OLEH:
NI MADE VANIA SUKMASARI MARSHA (1605511044)
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan meracuni sumber air minum. Program Air Bersih 1989 (CWP), sebuah inisiatif
pemerintah untuk mengekang polusi air, mencapai pengurangan pada titik-titik
polusi industri dengan keberhasilan yang tidak proporsional di Jawa Timur.
Keberhasilan yang beragam dari CWP disebabkan oleh keberlakuannya, karena
program ini dirancang untuk bersifat sukarela dan peraturan polusi air di seluruh
Indonesia pada umumnya tidak berlaku untuk perusahaan kecil dan industri rumah
tangga. Agar dapat menanggulangi pencemaran air di Indonesia maka diperlukan
pemahaman lebih lanjut mengenai apa itu pencemaran air.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari pencemaran air.
1.3.2 Untuk mengetahui sumber dari pencemaran air.
1.3.3 Untuk mengetahui dampak yang disebabkan dari pencemaran air.
1.3.4 Untuk mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan pencemaran air.
1.3.5 Untuk mengetahui teknik pengolahan air limbah.
1.4 Manfaat
Hal yang diharapkan penulis untuk para pembaca adalah sebagai berikut.
1.4.1 Mahasiswa.
1. Memperdalam ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai pencemaran air.
2. Dapat melakukan pencegahan dan penanggulangan pencemaran air.
2
3. Mengedukasi orang lain mengenai bahaya pencemaran air.
4. Dapat menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan.
1.4.2 Masyarakat.
1. Lebih menyadari bahaya efek pencemaran air pada lingkungan.
2. Meningkatkan kesadaran tentang betapa pentingnya menjaga alam.
3. Memiliki kemampuan mencegah pencemaran air menjadi lebih buruk.
4. Merubah cara pandang masyarakat terhadap cara membuang limbah.
3
BAB II
ISI
2.1 Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
Air bersifat bening (tidak berwarna), tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273 K (0 °C).
Total jumlah kandungan air di bumi hampir 326 juta kubik mil,
menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat. Sebanyak 72%
permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97% air tersebut asin dan tidak baik
untuk diminum. Diantara 70% air minum tersebut berbentuk es, kurang dari
1% air minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan secara langsung. Terdapat
6 negara (Brazil, Russia, Kanada, Indonesia, China dan Kolombia) yang memiliki
50% persediaan air minum dunia. Sementara sepertiga populasi dunia hidup di
kawasan negara dengan tingkat persediaan air minum yang minim.
Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan
tertentu dari sumber-sumber air. Kriteria mutu air merupakan satu dasar baku mutu
air, di samping faktor-faktor lain. Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang
disiapkan oleh suatu negara atau daerah yang bersangkutan. Menurut Syamsuri
(1993:13) kualitas air ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia yang terlarut di
dalam air. Permasalahan kualitas air dapat di timbulkan oleh proses alamiah
maupun ulah manusia.
Sedangkan menurut Richard Lee (1990:28) ada beberapa parameter kualitas
air bersih seperti kaitanya dengan pengaruh terhadap erosi, sedimentasi, suhu air,
kimia, dan biologi. Suryani (1982:20) menyatakan jika kualitas air tidak dipenuhi
maka, air dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air yang kotor sangat
berbahaya bagi tubuh manusia. Bila air sudah tercemar dengan bahan kimia, maka
hampir dapat dipastikan berbagai jenis organisme penyebab penyakit dapat
ditentukan dalam air tersebut. Kualitas air adalah karakteristik mutu yang
dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber-sumber air.
4
Dalam menetukan kualitas air harus berpedoman pada baku mutu air
menurut PERMENKES No. 416/MENKES/PER/IX/1990 disebutkan bahwa baku
mutu air adalah kadar zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air untuk tetap
berfungsi sesuai dengan golongan peruntukan air tersebut. Berdasarkan peruntukan
tersebut, air dibagi menjadi lima golongan yaitu:
1. Golongan A, air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air
minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai baku untuk
diolah menjadi air minum dan keperluan rumah tangga lainnya.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha diperkotaan, industri,
dan listrik tenaga air.
5. Golongan E, yaitu air yang tidak dapat digunakan untuk keperluan
tersebut pada peruntukan air golongan A, B, C, dan D.
5
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi, pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
6
terlalu tinggi. Kadar residu yang tinggi dapat menyebabkan rasa tidak enak
dan mengganggu pencernaan manusia.
e. Derajat pH
Dalam pemakaian air minum, pH dibatasi dikarenakan mempengaruhi
rasa, korosifitas, dan efisiensi khlorinasi.
f. Kesadahan Ca dan Mg
Kesadahan berpengaruh pada pemakaian sabun, ketel pemanas air, ketel
uap, pipa air panas dalam sistem plambing dan sebagainya. Mg dapat
bersifat toksik, memberikan efek demam metal, iritasi pada kulit akan susah
sembuh, dan lainnya.
g. Besi dan Mangan
Kehadiran Fe dan Mn dalam air dapat menimbulkan berbagai gangguan,
misalnya, rasa dan bau logam, merangsang pertumbuhan bakteri besi, noda-
noda pada pakaian, efek racun pada tubuh manusia seperti susunan syaraf
pusat; koordinasi gerak otot; kerusakan sel hati; fibriosis; iritasi usus;
kerusakan sel usus.
h. Nitrogen
Nitrogen dalam air hadir dalam berbagai bentuk sesaui dengan tingkat
oksidasinya diantaranya Nitrogen netral, amoniak, nitrit dan nitrat. Efek
terhadap kesehatan anatara lain: iritasi kulit, oedema paru-paru, kejang,
pernapasan, mengancam keseimbangan asam basa dalam darah, stimulasi
susunan syaraf pusat, kerusakan saluran pencernaan, dsb. Terhadap
lingkungan kelebihan nitrogen dapat menyebabkan eutrofikasi.
i. Bahan anorganik lain
Bahan anorganik dalam air dapat berupa Ag, AL. As, Ba, Br, Cd, Cl, Cr,
Cu, F, Hg, H2S, PO4, Pb, Se, Zn, dan lain-lain.
j. Parameter Biologis
7
digunakan keberadaan bakteri e.coli dalam air. Dengan adanya bakteri e.coli,
maka besar kemungkinan air telah tercemar oleh bakteri lainnya yang juga
bersifat pathogen.
k. Radioaktif
Efek yang dapat ditimbulkan oleh radioaktif dianataranya: kanker,
leukemia, mengurangi umur, dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu
radioaktif merupakan unsur kimia yang memiliki paruh umur yang relative
panjang.
2.3 Sumber Pencemaran Air
Sumber pencemaran air antara lain adalah sebagai berikut:
1. Limbah rumah tangga seperti air sabun dan sampah yang banyak orang
membuangnya secara sembarangan di sungai.
2. Limbah industri. Banyak sekali limbah pabrik yang langsung dibuang ke
sungai. Hal ini jika dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan
pencemaran air di sungai.
3. Limbah Pertanian. Limbah ini berasal dari pupuk kimia dan pestisida yang
digunakan untuk memelihara tanaman. Hal ini dapat mencemari air yang
terkandung di dalam tanah.
4. Peternakan. Dalam peternakan sering memotong hewan baik itu ayam,
bebek, sapi maupun kambing. Darah dari penyembelihan hewan tersebut
dapat mencemari air jika dibuang ke sungai atau dibuang sembarangan.
5. Limbah kendaraan yang beroli juga dapat mencemari air.
6. Sampah yang dibuang sembarangan juga dapat mencemari air, terutama air
sungai. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang membuang sampah di
sungai. Selain dapat mencemari air, membuang sampah di sungai juga dapat
menimbulkan penyakit jika tidak diatasi dengan baik.
7. Penggundulan hutan juga dapat mencemari air. Hal ini dikarenakan tidak
ada lagi pohon yang mengikat air tanah sehingga jumlah air akan berkurang.
8. Di area pertambangan juga dapat memicu terjadinya pencemaran air dan
mengurangi jumlah air bersih.
Pencemaran air yang berasal dari limbah industri dan limbah rumah tangga dapat
terbagi menjadi beberapa kelompok, seperti pada limbah buangan berikut ini:
8
1. Limbah padat, contohnya adalah sampah padat seperti botol minuman,
plastik, dan lain – lain.
2. Limbah organik, salah satu contohnya adalah berasal dari sisa tumbuhan
atau sisa sayuran yang dibuang ke sungai dapat menyumbat aliran sungai
dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
3. Limbah anorganik, salah satu contohnya adalah limbah logam
berat.Contohnya adalah timbal, air raksa, merkuri, kalsium. Nikel dan lain
– lain.
4. Cairan berminyak. Air tidak dapat bercampur dengan minyak sehingga
adanya minyak dalam lingkungan perairan dapat mengganggu
mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan perairan tersebut. Contohnya
adalah sering terjadi tumpahan minyak di air laut. Hal ini dapat mencemari
perairan laut dan mengganggu ekosistem di dalamnya.
5. Limbah zat kimia dapat anda temukan pada sabun detergen, shampo dan
superpel. Sabun, detergen, shampo dapat meningkatkan pH di lingkungan
air sehingga dapat mengganggu ekosistem di dalamnya. Selain itu, anda
dapat menjumpai pada penggunaan pestisida berlebihan, zat warna kimia
dan bahan yang bersifat radioaktif seperti adanya aplikasi teknologi nuklir.
9
tangga, industri, dll. Beberapa zat /senyawa kimia yang bersifat racun
terhadap tubuh manusia misalnya logam berat, pestisida, senyawa mikro
polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya
2. Menurunkan jumlah oksigen
10
Dan untuk binatang serta tumbuhan air, jelas akan terganggu karena air
merupakan habitat dari tumbuhan dan bintang air tersebut.
6. Memgganggu kesuburan tanah
Air yang tercemar jelas akan mengganggu kesuburan tanah. Hal ini
karena air akan meresap ke tanah yang ada di sebelah kanan atau kiri. Hal
ini berakibat tanah tersebut ikut mengandung berbagai zat polutan. Jika
tanah telah tercemar zat polutan, otomatis tanah tersebut tidaklah subur.
7. Mengganggu produktivitas tumbuhan
11
dari tahun ke tahun, oleh karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Pelanggaran
lingkungan banyak terjadi karena sebagian masyarakat belum membaca
atau memahami peraturan-peraturan yang ada, mengingat isu lingkungan
masih relatif baru untuk Indonesia dan penegakan hukumnya masih sangat
minim dibanding kasus-kasus lain.
Penegakan peraturan harus diikuti pula oleh monitoring yang handal
untuk mendukung data-data pencemaran. Pembuktian kasus pencemaran
merupakan salah satu kelemahan yang sering terjadi dan kondisi ini
mempersulit dalam penegakan hukum lingkungan di Indonesia. Oleh karena
itu diperlukan laboratorium lingkungan yang independen dan terakriditasi
dan mempunyai sertifikasi secara internasional guna mendukung penegakan
hukum.
3. Perlindungan Sumber Air
12
perbaikan dapat dilihat dari hasil monitoringnya apakah ada perubahan yang
cukup berarti dari program yang dilaksanakan.
5. Kelembagaan
Kelembagaan sangat menentukan dalam pengelolaan lingkungan.
Dalam skala nasional lembaga yang berwenang adalah Kementrian
Lingkungan Hidup, dalam skala propinsi ada Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (BPLHD), beberapa tempat di daerah masih memakai
nama Kantor atau Dinas. Dalam dekade terakhir kelembagaan sudah jauh
lebih baik dibanding dekade lalu, dan lingkungan sudah mendapat perhatian
yang serius dari pemerintah dan masyarakat. Hanya saja yang perlu disoroti
adalah jumlah sumberdaya manusia (SDM) yang masih dirasa kurang,
padahal permasalahan lingkungan demikian banyaknya. Kekurangan SDM
tersebut dapat disiasati dengan memberi peran dan ruang gerak yang lebih
besar pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), agar berperan lebih aktif
dalam perbaikan lingkungan. Pemerintah hanya bertindak sebagai
koordinator dan motivator.
6. Kelompok Sadar Lingkungan dan Lembaga Swadaya Masyarakat
Penanganan lingkungan perlu didukung oleh masyarakat. Pembentukan
Kelompok Sadar Lingkungan (Darling) dapat dalam skala nasional maupun
lokal. Namun berdasarkan pengalaman yang ada, kelompok sadar
lingkungan dalam skala lokal lebih nyata hasilnya dan dapat dilihat.
Kelompok Darling yang sukses akan memotivasi kelompok lain, baik yang
berada di hulu dan hilirnya. Penghargaan bagi kelompok yang sukses juga
perlu dilakukan secara konsisten oleh pemerintah sebagai langkah
pembinaan.
Permasalahan lingkungan mempunyai kecenderungan akan meningkat
dari tahun ke tahun, oleh karena itu pemerintah tidak bisa berjalan sendiri
dan dibutuhkan partisipasi masyarakat yang lebih kuat, dalam bentuk
swadaya dan swadana masyarakat maupun investasi komersil yang
difasilitasi oleh pemerintah. Kelompok Darling yang maju dapat
berkembang ke arah Industri Lingkungan yang menjual produknya seperti
kompos, tanaman hias atau kertas daur ulang yang mempunyai nilai
13
komersil. Gerakan Kelompok Darling ini sebaiknya dilakukan secara
nasional, dan kalau perlu dilombakan seperti Klompencapir, dengan
membiasakan diri untuk memelihara lingkungan dan membisakan diri untuk
hidup bersih, diharapkan lingkungan akan berkembang lebih baik dan sehat
dari tahun ke tahun.
7. Produksi Bersih
Produksi bersih merupakan kegiatan internal dari pemilik usaha, namun
demikian kegiatan ini juga mendapat respon yang bagus dari Pemerintah.
Produksi bersih bisa dimulai dari pemilihan bahan baku, pemilihan proses
yang akrab lingkungan, pengepakan, sampai dengan proses pengiriman
produk. Namun demikian untuk produksi bersih diperlukan semacam
standard baku mutu untuk produk tertentu, misalnya : berapa banyak jumlah
limbah cair yang wajar dihasilkan untuk satu bungkus mie instan ? Dengan
demikian siapapun akan dengan mudah mengetahui, apakah proses
pembuatan mie tersebut akrab lingkungan atau tidak. Usaha untuk
melakukan produksi bersih banyak dilakukan oleh industri-industri yang
berorientasi ekspor untuk mendapatkan ISO 14000, karena negara
pengimpor mempersyaratkan untuk semua produknya ramah lingkungan.
Produksi bersih belum masyarakat secara baik di Indonesia, karena
konsumen tidak mempunyai banyak informasi, sehingga dalam pemilihan
barang produk, konsumen hanya semata-mata menilai dari kualitas dan
harga yang dianggap layak.
8. Pengolahan Air Limbah
Jika pengurangan air limbah dari sumbernya sudah dilakukan secara optimal,
maka air limbah yang terpaksa tetap dihasilkan selanjutnya harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Tujuan pengolahan air
limbah ini adalah untuk mengurangi kandungan pencemar air sehingga
mencapai tingkat konsentrasi dan bentuk yang lebih sederhana dan aman
jika terpaksa dibuang ke badan air di lingkungan. Proses pengurangan
kandungan zat pencemar ini dapat dilakukan melalui tahapan penguraian
sebagaimana dijelaskan berikut ini:
14
a. Proses alamiah
15
- Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakannya sendiri
- Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakat
- Manfaat dapat dirasakan secara langsung.
16
- Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani
penduduk urban > 50.000 jiwa atau bergabung dengan kawasan
urban lainnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pengolahan air limbah adalah:
- Kepadatan penduduk - Kemiringan tanah
- Sumber air yang ada - Kemampuan membiayai
- Permeabilitas tanah
2.5.1 Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem On-Site
Pada sistem on site ada dua jenis sarana yang dapat diterapkan yakni sistem
individual dan komunal. Pada skala individual sarana yang digunakan adalah septik
dengan varian pada pengolahan lanjutan untuk efluennya yakni:
1. Dengan bidang resapan
2. Dialirkan pada small bore sewer
3. Dengan evapotranspirasi
4. Menggunakan filter
Sedangkan tinja dari septik tank akan diangkut menggunakan truk penyedot
tinja dan diolah di IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja).
17
2.5.2 Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem Off -Site
Pengolahan sanitasi sistem terpusat terutama bertujuan untuk menurunkan
kadar pencemar di dalam air buangan. Ada beberapa tingkat pengolahan yang
umumnya dilakukan untuk mengolah air buangan agar tidak berbahaya bagi
lingkungan yaitu:
a. Pengolahan fisik seperti: penyaringan sampah dari aliran, pengendapan
pasir, pengendapan partikel discrete.
b. Pengolahan biologis yang dapat terdiri dari proses anaerobik dan/atau
proses aerobik, serta pengendapan flok hasil proses sintesa oleh bakteri
c. Pengolahan secara kimia dengan pembubuhan disinfektan untuk
mengontrol bakteri fekal dari effluent hasil pegolahan sebelumnya.
d. Di bagian bawah dari pengolahan air limbah adalah sisa lumpur yang
terbentuk dan harus dikendalikan serta diolah sehingga aman terhadap
lingkungan
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerusakan dan penurunan sumberdaya air terus terjadi dan semakin parah
dari tahun ke tahun. Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Dalam pengendalian pencemaran perlu dilakukan perlindungan sumber air
dengan cara menata tata ruang yang berwawasan lingkungan dan dilindungi oleh
undang-undang yang berlaku. Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan dalam
rangka membuat sistem data yang terpadu dan kontinu, guna menunjang penegakan
hukum bagi pelangaran undang-undang. Agar kordinasi kegiatan lingkungan dapat
berjalan baik diperlukan kelembagaan yang mantab dan mampu memantau semua
kegiatan yang berdampak lingkungan dengan dibantu oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat. Pembentukan dan pembinaan kelompok sadar lingkungan sangat
diperlukan sebagai contoh nyata pengelolaan lingkungan yang baik untuk setiap
wilayah atau propinsi. Perlu penguasaan teknologi pengolahan limbah untuk
mengatasi pencemaran dengan biaya investasi dan operasional yang murah.
3.2 Saran
Untuk menghindari pencemaran air, sebaiknya kita tidak melakukan hal-hal
yang akan menyebabkan terjadinya pencemaran air tersebut, seperti tidak
membuang sisa buangan rumah tangga, industri, permukiman, peternakan, dan
perikanan ke wilayah perairan, serta menjaga kelestarian sumber daya air yang
berada di sekitar kita.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7269908/Pencemaran_Air_Air?auto=download
(Diakses tanggal 13 Februari 2019)
https://thegorbalsla.com/pencemaran-air/ (Diakses tanggal 13 Februari 2019)
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/dampak-pencemaran-air (Diakses
tanggal 13 Februari 2019)
http://www.academia.edu/5453039/DASAR-
DASAR_TEKNIK_DAN_PENGELOLAAN_AIR_LIMBAH_1._LANDAS
AN_HUKUM_PENGELOLAAN_AIR_LIMBAH (Diakses tanggal 13
Februari 2019)
https://www.researchgate.net/publication/265569345_PENCEMARAN_AIR_DA
N_STRATEGI_PENGGULANGANNYA (Diakses tanggal 13 Februari
2019)
https://econpapers.repec.org/RePEc:lsg:lsgwps:wp234 (Diakses tanggal 13
Februari 2019)
https://teknologi.inilah.com/read/detail/289601/berapa-banyak-kandungan-air-di-
bumi (Diakses tanggal 21 Februari 2019)
https://geografi.sobatmateri.com/kualitas-air-menurut-permenkes-no-416-tahun-
1990/ (Diakses tanggal 21 Februari 2019)
https://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/09/15/klasifikasi-mutu-air-
berdasarkan-pp-no-82-tahun-2001/ (Diakses tanggal 21 Februari 2019)
20