Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS MAHASISWA PSIK
ANGKATAN B VII
DI RUANG BEDAH TERATAI
RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

OLEH :

AMRANI 010430848 B
DODI WIAJAYA 010430817 B
HARI PURNOMO 010430818 B
HERI SASONGKO 010430836 B
NITA DANIWATI ALI 010430828 B
OKTAVINA MOBALEN 010430708 B
RETNO TWISTIANDAYANI 010430843 B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
S U RABAYA
2006
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG BEDAH TERATAI RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

1. Latar Belakang
Pengembangan pelaksanaan model keperawatan dengan metode keperawatan primer,
merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan yang sedang dimantapkan.
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan IPTEK maka perlu pengembangan dan pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional dan efektif dan salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan
pasien. Dalam pelaksanaan model praktek keperawatan ini uraian tugas pada masing-masing
peran dalam memberi asuhan keperawatan terurai dengan jelas Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien ini dapat dimulai dengan upaya untuk menggali kebutuhan pasien terhadap asuhan
keperawatan. Dan metode yang dipilih untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan
pasien adalah dengan melaksanakan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan
yang dilaksanakan disamping klien dengan membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer (PP), Kepala Ruangan,
Perawat Asosiate (PA) serta melibatkan seluruh anggota tim. Adapun kegiatan ini mempunyai
karakteristik yaitu : klien dilibatkan langsung, klien merupakan fokus kegiatan, PP / PA dan
konselor melakukan diskusi. Konselor memfasilitasi kreativitas dan membantu
mengembangkan kemampuan PP dan PA dalam meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: klien dengan penyakit
kronis, klien dengan penyakit komplikasi, klien dengan penyakit akut dan klien dengan
permasalahan keperawatan yang belum terselesaikan.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Setelah melalui ronde keperawatan mahasiswa mampu mengatasi masalah
keperawatan klien.
b. Tujuan khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien.
2) Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
7) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan

3. Manfaat
a. Bagi Pasien :
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan.
2) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3) Memenuhi kenutuhan pasien
b. Bagi Perawat :
1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif dan psikomotor perawat.
2) Menjalin kerjasama tim
3) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
c. Bagi rumah sakit :
1) Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

4. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Oktavina Mobalen, S.Kep
PP 1 : Dodi wijaya, S.Kep
PA 1 : Nita Daniwati Ali, S.Kep
PP 2 : Amrani, S.Kep
PA 2 : Retno Twistiandayani, S.Kep
PP 3 : Heri Sasongko, S.Kep
Perawat konselor : 1. Luh Gede Arsiti Amd.Kep
2. Nazirotul Khoiriyah Amd. Kep
3. Hari Purnomo, S.Kep
Supervisor : 1. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
2. Kusnanto, S.Kp, M.Kes
3. Susanti Tjipto, SKM
4. Siti Guntarlin, SKM
5. Sumiatun, ETN, SST, S.Pd
6. Obed Sugiono, SKM
Pembimbing : 1 Purwaningsih, S.Kp,.MARS
2 Nuzul Quraniati, Skep Ns
3 Hanik Endang N, S.Kep Ns
4. Arie Sunarno, S.Kep., Ns
5. Luh Gede Arsiti, Amd.Kep.

5. Pelaksanaan dan Metode


Topik : Asuhan Keperawatan Klien dengan Ca Nasofaring Midline G
Sasaran : Klien Tn.K yang dirawat di Ruang Bedah Teratai beserta keluarga
Hari/Tanggal : Selasa, 19 Desember 2006
Waktu : Jam 11.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Bedah Teratai
Materi : Asuhan Keperawatan pada Tn K dengan Ca Nasofaring
Metode : Ronde Keperawatan
Diskusi dan tanya jawab
Media : - Materi disampaikan secara lisan
- Dokumentasi klien (status)
6. MEKANISME KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU
Pra
Ronde Pra Ronde
a) Menetapkan kasus dan topik sehari Ruang PP 1 Sehari
sebelum pelaksanaan ronde. Teratai sebelum
b) Menentukan Tim Ronde. pelaksana
c) Menentukan Literatur. an ronde
d) Membuat Proposal
e) Mempersiapkan klien
f) Diskusi Pelaksanaan

Ronde Pembukaan
a) Salam pembukaan Nurse Kepala 5 menit
b) Memperkenalkan tim ronde dan Station Ruangan
menjelaskan tujuan kegiatan ronde
serta mempersilahkan PP
menyampaikan kasusnya
c) Menyampaikan identitaskan klien, Nurse PP 1
masalah keperawatan klien, Station
intervensi yang telah dilakukan,
modifikasi tindakan, tingkat
keberhasilan dan dasar
pertimbangan dilakukan ronde.
d) Klarifikasi data yang telah Nurse
disampaikan. Station

Validasi Data

a) Validasi data yang telah Bed Klien PP1, 15 Menit


disampaiakan oleh PP1. PP2,PP3,PA1
Memberikan intervensi yang perlu ,PA2, dan
dilakukan pembenaran pada saat Konselor
validasi

Pasca a. Karu membuka dan Nurse Karu 20 menit


Ronde memimpin diskusi. Station
b. Diskusi tentang masalah Konselor,
yang belum terselesaikan dari Karu, PP dan
validasi data antar Tim ronde PA
c. Menentukan solusi Karu
dalam mengatasi masalah.
d. Salam penutup
7. Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan ronde keperawaan
2) Penyusunan proposal ronde keperawatan
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan ronde
keperawatan
5) Penentuan pasien dan kasus yang akan dilaksanakan ronde
6) Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
b. Evaluasi Proses
Pelaksanaan ronde keperawatan berjalan dengan lancar. Masing-masing dapat
menjalankan perannya dengan baik.
c. Evaluasi Hasil
Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan permasalahan pasien.
RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2002).

2. Tujuan Ronde :
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
b. Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien.
2) Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

3. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunitas perawatan yang profesional
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat dan benar
4. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.

5. Peran Masing-masing Anggota Tim


a. Peran perawat primer dan perawat assosiate
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
- Menjelaskan diagnosis keperawatan.
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
b. Peran perawat konselor
- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement
- Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
6. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

7. Kriteria Evaluasi Persiapan Pasien :


Inform Concernt
a. Struktur Hasil Pengkajian/
Validasi data
- Persaratan administratif (informed consent, alat, dll)
- Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
- Persiapan dilakukan sebelumnya Apa diagnosis keperawatan?
TAHAP Penyajian Apa data yang mendukung?
b. Proses
PELAKSANAAN DI Masalah Bagaimana intervensi yang sudah
NURSE
- PesertaSTATION
mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
c. Hasil
- Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
validasi data
- Masalah pasien dapat teratasi
TAHAP RONDE PADA
BED
- Perawat KLIEN
dapat :
Diskusi PP-PP,
1. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis Konselor,KARU
2. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
3. Meningkatkan
TAHAP kemampuan validitas data pasien Lanjutan-diskusi di
PASCA RONDE
Nurse Station
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah
klien.
Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :.........................................................
Umur :.........................................................
Alamat :.........................................................
Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien :
Nama :..........................................................
Umur :..........................................................
Alamat :..........................................................
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Surabaya,18 Desember 2006


Perawat yang menerangkan Yang Menyatakan

( ) ( ...........................................)

Saksi 1 :............................... (.................................)


Saksi 2 :............................... (.................................)
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN

MAHASISWA PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR SURABAYA
DI RUANG BEDAH TERATAI RSU Dr. SOETOMO SURABAYA
4 DESEMBER 2006 – 6 JANUARI 2007

Sekretariat: JL.Prof.Dr.Moestopo 47 Surabaya 60131,Telp.031-5012496-5014067

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


KANKER NASOFARING
A. Pengertian
Merupakan tumor ganas yang berasal dari epithel mukosa nasofaring atau kelenjar yang
terdapat di nasofaring

B. Gejala
 Telinga: tinitas pendengaran berkurang, grebeg-grebeg
 Hidung: pilek kronis, ingus bercampur darah
 Lanjut: penyebaran bisa secara ekspansif, infiltrasi dan metastasis

C. Terapi
 Utama: radiasi
 Tambahan: kemoterapi

D. Prinsip Perawatan
 Penyuluhan pada pasien dan keluarga mengenai persiapan radiasi baik mengenai efek
samping maupun kebutuhan nutrisi.
 Minum obat sesuai jadwal (paliatif)
 Observasi dampak pemberian obat-obat paliatiif

E. Masalah keperawatan
a. Cemas
b. Nyeri

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


d. Gangguan pola tidur

F. Intervensi
a. Cemas
Tujuan :
Kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Klien akan
1. Mengatakan cemas hilang atau berkurang
2. Mengatakan bisa tidur, tidak pusing, tidak lemah
3. HR 60-100 x/menit
4. RR 16-20 x/menit
5. Klien kooperatif
Intervensi :
1. Pantau tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panik
2. Pantau tanda vital
3. Pantau kemampuan klien dalam membuat keputusan dan mengungkapkan perasaan
4. Komunikasi terapeutik
5. Gunakan perilaku asertif
6. Hindarkan stimulasi yang dapat meningkatkan kecemasan: kebisingan
7. Ajarkan teknik distraksi: membaca, mendngarkan musik, memikirkan /mengingat
hal yang menyenangkan
8. Jelaskan tentang tindakan medis, operasi, prosedur yang dilakukan pada klien
9. Berikan agen anti ansietas

b. Nyeri
Tujuan: Nyeri berkurang setelah diberikan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
- Pasien mengekspresikan kepuasan dengan tindakan penghilang nyeri
- Tampak tenang dan relaks pada posisi yang nyaman
Intervensi:
1. Pertahankan tirah baring dalam lingkungan yang tenang.
2. Posisi terlentang dengan sisi yang dioperasi di atas untuk jangka waktu panjang yang
ditentukan.
3. Pertahankan pengaman tempat tidur tinggi untuk meningkatkan perubahan posisi
secara perlahan.
4. Tidak berbalik kecuali diinstruksikan, berikan gosokan pada punggung pasien.
5. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala tingkatan nyeri dari 0 sampai 5
6. Berikan analgesic dan kaji keefektifan pengurangan nyeri.
7. Laporkan nyeri yang berlebihan pada dokter
8. Cegah pasien menghembuskan udara lewat hidung atau bersin karena hal ini
meningkatkan nyeri

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


Tujuan: Jalan nafas kembali efektif setelah diberikan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil: Klien akan
1. Mendemonstrasikan batuk efektif
2. Menunjukkan RR 16-20 x/menit.
3. Menunjukkan irama nafas reguler
4. Pengembangan dada simetris
5. Tidak ada suara napas tambahan
6. Hasil AGD dalam rentang normal:
- PH = 7,35 – 7, 45
- pCO2 = 35 – 45
- pO2 = 80 – 100
- BE = -2 - +2
Intervensi
1. Lakukan fisioterapi nafas
a. Clapping
b. Nebulizer

c. Suction
d. Postural drainage
2. Pantau status pernafasan: frekuensi, kedalaman, irama, pengembangan dada, suara,
penggunaan otot bantu nafas
3. Pantau produksi sekret: jumlah, warna, bau,
4. Ajarkan cara batuk efektif
5. Berikan mukolitik/ekspektoran:
6. Pantau nilai analisa gas darah sesuai indikasi
7. Berikan oksigen
8. Penuhi kebutuhan hidrasi minimal 1500-2000 cc / hari.

d. Gangguan pola tidur


Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola tidur kembali normal
Kriteria hasil :
1. Menggambarkan faktor yang mencegah atau menghambat tidur.
2. Mengidentifikasi teknik untuk menginduksi tidur.
3. Melaporkan keseimbangan optimal dari istirahat dan aktivitas.
Intervensi :
1. Kurangi kebisingan.
2. Atur prosedur untuk memberikan jumlah terkecil gangguan selama periode tidur
(misalnya : sewaktu individu bangun untuk pengobatab juga berikan penanganan
dan ukur tanda vital).
3. Jika berkemih sepanjang malam mengganggu, batasi masukkan cairan waktu
malam dan berkemih sebelum berbaring.
4. Tetapkan bersama individi suatu jadwal untuk program aktivitas sepanjang waktu
( jalan, aktivitas fisik).
5. Batasi jumlah dan panjang waktu tidurjika berlebihan.
6. Kaji bersama individu dan keluarga waktu tidur rutin (waktu praktek kebersihan,
ritual).
7. Batasi masukkan minuman yang mengandung kafein setelah sore hari.
8. Jelaskan pada individu dan orang terdekat penyebab gangguan tidur/istirahat dan
kemungkinan cara menghindarinya :
 Hindari alkohol.
 Pertahankan waktu tidur teratur dan waktu bangun.
 Menyusun rutinitas relaksasi untuk persiapan tidur.

Anda mungkin juga menyukai