Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM JARAGA SASAMEH


Jalan Patianom Nomor 6 Buntok 73711 Kalimantan Tengah
Telpon (0525) – 21261, Fax.(0525) – 21021
Website : http://rsud_buntok.barselkab.org/rsud_buntok Email : rsud_buntok@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD JARAGA SASAMEH


NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI
RSUD JARAGA SASAMEH

DIREKTUR RSUD JARAGA SASAMEH

Menimbang : a. bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di


Radiologi yang sama dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien;
b. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada butir a perlu ditetapkan Kebijakan
Pelayanan Radiologi di RSUD JARAGA SASAMEH
c. bahwa penetapan dan pemberlakuan kebijakan tersebut perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD JARAGA
SASAMEH
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesai Nomer
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas keputusan
Menteri Kesehatan Nomer 1014/MENKES/SK/XI/2008.
16. Keputusan Direktur Utama RSUD JARAGA SASAMEH
Nomor……. tahun 2018 tentang Struktur Organisasi RSUD
JARAGA SASAMEH
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD JARAGA SASAMEH
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RSUD
JARAGA SASAMEH
Kesatu : Regulasi tentang perorganisasian dan pengaturan pelyanan
diagnostik, imajing, dan radiologi intervensional (RIR) secara
terintegrasi
Kedua : Pelayanan radiodiagnostik, imajing, dan radiologi intervensional
(RIR) tersedia 24 jam
Ketiga : Daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus dapat dihubungi jika
dibutuhkan

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 21 Agustus 2018
Direktur,

Dr.Leonardus P. Lubis, Sp.OG


Lampiran
Keputusan Direktur RSUD JARAGA SASAMEH
Nomor : 000/SK/DIR/I/2018
Tanggal : 21 April 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI


RSUD JARAGA SASAMEH

Kebijakan Umum
1. Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing diselenggarakan memenuhi standar nasional,
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
2. Pelayanan Radiologi dilaksanakan 24 jam
3. Pelayanan radiologi diluar rumah sakit DPK harus mempunyai rekam jejak dan tepat waktu sesuai
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
4. Proses pelayanan radiologi dalam melakukan tindakan penunjang medis harus sesuai dengan
pedoman pelayanan Radiologi dan diatur lebih lanjut dalam standar prosedur operasional yang sudah
ditetapkan.
5. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing harus tetap memperhatikan proses penanganan dan
pembuangan bahan infeksius dan berbahaya hasil dari pelayanan radiologi yang telah dilakukan.
6. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien serta adanya
program keamanan radiasi dan antisipasi risiko dan bahaya yang dihadapi.
7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
8. Semua jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di bidang radiologi wajib
mendapatkan pendidikan formal radiologi dan mempunyai izin profesi sesuai dengan
kompetensinya.
9. Pola ketenagaan radiologi disusun berdasarkan tingkat kebutuhan, kompetensi dan pengalaman staf.
10. Waktu pelaporan hasil expertise harus sesuai dengan standar mutu pelaporan yang telah ditetapkan.
11. Setiap permintaan pemeriksaan radiologi dan tindakan medik dengan penggunaan radiasi harus
berdasarkan surat permintaan tertulis dokter pengirim / merujuk yang dilengkapi dengan keterangan
klinis yang jelas.
12. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna kepentingan
medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat persetujuan pasien ( inform
concern) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan tentang risiko tindakan
medik yang akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras radiografi.
13. Peralatan radiologi harus selalu dilakukan inspeksi, testing, kalibrasi, perawatan/pemeliharaan dan
monitoring secara berkala/rutin dalam periode tertentu sesuai ketentuan yang ada.
14. Pemeriksaan dan tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi kecuali untuk kasus-kasus
tertentu yang karena sesuatu hal menurut keputusan secara medis tidak mungkin dilakukan di ruang
radiologi dengan tetap memperhatikan manfaat dan risiko serta keselamatannya terhadap pasien dan
pekerja disekitarnya.
15. Semua pekerja radiasi yang melakukan tindakan pemeriksaan medik radiologi dan atau dilingkungan
radiasi wajib menggunakan alat personal monitoring radiasi setiap melakukan pekerjaannya
16. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal unit radiologi wajib melaksanakan rapat rutin
minimal satu bulan sekali atau rapat insidentil (sewaktu-waktu) untuk membahas permasalahan
yang bersifat penting dan perlu keputusan segera.
17. Semua petugas radiologi wajib memiliki izin dan secara terus menerus dilakukan pembaharuan serta
lulus uji kompetensi seusai profesi dan keahliannya.
18. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
19. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib mengikuti pelatihan
yang dislenggarakan.
20. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari bahan kontras wajib disediakan obat dan
peralatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kebijakan Khusus
A. Kebijakan Dokter Spesialis Radiologi
1. Setiap tindakan pemeriksaan kepada pasien yang menggunakan kontras media dalam bentuk
cair, padat atau udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya baik ionik
maupun non ionik, dilakukan dan dilaksanakan oleh dokter Spesialis Radiologi
2. Dokter Spesialis Radiologi bertanggungjawab terhadap keadaan, kesadaran serta keamanan
terhadap tindakan yang dilakukannya selama menggunakan kontras media.
3. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna
kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat persetujuan
pasien (informed consent) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan
tentang risiko tindakan medik yang akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras
radiografi.

B. Kebijakan Radiografer
1. Radiografer sebagai pelaksana tindakan pemeriksaan radiologi tanpa bahan kontras.
2. Radiografer tidak diperbolehkan memasukkan kontras media dalam bentuk cair, padat atau
udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya kecuali ada perintah izin tertulis
dari dokter spesialis radiologi atau Direktur Rumah Sakit.
3. Radiografer tidak dibenarkan melakukan expertise (jawaban medis) dari hasil radiografi, dalam
keadaan dan kondisi tertentu apabila diminta dapat memberikan pendapatnya sebatas ruang
lingkup pengetahuan.
4. Segala tindakan yang berhubungan dengan penanganan pasien dengan indikasi tertentu atau
permintaan tertentu yang ada terkaitannya dengan hasil diagnosa agar berkonsultasi dengan
dokter spesialis Radiologi.

Ditetapkan di Buntok
Pada tanggal 21 April 2012
Direktur,

Dr.Leonardus P. Lubis, Sp. OG

Anda mungkin juga menyukai