Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM II

A. Judul
Difusi Dan Osmosis

B. Tujuan
1. Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis

C. Dasar Teori

Difusi dapat terjadi pada materi padat, cair,, dan gas. Kecepatan difuusii bergantung pada
kekompakan partikel yang menyusunnya. Pada medium cair kita kenal adanya dua kepekatan
larutan yaitu hipertonik dan hipotonik. Proses difusi akan berlangsung dari larutan dengan
kepekatan tinggi ke rendah (Lelono,2002).

Osmosis adalah difusi zat pelarut melintasi membran. Pada mahluk hidup zat pelarut
selalu air. Osmosis didefinisikan sebagai pergerakan air (zat pelarut) melalui membrane
permeable selektiv, dari area dengan kosentrasi air yang tinggi ke area dengan kosentrasi air
yang rendah (James,2008)

Osmosis merupakan difusi melalui membrane semipermiabel, masukny larutan kedalam


sel-sel endodermis merupakan contoh osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air
bergerak dari satu sel ke sel yang lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang
berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewatii membrane sel.. molekul-molekul
tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah. Proses
osmosis akan berhenti jika kosentrasi zat dikedua sisi membrane tersebut telah mencapai
keseimbangan (Sulardi,2009).

Osmosis merupaka difusi air yang melintasi membrane semipermiabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah dengan air lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan oleh
potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang segikit, dibawah kondisi yang sama. Energy bebas suatu zat per unit jumlah,
terutama perberat gram molekul (energy bebas mol -1) disebut potensial kimia. Potensial kimia
zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi
cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang
berpotensial kimia lebih kecil (Ismail,2006)

Molekul air memiliki sifat umum yang bergerak secara difusi, sesuai dengan gradien (laju
pertambahan) konsentrasi. Air cenderung berdifusi dari daerah yang jumlah daerah terlarutnya
sedikit ke jumlah zat terlarutnya banyak. Besarnya tekanan hidrostatis yang diperlukan untuk
menghasilkan aliran massa yang seimbang dan berlawanan arah dengan aliran difusi pelarut
tekanan yang ekuivalen disebut tekanan osmotik. Jumlah pelarut tersebut sebanding dengan
jumlah konsentrasi semua partikel zat terlarut yang ada didalamnya (Saifuddin,2002).

Cairan isotonik, jika suatu sel diletakan pada suatu larutan dengan zat terlarut
impermeabel (tidak dapat dilewati) maka sel tersebut tidak akan mengkerut attau membengkak.
Cairan hipotonik, jika sebuah sel diletakkan dalam larutan yang mempunyai konsentrasi
iimpermeabel yang lebih rendah maka air akan berdifusi dalam sel. Cairan hipertonik, jika
sebuah sel diletakkan dalam larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut impermeabel lebih
tinnggi maka air akan mengalir keluar dari zat,, dari sel dan masuk kedalam ekstraseluler
(Syaifuddin,2002).

Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara random yang menghasilkan
pergerakan molekul efektif dari kosentrasi tinggi ke kosentrasi rendah. Contoh-contohnya adalah
difusi zat warna dalam air tenang, difusi glukosa dan teknik tomografi, difusi zat melalui
membrane, dan difusi oksigen dalam membrane polimer. Bahkan difusi tidak hanya terjadi pada
skala mikro tetapi juga skala makro, seperti difusi gas dalam galaksi. Model dasar yang
digunakan dalam penelitian tentang difusi biasanya adalah hukum Fick namun bentuknya akan
bervariasi sesuai dengan asumsi-asumsi peneliti (Trihandaru,2012).

Kondisi optimal dalam kinerja membrane pada umumnya dinyatakan oleh besarnya nilai
permeabilitas dan selektivitas membrane terhadap suatu spesi kimia tertentu. Semakin besar nilai
permeabilitas dan selektivitas membrane, membrane memiliki kinerja yang semakin baik dalam
suatu preses pemisahan dalam membran akan ditemukan suatu fenomena umum yaitu apabila
permeabilitas membrane besar maka selektivitas akan rendah, demikian pula sebaliknya jika
selektivitasnya tinggi maka permeabilitas akan rendah. Solusi yang harus dicari dalam dilemma
ini ialah suuatu cara unntuk mengooptimalkan kinnerja membrane baik dalam aspek
permeabilitas maupun selektivitasnya (Radiman,2002).

Difusi adalah pergerakan molekul atau ion menembus membran berdasarkan gradien
konsentrasi. Difusi merupakan suatu cara dimana zat bergerak masuk melalui, dan keluar sel.
Dalam spesies multisel, difusi juga memindahkan zat antarsel pada daerah yang berbeda dalam
tubuhnya atau antarsel dan lingkungan eksternal sel.

Kecepatan Difusi

Seberapa cepat zat terlarut berdifusi bergantung pada lima faktor :

1. Ukuran
2. Suhu
3. Perbedaan gradien kosentrasi
4. Muatan
5. Tekanan

Osmosis ialah istilah pergerakan air menembus membrane sel dengan sendirinya juga
melalui protein transport.

Pada transport aktiv, protein transport menggunakan energi untuk memompa zat
melawan gradien konsentrasi menembus membran sel. Energi, sering dalam bentuk gugus fosfat
yang di transfer ATP. Mengubah bentuk transporter. Perubahan ini menyebabkan tranporter
melepaskan zat terlarut kesisi lain membran.

Pada transport pasif gradient konsentrasi mendorong difusi zat terlarut menembus
membran sel dengan bantuan protein transport. Protein ini tidak memerlukan energi dalam
membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, transport pasif juga disebut difusi terfasilitasi.

Beberapa transporter pasif berupa jembatan terbuka, sedangkan yang lainnya berupa
“pintu” pintu transporter berubah benntuk ketika molekul berikatan dengannya atau sebagai
respon perubahan muatan listrik. Perubahan bentuk protein memindahan zat terlarut kesisi
membrane, tempat zat terlarut dilepaskan.
D. Alat dan Bahan

1. Alat

-. Gelas Beaker

-. Pipet Tetes

- Penagduk

- Stopwatch

2. Bahan

- Larutan NaCl 50%

- Aquadest

- Larutan Eosin

- Kristal CuSo4

- Tuber Solanum Tuberosum

Anda mungkin juga menyukai