Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

Sesak Pada Kehamilan

Nama : Muhammad Faruq Azmi

NIM : 201410330311180

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesak nafas saat hamil merupakan salah satu hal yang umumnya
terjadi saat beraktivitas dan juga saat istirahat. Keluhan ini dapat bersifat
fisiologis (normal) di masa awal kehamilan. Saat hamil, terjadi pembesaran
rahim yang diikuti dengan perubahan hormon sehingga dapat mempengaruhi
rongga dada.

Dengan meningkatnya rahim, akan mendorong diafragma (lapisan


antara rongga perut dan dada) sekitar 4 cm ke bagian rongga dada. Perubahan
hormon dalam maha kehamilan dapat mempengaruhi saluran dan mukosa
pernafasan. Estrogen berkaitan erat dengan produksi pembengkakan jaringan,
gangguan pada pembuluh darah, serta meningkatknya mukosa. Selain
estrogen, meningkatnya progesteron, dapat meningkatkan laju pernafasan yang
disebabkan oleh meningkatnya produksi karbon dioksida. Secara fisiologis,
saat hamil terjadi perubahan jumlah darah di trimester pertama dan meningkat
secara maksimum sebesar 40-50% dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini
meningkatkan kerja jantung ibu.

Sesak nafas saat hamil dapat saja normal. Namun, penting bagi kita
untuk membedakan antara sesak nafas bersifat fisiologis atau karena penyakit
tertentu. Keluhan sesak juga berkaitan dengan organ jantung serta paru-paru.
Penyakit yang berhubungan dengan keluhan sesak seperti asma, infeksi paru,
atau emboli paru.

Beberapa keluhan yang patut diwaspadai seperti: keluhan sesak


mendadak disertai bunyi mengik, memiliki riwayat alergi atau asma; sesak
disertai nyeri dada, demam, batuk yang berhubungan dengan infeksi saluran
nafas atau paru; sesak yang disertai dengan jantung berdebar atau riwayat darah
tinggi yang berhubungan dengan gangguan kesehatan jantung; bibir atau ujung
kuku anda mulai kebiruan yang menandakan kandungan oksigen inadekuat.

Bila keluhan sesak semakin memburuk, ada baiknya


mengkonsultasikan keluhan ini dengan dokter kandungan. Sebab, oksigen yang
adekuat juga penting untuk tumbuh kembang janin.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksut dengan sesak nafas atau asma?
2. Bagaimana cara penanganan sesak nafas pada ibu hamil?

C. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian sesak nafas atau asma.
2. Memberitahukan cara penanganan sesak nafas pada ibu hamil.

D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1) Bagi Peneliti
Makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang sesak nafas
atau asma pada ibu hamil.
2) Bagi Masyarakat
Makalah ini dapat menambah pengetahuan agar masyarakat lebih peduli
terhadap kesehatan dan tahu bagaimana mengatasi sesak nafas pada ibu
hamil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengrtian

1. Sesak Nafas (asma)


Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak
nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini
hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang
luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa
pengobatan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut
dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang
akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan
bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu,
masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil
sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas,
oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 )
dikeluarkan.
Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan
hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan
masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang
dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-
masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai
23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2
) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 ) dikeluarkan.

2. Sesak Nafas Pada Ibu Hamil


Insiden asma dalam kehamilan adalah sekitar 0,5-1 % dari seluruh
kehamilan. Serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan 24-36
minggu, jarang pada akhir kehamilan. Frekuensi dan beratnya serangan
akan mempengaruhi hipoksia pada ibu dan janin. Penegakan diagnosis
serupa dengan asma diluar kehamilan.
Sesak nafas pada ibu hamil kebanyakan terjadi dikarenakan
terdesaknya diafragma karena janin bertambah besar. Ekspanasi torakpun
juga ikut terganggu, sehingga ekspirasi dan inspirasi tidak maksimal.

B. Etiologi Asma
1. Faktor pada pasien
a. Aspek genetik
b. Kemungkinan alergi
c. Saluran napas yang memang mudah terangsang
d. Jenis kelamin
e. Ras/etnik

2. Faktor lingkungan
a. Bahan-bahan di dalam ruangan :
 Tangau, debu rumah
 Binatang, kecoa
b. Bahan-bahan di luar ruangan :
 Tepung sari bunga
 Jamur
c. Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna
makanan
d. Obat-obatan tertentu
e. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
f. Ekspresi emosi yang berlebihan
g. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
h. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
i. Infeksi saluran napas
j. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika
melakukan aktivitas fisik tertentu
k. Perubahan cuaca

C. Patofisiologi
D. Tanda dan Gejala
1. Tanda
 Perubahan dalam pola pernafasan
 Bersin-bersin
 Gatal-gatal pada tenggorokan
 Turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olah raga
2. Gejala
 Nafas berat dan keluar bunyi whizzing
 Batuk
 Sesak dada
 Nafas pendek tersengal-sengal
E. Komplikasi
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan
beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau
hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh
pada janin dan sering terjadi sbb.

- Keguguran

- Persalinan prematur

- Pertumbuhan janin terhambat.

F. Pengaruh Asma Terhadap Kehamilan

Pengaruh asma terhadap kehamilan bervariasi tergantung derajat berat


ringannya asma tersebut. Asma terutama jika berat bisa secara bermakna
mempengaruhi hasil akhir kehamilan, beberapa penelitian menunjukkan
adanya peningkatan insidensi abortus, elahiran prematur, janin dengan berat
badan lahir rendah, dan hipoksia neonatus. Beratnya derajat serangan asma
sangat mempengaruhi hal ini, terdapat korelasi bermakna antara fungsi paru
ibu dengan berat lahir janin. Angka kematian perinatal meningkat dua kali lipat
pada wanita hamil dengan asma dibandingkan kelompok kontrol.

Asma berat yang tidak terkontrol juga menimbulkan resiko bagi ibu,
kematian ibu biasanya dihubungkan dengan terjadinya status asmatikus, dan
komplikasi yang mengancam jiwa seperti pneumotoraks, pneumomediastinum,
kor pulmonale akut, aritmia jantung, serta kelemahan otot dengan gagal nafas.
Angka kematian menjadi lebih dari 40% jika penderita memerlukan ventilasi
mekanik.

Asma dalam kehamilan juga dihubungkan dengan terjadinya sedikit


peningkatan insidensi preeklampsia ringan, dan hipoglikemia pada janin,
terutama pada ibu yang menderita asma berat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan penanganan penderita


secara intensif, akan mengurangi serangan akut dan status asmatikus, sehingga
hasil akhir kehamilan dan persalinan dapat lebih baik.

G. Penatalaksanaan
1. Dasar-dasar Penanganan

Penanganan penderita asma selama kehamilan bertujuan untuk


menjaga ibu hamil sedapat mungkin bebas dari gejala asma, walauoun
demikian eksaserbasi akut selalu tak dapat dihindari.

Pengobatan yang harus diusahakan adalah :

 Menghindari terjadinya gangguan pernapasan melalui


pendidikan terhadap penderita, menghindari pemaparan
terhadap alergen, dan mengobati gejala awal secara tepat.
 Menghindari terjadinya perawatan di unit gawat darurat karena
kesulitan pernapasan atau status asmatikus, dengan melakukan
intervensi secara awal dan intensif.
 Mencapai suatu persalinan aterm dengan bayi yang sehat, di
samping melindungi keselamatan ibu.
 Dalam penanganan penderita asma diperlukan individualisasi
penanganan, karena penanganan suatu kasus mungkin berbeda
dengan kasus asma yang lain, dalam memulai suatu perawatan
obstetri terhadap wanita hamil dengan asma perlu diperhatikan
beberapa prinsip tertentu yaitu :
 Mendeteksi dan mengeliminasi faktor pemicu timbulnya
serangan asma pada penderita tertentu.
 Menghentikan merokok, baik untuk alasan obstetrik maupun
pulmonal
 Mendeteksi dan mengatasi secara awal jika diduga adanya
infeksi pada saluran nafas, seperti bronkitis, sinusitis.
 Pembahasan antara ahli kebidanan dan ahli paru, untuk
mengetahui masalah-masalah yang potensial dapat timbul,
rencana penanganan umum termasuk penggunaan obat-obatan.
 Pertimbangan untuk mengurangi dosis pengobatan, tetapi masih
dalam kerangka respon pengobatan yang baik.
 Melakukan penelitian fungsi paru dasar, juga penentuan gas
darah khususnya pada penderita asma berat.
2. Obat-obat anti asma yang sering digunakan

Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan asma secara garis besar


dapat dibagi dalam 5 kelompok utama yaitu beta adrenergik,
methylxanthine, glukokortikoid, cromolyn sodium dan anti kolinergik, di
samping itu terdapat obat-obat lain yang sering digunakan sebagai terapi
tambahan pada penderita asma seperti ekspektoran dan antibiotik.

3. Penanganan fisoterapi
 Breathing exercise: melakukan gerakan menjauhkan kedua lengan
sambil menarir nafas yang dalam dan kemudian mendekatkan kedua
tangan sambil menghembuskan nafas.
 Senam Hamil
 Senam Asma
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas


terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil
yang sebagian besar dikarenakan terdesaknya diafragma oleh janin, sehingga
ekspansi thorak terganggu dan inspirasi dan ekspirasi tidak maksimal.

B. Saran
 Kepada mahasisiwi agar lebih dapat memahami jenis penyakit yang
menyertai kehamilan khususnya asma.
 Bagi petugas kesehatan khususnya fisiotrapi dapat mengetahui tindak lanjut
penanganan penyakit yang menyertai kehamilan khususnya asma,dan
fisioterapi dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya asma dalam
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, I.A.C. (2011). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB

untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

2. Bobak, 2010, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

3. .Cunningham FG. Asma dalam kehamilan. Dalam: Cunningham FG,

Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD, editor.

Obstetri wiilliams volume II. Edisi ke-21. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran ECG; 2005

4. Namazy JA, Schatz M. Pregnancy and asthma: recent developements.

New York: WebMD LLC.; 2005 [disitasi tanggal 15 Maret 2015].

Tersedia dari http://www.medscape.com/viewarticle/ 496583

Anda mungkin juga menyukai