Anda di halaman 1dari 5

Asuhan Bayi Baru Lahir

A. Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir


1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian segera setelah lahir
3. Pencegahan kehilangan panas
4. Asuhan tali pusat
5. Inisiasi Menyusu Dini
6. Manajemen laktasi
7. Pencegahan infeksi mata
8. Pemberian vitamin K1
9. Pemberian imunisasi
10. Pemeriksaan BBL (APN 2008)
B. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
Tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir normal
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Isap lender dari mulut dan hidung (bila perlu)
3. Keringkan
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong da ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
untuk memberi waktu tali pusat mengalirkan darah (demikian juga zat besi) kepada
bayi.
6. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini
7. Beri suntikan vitamin K1 (phytomenadione) 1 mg intramuscular, dipaha kiri anterolateral
setelah Inisiassi Menyusui Dini
8. Beri salep mata antibiotic pada kedua mata. Pencegahan infeksi mata dianjurkan
menggunakan salep mata antibiotic tetrasikin 1%
9. Pemeriksaan Fisis
10. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2
jam setelah pemberian vitamin K1. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
a) Pencegahan Infeksi
BBL sanagat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau terkontaminasi
(Pediatric 2014)

(Pediatric 2014)
Dalam asuhan bayi baru lahir lakukan juga hal-hal berikut

a. Teruskaan menjaga kehangatan bayi dengan kontak kulit ke kulit dengan ibu selama 1 jam
pertama
b. Anjurkan ibu untuk mulai menyusui jika bayi sudah menunjukan tanda siap menyusu.
Jangan memberikan dot atau makanan apapun sebelum diberi ASI. Juga tidak dianjurkan untuk
memberikan air, air gula, dan susu formula.

Lakukan pemantauan terhadap bayi yang diletakan pada dada ibu setiap 15 menit selama 1-2 jam
pertama kehidupan, untuk hal-hal berikut ini :
a) Pernafasan : apakah merintih, terdapat retraksi dinding dada bawah/pernafasan cepat nafas
cepat)
 Jika terdapat tanda kesulittan bernafas (merintih, retrksi dinding dada bawah atau
nafas cepat) maka segera lakukan rujukan.
b) Kehehangatan periksa apakah kaki teraba dingin
 Jika kaki teraba dingin, pastikan suhu ruangan hangat. Tempatkan atau lanjutkan bayi
untuk kontak kulit ke kulit dengan ibunya, serta selimuti ibu dan bayi dengan selimut
hangat.
 Periksa kembali 1 jam kemudian. Bila tetap dingin, lakukan pengukuran suhu tubuh. Bila
tubuh . bila suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat Celsius, lakukan penatalaksanaan
hipotermi.
SKOR APGAR

Tidak assfiksia ≥7 Asfiksia Ringan Sedang 4-6 Asfiksia Berat ≤3


(Pelayanan Obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED)2008)

I. Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau terkontaminasi
selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. (APN)
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan saat menangani bayi
 Pastikan semua alat dan bahan yang digunakan steril dan bersih (APN)
II. Penilaian Bayi Baru Lahir Normal
Segela setelah lahir letakan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu.
Segera lakukan penilaian awal
 Apakah bayi cukup bulan
 Apakah air ketuban jernih, bercampur meconium atau tidak
 Apakah bayi menangis atau bernafas
 Apakah tonus otot bayi baik (APN,2008)
III. Pencegahan umum kehilangan panas tubuh bayi
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada BBL belum berfungsi sempurna. Oleh karena
itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat
mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami sakit
berat aatau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan
yang relative hangat. (APN 2008)

Bayi premature atau BBL sangat rentan untuk mengalami hipotermia. Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi ( berat lahir adalah berat yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). (Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergenci dasar (PONED)2008)

IV. Merawat Tali Pusat


 Memotong dan mengikat tali pusat
 Klem dan potong tali pusat 2 menit setelah bayi lahir, lakukan penyuntikan
oksitosin sebelum tali pusat dipotong
 Jepit tali pusat dengan klem DTT pada sekitar 3 cm
 Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut dan potong
 Ikat tali pusat dengan benang atau penjepit tali pusat
 Lepaskan klem tali pusat dan masukan kedalam larutan klorin 0,5%
 Kemudian, letakan bayi diatas perut ibu (APN 2008)
V. Inisiasi Menyusui Dini
Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara ekslusif.
Segera setelah bayi lahir dan tali puasat diikat, letakan bayi tengkurap diatas dada ibu dengan
kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung
setidaknya 1 jam atau lebih. (APN 2008)
VI. Pencegahan infeksi mata
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi
selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut mengandung antibiotika tetrasiklin 1%. Salep
antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran.
VII. Pemberian Vitamin K1
Semua bayi baru lahir diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskulersetelah 1 jam kontak kulit
ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan akibat defisiensi vitamin K yang
dialami oleh sebgaian BBL. (APN 2008)
VIII. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL dilakukan pada :
 Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
 Saat kunjungan tindak lanjut, yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari
dan 1 kali pada umur 8-28 hari. (APN 2008)

Anda mungkin juga menyukai