Anda di halaman 1dari 24

CARA MENDIRIKAN USAHA

OLEH:
NI MADE VANIA SUKMASARI M. (1605511044)
SAGUNG ARI DIPRATARI (1605511058)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .............................................................................................. 3

BAB II ISI ............................................................................................................... 4

2.1 Ide Mendirikan Usaha ........................................................................ 4

2.2 Alasan Mendirikan Usaha .................................................................. 5

2.3 Bidang Usaha ..................................................................................... 5

2.4 Memulai Usaha .................................................................................. 7

2.5 Pengertian dan Jenis Badan Usaha .................................................... 8

2.6 Jenis-jenis Izin Usaha ...................................................................... 11

2.7 Prosedur Pengurusan Badan Usaha ................................................. 12

2.8 Proses Pendirian Badan Usaha ........................................................ 19

2.9 Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Usaha ...................................... 19

BAB III PENUTUP............................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 21

3.2 Saran ................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman sekarang ini dimana merupakan zaman yang semakin maju dan
semakin berkembang pesat, sangat diperlukan usaha-usaha yang bisa
mendatangkan keuntungan bagi orang yang membangun usaha tersebut. Karena di
zaman sekarang ini semua kebutuhan manusia itu semakin meningkat seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern. Sehingga sangat
diperlukan pemikiran yang kreatif agar bisa mengikuti perkembangan zaman yang
ada tersebut. Agar manusia tidak ketinggalan dan tetap bisa mengikuti seiring
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi di dalam kehidupan manusia.
Membangun usaha merupakan suatu pilihan yang dapat diambil
guna tetap bisa mempertahankan diri dari perkembangan zaman yang terjadi saat
ini dan agar tidak terbawa arus yang semakin global. Karena dengan membangun
usaha sendiri, kita tidak perlu bersusah payah untuk mencari pekerjaan yang mana
di zaman sekarang ini mencari pekerjaan merupakan suatu hal yang sangat sulit.
Karena banyaknya saingan-saingan yang ada dalam mencari pekerjaan yang sama.
Bila kita tidak mampu bersaing, maka kita tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan
yang kita inginkan.
Dengan membangun usaha sendiri, justru dapat mempekerjakan orang lain.
Sehingga orang bekerja untuk kita dan bukan kita lagi yang bekerja untuk mereka.
Dengan membangun usaha sendiri kita sudah ikut serta dalam usaha untuk
mengurangi jumlah pengangguran yang ada pada saat ini dimana kita tahu bahwa
jumlah pengangguran saat ini itu sangat banyak. Sehingga ada keinginan dalam
diri untuk bisa mempekerjakan mereka pada usaha yang kita bangun. Karena
dengan adanya kesempatan untuk membangun usaha, maka kita dapat
mempekerjakan orang-orang yang tidak bekerja sehingga mereka bisa bekerja.
Bila orang itu benar-benar mampu dan kompeten dalam bidang usaha yang kita
bangun maka kita dapat mempekerjakan mereka sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki dan yang juga harus sesuai dengan bidang usaha yang kita bangun

1
Dengan usaha yang kita bangun, maka kita akan dapat menghasilkan
sesuatu yang berguna dan mendatangkan kepuasan tersendiri dalam diri kita
karena keberhasilan dari usaha yang kita bangun tersebut. Karena bila usaha yang
kita bangun itu bisa berhasil, hal itu akan dapat mendatangkan kebanggan
tersendiri di dalam diri. Hal itu akan membuat kita semakin bertekad kuat untuk
bisa membangun usaha agar bisa bersaing di era yang semakin global dan
semakin maju ini agar tidak terbawa arus globalisasi yang banyak terpengaruh
oleh budaya barat. Sehingga membangun usaha itu merupakan suatu alternatif
pilihan yang bisa menguntungkan untuk seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana ide usaha muncul?
1.2.2 Apa saja alasan orang berwirausaha?
1.2.3 Bidang usaha apa saja yang dapat di geluti?
1.2.4 Bagaimana cara memulai usaha?
1.2.5 Apa saja jenis-jenis badan usaha?
1.2.6 Apa saja jenis-jenis izin usaha?
1.2.7 Bagaimana prosedur pengurusan badan usaha?
1.2.8 Seperti apa proses pendirian badan usaha?
1.2.9 Kenapa badan usaha dapat gagal?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Dapat memunculkan ide usaha secara mandiri.
1.3.2 Memiliki alasan yang jelas dalam berwirausaha.
1.3.3 Mengetahui berbagai bidang usaha yang dapat digeluti.
1.3.4 Mengetahui cara memulai usaha.
1.3.5 Mengetahui jenis jenis badan usaha.
1.3.6 Menambah wawasan mengenai jenis izin usaha

2
1.3.7 Mengetahui prosedur pengurusan badan usaha.
1.3.8 Mengetahui proses pendirian badan usaha.
1.3.9 Mengetahui alasan gagalnya suatu usaha.

1.4 Manfaat
Hal yang diharapkan penulis untuk para pembaca adalah sebagai berikut.
1.4.1 Dapat mengerti proses pendirian usaha dari ide hingga menentukan jenis
usaha yang akan digeluti dan pengurusan perizinannya.
1.4.2 Sebagai awal untuk mengenal lebih jauh tentang kewirausahaan.
1.4.3 Mengetahui tantangan kedepan yang akan dihadapi.
1.4.4 Menumbuhkan minat kewirausahaan bagi para pembaca.

3
BAB II
ISI
2.1 Ide Mendirikan Usaha Baru

Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat


bermulanya ide pendirian bisnis berskala kecil. National Federation of
Independent Business Foundation, menemukan bahwa “pengalaman kerja
terdahulu” menyebabkan 45% ide baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total
penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%. Longenecker, et. all,
(2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru,
perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari.
a. Pengalaman Pribadi

Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja
maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir
maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan
untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan,
menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.

b. Minat

Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi


bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga sky mungkin dapat
memulai bisnis penyewaan alat-alat sky. Dengan demikian, ia mendapatkan
penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.

c. Penemuan Secara Tidak Sengaja

Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut


serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk
membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.

d. Relasi Atau Bisnis Keluarga

Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi.


Relasi adakalanya memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama

4
maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak
mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali
waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang
apabila diterapkan akan berjalan.

e. Pencarian Ide Dengan Penuh Pertimbangan

Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh
wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa
dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh
wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat
menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya
merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara
membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.

2.2 Alasan Mendirikan Usaha

Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan usaha baru.


a. Menampilkan penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang
dikembangkan.
b. Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan,
pekerjaan , pemasok, dan bankir yang ideal.
c. Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses,
dan ikatan sah dari perusahaan yang ada.
2.3 Bidang Usaha

Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin
ditekuni. Faktor-faktor untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti.
1. Minat atau bakat

Seseorang yang memilki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan
lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.

5
2. Modal

Dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang.


Dengan keahliaan tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang
memilki modal uang untuk menjalankan usaha.

3. Waktu

Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda ada yang dalam jangka
waktu pendek adapula dalam jangka waktu menengah atau panjang.

4. Laba

Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang


diinginkan. Disamping itu dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan adalah
jangka waktu memperoleh laba tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan


kesalahan dalam menjalankan usaha nantinya.

Bidang usaha yang dapat digeluti untuk pemula biasanya sesuai dengan
minat dan bakat, terutama untuk usaha kecil dan menengah antara lain sebagai
berikut.
a. Sektor kecantikan. Contohnya: salon dan spa.
b. Sektor keterampilan. Contohnya: service elektronik (TV, kulkas, radio,
AC), service mesin motor.
c. Sektor konsultan. Contohnya: konsultan manajemen, konsultan
hukum, konsultan psikiater dan konsultan lainnya.
d. Sektor industri. Sektor industri akan menghasilkan suatu produk
olahan. Untuk usaha kecil dan menengah misalnya membuka pabrik
makanan.
e. Sektor tambang. Sektor tambang dapat dilakukan untuk usaha kecil
dan menengah seperti usaha penambangan pasir.

6
f. Sektor kelautan. Usaha yang dapat dilakukan di sektor kelautan adalah
usaha penangkapan ikan baik untuk skala kecil maupun menengah.
g. Sektor perikanan. Usaha disektor perikanan antara lain membuka
usaha tambak ikan atau udang baik di air tawar maupun di air laut, dan
juga dapat membuka usaha pemancingan ikan dan budidaya ikan hias.
h. Sektor agribisnis. Usaha di agribisnis dapat dilakukan dengan
membuka pertanian jangka pendek misalnya usaha penanaman sayur
mayur, jangka menengah misalnya penanaman buah-buahan dan
jangka panjang misalnya penanaman palawija.
i. Sektor perdagangan. Usaha di sektor perdagangan dapat dilakukan
dengan membuka toko atau kios.
j. Sektor pendidikan. Usaha disektor pendidikan dapat dilakukan dengan
membuka lembaga penelitian atau kursus-kursus dan mendirikan
sekolah atau perguruan tinggi.
k. Sektor percetakan. Usaha di sektor percetakan dapat dilakukan dengan
membuka usaha fotocopy, sablon, percetakan buku, majalah, koran,
atau lainnya.
l. Sektor seni. Usaha yang dapat dilakukan sektor seni antara lain
mengerjakan seni lukis, musik, ukir, atau menjadi penulis cerita.
m. Sektor kesehatan. Usaha di sektor kesehatan dapat dilakukan dengan
membuka klinik-klinik kesehatan, praktik dokter bersama, rumah sakit,
dan apotek.
n. Sektor pariwisata Usaha disektor pariwisata dapat dilakukan dengan
membuka biro perjalanan, membuka tempat penginapan dan tempat-
tempat hiburan.
2.4 Memulai Usaha

Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu:
1. Faktor keluarga pengusaha.
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha.
3. Kerja sampingan (iseng).
4. Coba – coba.
5. Terpaksa

7
Usaha dapat dimulai dengan berbagai jenis metode.
1. Mendirikan usaha baru

Seorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam


hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang
berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akte notaris sampai ke
departemen kehakiman.

2. Membeli perusahaan

Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada.
Pembelian usaha dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau
perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha.

3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (franchising)

Model ini dikembangkan dengan memakai nama manajemen perusahaan


lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor)
dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen
yang diberikan oleh franchisor berupa, pemilihan lokasi usaha, bentuk
bangunan, lay out gedung dan ruangan, peralatan yang diperlukan, pemilihan
karyawan, penentuan atau penyediaan bahan baku atau produk dan iklan
bersama.

4. Mengembangkan usaha yang sudah ada

Pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada


sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang atau penambahan kapasitas
yang lebih besar.

2.5 Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha

Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan
dijalankan. Adapun badan hukum yang ada adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan perseorangan.
2. Firma (Fa).
3. Perseroan komanditer (CV).

8
4. Koperasi.
5. Yayasan.
6. Perseroan terbatas (PT)

1. Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan usaha milik pribadi artinya modal


dimiliki oleh perseorangan. Kelebihan perusahaan perseorangan ini yaitu
pendiriannya mudah, modalnya relatif kecil, tidak diperlukan organisasi yang
besar, semua wewenang keputusan manajemen ada ditangan pemilik dan
keuntungan sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha. Kelemahan perusahaan
perseorangan ini adalah relatif sulit berkembang karena biasanya
menggunakan manajemen keluarga. Contoh perusahaan perseorangan ini
adalah usaha dagang (UD) atau toko bangunan (TB).

2. Firma (Fa).

Firma merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang


atau lebih dan menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Kelebihan
firma adalah manajemen lebih baik dan perolehan dana dari pihak luar relatif
lebih mudah. Dan bertujuan untuk mencari keuntungan semata. Kelebihan
firma adalah jka salah satu pemilik firma tidak ada, akibatnya kelanjutan
usahanya menjadi tidak menentu.

3. Perseroan Komanditer

Perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar


kepercayaan. Tujuan pendirian perseroan komanditer adalah memberikan
peluang bagi perseorangan untuk ikut menanamkan modalnya dengan
tanggung jawab terbatas. Kelebihan perusahaan jenis ini adalah dalam hal
tanggung jawab terutama bagi sekutu aktif dan pasif.

4. Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang.


Berikut ini beberapa jenis-jenis koperasi yang dapat kita dirikan yaitu,

9
koperasi produksi, koperasi konsumsi, koperasi jasa, koperasi serbaguna usaha,
koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu.

5. Yayasan

Badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi lebih


menekankan usahanya pada tujuan sosial.

6. Perseroan Terbatas (PT).

Perseroan terbatas atau yang lebih dikenal dengan nama PT adalah badan
hukum yang memiliki tanggung jawab terbatas. Jenis-jenis perseroan terbatas
di indonesia dilihat dari dua segi yaitu.

1. Segi kepemilikan, terdiri dari tiga jenis:


a. Perseroan terbatas biasa

Perseroan terbatas biasa adalah PT yang para pendiri,


pemegang saham dan pengurusnya warga negara indonesia
dan badan hukum indonesia (dalam pengertian tidak ada
modal asing).

b. Perseroan terbatas terbuka

Perseroan terbatas terbuka merupakan PT yang didirikan


dalam rangka penanaman modal dan dimungkinkan warga
negara asing dan atau badan hukum asing mnenjadi pendiri,
pemegang saham, dan atau pengurusnya.

c. Perseroan terbatas (persero)

Perseroan terbatas merupakan PT yang dimiliki oleh


pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .

10
2. Segi status, dibagi dalam dua jenis, yaitu:
a. Perseroan Tertutup

Perseroan tertutup merupakan perseroan terbatas yang


modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
tertentu dan tidak melakukan penawaran umum.

b. Perseroan Terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah


pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Modal perseroan terbatas terdiri dari tiga jenis berikut, yakni.

1. Modal dasar (authorized capital).


2. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital).
3. Modal Setor (paid-up capital).
2.6 Jenis-Jenis Izin Usaha

Perizinan adalah alat/ insrtumen untuk membina, mengarahkan, mengawasi,


dan menerbitkan penerbitan usaha. Dalam prakteknya, dokumen-dokumen yang
diperlukan oleh suatu usaha adalah:
1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Bukti diri.

Disamping dokumen di atas, izin-izin perusahaan lainnya harus segera diurus


sesuai dengan bidang usahanya, antara lain:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen
Perdagangan.
2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen
Perindustrian.
3. Izin Domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat dimana perusahaan
itu berdiri.

11
4. Izin gangguan, yang dapat diperoleh melalui kelurahan setempat dimana
perusahaan berdomisili.
5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah
setempat.

2.7 Prosedur Pengurusan Izin Usaha

Prosedur atau langkah-langkah dalam mendirikan usaha berbadan hukum,


antara lain membuat SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan HO (Surat Izin
Gangguan), membuat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), membuat NPWP
(Nomor Induk Wajib Pajak), membuat TDP (Tanda Paftar Perusahaan), membuat
nomor rekening bank atas nama perusahaa, membat AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan).

1. Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO).

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha
yang kepada seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan
atau kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan
(HO) adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di
lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan
lingkungan. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan
(HO/Hinder Ordonantie) harus diperpanjang atau didaftar setiap lima tahun
sekali. Langkah-langkah untuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
dan Surat Izin Gangguan (HO), yaitu membuat surat izin tetangga dan
membuat surat keterangan domisili perusahaan. Dokumen yang diperlukan
untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan
(HO), antara lain.

a. Fotocopy KTP permohonan.


b. Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah.
c. Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani.
d. Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan.
e. Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
f. Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah.

12
g. Denah lokasi tempat usaha.
h. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga)
yang diketahui RT/RW.
i. Izin sewa atau kontrak.
j. Surat keterangan domisili perusahaan.
k. Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris.
l. Berita acara pemeriksaan lapangan.

2. Membuat Nomor Rekening Perusahaan

Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan


berapa persentase saham masing-masing pemilik, oleh sebab itu harus
melakukan hal berikut.

a. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan.


b. Melakukan setoran modal.
c. Menyerahkan bukti setoran.

3. Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan

Anda harus merancang identitas dari usaha terlebih dahulu, yang meliputi,
nama perusahaan, logo perusahaan, alamat perusahaan, kartu nama dan tag
line (slogan), kop surat dan dokumen-dokumen lainnya, stempel perusahaan,
maksud dan tujuan usaha, jumlah usaha, susunan direksi dan komisaris
(khusus untuk PT).

4. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Sudah menjadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik


individu maupun pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib
Pajak. Apabila omset penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam
jumlah tertentu diwajibkan mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan akan diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan
Pajak akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16

13
Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaknnya.

5. Membuat Akta Pendirian Perusahaan

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang


dibuat dihadapan notaris. Hal ini bertujuan untuk :
a. Menghindari terjadinya perselisihan.
b. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan.
c. Mencantumkan nilai saham (persentase kepemilikan).
d. Mengetahui besarnya modal.

Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW


dianggap kuarang sah dihadapan hukum. Untuk membuat akta pendirian
perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut :
1) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri.
2) Fotocopy Kartu Keluaraga (KK).
3) Fotocopy NPWP penanggung jawab.
4) Foto penanggung jawab perusahaan ukuran 3 x 4.
5) Fotocopy lunas PBB tahun terakhir.
6) Fotocopy surat kontrakan/sewa kantor.
7) Surat ketarangan domisili dari pengelola gedung.
8) Surat keterangan domisili dari RT/RW.
9) Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja,
kursi, dan komputer).

Setelah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan


mengesahkan perusahaan ke kementerian terkait, yaitu Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kementrian Tenaga Kerja,
Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan, terakhir Kementrian
Pekerjaan Umum.

14
6. Membuat Surat Izin Usaha Perdgangan (SIUP)

Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor


36/M-DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan,
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan
kegiatan usaha perdagangan yang dikeluarkan instansi pemerintah melalui
Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan tempat/domisili
perusahaan. SIUP dapat di berikan kepada para wirausaha baik perseorangan,
CV, PT, BUMN, firma, ataupun koperasi.
a. Pengklasifikasian SIUP
1) SIUP Kecil.
2) SIUP Menengah.
3) SIUP Besar.
b. Prosedur permohonan SIUP
1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil.
2) Permohonan SIUP besar.
c. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP)
Perusahaan baik PT, CV, koperasai maupun perseorangan
harus membawa dokumen yang lengkap beserta kopinya untuk
pengurusan SIUP ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota/
kabupaten. Dokumen yang diperlukan antara lain.
1) Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan.
2) Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
3) Fotocopy NPWP.
4) Fotocopy KTP pemilik.
5) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
6) Fotocopy KK.
7) Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan.
8) Fotocopy surat kontrak/sewa.
9) Foto direktur utama/pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4.
10) Neraca perusahaan.

15
7. Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan resmi sebagai bukti
bahwa perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib
daftar. Berdasarkan pasal 38 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang),
akta pendirian perusahaan yang memuat anggaran dasar yang sudah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Munusia Republik Indonesia,
harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai domisili perusahaan,
kemudian diumumkan melalui Berita Negara.

a. Hal-hal yang perlu di daftarkan


1) Akta pendirian perusahaan.
2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
b. Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1) Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT
dan yayasan harus mendapatkan pengesahaan dan persetujuan
akta pendirian perusahaan dari Menteri Hukum dan Hak Asai
Manusia terlebih dahulu.
2) Perusahaan mengambil formulir permohonan TDP.
3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP
sesuai dangan Surat Keputusan Menteri Perdagangan
No.286/Kep/II/85.
c. Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda
Daftar Perusahaan (TDP)
Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) antara lain.
1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer
(CV)/ Firma (Fa) dan Koperasi adalah sebagai berikut.
a) Formulir Isian.

16
b) Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan.
c) Fotocopy Pengesahaan Akta.
d) Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian.
e) Fotocopy Surat Keterangan Domisili perusahaan.
f) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha.
g) Nomor Pokok Wajib Pajak.
h) Fotocopy SIUP.
i) Fotocopy KTP.
j) Fotocopy Akta Pendirian dan Pengesahan.
k) Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan.
l) Bukti setor biaya administrasi.
m) Fotocopy paspor jika pemilik WNA.
2) Perusahaan Perorangan (PO)
a) Formulr Isian.
b) Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
c) Fotocopy SIUP.
d) Fotocopy KTP penanggung jawab.
e) Fotocopy NPWP.
f) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP).

8. Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkunagan)

Analisis Mengenai Dampak lingkunagan (AMDAL) adalah hasil kajian


mengenai dampak besar dan penting dari suatu kegiatan usaha yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup yang digunakan untuk proses
pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan kegiatan usaha di
Indonesia.
a. Fungsi AMDAL
1) Memberikan masukan terhadap penyusunan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat.
3) Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.
4) Membantu proses pengambilan keputusan.

17
5) Memberikan masukan terhadap penyusunan desain.
b. Dasar Hukum AMDAL
Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL
adalah.
1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai
Pengendalian Pencemaran Air.
4) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.
5) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
6) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B.
2335/MENLH/12/93, No. B. 2347/MENLH/12/93
mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.
7) Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.
c. Pedoman Pelaksnaan AMDAL
1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006
mengenai penyusunan AMDAL harus menggunakan
pedoman Penyusunan AMDAL.
2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006 tentang daftar kegiatan wajib AMDAL.
3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86
Thahun 2002.
4) Kewenangan Penilaian didasarkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup no. 40 Tahun 2000 tantang
pedoman tata kerja komisi penilaian AMDAL.
d. Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL
Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan
adalah fotocopy NPWP, TDP, KTP, SITU, dan denah lokasi
perusahaan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.

18
2.8 Proses Pendirian Badan Usaha

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham

Rapat ini dilakukan untuk membicarakan pembentukan usaha yang


menyangkut hak dan kewajiban pemegang saham yang nantinya hasil rapat
tersebut dibuatkan notulennya sebagai bukti kesungguhan untuk mendirikan
badan usaha.

2. Dibuatkan akta notaries

Di dalam akta notaris, dicantumkan nama-nama pendiri, komisaris, direksi,


bidang usaha dan tujuan perusahaan didirikan. Hal ini dibuatkan setelah
diadakannya kesepakatan untuk mendirikan suatu badan usaha.

3. Didaftarkan di pengadilan negeri

Selanjutnya, akta notaris ini akan didaftarkan ke pengadilan negeri untuk


mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum yang sah.

4. Diberitakan dalam lembaran Negara

Badan usaha yang telah memperoleh legalitas dari Departemen


Kehakiman akan diberitakan dalam berita negara.

2.9 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha

Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang


dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan
sempurna adalah sebagai berikut.

1. Data dan informasi tidak lengkap

Pada saat melakukan perencanaan, data dan informasi yang disajikan


kurang lengkap sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.

19
2. Salah perhitungan

Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan,


misalnya rumus atau cara menghitung yang digunakan salah sehingga hasil
yang dikeluarkan tidak akurat.

3. Pelaksanaan pekerjaan salah

Dalam hal ini, para pelaksana usaha (manjemen) di lapangan tidak


mengerjakan usaha secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan, kemungkinan usaha tersebut gagal sangat besar.

4. Kondisi lingkungan

Misalnya saja, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya


sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanannya terjadi
perubahan lingkungan, seperti perubahan ekonomi, politik, hukum dan sosial,
ataupun perilaku masyarakat.

5. Unsur sengaja

Kegagalan yang sangat fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan.


Artinya, karyawan sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam memulai sebuah usaha tentu harus dipahami dulu bagaimana cara
memulai usaha secara tepat agar usaha dapat berjalan dengan lancar. Cara-cara
tersebut diantaranya ialah menentukan produk, menetukan target pasar, menguji
kelayakan usaha, struktur manejemen, modal, bentuk usaha. Ketika seseorang
memulai usaha pasti terjadi hambatan-hambatan, hambatan tersebut bisa terjadi
karena faktor internal atau faktor yang terjadi dari dalam diri orang tersebut,
diantaranya perasaan takut gagal dan tidak mau mengambil resiko, rendahnya
kemampuan dan pengalaman dalam mengelola usaha, dan tidak memiliki modal
yang cukup. Selain faktor internal yang dapat menghambat usaha seseorang,
faktor eksternal juga dapat menghambat seseorang dalam memulai usaha, di
antaranya persaingan pasar yang ketat dan kondisi lingkungan yang tidak
mendukung.
3.2 Saran
Berwirausaha adalah proses pengembangan diri, maka dari itu baik adanya
bila niatan berwirausaha muncul dari dalam diri sendiri. Para pembaca disarankan
agar menambah bacaan lewat media-media lainnya agar lebih memperdalam
definisi serta hal-hal umum lain mengenai wirausaha sehingga mengetahui lebih
jauh lagi mengenai kewirausahaan. Selain menambah wawasan dengan bacaan,
pembaca juga disarankan menambah wawasan lewat wawancara dengan pihak-
pihak yang telah berpengalaman dalam bidang kewirausahaan dan pada akhirnya
mendapat informasi yang lebih jelas melalui contoh-contoh realistis.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://noorlaila-lailamajnun.blogspot.com/2015/04/makalah-cara-mendirikan-
usaha.html. Diakses tanggal 16 September 2018.
http://zuhudku.blogspot.com/2014/03/makalah-kewirausahaan-cara-
mendirikan.html. Diakses tanggal 17 September 2018.
http://unnesstudenttechnology.blogspot.com/2016/10/makalah-cara-memulai-
usaha-kewirausahaan.html. Diakses tanggal 17 September 2018.

22

Anda mungkin juga menyukai