1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008). Menurut UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi, 2008). 2. Tipe Keluarga Menurut Sri Setyowati (2007), Tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak 2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. 3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) “Single Parent” yaitu suatu rumah yang terdiri satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian 5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja/kuliah) b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The Unmarriedteenege Mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The Stepparent Family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri 3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama. 4) The Non Heterosexual Conhibiting Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan melalui pernikahan 5) Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami- istri (marital partners) 6) Foster Family , yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau sudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya 7) Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidaknya mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan suatu problem kesehatan mental 8) Gang , yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan krminal dalam kehdupannya. 3. Struktur Keluarga Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah: a. Patrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah b. Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu c. Matrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri d. Patrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami e. Keluarga kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 4. Fungsi Keluarga Menurut Setiadi (2008), terdapat beberapa fungsi keluarga, antara lain: a. Fungsi Biologi 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologi 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosial pada anak 2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya e. Fungsi Pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki 2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai fungsi diatas terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu: a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. 5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu: a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi beberapa besar perubahannya. b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak terjadi. d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). 6. Tahap Perkembangan Keluarga Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998). Duval, 1997 dalam Sudiharto 2007 menjelaskan bahwa daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan risiko tertentu dalam tiap tahap perkembangannya. a. Pasangan baru/keluarga baru (bargaining family) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawainan sah dan meninggalkan (psikologi) keluarga masing-masing: (pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak) Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Membina hubungan intim/perkawinan yang saling memuaskan 2) Menetapkan tujuan bersama 3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social 4) Persiapan menjadi orang tua 5) Mendiskusikan rencana memiliki anak dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua) b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child-bearing) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tus dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah dalam hal: 1) Suami merasa diabaikan 2) Peningkatan perselisihan dan argument 3) Interupsi dalam jadwal kontinyu 4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Parsiapan menjadi orang tua 2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga 3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 4) Membagi peran dan tagging jawab c. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat anak pertama/tertua berusia 2,5 tahun dan berakhir saaat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan disesuaikan dengan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman 2) Membantu anak bersosialisasi 3) Berdaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi 4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) 6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 7) Merencakana kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak d. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah, anak tertua berusia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan, termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi ayng baik di sekolah, membantu anak- anak membina hubungan dengan teman sebaya) 2) Mempertahankan keintiman pasangan/mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga e. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6 -7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya 2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan 4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memperluas keluarga intim/harmonis menjadi keluarga besar, termasuk penambahan anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa. 2) Menata kembali hubungan perkawainan 3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua (menyiapkan datangnya proses penuaan termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan) 4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat 5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tahap ini dimulai pada saaat anak yang terakhir maninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Mempertahankan kesehatan 2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya, anak dan cucu 3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal: Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Mempertahankan suasana rumah uyang menyenangkan 2) Adaptasi dengan perubahan: kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat 4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)