Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

HERNIA
Pengampu: dr. Hengky
Setyahadi, Sp.B, FINACS,FICS
Anggota Kelompok
Kelompok 4

1. Lu Aimee Ananda Putri 031.191.046


2. Nauvalina Wiramukti 031.191.016
3. Nada Mustika Kopa 031.191.056
4. Muhammad Iqbal Arigi Putra 031.191.053
5. Natasha Devietasari Siregar 030.14.138
6. Ahmad Arya Sukma Bhakti 030.16.006
7. Rizka Annisa 031.191.070
Pendahuluan
•Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
•Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi 4, hernia repoibel, hernia
irreponibel/ hernia akreta, hernia inkarserata, hernia strangulata
•Setelah appendisitis, hernia inguinalis merupakan kasus bedah
terbanyak
•Sebanyak 25 % laki-laki dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis,
sekitar 75 % dari hernia inguinal merupakan hernia inguinal lateralis dan
25% merupakan hernia inguinalis medialis
Anatomi
Epidemiologi
● Hernia inguinalis terjadi pada 75% dari semua hernia dengan hernia
inguinalis indirek terjadi pada ⅔ kasus.
● Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi (90%)
● Hernia indirek ini lebih sering terjadi di sebelah kanan karena penutupan
prosesus vaginalis yang lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.
● Hernia femoralis terjadi 3% dari semua hernia, dan lebih sering pada
wanita (70%)
● Pada penelitian di RSUP Prof. Dr RD Kandou Manado, sifat hernia
inguinalis terbanyak adalah reponibel (74%) diikuti ireponibel (12,3%),
inkaserata (4,8%) dan strangulata (8,9%)
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi:

● Kongenital: kegagalan dalam penutupan prosesus vaginalis


● Didapat: Kelemahan dinding abdomen & peningkatan tekanan intra abdominal

Faktor Resiko:

● Kelemahan dnding abdomen: Usia, sindrom Ehlers-Danlos, Sindrom marfan


● Peningkatan tekanan intra abdominal: obesitas, batuk kronik, angkat beban
berat, konstipasi berkepanjangan
PATOGENESIS
Patogenesis
Prosedur operasi, infeksi, atau penyebab lain dari inflamasi peritoneal seperti endometriosis,
dapat menyebabkan perlengketan antara bagian usus, dinding abdomen, atau daerah operasi.
Jembatan fibrosa ini menyebabkan rongga yang longgar dimana jaringan visera dapat masuk
dan terjepit, menyebabkan hernia internal.
Klasifikasi
Berdasarkan sifat

● Reponibilis: isi hernia keluar masuk


● Ireponibilis: isi hernia tidak dapat keluar dikembalikan ke rongga asalnya
● Inkarserata: isi hernia tidak dapat dikembalikan dan terjepit oleh cincin hernia, terdapat
gangguan pasase usus (sama dengan ireponibilis)
● Strangulata: isi hernia tidak dapat dikembalikan dan terjepit oleh cincin hernia, terdapat
gangguan vaskularisasi dan nyeri hebat.
Anamnesis
Pada anamnesis tanyakan
● Apakah ada keluhan benjolan di pelipatan paha?
● Kapan benjolan timbul? Apakah dalam keadaan tertentu? (mengejan, batuk, mengangkat beban
berat?
● Apakah benjolan menghilang saat istirahat ? atau tidak dapat Kembali Ketika istirahat?
● Apakah benjolan dapat keluar masuk sendiri? Apakah benjolan masih dapat di dorong Kembali ?
● Apakah terdapat nyeri? Onset?
● Kualitas nyeri? Adakah penjalaran dari nyeri? Kalau ada ke bagian mana?
● Adakah mual muntah?
● Adakah demam?
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi: pasien diminta berdiri dan Inspeksi


dilakukan pertama dengan tujuan untuk
mengidentifikasi tonjolan abnormal

Palpasi: dengan cara menekan lebih lanjut dari


daerah skrotum telusuri kedalam hingga ke cincin
inguinal eksterna (External ring invaginasi test)
Kemudian dilakukan Valsava manuever (External ring invaginasi test)
Tes oklusi inguinal: untuk membedakan tipe direct & indirect

Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. kemudian jari tersebut


dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus kemudian
ke kanal inguinal. Dan pasien disuruh batuk
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT: Sensitivitas 80%, Spesifisitas MRI: Sensitivitas 95%, Spesifisitas


USG: Sensitivitas 86%, Spesifisitas
60% 96%
77%

Brunicardi, F C, and Seymour I. Schwartz. Schwartz's Principles of Surgery. New York: McGraw-Hill, Health Pub. 2019
Tatalaksana
•Pengobatan konservatif:
Hanya terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan memakai penyangga untuk mempertahankan isi hernia yang di
reposisi.
•Tindakan operatif:
- Prinsip dasar operasi : herniotomi
hernioplasti.
- Tindakan ini efektif dilakukan pada hernia inguinalis.
Pencegahan
Hindari faktor risiko dan faktor pencetus seperti:

1. Hindari mengangkat beban yang terlalu berat


2. Menjaga berat badan ideal
3. Mengonsumsi makanan tinggi serat
4. Hindari merokok
Komplikasi
● Isi hernia dapat tercekik oleh cincin hernia dan menimbulkan hernia
inkarserata dan kemudian strangulata
● Hernia strangulata karena gangguan vaskularisasi
● Gambaran klinis menjadi toksik, demam meninggi, dan leukositosis.
Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan
menetap karena rangsangan peritoneal
● Jika isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang dapat
menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis
Prognosis
•Prognosis bergantung pada keadaan umum penderita dan ketepatan
penanganan.
•Secara umum prognosis baik karena kekambuhan setelah operasi
jarang terjadi, kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar
•Agar tidak berulang langkah yang paling tepat yaitu mencegah faktor
predisposisi nya
Kesimpulan
•Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Menurut sifatnya dibagi menjadi hernia
reponibel dan hernia ireponibel.
•Faktor penyebab diantaranya adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian
tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
•Terdapat 3 teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb
test.
•Hernia dapat ditatalaksana secara konservatif yaitu dengan mereposisi dan
menggunakan bantalan/ penyangga, kemudian secara operatif salah satu contohnya
yaitu dengan tindakan herniotomy, hernioplasty maupun herniorafi
Daftar Pustaka
1. Fkumyecase,Hernia Inguinalis Inkarserata, 2010. Available From:
Http://Www.Fkumyecase.Net/Wiki/Index.Php?Page=Hernia+Inguinalis+Lateralis+Dengan+Inkarserasi.
2. Nicks, Bret A., Hernia. 2010. Available From: Http://Emedicine.Medscape.Com/Article/775630-Overview.
3. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.4.Jakarta: Egc. 2017:649
4. InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG);
2006-. Hernias: Overview. 2016 Sep 21 [Updated 2020 Jan 30].Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK395554/
5. Hammoud M, Gerken J. Inguinal Hernia. [Updated 2020 Apr 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513332/
6. Rawis C, Limpeleh H, Wowiling P. Pola hernia inguinalis lateralis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode Agustus 2012 - Juli 2014. Jurnal e-Clinic (eCl) 2015;3(2):695-9
7. Kumar V, Abbas AK, & Aster, JC. Robbins and Cotran pathologic basis of disease (Ninth edition.). Philadelphia,
PA: Elsevier/Saunders.2015 (777-8)
8. Öberg S, Andresen K, Rosenberg J. Etiology of Inguinal Hernias: A Comprehensive Review. Front Surg.
2017;4:52.
Daftar Putaka
9. Sesa IM, Efendi AA. Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu Tahun 2012. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako).;1(1).
10. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. ED IV. Vol 1. Jakarta Pusat. Media
Aesculapius; 2014: 1034
11. Brunicardi, F C, and Seymour I. Schwartz. Schwartz's Principles of Surgery. New York: McGraw-Hill, Health Pub.
2019
12. Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia
13. Doherty GM dan Way LW. 2006. Current Surgical Diagnosis and Treatment, 12th edition. McGraw-Hill. U.S.A
14. Faizi M., Netty Ep., Penatalaksanaan Undencensus Testis Pada Anak, Available From:
Http://Www.Pediatrik.Com/Pkb/20060220-G2wryu-Pkb.Pdf.

15. Fitzgibbons Rj Jr, Giobbie-Hurder A, Gibbs Jo, Et Al. Watchful Waiting Vs Repair Of Inguinal Hernia In Minimally
Symptomatic Men: A Randomized Clinical Trial. Jama. 2006;295(3):285-92. Doi: 10.1001/Jama.295.3.285
16. Onuigbo Wl, Njeeze GE. Inguinal hernia:a review J Surg oper care.2016;1(2):202.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai