Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI


INSTALASI GIZI

JL. SULTAN AGUNG NO. 32 KOTA TEGAL


TELEPON (0283) 355525, FAX (0283) 321995

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial merupakan masalah, terutama di rumah sakit – rumah sakit besar
yang merawat pasien dengan berbagai jenis penyakit, baik yang menular maupun
yang tidak.Masalah ini harus selalu dipantau dan dicegah.Hal ini dilakukan karena
jika infeksi nosokomial terjadi maka akan menambah masalah pasien. Berbagai cara
diterapkan agar infeksi nosokomial tidak terjadi, antara lain dengan menerapkan
tindakan aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan ,
menggunakan alat perlindungan diri jika melakukan tindakan, mengurangi tindakan
invasive, memisahkan sampah yang infeksius dengan sampah yang non infeksius
dan – yang tidak kurang pentingnya – membiasakan para petugas berperilaku
higienis. Banyak pihak yang dilibatkan dalam pengendalian dan pencegahan infeksi
nosokomial. Salah satunya adalah instalasi gizi.Instalasi gizi cukup berperan dalam
pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial karena makanan yang di produksi
oleh instalasi gizi langsung berhubungan dengan pasien.Dan ada kemungkinan
menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi nosokomial.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Infeksi Nosokomial
1. Pengertian
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama
dia dirawat di rumah sakit dan infeksi itu tidak ditemukan/diderita pada saat
pasien masuk rumah sakit.
2. Sumber
Sumber infeksi dapat berupa kuman, virus, protozoa dan parasit yang terdapat di
alam.Bahkan manusia sehat juga penuh dengan kuman yang dianggap
normal.Untuk penderita yang imunokompromis, kuman normal pun dapat
menjadi patogen karena daya tahan tubuh yang berkurang.Lingkungan kita
terkenal dengan sumber kuman patogen yang paling besar.
3. Kriteria Infeksi Nosokomial
a. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-
tanda klinik dari infeksi tersebut.
b. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tersebut.
c. Tanda-tanda klinik infeksi tersebut baru timbul sekurangkurangnya setelah 3
x 24 jam sejak mulai perawatan.
d. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa dari infeksi sebelumnya.
e. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi, dan
terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang
sama pada waktu lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi
nosokomial
4. Rantai Penularan Infeksi Nosokomial dalam Rumah Sakit
• dokter
• perawat
• pasien
• petugas bagian gizi
• petugas laboratorium
• petugas kebersihan
• pengunjung
• alat-alat kedokteran dan perawatan
B. Peranan Instalasi Gizi dalam Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Nosokomial
Dalam upaya pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit,
banyak pihak yang dilibatkan. Salah satunya adalah instalasi gizi. Peranan instalasi
gizi dalam pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial adalah sebagai berikut
:
1. Pengolahan makanan
a. Penerimaan bahan makanan
 Sumber bahan makanan harus dipilih yang berkualitas baik.
 Bahan makanan yang belum terolah harus dalam keadaan segar,
tidak rusak atau berubah bentuk, warna, dan rasa, tidak berbau
busuk, tidak berjamur, bila kotor harus dibersihkan dengan air terlebih
dahulu, tidak mengandung bahan yang dilarang seperti formalin,
boraks, pestisida, melamin, dll
b. Pencucian bahan makanan
 Bahan makanan harus dicuci. Sayuran, buah-buahan, kacang-
kacangan,Lauk air tawar, lauk air laut, daging-dagingan,Dll.
 Pencucian dengan menggunakan air mengalir. Dibersihkan dan
dibilas berkali-kali.
 Tempat penyimpanan bahan makanan yang sudah dicuci harus
bersih.
c. Penyimpanan bahan makanan
 Tempat penyimpanan bahan makanan harus dalam keadaan bersih,
terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
lain.
 Penyimpanan bahan makanan kering. Semua tempat penyimpanan
bahan makanan harus beradadibagian tinggi untuk mencegah
genangan air dan menjagakelembabannya dan ruangan harus anti
tikus, anti serangga.
 Penyimpanan bahan makanan dalam Referigerator / Kulkas /
Freezer. Rak dalam reefrigerator dan isinya disusun sedemikian
rupa sehinggatidak berdesakan, agar aliran udara dingin dapat
mencakup semua bahanmakanan dengan baik.
d. Peracikan dan pengolahan bahan makanan
 Pengolahan harus dilakukan dengan hygienis.
 Tidak merokok selama mengolah makanan
 Tidak mengerjakan kebiasaan2 yang jorok / menjijikkan seperti
mengorek2, mencungkil, mengupil, menggaruk, menjilat, atau
meludah
 Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan secara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak
langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan menggunakan
sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu, dan
sejenisnya.
 Tenaga dapur / gizi selalu berupaya untuk menjaga kebersihan diri
dankebersihan lingkungan kerja dengan cara :Selalu mencuci
tangan dengan sabun sebelum bekerja dan setelahkeluar dari kamar
mandi / WC dan selalu bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani
makanan.
e. Pengangkutan bahan makanan
 Makanan jadi yang siap saji tidak boleh diangkut bersama dengan
bahan makanan mentah.
 Makanan diangkut dengan kereta dorong yang tertutup, bersih dan
anti karat(stainless steel), dan permukaan dalamnya mudah
dibersihkan.
f. Penyajian makanan
 Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan disajikan dengan
peralatan yang bersih dan sudah melalui proses desinfeksi sesuai
prosedur.
 Sebaiknya dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak lama
menunggu disantap. Beri waktu tidak lama kepada penderita untuk
menyantapnya agar makanan tidak makin beresiko terpapar
mikroorganisme.
 Letak makanan sebaiknya satu bidang, bila digunakan bidang yang
berbeda / bertingkat, maka jenis makanan basah berada di bawah
dari makanan kering
2. Peralatan pengolahan makanan
a. Peralatan makanan dan minuman
 Bahan untuk peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat , tidak
mudah retak,penyok, gompel , robek atau pecah.
 Tidak mengandung bahan beracun atau logam berat lain seperti :
Timah, Arsen,Tembaga, Seng, atau antimon.
 Kebersihan peralatan harus dijaga dengan baik, pencucian dan
penyimpanan harus sesuai prosedur.

b. Peralatan masak dan wadah makanan


 Peralatan masak dan wadah makanan sebaiknya terbuat dari bahan
yang kuat dan tidak larut dalam makanan seperti stainless steel.
 Semua peralatan harus mempunyai tutup.
 Peralatan yang bukan logam harus dari bahan yang kuat dan
setelah rusak harus langsung dibuang.
 Penyimpanan peralatan masak dan wadah pada rak harus teratur
dan sebaiknya mendapatkan sinar matahari.

c. Pencucian peralatan
 Pisahkan segala kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat
pada alat/barang seperti, gelas, mangkok dll.
 Sampah dibuang bersama sampah dapur lainnya.
 Piring dan alat yang telah dibersihkan sisa makanan, ditempatkan
pada tempat piring kotor.
 Setiap piring/alat yang dicuci direndam pada bak pertama. Cara ini
dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam
sisa makanan yang masih menempel, sehingga mudah untuk
membersihkan. Setelah direndam untuk selama beberapa saat,
maka piring mulai dibersihkan dengan menggunakan detergen pada
bak pencuci tersebut.Penggunaan sabun sebaiknya dihindarkan
karena sabun tidak dapat menghilangkan lemak.
 Cara pencucian dilakukan dengan menggosok bagian-bagian yang
terkenamakanan, dengan cara menggosok berulang kali sampai
tidak terasa licin lagi.Bilamana masih licin akan menempel sisa-sisa
bau yang belum bersih.Setelah pencucian dirasa cukup, maka
langsung dibilas dengan airpembersih/pembilas yang mengalir,
sambil digosok dengan tangan dan tidak lagiterasa sisa-sisa
makanan atau sisa-sisa detergen.
 Piring atau gelas yang telah dicuci dibilas dengan air klorin untuk
disinfeksi,langsung direndam ke dalam air bak klorin 50 ppm selama
2 menit kemudianditempatkan pada tempat penirisan.
 Sedangkan untuk disinfeksi dengan air panas, disyaratkan suhu 82º
C untukselama 2 menit atau 100º C selama 1 menit.Cara
memasukkan piring/gelas ke dalam air panas, tidak boleh
langsungdengantangan, tetapi sebelumnya dimasukkan ke dalam
rak-rak khusus untukdidisinfeksi.
 Piring dan alat makan yang telah selesai melalui proses disinfeksi
ditempatkanpada rak-rak anti karat ( stainless steel ) sebagai tempat
penirisan/pengeringandengan cara terbalik atau miring sampai
kering dengan bantuan sinar matahariatau sinar buatan dan tidak
boleh dilap dengan kain. Untuk itu bagian yangmenempel ke
permukaan piring atau bibir gelas harus dijaga
kebersihannyadengan cara disinfeksi.
 Piring atau gelas yang akan dipakai tidak perlu dilap atau digosok
kain lap,karena menjadi kotor kembali. Bilamana dilap gunakan kain
lap ( tissue ) sekalipakai.
d. Penyimpanan peralatan
 Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan
dalam keadaan kering dan bersih.
 Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara penyimpanannya
harus dibalik.
 Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak
aus/rusak.
 Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
 Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
pencemaran dan binatang perusak
3. Petugas pengelola makanan
Semua pengelola makanan harus selalu memelihara kebersihan pribadi
(personal
hygiene) dan terbiasa untuk berperilaku sehat selama bekerja. Hal-hal
yangdiperhatikan
dalam kebersihan pribadi :
 Mencuci tangan, hendaknya tangan selalu dicuci dengan sabun :
sebelum bekerja, sesudah menangani bahan makanan mentah/kotor
atau terkontaminasi, setelah dari kamar kecil, setelah tangan digunakan
untuk menggaruk, batuk atau bersin dan setelah makan atau merokok.
 Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja. Pakaian
kerja harus bersih.
 Kuku hendaknya dipotong pendek dan dianjurkan untuk tidak memakai
perhiasan sewaktu bekerja.
 Topi/penutup rambut, semua pengelola hendaknya memakai topi atau
penutup rambut untuk mencegah jatuhnya rambut ke dalam makanan
dan mencegah kebiasaan mengusap/menggaruk rambut.
 Pengelola makanan sama sekali tidak diijinkan merokok selama bekerja
baik waktu mengolah maupun mencuci peralatan. Merokok merupakan
mata rantai antara bibir dengan tangan dan kemudian ke makanan.

LAMPIRAN

Diagram Alur Makanan Di Rumah Sakit

PENERIMAAN
BAHAN MAKANAN

BAHAN KERING BAHAN BASAH


PENYIMPANAN

PENCUCIAN

PERACIKAN

PENGOLAHAN

PEWADAHAN

PENYAJIAN

PENCUCIAN PERALATAN DESINFEKSI PERALATAN

PENYIMPANAN PERALATAN
SAMPAH

Anda mungkin juga menyukai