ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi komplementer dari meditasi yoga
pada pasien stres di jiwa psikis Rumah Sakit Daerah Khusus Provinsi Sulawesi Selatan.
Rancangan penelitian True Experimen Design True Experimental Design. Populasi dalam
penelitian ini semua pasien stres yang datang untuk mengunjungi di rumah sakit khusus
poliklinik Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 60 responden yang terdiri dari 30 responden pada
kelompok tanpa intervensi 30 orang untuk kelompok intervensi. Tes statistik meliputi: Tes
Mann Whiteney dan uji Wilcoxon. Hasil uji analisis ini diperoleh data bahwa nilai hasil
menunjukkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan tingkat
stres rata-rata pada kelompok tanpa intervensi dan intervensi kelompok selama pretest.
Hasilnya menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada perbedaan rata-
rata tingkat stres dalam kelompok tanpa intervensi dan kelompok intervensi pada posttest.
Hasil uji statistik di atas memberikan kita gambaran bahwa ada dua kelompok dalam
penelitian ini, kelompok responden diobati hanya dengan terapi farmakologi, dan satu
kelompok responden yang diobati dengan terapi farmakologis dan terapi komplementer
meditasi yoga. Yoga meditasi adalah latihan mental yang dapat menyeimbangkan fisik,
emosional, mental, dan spiritual seseorang. Orang bermeditasi untuk mengurangi kecemasan,
stres, dan depresi. Kedamaian jiwa yang diperoleh melalui meditasi yang baik akan
meringankan stres dan memungkinkan seseorang untuk berpikir lebih jernih. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan terapi farmakologis dan terapi komplementer
memiliki tingkat kesembuhan yang jauh lebih tinggi daripada kelompok responden yang
hanya menerima terapi farmakologis.
Kata Kunci: Terapi Komplementer, Meditasi Yoga, Stress
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of complementary therapies of yoga meditation on
stress patients in the psychic soul of the Regional Special Hospital of South Sulawesi
Province. True Experiment Design Design True Experimental Design design. The population
in this study all the stress patients who came to visit in polyclinic special hospital of South
Sulawesi province amounted to 60 respondents consisting of 30 respondents in the group
without intervention 30 people for the Sugiono intervention group. The statistical tests
include: Mann Whiteney test and Wilcoxon test. Result of analysis test using Mann Whiteney
got data that result value indicated that Ha rejected and Ho accepted which mean there is no
difference of average of stress level in group without intervention and intervention group
during pretest. Result of analysis test The result shows that Ha accepted and Ho is rejected
which means there is difference of average of stress level in group without intervention and
intervention group at posttest. The above statistic test result give us picture that there are two
28
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
groups in this research, that is group of respondents treated only with pharmacological
therapy, and one group of respondents treated with pharmacological therapy and
complementary therapies of yoga meditation. The results showed that the group given
pharmacological therapy and complementary therapies had a much higher cure rate than the
group of respondents who received only pharmacological therapy.
Keywords: Complementary therapies, Yoga meditation, Stress
29
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
terapi komplementer sebagai upaya pikiran, jiwa, dan emosi seseorang, tingkat
terakhir ketika terapi konvensional gagal, stres juga akan berkurang. Meditasi adalah
jadi kami menduga jika terapi teknik untuk menormalkan fungsi otak
komplementer dilakukan sejak awal yang memengaruhi suasana hati dan
mereka mungkin lebih baik," kata Dr Aditi perasaan atau perasaan kita. Dengan
Nerurkar dari Harvard Medical School meditasi penyakit yang paling tepat yang
yang melakukan penelitian. berasal dari pikiran manusia dapat
Sekarang semakin banyak dokter dikendalikan dengan baik.
yang tidak hanya mengandalkan obat- Menurut catatan medis Rumah
obatan farmasi untuk menyembuhkan Sakit Khusus Provinsi Sulawesi Selatan
pasien mereka, tetapi juga terapi jumlah pasien gangguan jiwa telah
komplementer seperti yoga atau meditasi. meningkat dari tahun ke tahun ini
Kecenderungan yang sama juga bisa dibuktikan pada tahun 2005 ada sekitar
dilihat di daerah perkotaan di Indonesia. 400 orang dengan gangguan mental, pada
Meski tidak dianjurkan dokter, tahun 2006 naik menjadi 563 pasien dan
terapi komplementer seperti yoga atau pada tahun 2007 meningkat menjadi 592
meditasi kini makin mudah ditemukan, orang. Dan yang paling pengecut adalah
bahkan termasuk dalam program di pusat data tahun 2011 dimana peningkatan
kebugaran. Menurut dr. Surjo Dharmono, presentasi gangguan mental sebanyak
Sp.KJ (K) dari Departemen Psikiatri 11.353 orang.
Fakultas Kedokteran Universitas Rumah Sakit Daerah Khusus
Indonesia, terapi meditasi seperti itu Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari
dianjurkan kepada pasien untuk tidak rumah sakit pusat stroke dan rumah sakit
mengobati penyakit, tetapi tujuannya jiwa dengan tipe A, dan merupakan rumah
adalah untuk mengurangi stres karena sakit rujukan Indonesia Timur. Rumah
penyakit yang diderita. Ketika stres Sakit Jiwa Makassar terletak di tengah kota
berkurang, sistem kekebalan tubuh akan dan merupakan rumah sakit tertua di
meningkat sehingga penyakit ini Indonesia.
diharapkan dapat sembuh lebih cepat. Berdasarkan data yang
Meditasi yoga adalah latihan digambarkan di atas gangguan mental telah
mental yang dapat menyeimbangkan fisik, meningkat dari tahun ke tahun yang
emosional, mental, dan spiritual seseorang. membutuhkan penanganan serius, untuk
Orang bermeditasi untuk mengurangi mencari solusi kemudian, peneliti ingin
kecemasan, stres, dan depresi. Kedamaian membuktikan bahwa terapi komplementer
jiwa yang diperoleh melalui meditasi yang yoga meditasi dapat membantu pasien
baik akan meringankan stres dan psikiatri, terutama mereka yang mengalami
memungkinkan seseorang untuk berpikir gangguan kognitif: halusinasi
lebih jernih. Jadi ketika seseorang pendengaran.
menghadapi masalah di mana diperlukan
untuk dapat menemukan solusi. Banyak METODE
penelitian telah menunjukkan bahwa orang Metodologi penelitian ini ialah
secara rutin melakukan meditasi Yoga peneliti menguraikan tentang jenis
dalam kehidupan sehari-hari terlihat penelitian, subjek atau objek, variable, cara
percaya diri dan berwibawa. Para ahli di pengumpulan data dan teknik analisis data,
bidang medis percaya bahwa jika meditasi serta waktu dan lokasi penelitian secara
secara klinis terbukti menormalkan jelas. Metode penelitian harus menjelaskan
tekanan darah, detak jantung dengan secara utuh tahap penelitian yang jelas,
menurunkan frekuensi pernapasan luaran indicator, capaian yang terukur
sehingga kebutuhan oksigen dapat disetiap tahap. Terdapat penjelasan yang
dikurangi. Seiring dengan relaksasi lebih rinci pada bagian instrument
30
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
pengumpulan data, bahan dan prosedur dan posttest pada kelompok Yoga. Dimana
kerja dan teknik analisisnya. variabel pretest memiliki nilai minimum 7,
Desain penelitian yang digunakan maksimum 14 dan median 9. Sedangkan
adalah Quasi experimental dengan variabel posttest memiliki nilai minimum
rancangan perbandingan kelompok statis 16, maksimum 26 dan median 30. Hasil
(statis group comparism) yaitu kelompok penelitian ini mengambarkan bahwa
intervensi pertama menerima perlakukan kemampuan mengendalikan hallusinasi
(X1), kemudian dilakukan pengukuran, setelah diberikan intervensi Yoga terjadi
hasilnya dibandingkan dengan kelompok kenaikan minimum dari 7 menjadi 16,
intervensi kedua yang menerima perlakuan maksimum dari 14 menjadi 26, dan
(X2). Pada penelitian ini, membandingkan mediannya dari 9 menjadi 30, yang berarti
dua kelompok intervensi, satu kelompok ada kemajuan klien dalam mengendalikan
intervensi penerima perlakuan pemberian hallusinasi setelah pelaksanaan terapi
Yoga, dan satu lagi menerima perlakuan komplemneter Yoga. Hal ini sejalan
pemberian terapi aktivitas kelompok. dengan hasil review yang dilakukan
Desain Penelitian Quasi Experiment terhadap 16 responden yang dilakukan
dengan kelompok statis. menunjukkan bahwa jika melakukan yoga
Populasi adalah seluruh subjek atau secara efektif memiliki efek positif bagi
objek dengan karakteristik tertentu yang orang-orang dengan keluhan depresi dan
akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah susah tidur. Begitu juga dengan orang-
seluruh pasien halusinasi pendengaran orang yang menderita skizofrenia dan
yang dirawat di bangsal. Subjek dalam ADHD. Dari kajian studi tersebut, praktek
penelitian ini sebanyak 60 orang. yoga mempengaruhi proses membawa
Sampel penelitian adalah sebagian pesan kimia dalam otak, peradangan tubuh
objek yang diteliti dan dianggap mewakili dan faktor biologis lainnya. "Manfaat ini
seluruh populasi, Notoatmodjo (2008). ternyata sama dengan obat antidepresan
Objek dalam penelitian ini berjumlah 60 dan psikoterapi," kata peneliti Dr. P.
responden, teknik pengambilan sampel Murali Doraiswamy, seorang profesor
dalam penelitian ini menggunakan teknik psikiatri dan kedokteran di Medical Centre
non probability sampling dengan Universitas Duke.
pendekatan consecutive dengan cara semua Gambaran terapi modalitas Terapi
subjek yang ada dan memenuhi kriteria AKtivitas Kelompok terhadap kemampuan
sampel akan dipilih dalam penelitian ini mengendalikan hallusinasi sebelum dan
sampai semua jumlah subjek yang sesudah diberikan intervensi Terapi
diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & aktivitas kelompok modifikasi kuis siapa
Ismael, 2009) sampel penelitian ini berani.
mempunyai kriteria insklusi dan ekslusi. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 30 pasien yang menderita
HASIL hallusinasi pendengaran hal ini dapat
Gambaran terapi komplementer tergambar pada Tabel 5.3. Hasil uji
yoga terhadap kemampuan mengendalikan Wilxoson memberikan gambaran bahwa
hallusinasi sebelum dan sesudah diberikan kemampuan mengendalikan halusinasi
intervensi Yoga. sebelum dan sesudah diberi intervensi pada
Sampel dalam penelitian ini kelompok Terapi Aktivitas Kelompok
sebanyak 30 responden yang diberikan menunjukkan nilai P sebesar 0,000 (<
intervensi Yoga yang hasilnya dapat 0,05), yang berarti bahwa ada perbedaan
tergambar pada Tabel 5.4. menunjukkan kemampuan mengendalikan halusinasi
nilai P sebesar 0,000 (< 0,05), yang berarti pada saat pretest dan posttest pada
bahwa ada perbedaan kemampuan kelompok Terapi Aktivitas Kelompok,
mengendalikan halusinasi pada saat pretest dimana variabel pretest memiliki nilai
31
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
32
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
Dalam konsep stress-adaptasi penyebab tertentu seperti bicara sendiri, marah, atau
perilaku maladaptive dikostrukkan sebagai berespon lain yang membahayakan diri
tahapan mulai adanya factor predisposisi, sendiri, orang lain, dan lingkungan. Hal
factor presipitasi dalam bentuk stressor serupa dapat bersikap mengamati orang
pencetus, kemampuan penilaian terhadap lain yang tidak bicara atau benda mati
stressor, sumber koping yang dimiliki, dan yang seakan-akan berbicara padanya.
bagaimana mekanisme koping yang dipilih (Nasution, 2003) Halusinasi merupakan
oleh seorang individu. Dari sini kemudian tanda khas dari gangguan skhizofrenia dan
baru menentukan apakah perilaku individu merupakan manifestasi dari metankolia
tersebut adaptif atau maladaptive. involusi, psikosa, depresi, dan sindrom
Banyak ahli dalam kesehatan jiwa otak organik.
memiliki persepsi yang berbeda-beda
terhadap apa yang dimaksud gangguan KESIMPULAN
jiwa dan bagaimana gangguan perilaku Terapi komplementer adalah terapi
terjadi. Perbedaan pandangan tersebut yang digunakan secara bersama-sama
tertuang dalam bentuk model konseptual dengan terapi lain dan bukan untuk
kesehatan jiwa. Pandangan model menggantikan terapi medis. Meningkatkan
psikoanalisa berbeda dengan pandangan kesehatan dan kesejahteraan. Terapi
model social, model perilaku, model komplementer bertujuan untuk
eksistensial, model medical, berbeda pula mengendalikan hallusinasi pada pasien,
dengan model stress-adaptasi. Masing- sehingga meningkatkan kesehatan,
masing model memiliki pendekatan unik mencegah penyakit, menghindari atau
dalam terapi gangguan jiwa. Berbagai meminimalkan efek samping, gejala-
pendekatan penanganan klien gangguan gejala, dan atau mengontrol serta
jiwa inilah yang dimaksud dengan terapi menyembuhkan penyakit.
modalitas. Suatu pendekatan penanganan
klien gangguan yang bervariasi yang SARAN
bertujuan mengubah perilaku klien Diharapkan Peran Perawat dalam
gangguan jiwa dengan perilaku Terapi Komplementer ialah sebagai pelaku
maladaptifnya menjadi perilaku yang dari terapi komplementer selain dokter dan
adaptif. (Stuart & Sundenn, 1998) praktisi terapi, sehingga diharapkan terapi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan komplenter meditasi yoga dan Task
(persepsi) panca indera tanpa adanya diprogram (dimasukkan sebagai intervensi
rangsangan dari luar yang dapat meliputi keperawatan jiwa yang ada di setiap
semua sistem penginderaan dimana terjadi tatanan pelayanan kesehatan jiwa sebagai
pada saat individu sadar dengan baik. terapi nonfarmakologi), yang meliputi
(Townsend, 2002) Halusinasi atau salah pendekatan perilaku, pendekatan kognitif,
persepsi indrawi yang tidak berhubungan serta relaksasi. salah satu jenis terapi yang
dengan stimulus eksternal yang nyata, dapat menimbulkan relaksasi sehingga
mungkin melibatkan salah satu dari lima dapat mengontrol hallusinasi pendengaran
indra. Halusinasi yaitu gangguan persepsi Dengan penelitian ini diharapkan
(proses penyerapan) pada panca indera menghasilkan pedoman (modul untuk
tanpa adanya rangsangan dari luar, pada perawat) sebagai pedoman dalam
pasien dalam keadaan sadar. pelaksanaan terapi komplementer meditasi
Pada gangguan jiwa skizofrenia, yoga dan modul terapi komplementer
halusinasi pendengaran merupakan hal aktivitas kelompok dengan modifikasi
yang paling sering terjadi, dapat berupa metode kuis siapa berani.
suara-suara bising atau kata-kata yang
dapat mempengaruhi tingkah laku,
sehingga dapat menimbulkan respon
33
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Edisi Khusus, September 2018 ISSN (Online) : 2476-9614
34