Anda di halaman 1dari 8

BAB III

Alat dan Bahan

3.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah batang pengaduk, gelas

kimia,maserator, mortir, neraca analitik, pipet tetes, pipet volum, plat KLT,

stamper, rak tabung, tabung reaksi, rotary vacum evaporator, spektrofotometer

UV-Vis.

3.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah buah ceremai

etanol 96%, n heksan, etil asetat, metanol.


BAB IV

PROSEDUR KERJA

4.1. Pengambilan Sampel Tanaman dan Determinasi

Tanaman yang digunakan adalah buah ceremai (Phyllanthus acidus. L).

Determinasi dilakukan di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu Dan Teknologi

Hayati Institut Teknologi Bandung.

4.2. Penyiapan Simplisia

Penyiapan bahan dimulai dengan pengambilan sampel yaitu buah ceremai

(Phyllanthus acidus. L), Pengolahan bahan dilakukan dengan cara disortasi basah

agar terbebas dari pengotor. Lalu pencucian dengan air mengalir, perajangan, dan

sebagian bahan dilakukan pengeringan dengan menggunakan lemari pengering.

hingga menjadi simplisia kering, kemudian dihaluskan sehingga diperoleh serbuk

simplisia. Simplisia yang diperoleh, disimpan di dalam wadah tertutup rapat.

4.3 Pembuatan ekstrak

Sebanyak 100 g Serbuk kering buah ceremai (Phyllanthus acidus. L)

dimasukkan kedalam maserator, ditambah etanol 96% sebanyak 1 liter direndam

selama 6 jam sambil diaduk-aduk kemudian diamkan sampai 24 jam. Maserat

dipisahkan, dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama.

Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan rotary vacum evaporator


hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat

(BPOM, 2004).

4.4 Pengujian Parameter Standar simpisia

4.4.1 Uji organoleptik

Parameter organoleptik simplisia dan ekstrak diamati dengan panca indra

yang mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa, yaitu dengan tujuan

pengenalan awal yang sederhana dan objektif (Depkes RI, 2000:31).

4.4.2 Kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotroph. Tabung

penampung dan kondensor dibilas dengan air, kemudian dikeringkan didalam

oven. Dimasukkan 200 mL toluen yang telah dijenuhkan dengan aquadest ke

dalam labu bundar kemudian tambahkan sejumlah simplisia 25 g yang

diperkirakan mengandung air 2-4 mL. Lalu dididihkan perlahan-lahan selama

kurang lebih 15 menit (tambahkan serpihan batu didih). Setelah mendidih, suling

dengan kecepatan 2 tetes/detik hingga sebagian besar air tersuling, naikkan

kecepatan penyulingan menjadi 4 tetes/detik. Setelah semua air tersuling, bilas

bagian kondensor dengan toluen. Lanjutkan penyulingan selama 5 menit,

kemudian hentikan pemanasan. Tabung penerima didinginkan sampai suhu

kamar. Setelah itu hilangkan tetesan air yang menempel pada dinding tabung

penerima. Biarkan air dan toluen dalam tabung penerima memisah. Baca volume

air dalam tabung penerima. Kadar air dihitung dalam % dengan rumus: (Depkes,

2000:16).

Volume air (ml)


Kadar air = x 100%
Bobot simplisiaawal ( g)
4.4.3 Kadar abu total

Simplisia ditimbang sebanyak 2 g, kemudian dimasukkan ke dalam krus

platina yang dipijarkan dan ditara lalu diratakan. Perlahan-lahan dipanaskan

hingga arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang. Apabila cara ini arang

tidak dapat dihilangkan dapat ditambahkan air panas, kemudian disaring melalui

kertas saring bebas abu. Sisanya dipanaskan dan kertas saring dalam krus yang

sama. Filtrat dimasukkan ke dalam krus dan diuapkan, kemudian dipijarkan

hingga bobot tetap dan ditimbang, kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah

dikeringkan di udara dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Depkes RI,

2000:17)

Bobot abu
Kadar abu total = x 100%
Bobot simplisia

4.4.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air

Sebanyak 5,0 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL air

kloroform P, menggunakan labu tersumbat sambil berkali-kali dikocok

selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring,

uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata

yang telah ditara, panaskan sisa pada suhu 1050 hingga bobot tetap.

Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam air, dihitung terhadap

bahan yang telah dikeringkan di udara.

4.4.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol


Sebanyak 5,0 g serbuk dimaserasi dengan 100 mL etanol 95% selama 24

jam, menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6

jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan

menghindarkan penguapan etanol 95%, uapkan 20 mL filtrat hingga

kering dalam cawan dangkal berdasarkan rata yang telah ditara, panaskan

sisa pada suhu 1050C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen sari

yang larut dalam etanol 95%, dihitung terhadap bahan yang telah

dikeringkan di udara (Depkes RI, 1977).

4.5 Karakterisasi ekstrak buah ceremai (Phyllanthus acidus. L)

4.5.1 uji organoleptik

Parameter Organoleptik diukur Menggunakan panca indera untuk

mendiskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa (Depkes RI, 2000). Caranya:

1. Bentuk (penglihatan); sampel diletakkan di atas dasar yang

bewarna putih, dilihat bentuk/rupa dan warna.

2. Bau (penciuman); ambil sedikit ekstrak masukan dalam lumpang,

gerus, dan dicium baunya.

3. Rasa; ambil sedikit sampel diletakkan pada lidah dan dikecap-

kecap selama 10-50 detik kemudian cuplikan dikeluarkan dari

mulut dan penguji berkumur-kumur dengan air.

4.5.2 uji bobot jenis

5 Uji Penapisan Fitokimia Simplisia

4.5.1. Alkaloid
Simplisia segar ditimbang sebanyak 2 gram kemudian ditambahkan 5 mL

H2SO4 2 N dan disaring. Residu yang diperoleh ditambah amoniak 10% lalu

ditambahkan kloroform, dikocok. Diambil lapisan kloroform kemudian

ditambahkan 1,5 mL H2SO4 2 N, dikocok hingga terbentuk dua lapisan. Diambil

lapisan asamnya, lalu dimasukkan kedalam 3 buah tabung yang berbeda.Tabung

pertama berisi blanko sebagai pembanding.Tabung kedua ditambahkan pereaksi

Mayer (2 – 3 tetes), positif alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih

kekuningan. Tabung ketiga ditambahkan pereaksi Dragendorff (2 – 3 tetes),

positif alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata (Farnsworth,

1966 : 245 – 254).

4.5.2. Uji Flavonoid

Simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dicampur dengan

serbuk magnesium dan HCl pekat 2 N dan selanjutnya dipanaskan di atas

penangas air dan disaring. Ditambahkan amil alkohol kedalam tabung reaksi dan

dikocok. Positif flavonoid ditandai dengan adanya warna jingga merah muda

(Farnsworth, 1966 : 262).

4.5.3. Uji Senyawa Polifenolat

Dimasukkan bahan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan air

secukupnya, dipanaskan di atas penangan air dan disaring.Ditambahkan 5 mL

larutan pereaksi besi (III) klorida. Positif fenolat ditandai dengan timbulnya warna

hijau atau biru hijau, merah ungu, biru hitam, hingga hitam sedangkan negatif

fenolat ditandai dengan endapan coklat (Farnsworth, 1966 : 255).

4.5.4. Uji Tanin


Sejumlah tertentu simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi dan

ditambahkan air secukupnya, kemudian dipanaskan di atas penangas air dan

disaring.Ditambahkan larutan gelatin 1% kedalam filtrat. Positif tanin ditandai

dengan adanya endapan putih (Farnsworth, 1966 : 264).

4.5.5. Uji Monoterpenoid dan Sesquiterpenoid

Simplisia digerus dengan eter kemudian dipipet sambil

disaring.Ditempatkan filtrat dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai

kering.Ditambahkan larutan vanilin 10% dan HCl pekat. Positif senyawa

monoterpenoid dan sesquiterpen ditandai dengan timbulnya warna-warna (Depkes

RI, 1977 : 132).

4.5.6. Uji Steroid dan Terpenoid

Simplisia digerus dengan eter kemudian dipipet sambil

disaring.Ditempatkan filtrat dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai

kering.Ditambahkan pereaksi Lieberman-Burchard. Positif triterpenoid ditandai

dengan warna ungu dan positif steroid ditandai dengan warna hijau-biru

(Farnsworth, 1966 : 259).

4.5.7. Uji Senyawa Kuinon

Sejumlah tertentu simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian

dipanaskan di atas penangas air dan disaring. Ditambahkan 5% kalium hidroksida

kedalam filtrat. Positif kuinon ditandai dengan warna kuning hingga merah

(Farnsworth, 1966 : 265).

4.5.8. Uji Saponin


Simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan diatas

penangas air selama 30 menit dan didinginkan. Setelah dingin, dikocok kuat.

Positif saponin ditandai dengan terbentuknya busa setinggi ± 1 cm yang bertahan

selama 5 menit (Farnsworth, 1966 : 257).

6 Pengujian Aktivitas tabir surya

Anda mungkin juga menyukai