Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis banding

a. Keganasan : limfoma, retroperitoneal sarcoma, metastasis,


tumor testis 


b. Penyakit testis primer: varicocele, epididimitis, torsio testis,


hidrokel, testis ectopic, 
undescenden testis 


c. Aneurisma artery femoralis 


d. Nodus limfatikus 


e. Kista limfatikus 


f. Kista sebasea 


g. Psoas abses 


h. Hematoma 


i. Ascites 


9. Penatalaksanaan
Operasi elektif dilakukan untuk mengurangi gejala dan mencegah
komplikasi seperti inkeserasi dan strangulasi. Pngobatan non
operatif direkomendasikan hanya pada hernia yang asimptomatik.
Prinsip utama operasi hernia adalah herniotomy: membuka dan
memotong kantong hernia. Herniorraphy: memperbaiki dinding
1,2
posterior abdomen kanalis ingunalis.
Herniotomy
Insisi 1-2 cm diatas ligamentum inguinal dan
aponeurosis obliqus eksterna dibuka sepanjang canalis inguinalis
eksterna. Kantong hernia dipisahkan dari m.creamester secara hati-
hati sampai ke kanalis inguinalis internus, kantong hernia dibuka,
lihat isinya dan kembalikan ke kavum abdomen kemudian hernia
dipotong. Pada anak-anak cukup hanya melakukan herniotomy dan
1,2
tidak memerlukan herniorrhapy.
Herniorrhapy
Dinding posterior di perkuat dengan menggunakan
jahitan atau non-absorbable mesh dengan tekhnik yang berbeda-
beda. Meskipun tekhnik operasi dapat bermacam-macam tekhnik
bassini dan shouldice paling banyak digunakan. Teknik operasi
liechtenstein dengan menggunakan mesh diatas defek mempunyai
1,2
angka rekurensi yang rendah.
16

10. Prognosis
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari
isi kantong hernia. Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus
segera ditangani. Penyulit pasca bedah seperti nyeri pasca
herniorraphy, atrofi testis dan rekurensi hernia umumnya dapat
diatasi.
17

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


2. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of
th
Surgery. 17 Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-
1217 


3. Syamsuhidayat, R, and Wim de Jong, (2012), Buku Ajar


Ilmu Bedah, edisi revisi, 706- 710, EGC, Jakarta. 


5. Dunphy, J.E, M.D, F.A.C.S. dan Botsford, M.D, F.A.C.S,


Pemeriksaan Fisik Bedah, edisi ke-4, 145-146, Yayasan
Essentia Medika, Yogyakarta. 

nd
6. Dudley and Waxmann, Scott; An Aid to Clinical Surgery, 4
ed, 247, Longman Singapore Publisher Ltd, Singapore. 

7. Darmokusumo, K, Buku Pegangan Kuliah Ilmu Bedah,
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

1. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s


Principles of Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill.
1353-1394.

4. Inguinal Hernia: Anatomy and


Managementhttp://www.medscape.com/viewarticle/420354_4

18

Anda mungkin juga menyukai