IV.

(Pemberian epinefrin dilakukan atas instruksi dokter setelsh frekuensi jantung <80
x/menit setelah VTP dan kompresi dada 30 detik dengan dosis 0,1-0,3 ml/ kg untuk
larutan 1:10.000, dapat juga diberikan Bicnat atau Natrium bikarbonat dengan dosis 2
mEq / kg, dapat juga diberikan nalokson hidroklorid atau Narcan dengan dosis 0,1 ml
/ kg dengan IM / SC)
V. Jika semua prosedur sudah dilakukan namun bayi belum dapat bernafas, siapkan
rujukan.

e. Observasi bayi di dalam incubator selama 2 jam sampai keadaan bayi stabil.
- Warna kulit kemerahan, tonus otot baik, tidak terdapat sianosis pada sentral tetapi
terdapat sianosis pada perifer, terdapat reflek hisap.
- (Setelah di observasi selama 2 jam, kemudian dilakukan tindakan asuhan pasca
resusitasi).
f. Melakukan asuhan pasca resusitasi, yaitu :
1. Melakukan pemantauan tanda-tanda bahaya dan memberi tahu ibu tanda-tanda bahaya
pada bayi baru lahir seperti :
 Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti kesulitan bernafas,
warna kulit abnormal, suhu tubuh lebih tinggi / rendah dari suhu ibu, bayi
letargis, tidak mau menyusu serta diare dan apabila hal tersebut terjadi segera
ke petugas kesehatan terdekat.
 Ibu telah mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi dan ma uke petugas
kesehatan jika itu terjadi
2. Melakukan pencegahan hipotermia dan mengajarkan ibu cara atau metode kangguru.
Ibu mengerti dan mau melakukannya.
3. Melakukan pencegahan infeksi dan mengsjarkan ibu cara perawatan tali pusat agar
tidak terinfeksi menggunakan kasa steril kering. Ibu telah mengetahui cara perawatan
tali pusat.
4. Pemberian Vit K Bayi telah diberi Vit K1 0,5cc secara IM di 1/3 paha kiri luar bayi.
g. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis, antropometri, dan reflex. Antopometri :
BB: 2900 gram, PB: 49 cm, N=110x/menit, S= 36,6*C, RR=55x/menit, Refleks : (+),
sucking (+) , swallowing (+), tonick neck (+), plantar (+), babinsky (+).
h. Melakukan pendokumentasian dan pelaporan. Hasil asuhan sudah dilakukan
pendokumentasian dan pelaporan.