Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

Oleh:
I Gusti Ayu Dian Ratnasari,S.ked
NIM 07700078

Dokter Pembimbing

SMF BEDAH RSD dr. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ..................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 2
Batasan ……………………………………………………….. 4
Klasisikasi ……………………………………………………. 3
Etiologi ………………………………………………………. . 8
Diagnosis ……………………………………………………… 8
Diagnosis Banding ……………………………………………. 11
Penatalaksanaan ………………………………………………. 12
Komplikasi …………………………………………………… 23
Prognosis …………………………………………………….. . 23
II. LAPORAN KASUS ……………………………………………. 24
III. KEPUSTAKAAN ........................................................................ 31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Batasan
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi
hernia.
Gambar 1. Anatomi anterior

Gambar 2. Anatomi posterior


1.2 Klasifikasi
1. Berdasarkan terjadinya:
a. Hernia kongenital:
- Hernia kongenital sempurna: karena adanya defek pada tempat-
tempat tertentu.
- Hernia kongetital tak sempurna: bayi dilahirkan normal
(kelainan belum tampak) tetapi mempunyai defek pada tempat-
tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir
akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi
oleh kenaikan tekanan intra abdominal.
b. Hernia akuisita

2. Berdasarkan klinis:
a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Dapat direposisi tanpa operasi.
b. Hernia irreponibilis: organ yang mengalami hernia tidak dapat
kembali ke cavum abdominal kecuali dengan bantuan operasi.
Tidak ada keluhan rasa nyeri atau tanda sumbatan usus. Jika telah
mengalami perlekatan organ disebut hernia akreta.
c. Hernia strangulata: hernia dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi
hernia). Pada keadaan sebenarnya gangguan vaskularisasi telah
terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan
mulai dari bendungan sampai nekrosis.
d. Hernia inkarserata: isi kantong terperangkap, terjepit oleh cincin
hernia, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut, dan sudah
disertai tanda-tanda ileus mekanis (usus terjepit sehingga aliran
makanan tidak bisa lewat).
3. Berdasarkan arah hernia:
a. Hernia eksterna:
Hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar karena
menonjolnya ke arah luar, misalnya:
- Hernia inguinalis medialis (15%) dan lateralis (60%)
- Hernia femoralis
- Hernia umbilicalis
- Hernia epigastrika
- Hernia lumbalis
- Hernia obturatoria
- Hernia semilunaris
- Hernia parietalis
- Hernia ischiadica

Gambar 3. Hernia eksterna


Gambar 4.
b. Hernia interna:
Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke cavum
thorax, bursa omentalis, atau masuk ke dalam recessus dalam
cavum abdomen.
Pada cavum abdominalis:
- Hernia epiploica Winslowi
- Hernia bursa omentalis
- Hernia mesenterika
- Hernia retro peritonealis
Pada cavum thorax:
- Hernia diafragmatika traumatika
- Hernia diafragmatika non-traumatika:
 Kongenital: misalnya hernia Bochdalek dan hernia
Morgagni
 Akuisita: misalnya hernia hiatus esophagus

Anda mungkin juga menyukai