt × ρgas × Nt
= ¼ (3,14) (0,02662) (6,096) (28,332) (882)
= 84,894 kg
Berat katalis = 5154,63 kg
Jadi, total berat reaktor = berat shell + berat head + berat tube + berat
material dalam reaktor :
Berat Total = 6517,42 + 1095,44 + 13700,50 + 84,894 + 5154,63
= 26552,884 kg
1.12 Support
Keseluruhan reaktor (50% dari tinggi total reaktor). Digunakan lug (tipe I-
beam) dengan pondasi beton. Dengan jarak antara bottom reaktor ke pondasi
sebesar 5 ft. Maka, tinggi lug:
Hlug =½H+L
= ½ (0,5 * 6,762) + 1,524 m
= 3,2145 m