Anda di halaman 1dari 79

PERDARAHAN

ANTE
PARTUM
Pengampu : dr. Alvin, Sp. OG
Anita Syara 31.191.005

Jufia Syahailatua 31.191.039

Adriah Marini Saputri 31.191.002


ANGGOTA
Fadhila Amaliah Ramadhani 31.191.024
KELOMPOK Nita Farhatussalihah 31.191.058
: Samira 31.191.073

Wisnu Kuncoroaji 31.191.085

Yulinda Nur Aini 32.000.026

Farisa Aulia 31.191.025

Gusti Ayu Made Tania Elvira 32.000.013


Pendahuluan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi dari saluran
genitalia setelah 24 minggu kehamilan dan sebelum persalinan janin.

Tingkat keparahan perdarahan antepartum menurut Royal College of


Obstetricians and Gynaecologist (RCOG):
- Spotting
- Minor Haemorrhage
- Mayor Haemorrhage dengan tidak adanya tanda-tanda syok
- Massive Haemorrhage dan atau tanda-tanda syok

Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. Antepartum Haemorrhage. Green-top Guideline. 2011.
Epidemiologi
● Angka kejadian perdarahan antepartum berkisar 5 - 10 %
kehamilan.
● Penyebab perdarahan antepartum paling sering ditemui kelainan
plasenta 70% lesi lokal genitalia 25% dan sisanya penyebab lain
5%
● Perdarahan antepartum:
- Solusio plasenta 32%
- plasenta previa 21,6%
- Perdarahan servikal 6,•6%
● RSCM melaporkan bahwa terdapat 14,3% perdarahan antepartum
dari seluruh persalinan.
Perdarahan antepartum: disebabkan karena adanya:
- Kelainan plasenta
- Lesi lokal pada kelamin
Etiologi
- Kelainan pemasukan t a l i pusat
Anatomi
Uterus
Anatomi Plasenta
PLASENTA PREVIA
Definis
Plasenta yang
i berimplantasi pada
segmen bawah rahim
sedemikian rupa
sehingga menutupi
Sebagian ataupun
seluruh ostium uteri
internum.

Piawiiohaidjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakaita: PT Bina Pustaka Saiwono Piawiiohaidjo, 2016.
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, diduga
karena :

Vaskularisasi desidua yang tidak memadai → radang dan


atrofi
Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim (c section) → radang Etiologi
dan atrofi

kehamilan ganda → plasenta yang terlalu besar

Ibu perokok → hipoksemia akibat karbon monoksida → plasenta


hipertrofi

Piawiiohaidjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakaita: PT Bina Pustaka Saiwono Piawiiohaidjo, 2016.
Epidemiologi
● Prevalensi kejadian plasenta previa
di
○ Negara maju: 0,26-2%
○ Indonesia: 2,4-3,56%
● WHO 2015-->kematian ibu yang
disebabkan perdarahan karena
plasenta previa: 15-20% dengan
insiden: 0,8%

Insiden plasenta previa tinggi pada wanita paritas tinggi & berusia diatas 30 tahun.
Lebih sering terjadi pada kehamilan ganda dibanding kehamilan tunggal.

Meningkatnya penggunaan USG deteksi lebih dini insiden plasenta


previa yang terdeteksi meningkat

Piawiiohaidjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakaita: PT Bina Pustaka Saiwono Piawiiohaidjo, 2016.
Klasifikasi

1. Vcclcs H, Jha S. 6⭲tcpaitum hac moii hao c . I⭲: 6⭲umba D, Jiviaj S, cds. 6⭲tc⭲atal Disoidcis foi thc M RCO G a⭲d BcQo⭲d. X⭲d cd. Cambiidoc: Cam b ii d o c U⭲ivcisitQ Picss;
X01ó:13-Xó. doi:10.1017/CBO➆7®1107S®S7➆➆.003

2. Potdar N, Navti O, Konje JC. Antepartum Haemorrhage. In: Arulkumaran SS, ed. Best Practice in Labour and Delivery. 2nd ed. Cambridge: Cambridge University Press; 2016:157-169.
doi:10.1017/9781316144961.015
Klasifikasi

1. Vcclcs H, Jha S. 6⭲tcpaitum hac moii hao c . I⭲: 6⭲umba D, Jiviaj S, cds. 6⭲tc⭲atal Disoidcis foi thc M RCO G a⭲d BcQo⭲d. X⭲d cd. Cambiidoc: Cam b ii d o c U⭲ivcisitQ Picss;
X01ó:13-Xó. doi:10.1017/CBO➆7®1107S®S7➆➆.003

2. Potdar N, Navti O, Konje JC. Antepartum Haemorrhage. In: Arulkumaran SS, ed. Best Practice in Labour and Delivery. 2nd ed. Cambridge: Cambridge University Press; 2016:157-169.
doi:10.1017/9781316144961.015
Manifestasi
Klinis
● Perdarahan tanpa
ada sebelumnya
trauma ● Janin biasanya masih
● Perdarahan disertai baik
tidak ● Bagian terendah janin
● rasa nyeri
Perdarahan tidak sangat tinggi
disertai
kontraksi rahim ( floating)
● Darah bewarna merah segar ● Terdapat kelainan
● Perdarahan pertama tidak letak
banyak lama kelamaan ● Anemis
darah bertambah banyak

Piawiiohaidjo S. Ilmu kcbida⭲a⭲. Edisi 4. Jakaita: PT Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo, X01ó.
Diagnosis
Anamnesi
s● Umur Ibu
● HPHT-->usia kehamilan?
● Apakah ada trauma
sebelumnya?
● Nyeri?
● Pola perdarahan?
○ Makin banyak atau
berkurang
○ Warna
● Paritas
● Riwayat CS sebelumnya
● Riwayat kuratase
● Merokok atau tidak
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan inspekulo dilakukan dengan hati-hati

Diagnosis dengan pemeriksaan klinis dilakukan dengan teknik double set-up

Pemeriksaan dalam tidak boleh dilakukan kecuali telah


direncanakan untuk persalinan

Pasien dipersiapkan di dalam kamar bedah sedemikian rupa

Perdarahan banyak/Plasenta previa


Seksio sesarea
totalis
Amniotomi dan Kamar
Plasenta lateralis atau marginalis
oksitosin drip bersalin
Cunningham FG, Hoffman BL, Wernel
CL, Cox SM. Williams obstetrics. Edisi
ke-24. New York: Mc Graw Hill Medical
Publising Division; 2014.
Ultrasonografi
(USG)
Pemeriksaa
Magnetic Resonance Imaging n
(MRI)
penunjang
Cunningham FG, Hoffman BL, Wernel CL, Cox SM. Williams obstetrics. Edisi ke-24. New York: Mc Graw Hill
Medical Publising Division; 2014.
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan
intravena (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat)
Tatalaksan
● Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan
dalam sebelum tersedia kesiapan untuk seksio
a
sesarea.
● Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati- umum
hati, untuk menentukan sumber perdarahan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013
Persiapkan seksio
Perdarahan banyak sesarea tanpa
dan berlangsung memperhitungkan
usia kehamilan

Penilaian Tatalaksana
umum
jumlah
Perdarahan sedikit
perdarahan dan berhenti
Pertimbangkan
terapi ekspektatif
Janin hidup tetapi
prematur

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013
Terapi Konservatif
Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis.

Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta.

Berikan tokolitik bila ada kontraksi:

• MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam, atau


• Nifedipin 3 x 20 mg/hari
• Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betamethason 12 mg IV dosis
tunggal untuk pematangan paru janin
Terapi Konservatif
Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous
fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan

Pastikan tersedianya sarana transfusi.

Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai


37 minggu masih lama
• Ibu dapat dirawat jalan dengan pesan segera kembali ke
rumah sakit jika terjadi perdarahan
● Rencanakan terminasi kehamilan jika:
○ Usia kehamilan cukup bulan
○ Janin mati atau menderita anomali atau
keadaan
kelangsungan
yang mengurangi
hidupnya (misalnya Terapi
anensefali)
○ Pada perdarahan aktif dan banyak, segera Aktif
dilakukan terapi aktif tanpa memandang usia
kehamilan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013
Jika terdapat plasenta letak rendah,
perdarahan sangat sedikit, dan presentasi
kepala, maka dapat dilakukan pemecahan
selaput ketuban dan persalinan pervaginam
masih dimungkinkan. Terapi
Aktif
Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea
Jika persalinan dilakukan dengan
seksio sesarea dan terjadi
perdarahan dari tempat plasenta: Terapi
Pasang infus oksitosin
10 unitin 500 ml
Jika perdarahan terjadi
pascasalin, segera
Aktif
Jahit lokasi
cairan IV (NaCl 0,9% lakukan penanganan
perdarahan dengan
atau Ringer Laktat) yang sesuai, seperti
benang,
dengan kecepatan 60 ligasi arteri dan
tetes/menit histerektomi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013
Ibu

Perdarahan, Anemia, Syok Komplikas


i
Plasenta akreta, inkreta, perkreta

Janin

Kelahiran prematur

Gawat janin
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014 hal. 495-
Prognosis untuk ibu dan anak
sudah lebih baik
Prognosis
● Berkat USG (diagnosis
dini dan tidak invasif)
● Ketersediaan transfusi
darah dan infus cairan

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014 hal. 495-
VASA PREVIA
Definisi
Keadaan pembuluh darah janin berada di dalam
selaput ketuban dan melewati ostium uteri
internum untuk kemudian sampai kedalam
insersinya di t a l i pusat.

Perdarahan → bila selaput ketuban yang


melewati pembukaan serviks robek atau pecah
sehingga vaskular janin dapat ikut terputus.

Piawiiohaidjo S. Ilmu kcbida⭲a⭲. Edisi 4. Jakaita: PT Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo, X01ó.
Insersio
Velamentosa

Plasenta Etiologi
Suksenteriata

Plasenta Bilobus

Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6, Rachimhadhi H, ct al. Ilmu kcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o; X01ó. 4➆S-
SX1.. Walfish M, Ncuma⭲ 6, WlodQ D. Matci⭲al hacmoiihaoc. Biitish Joui⭲al of 6⭲acsthcsia. X00➆; 103: 47-Só.
Epidemiologi
● Prevalensi vasa previa yaitu
dalam rentang 2:10.000 hingga
4:10.000 persalinan
● Perdarahan antepartum pada vasa
previa -> angka kematian janin
tinggi : 33% - 100%
● Jika vasa previa tidak
terdiagnosis pada prenatal ->
56% kematian janin
● Keselamatan janin dapat
mencapai 97-100% jika vasa
previa terdiagnosis pada
prenatal
Insersi tali pusat
velamentosa
Lobus plasenta suksenturiata
atau
plasenta bilobata
Faktor
Plasenta
previa risiko
Gestasi
multipel
Patofisiologi
● Onset : akut
● Ketuban pecah
● Perdarahan pervaginam -> darah merah
segar
● Tidak disertai nyeri perut
● Denyut jantung janin abnormal Manifestasi
● Pembuluh darah janin teraba pada vagina
ibu
klini
s
Diagnosis
● Identitas pasien -> usia
● Usia gestasi
● Keluar darah dari vagina
● Keluar discharge berupa air ketuban
● Ada atau tidak nyeri perut


Keluhan terjadi mendadak
Penyakit kronik
Anamnesi
● Riwayat operasi -> pada rahim s
● Kebiasaan merokok
● Perdarahan tampak pada vagina tanpa rasa
sakit
Pemeriksaa
● Bradikardia janin n Fisi
k
USG Transvaginal Color
Doppler

Pemeriksaa
npenunjan
g
Tujuan penatalaksanaan pada vasa previa adalah
untuk memperpanjang usia kehamilan yang aman
sementara itu menghindari potensi komplikasi terkait
pecah ketuban atau persalinan
● Persalinan secito caesaria (usia 34-35 minggu)
● Bed rest
Tatalaksana
● Rawat inap antenatal pada usia kehamilan 30 –
34
minggu usia kehamilan
● Pemberian kortikosteroid pada usia kehamilan 28 –
32
minggu
Komplikas
1. Hipoksia janin i
2. Ruptur pembuluh darah janin dapat
yang
menyebabkan kematian janin mendadak
3. Prematuritas
4. Syok pada ibu
5. Perdarahan pasca
persalinan
Vasa previa dapat memberikan prognosis yang
buruk. Akibat dari supply oksigen dan darah yang
terganggu. Selain itu akibat dari perdarahan yang
terjadi dapat menyebabkan anemia dan
kematian pada janin. Dengan deteksi secara
dini saat antenatal dapat memberikan
prognosis yang lebih baik untuk penentuan
tindakan lebih lanjut. Namun bila tidak terdeksi
sejak awal meningkatkan risiko kematian bayi.
Prognosis
SOLUSIO
PLASENTA
Definisi
Terpisahnya plasenta,
baik sebagian atau
seluruhnya, dari tempat
implantasinya sebelum
persalinan (abruptio
placentae)

Dccii⭲o SH, Halavcia F. Picicc JG. 6biuptio placc⭲ta. Mcdscapc. X01®


Penyebab solusio plasenta seringkali tidak ditemukan.

Etiologi Trauma atau cedera pada perut karena kecelakaan dll,


diduga turut berperan dalam terjadinya kondisi
tersebut dan dipengaruhi pula beberapa faktor lain

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Placental abruption - Symptoms and causes.
American Pregnancy. Diakses pada 2019. Placental Abruption: Risks, Causes, Symptoms and
Treatment.
Insidensi Solusio Placenta di Amerika Serikat
dan seluruh dunia sekitar 1%.
Epidemiologi
Saat i n i kematian maternal akibat
solusio plasenta menjadi sekitar 6%
Kematian maternal di Indonesia
diperkirakan 450/100.000 kelahiran hidup.
angka tersebut menjadi angka tertinggi di
ASEAN (5-142/100.000) dan 50-100 kali
lebih tinggi dari angka kematian maternal
di Negara maju.

Diperkirakan risiko kematian ibu 0,5-


5% dan kematian janin 50-80%

Wara P. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014
FAKTOR
● Meningkatnya usia ● Hipertensi Kronik RISIKO
dan paritas ● Hidroamnion
● Preeklamsia ● Riw. Solusio
● Ketuban Pecah Dini Plasenta
● Kehamilan Ganda ● Trombofilia
● Wanita Perokok ● Trauma abdomen
● Penggunaan Kokain dalam kehamilan
● mioma dibelakang
plasenta
PATOFISIOLOGI

https://calgaryguide.ucalgary.ca/Placental
- Abruption/
Perdarahan pervaginam Uterus keras seperti papan,
dengan rasa nyeri perut Nyeri tekan uterus (karna isi
yang terus menerus, uterus bertambah)

Manifestasi
01 02 03 04
klinis
Warna darah Kejang e.c syok
merah (hipovolemik dan
kehitaman neurogenik)
KLASIFIKASI
01 02
Solusio Plasenta Solusio Plasenta
Totalis Parsialis

03 04 05
Solusio Plasenta Solusio Plasenta
Ruptur Sinus
dengan perdarahan dengan perdarahan
Marginalis
yang keluar yang tersembunyi

Klasifikasi Berdasarkan Derajat Lepasnya Plasenta


Klasifikasi
A B C D
KELAS 0 KELAS I KELAS I I KELAS I I I

Asimtomatik Gejala Klinis Ringan dan Gejala Klinis Sedang dan Gejala Klinis Berat dan
Terdapat hampir 48% kasus. terdapat hampir 27%. terdapat hampir 24% kasus.

plasenta yg terlepas <25% plasenta yg terlepas 25- plasenta yg terlepas >50%.


atau <⅙ bagian. 50%.
perdarahan pervaginam luas
perdarahan pervaginam perdarahan pervaginam >1000cc 250-
<250cc 1000cc

Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Gejala Klinis


Diagnosi
s
Anamnesi
s 1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Onset
4. Menstruasi/HPHT
5. Jumlah dan warna perdarahan
6. Riwayat trauma?
7. Riwayat kahamilan?
Tanda Vital Perdarahan
Pervaginam
berwarna kehitaman Pemeriksaan
fisik
Nyeri Perut & Menilai Tanda
Uterus Denyut syok?
Tegang Jantung Janin
Pemeriksaa
Lab. Darah CTG USG npenunjan
g
Tatalaksana
➢ Harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
➢ Jikaterjadi perdarahan hebat dan tanda syok pada
ibu,
lakukan persalinan segera:
- Pembukaan serviks lengkap → persalinan dengan ekstraksi
vakum
- Pembukaan serviks belum lengkap → SC
➢ Perdarahan ringan atau sedang, dan belum terdapat tanda syok,
tindakan bergantung pada denyut jantung janin
- DJJ normal → SC
- DJJ tidak terdengar, namun nadi dan
tekanan darah ibu normal → pertimbangkan
persalinan pervaginam
- DJJ tidak terdengar, namun nadi dan tekanan darah ibu
bermasalah → pecahkan dengan kokher
- DJJ abnormal (<100 atau <180x/menit) → persalinan
pervaginam atau SC bila pevaginam tidak
memungkinkan
- Kontraksi jelek → perbaiki dengan oksitosin
- Serviks kenyal, tebal dan tertutup → SC
IBU JANIN
Syok
Hipoksia
Gangguan pembekuan
Asfiksia
darah
Oliguria → gagal ginjal
Anemia Komplikas
i
Prematuritas
Perdarahan postpartum
Kematian
Uterus Couvelaire
Rupture uteri
Prognosi Prognosis solutio plasenta tergolong
buruk, baik bagi ibu maupun janinnya

s
RUPTUR
UTERI
Definisi
Diskontinuitas dinding
uterus yang terjadi pada
proses kehamilan atau
kelahiran setelah 28
minggu kehamilan.

Saii Puspita RD. Ruptui Utcii. J Hcdoktci⭲a U⭲ila X01S;S(➆):1–S.


Spontan Traumatik
Etiologi
Jaringan Parut

Saii Puspita RD. Ruptui Utcii. J Hcdoktci⭲a U⭲ila X01S;S(➆):1–S.


Epidemiologi

•Di Indonesia → 1 : 92 sampai 1 : 428 persalinan


•Angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan negara
maju
antara 1 : 1250 sampai 1 : 2000 persalinan.
•Angka kematian ibu → 17,9% sampai 62,6%
•Angka kematian anak → 89,1% sampai 100%

◂ Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6B, Rachimhadi H, Wik⭲josastio GH. Ilmu Hcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X014;SX0-1.
◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
Klasifikas
Keadaan Robek i
Etiologinya
Kapan Terjadinya
•Ruptur uteri inkomplit
• Ruptur • Ruptur uteri spontan (non
pada waktu
(sub peritoneal) kehamilan
uteri (ruptur uteri violent)
•Ruptur uteri komplit gravidarum) • Ruptur uteri
(transperitoneal) • Ruptur uteri pada waktu traumatika
persalinan (rupture uteri (violent)
intrapartum) • Ruptur uteri jaringan parut

◂ Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6B, Rachimhadi H, Wik⭲josastio GH. Ilmu Hcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X014;SX0-1.
◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
Patofisiologi

● Pada waktu his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi. Dinding korpus
uteri (segmen atas Rahim) menjadi lebih tebal dan volume korpus uteri semakin
kecil, akibatnya, tubuh janin yang menempati korpus uteri terdorong ke bawah ke
dalam ke segmen bawah Rahim.
● Sebaliknya, jika bagian terbawah janin tidak dapat turun karena suatu sebab
misalnya panggul sempit maka volume korpus yang tambah mengecil pada waktu
his harus diimbangi oleh perluasan segmen bawah Rahim.

◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
● Dengan demikian, lingkaran retraksi fisiologik semakin meninggi ke arah pusat
melewati batas fisiologik menjadi patologik → Lingkaran Bandl
● Jika his berlangsung kuat secara terus menerus, tetapi bagian bawah tubuh janin
tidak kunjung turun melalu jalan lahir, lingkaran retraksi i n i makin lama makin
tinggi (lingkaran Bandl berpindah mendekati pusat) dan segmen bawah.
● Rahim semakin tertarik ke atas sembari dindingnya menjadi sangat tipis i n i telah
menandakan terjadinya tanda-tanda rupture uteri iminens dan Rahim terancam
robek.
Manifestasi klinis

● Perdarahan uterus
● Penurunan tekanan uterus dasar
● Hilangnya kontraktilitas uterus
● Nyeri perut diantara kontraksi uterus
● Syok
● Gawat janin (biasanya dibuktikan dengan kelainan DJJ)

◂ Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6B, Rachimhadi H, Wik⭲josastio GH. Ilmu Hcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X014;SX0-1.
◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
Diagnosis
❖ Adanya riwayat partus yang
lama
Anamnesi
atau macet
❖ Adanya riwayat partus
s
dengan manipulasi oleh penolong
❖ Adanya riwayat multiparitas
❖ Adanya riwayat operasi pada uterus
(misalnya seksio sesaria. Enukleasi
mioma atau miomektomi,
histerektomi, histeritomi, dan
histrorafi)
◂ Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6B, Rachimhadi H, Wik⭲josastio GH. Ilmu Hcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X014;SX0-1.
◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
Tanda syok Merasa gelisah
hipovolemik

Pemeriksaan
fisik
Palpasi: sangat nyeri, auskultasi: Bandl’s ring & jari-jari
bagian tubuh janin sering tidak pemeriksa bisa
mudah teraba, kekuatan terdengar menemui robekan
his sangat menurun DJJ

◂ Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6B, Rachimhadi H, Wik⭲josastio GH. Ilmu Hcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X014;SX0-1.
◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
Pemeriksaa
CTG → Deselerasi Kultur bakteri Fungsi npenunjan
patologik pembekuan;
golongan & uji g
silang darah

◂ Piawiiohaidjo S, Saifuddi⭲ 6B, Rachimhadi H, Wik⭲josastio GH. Ilmu Hcbida⭲a⭲. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X014;SX0-1.
◂ Saifuddi⭲ 6B, 6diiaa⭲sz G, Wik⭲josastio GH, Waspo do D. Buku 6cua⭲ Nasio⭲al PclaQa⭲a⭲ Hcschata⭲ Matci⭲al da⭲ Nco⭲atal. Jakaita: PH Bi⭲a Pustaka Saiwo⭲o Piawiiohaidjo. X00➆;171-X.
Tatalaksana
Pcibaiki Lapaiotomi
kcadaa⭲
umum

Saii RDP. Ruptui Utcii. J Hcdoktci⭲a U⭲ila X01S;S(➆):1–S.


Hipoksia ja⭲i⭲.
Komplikas
i
C c d c i a ⭲cuioloois
ja⭲i⭲.

Hcmatia⭲ ibu h ja⭲i⭲.

● Hooioka BM, Ho⭲ismac H. Utcii⭲c Ruptuic. [Updatcd X0X0 Ju⭲ X®]. I⭲: StatPcails [I⭲tci⭲ct]. Hicasuic Isla⭲d (FL): StatPcails Publishi⭲o; X0X0 Ja⭲-. 6vailablc fiom:
https://www.⭲cbi.⭲lm.⭲ih.oov/books/NBHSS➆X0➆/
● Saii RDP. Ruptui Utcii. J Hcdoktci⭲a U⭲ila X01S;S(➆):1–S.
Ad Bonam Prognosis
REFERENS
I
◂ Prawirohardjo S, Saifuddin AB, Rachimhadi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2014;520-1.
◂ Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009;171-2.
◂ Togioka BM, Tonismae T. Uterine Rupture. [Updated 2020 Jun 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559209/
◂ Sari RDP. Ruptur Uteri. J Kedokterna Unila 2015;5(9):1–5.
◂ Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. Antepartum Haemorrhage. Green-top Guideline. 2011.
◂ Kementerian kesehatan republik indonesia. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan. 2013
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai