Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KONSEP DENSITAS DAN APLIKASI METODE GAYA BERAT

SUMITA KELISTA NURFI ASTANI

03411640000013

EKSPLORASI GAYA BERAT MAGNETIK KELAS A

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Konsep Densitas:

Densitas atau massa jenis memiliki makna sebagai hubungan dari massa dengan
volume. Benda yang memiliki densitas yang besar akan memiliki kerapatan massa yang
besar. Dengan begitu semakin mampat antar partikel penyusun benda, maka nilai
densitasnya semakin besar untuk benda yang sama. Massa jenis adalah pengukuran massa
setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa
jenis lebih rendah. Nilai densitas banyak digunakan untuk menentukan jenis suatu materi.
Dalam mengetahui nilai densitas, dapat dengan membagi massa dengan volume benda.
Namun, dalam penerapan secara hukum Archimedes yang ada pada fluida cair, maka dapat
ditentukan seperti pada persamaan.

Densitas (𝜌) didefinisikan sebagai sebagai hasil bagi massa m dan volume V dari
materialyaitu:
𝑚
𝜌=
𝑣
dengan satuan SI kg m-3.Karena heterogenitas batuan, perlu dibedakan antara densitas
yang berbeda yang berkaitan dengan komponen batuan yang berbeda:

• 𝜌-densitas bulk : densitas rata-rata dari volume batuan yang dipertimbangkan (termasuk
poripori, dll.); misalnya densitas batupasir.

• 𝜌i: densitas masing-masing komponen mineral , contoh: densitas mineral kuarsa.

• 𝜌ma: densitas rata-rata matriks mineral batuan, disebut juga densitas grain

• 𝜌fl : densitas rata-rata pori fluida (atau rekahan), contoh: densitas air.

Untuk batuan berpori, fraksi volume untuk ruang pori diberikan oleh porositas
total dengan persamaan :

Densitas batuan menjelaskan tentang kepadatan massa batuan bergantung pada:

• komposisi mineral (densitas mineral dan fraksi volume);

• porositas (pori-pori, fraktur) dan densitas cairan pori. Ini menjelaskan aturan umum
variasi densitas:
• Batuan beku menunjukkan peningkatan densitas dari jenis felsic (asam) sampai mafik
(dasar);

• Batuan berpori menunjukkan penurunan kepadatan dengan meningkatnya porositas


dan penurunan saturasi air.

Salah satu sifat batuan yang mampu membedakan antara satu jenis batuan dengan
batuan lainnya adalah massa jenis batuan/densitas batuan. Distribusi yang tidak merata
pada batuan penyusun di kerak bumi menyebabkan perbedaan harga percepatan gravitasi
yang diukur di permukaan bumi.
Survey gayaberat adalah usaha untuk menggambarkan bentuk/struktur geologi
bawah permukaan berdasarkan variasi medan gayaberat bumi yang ditimbulkan oleh
perbedaan densitas (rapat massa) antar batuan. Dalam prakteknya, metode gayaberat ini
mempelajari perbedaan medan gayaberat dari satu titik observasi lainnya. Dengan demikian
sumber yang merupakan satu zona massa di bawah permukaan, akan menyebabkan suatu
gangguan dalam medan gayaberat. Gangguan medan gayaberat ini di sebut sebagai
anomali gayaberat. Karena perbedaan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur
yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi.

Gambar Nilai Rata-Rata Densitas Batuan Beku dan Metamorf


Gambar Nilai Rata-Rata Densitas BatuanSedimen

Konsep Gaya Berat

Parameter yang sangat penting dalam metode gayaberat adalah densitas batuannya.
Untuk itu nilai densitas rata-rata di daerah penelitian harus ditentukan dengan baik. Nilai
percepatan gravitasi yang terukur di permukaan bumi akan bervariasi dipengaruhi distribusi
densitas material (batuan) yang berada di bawah permukaan bumi yang berasosiasi dengan
struktur dan kondisi geologi di dalam bumi.

Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan
pada pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, di
kapal maupun di udara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi
akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya
yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak
(oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan
lainnya.

Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa
suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah
permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting
untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya. Untuk
menggunakan metode ini dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, alat gravitasi yang pertama
berada di base sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pasang surut gravitasi, alat
yang kedua dibawa pergi ke setiap titik pada stasiun mencatat perubahan gravitasi yang
ada. Biasanya dalam pengerjaan pengukuran gravitasi ini, dilakukan secaralooping.

Medan gravitasi adalah medan konservatif, dimana usaha yang dilakukan untuk
memindahkan suatu massa pada medan gravitasi tidak bergantung pada lintasan tapi hanya
bergantung pada posisi awal dan posisi akhir (Telford et al, 1990). Dasar teori penggunaan
metode gayaberat (gravity) adalah Hukum Newton, dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut.
m1 × m2
F=G
r2
dimana adalah gaya tarik-menarik kedua benda dan G merupakan konstanta gaya berat
universal yaitu 6,672 x 10-11 m3kg-1 det-2 (Blakely, 1995).

Gambar Gaya tarik menarik antara dua benda m1 dan m2

Dalam pengukuran gayaberat yang diukur bukan gaya gravitasi F, melainkan


percepatan gravitasi g. Hubungan antara keduanya dijelaskan oleh hukum Newton II
yang menyatakan bahwa sebuah gaya adalah hasil perkalian dari massa dengan percepatan.
Hukum Newton mengenai gerak Newton, yaitu:

F = mg

Interaksi antara bumi (bermassa M) dengan benda di permukaan bumi (bermassa m)


sejauh jarak R dari pusat keduanya juga memenuhi hukum tersebut, maka dari persamaan
didapatkan:

𝑀
𝑔=𝐺
𝑅2
dimana satuan g adalah m/det2 dalam SI, atau Gal (Galileo), yaitu 1 cm/det2 . Karena
pengukuran dilakukan dalam variasi percepatan gravitasi yang begitu kecil, maka satuan
yang sering digunakan adalah miliGal (mGal).

Dengan menggunakan rumus dasar inilah maka survey geofisika metode gravitasi
dapat dilakukan, namun seperti halnya metode geofisika lainnya, tentu saja metode ini
memiliki koreksi. Koreksi dalam metode gaya berat adalah sebagai berikut :

1. Koreksi Baca Alat/Skala

Koreksi baca alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam
pembacaaan alat gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam pembacaan alat dapat
ditulis sebagai berikut :

Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal

2. Koreksi Pasang Surut (tidal)


Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda di luar bumi
seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu. Untuk mendapatkan
nilai pasang surut ini maka, dilihatlah perbedaan nilai gravitasi stasiun dari waktu ke waktu
terhadap base. Gravitasi terkoreksi tidal dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana,

3. Koreksi Apungan (drift)

Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama
pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat
gravimeter selama proses transportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.

dimana :

Sehingga dapat dikatakan bahwa gravitasi terkoreksi drift (g std) adalah :


dimana:
gstd (n) = gravitasi terkoreksi drift pada stasiun ke – n
gst(n) = gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ke – n
4. Koreksi apungan (drift)

Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama pada
waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat gravimeter selama
proses transportasi dari suatu proses transportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.
dimana,

5.Koreksi lintang

Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna,
tetapi pepat pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal tersebut membuat ada
perbedaan nilai gravitasi karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Secara umum gravitasi
terkoreksi lintang dapat ditulis sebagai berikut :

𝑔(∅) = 978031.8(1 + 0.00530𝑠𝑖𝑛2 ∅ + 0.0000059𝑠𝑖𝑛2 2∅

dimana,

𝑔(∅) = 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 (∅ = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛)

6.Koreksi udara bebas (Free Air Correction)

Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik pengamatan dan
datum (mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

dimana :

7.Koreksi Bouguer

Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan terdapat


antara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi udara bebas.
Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
Aplikasi Gaya Berat

Beberapa aplikasi yang sering menggunakan metode gaya berat adalah:

1. Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi


2. Eksplorasi Mineral
3. investigasi struktur dan geologi
4. Gunung berapi
5. Investigasi Basement pada cekungan minyak dan gas bumi

Metode gravity merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif
(memanfaatkan sumber yang alami) dan didasari oleh hukum Newton untuk gravitasi
universal. Metode ini memanfaatkan variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan tanah.
Setiap batuan/material mempunyai besar densitas yang berbeda-beda dan dapat
mempengaruhi terhadap variasi medan gravitasi bumi, sehingga terjadi anomali gravitasi.
Metode gravity digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada area tempat
dilakukannya survey, yaitu dengan mengamati variasi lateral dari densitas batuan bawah
permukaan. Survey dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai percepatan
gravitasi di area survey tersebut. Perubahan percepatan pada satu titik dengan titik lain
disekitarnya menandakan adanya perbedaan kandungan yagn ada dibawah permukaan
bumi. Variasi gaya berat di setiap titik permukaan bumi akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor dimana dalam pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan
(dikoreksi). Sesuai dengan hasil penelitian bahwa batuan yang memiliki densitas rendah
memiliki nilai porositas tinggi. Jika porositas dihubungkan dengan permeabilitas, maka
permeablitas berbanding lurus dengan porositas. Batuan yang mendomonasi reservoir
panasbumi yaitu batuan dengan densitas rendah dan porositas tinggi serta tingkat
permeabilitasnya tinggi.

Referensi

http://istajarul.weebly.com/uploads/7/3/2/6/7326686/laporan_densitas_dan_porositas_ba
tuan.pdf

http://www.vsi.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=48:statusgunungapi&id=167:peni
ngkatan-status-g-dieng-dari-waspada-ke-siaga&format=pdf&option=com_content

https://www.academia.edu/12028606/Metode_Gravity_Gaya_Berat_dalam_Eksplorasi_Ge
otermal

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_d5151_0608306_chapter2(1).pdf

https://seisxploresurvey.wordpress.com/aplikasi-geofisika/metode-gravitygaya-berat/

Anda mungkin juga menyukai