Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN LASER ARGON SEBAGAI FOTOKOAGULASI LASER

DALAM TERAPI PENYAKIT PERDARAHAN RETINA


DI BEBERAPA TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN MATA
DI MANADO

1
Ayu H. F. Kaparang
2
Vennetia R. Danes
2
Maya E. W. Moningka

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
E-mail: machiato_280292@yahoo.com

Abstract: Laser has been used for treating retinal hemorrhage. Argon is still used for
photocoagulation. This study aimed to determine the use of Argon laser photocoagulation in retinal
hemorrhage. This was a retrospective descriptive study carried out by using secondary data from the
medical record of patients. The results showed that laser photocoagulation was mostly applied to
female patients with age range between 40-60 years old. The amount of laser was <500 shots,
particularly for retinal hemorrhage caused by Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR).
Keywords: Laser photocoagulation, Argon laser, retinal hemorrhage

Abstrak : Sinar laser digunakan sebagai terapi pada pasien dengan penyakit perdarahan retina. Untuk
fotokoagulasi masih sering digunakan laser Argon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan laser Argon sebagai fotokoagulasi pada perdarahan retina. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien sebagai data sekunder. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa fotokoagulasi laser paling banyak dilakukan pada pasien wanita. Dari segi usia
terbanyak didapati pada kisaran usia 40-60 tahun. Tembakan laser yang sering diberikan yaitu dengan
dosis < 500 tembakan, dan lebih khusus diterapkan pada perdarahan retina dengan penyebab
Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR) atau retinopati diabetik proliferatif.
Kata Kunci: Fotokoagulasi laser, laser argon, perdarahan retina

Meningkatnya minat dalam penggunaan sinar yang tinggi, dengan ‘pulse energies’
laser untuk tujuan pengobatan¹, membawa sebesar 104 joule dan ‘pulse durations’ 6 X
dampak kemajuan dalam bidang kedokteran. 10 -15 detik.15
Pada beberapa penyakit mata, sinar laser Beberapa jenis sinar laser yang
digunakan secara rutin untuk koagulasi digunakan dalam pengobatan terapi, yaitu
darah dan memblokir pembuluh darah vena. laser p-n junction, laser He-Ne, laser argon,
Dan laser argon adalah laser yang sering laser CO₂ , dan laser solid state . Laser solid
digunakan untuk fotokoagulasi state terdiri atas laser ruby dan laser Nd-
YAG (Neodymium in Yttrium Aluminium
LASER Garnet).²
Laser adalah singkatan dari kata “Light
Amplification by Stimulated Emission of
Laser Argon
Radiation”, yang berarti menghasilkan
sumber cahaya dengan intensitas yang besar Laser Argon memberikan tingkat daya
dan fase koheren. Laser memiliki intensitas kontinyu yang tingi (1-15 W) dengan
spektrum 515 nm. Kegunaannya untuk foto rusak sehingga bisa mencegah komplikasi
koagulasi pembuluh darah di dalam mata yang akan disebabkan oleh jaringan sakit
penderita diabetes retinopati. atau rusak yang menetap. Secara
keseluruhan, pengobatan terapi laser ini
sering dinyatakan berhasil dengan lebih dari
satu kali pengobatan.12

Indikasi fotokoagulasi laser4


1. Visus penderita semakin terganggu dan
penderita tidak bisa bekerja untuk
melakukan pekerjaan yang penting.
2. Timbulnya defisit visual permanent pada
Gambar 1. Kerangka dasar laser argon. Sumber: mata
http://www.rli.com/resources/argon.asp 3. Munculnya tanda-tanda kronik seperti
perubahan kistik pada retina sensorik
atau abnormalitas RPE ( retina eigment
Fotokoagulasi laser epithelium ) yang luas.
Kemungkinan bahaya pada mata dan 4. International Clinical Diabetic Retino-
kulit karena radiasi laser bergantung pada pathy and Diabetic Macular Edema
panjang gelombang (wavelength), lama Disease Severity Scales (2002) menge-
penyinaran (exposure duration), dan kondisi mukakan klasifikasi retinopati diabetic
yang nampak (viewing conditions). berdasarkan penelitian ETDRS sebagai
nonproliferative diabetic retinopathy
(NPDR), yang juga dikenal sebagai
background diabetic retinopathy (BDR)
dan Proliferatif diabetic retinopathy
(PDR). NPDR dibagi menjadi NPDR
ringan (hanya terdapat mikroaneurisma),
NPDR sedang (lebih dari hanya mikro-
aneurisma ringan tetapi lebih ringan dari
NPDR berat), dan NPDR berat
5. (lebih dari 20 perdarahan intra retina di
setiap kuadran pada 4 kuadran, atau
Gambar 2. Struktur laser argon. Sumber: venous beading yang terjadi pada dua
http://www.echoestech.net/wp/2010/02/argon- kuadran, atau IRMA pada 1 kuadran).
ion-laser Proliferatif diabetic retinopathy (PDR)
didiagnosis jika didapatkan neovaskular-
isasi dan atau perdarahan vitreus/
Dalam bidang kedokteran fotokoagulasi preretina yang dibagi menjadi PDR awal
laser merupakan terapi yang paling sering (adanya neovaskularisasi di diskus/NVD
digunakan untuk membantu pasien yang (neovaskularization of the disc) atau
mengalami perdarahan retina, fotokoagulasi tempat lain/NVE (neovascularization
laser juga dilakukan sebagai upaya elsewhere) ), PDR resiko tinggi ( NVD
preventif, mencegah terjadinya komplikasi ≥⅓-¼ daerah diskus atau NVD disertai
yang lebih serius pada pasien tersebut. perdarahan vitreus/ preretina, atau NVE
Fotokoagulasi laser menggunakan laser ≥½ daerah diskus dan perdarahan
argon sebagai bahan utamanya. Laser argon preretina/ vitreus), serta PDR berat
adalah laser dengan cahaya hijau, yang (polus posterior tertutup oleh perdarahan
difokuskan untuk pembakaran mikroskopis. preretina/vitreus).
Tujuan pembakaran ini adalah untuk 6. Selama progresifitas retinopati diabetik
memperbaiki jaringan mata yang sakit atau berjalan, edema makula diabetik
(Diabetic macular edema/ DME) dapat ‘retinal photochemical injury’,
terjadi, karena rusaknya sawar darah permanen scotoma (blind spot) dalam
retina sehingga terjadi kebocoran kasus berat.
pembuluh kapiler yang hiperpermiabel. MEP untuk laser:
DME dapat dibagi menjadi non CSME 10 mJ/cm² untuk t = 10 s - 10,000 s;
dan CSME, 11 termasuk CSME bila
terdapat penebalan retina pada jarak 500 4. Panjang gelombang: 400 nm – 1400 nm
𝝁m dari sentral makula, atau terdapat Jenis laser: argon, ruby, He-Ne, Nd-
eksudat keras pada daerah tersebut, atau YAG
terjadi penebalan retina yang lebih luas Efek yang merugikan:
dari 1 area diskus dalam jarak 1 ‘retinal thermal injury’, permanent
diameter diskus dari sentral makula. scotoma
MEP untuk laser:
Efek biologi dalam berbagai batas 5 J/cm² (1064 nm) 1.8 t3/4 CA mJ/cm²
spektrum untuk 100 s sampai 10 s;
1. Panjang gelombang: 190 nm – 315 nm
5. Panjang gelombang: 1400 nm – 1 mm
Jenis laser: ArF, KrF, XeF
Efek yang merugikan: Jenis laser: CO, CO2
a. fotokeratokonjungtivitis, normalnya Efek yang merugikan:
corneal thermal burns, skin burns’
pulih kembali dalam 48 jam.
Terdapat sensasi nyeri seperti MEP untuk laser:
kemasukan pasir dalam mata, 10 mJ/cm² untuk 1 ns sampai 100 ns
0.56 t1/4 J/cm² untuk 100 ns - 10 s;
peradangan kornea dan konjungtiva.
b. Eritema, normalnya pulih kembali 100 mW/cm² untuk t > 10 s.
dalam 1 minggu.
c. Kanker kulit Penyakit perdarahan retina
d. Lensa katarak (300-315 nm)
Penyakit perdarahan retina paling sering
MEP untuk laser:
terjadi karena penyakit kronik seperti
3 mJ/cm² for 200 nm sampai 302 nm
diabetes melitus. International Clinical
0.56 t1/4 J/cm² untuk 1 ns sampai 10 s;
Diabetic Retinopathy and Diabetic Macular
Edema Disease Severity Scales (2002)
2. Panjang gelombang: 315 nm – 400 nm
mengemukakan klasifikasi retinopati
Jenis laser: He, Argon
diabetik sebagai:
Efek yang merugikan:
1. non-proliferative diabetic retinopathy
a. fotokeratokonjungtivitis, normalnya
(NPDR)
pulih kembali dalam 48 jam.
Dikenal juga sebagai background
Terdapat sensasi nyeri seperti
diabetic retinopathy (BDR). NPDR
kemasukan pasir dalam mata, dibagi menjadi
peradangan kornea dan konjungtiva,
a. NPDR ringan (hanya terdapat
b. Eritema, normalnya pulih kembali
mikroaneurisma)
dalam 1 minggu. b. NPDR sedang (lebih dari hanya
c. Kanker kulit
mikroaneurisma ringan tetapi lebih
d. Lensa katarak
ringan dari NPDR berat)
MEP untuk laser: c. NPDR berat (lebih dari 20
0.56 t1/4 J/cm² untuk 1 ns sampai 10 s;
perdarahan intra retina di setiap
1 J/cm² untuk 10 sec sampai 1000 sec 1
kuadran pada 4 kuadran, atau
mW/cm² untuk 1000 kali penyinaran. ‘venous bledding’ yang terjadi pada
dua kuadran.
3. Panjang gelombang: 400 nm - 550 nm 2. Proliferatif diabetic retinopathy (PDR).
Jenis laser: He-Cd, Argon Proliferatif diabetic retinopathy (PDR)
Efek yang merugikan:
didiagnosis jika didapatkan a. Pasien dengan penyakit perdarahan
neovaskularisasi dan atau perdarahan retina yang mendapatkan fotokoagulasi
vitreus / preretina yang dibagi menjadi : laser di Balai Kesehatan Mata Manado
a. PDR awal dan di Bagian Mata RSUP Prof. Kandou
Adanya neovaskularisasi di Manado
diskus/NVD (neovaskularization of b. Mempunyai data rekam medis yang
the disc) atau tempat lain/NVE dapat ditemukan
(neovascularization elsewhere). c. Status pasien dalam rekam medik jelas
b. PDR resiko tinggi dan lengkap
NVD ≥⅓-¼ daerah diskus atau NVD
disertai perdarahan vitreus/ preretina, Jenis dan cara pengambilan sampel
atau NVE ≥½ daerah diskus dan Jenis sampel yang diambil yaitu data
perdarahan preretina/ vitreus.
primer. Data ini diperoleh dari penelusuran
data rekam medik pasien dengan perdarahan
c. PDR berat retina yang mendapatkan fotokoagulasi laser
Polus posterior tertutup oleh
di Balai Kesehatan Mata Manado dan
perdarahan preretina/vitreus.
Bagian Mata RSUP Prof. Kandou Manado.
Selama progresifitas retinopati diabetik
berjalan, edema makula diabetik (Diabetic HASIL PENELITIAN
macular edema/DME) dapat terjadi, karena Terdapat 76 pasien yang mendapatkan
rusaknya sawar darah retina sehingga terjadi terapi fotokoagulasi laser di Bagian Mata
kebocoran pembuluh kapiler yang RSUP Prof. Kandou Manado selama periode
hiperpermeabel. DME dapat dibagi menjadi antara bulan September 2003 - Juli 2009 dan
non-CSME dan CSME (Clinically terdapat 46 pasien yang mendapatkan terapi
Significant Macular Edema), termasuk fotokoagulasi laser di Balai Kesehatan Mata
CSME bila terdapat penebalan retina pada Manado (BKMM) selama periode antara
jarak 500 𝜇m dari sentral makula, atau bulan Desember 2011 - Desember 2012.
terdapat eksudat keras pada daerah tersebut, Berdasarkan data tersebut, total populasi pa-
atau terjadi penebalan retina yang lebih luas sien yang mendapatkan terapi fotokoagulasi
dari 1 area diskus dalam jarak 1 diameter laser di tempat pelayanan kesehatan mata di
diskus dari sentral makula.8 Selain itu, Manado berjumlah 126 pasien. Dari 126
perdarahan retina juga didapati pada Branch pasien dengan fotokoagulasi laser, hanya 26
Retinal Vein Occlusions (BRVO), dimana pasien atau hanya sekitar 17 % dari total
terdapat trombosis vena di persilangan populasi yang dapat digunakan sebagai
antara arteri dan vena retina, ada juga yang sampel dalam penelitian ini.
disebut Central Retinal Vein Occlusions
(CRVO) yang trombosisnya terjadi di vena
pusat retina yang berada di lamina fibrosa Karakteristik jenis kelamin
saraf optik. 14 17
9
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif retrospektif, dengan mengambil wanita laki- laki
populasi pasien dengan perdarahan retina di
Bagian Mata RSUP Prof. Kandou Manado Gambar 3. Karakteristik jenis kelamin pasien
dan di Balai Kesehatan Mata Manado yang dengan fotokoagulasi laser
mendapatkan terapi fotokoagulasi laser.
Sampel yang menjadi subjek penelitian
didasarkan pada kriteria inklusi, yaitu: Berdasarkan data yang diperoleh
didapatkan 17 pasien wanita (65 %) dan 9
pasien pria (35%) dalam populasi. Dan
pengguna terapi fotokoagulasi laser paling
sering ditemukan pada wanita yaitu Dari jumlah tembakan laser yang
sebanyak 17 pasien (65 %) daripada pria diterima pasien dalam fotokoagulasi ini,
yang jumlahnya hanya 9 pasien (35 %). terdapat 21 pasien dengan jumlah tembakan
Sampai saat ini, belum ada kepustakaan laser < 500 (81 %), 4 pasien dengan jumlah
yang menerangkan apakah kelainan ini lebih tembakan laser antara 500 - 1000 (15 %),
banyak terjadi pada wanita atau pria. dan 1 pasien dengan jumlah tembakan laser
> 1000 (4 %).
Jumlah tembakan laser yang diterima
Karakteristik usia pasien dalam terapi fotokoagulasi tidak
20 selalu sama untuk tiap individu. Dan untuk
Banyaknya

mencapai jumlah tembakan yang cukup


pasien

10
(antara 2000 - 4000 tembakan) diperlukan
0 terapi laser beberapa kali.18
< 40 tahun 40 - 60 > 60 tahun Berdasarkan data yang diperoleh dalam
tahun
penelitian, jumlah tembakan laser yang
UM UR
paling sering adalah <500 tembakan,
Gambar 4. Karakteristik usia pasien dengan
sedangkan tembakan laser yang >1000
fotokoagulasi laser
tembakan sangat jarang ditemukan. Dalam
hal banyaknya tembakan, didapati jumlah
Dari segi usia, didapatkan 3 pasien tembakan terkecil yaitu sebanyak 66
yang berumur < 40 tahun (12 %), 19 pasien tembakan dan yang terbesar sebanyak 1041
yang berumur 40 - 60 tahun (73 %) dan 4 tembakan.
pasien yang berumur > 60 tahun (15 %).
Dalam data ini, terlihat dengan jelas bahwa Karakteristik jenis penyakit perdarahan
pasien pengguna fotokoagulasi laser usianya retina
berkisar antara 30 hingga 70 tahun.
Terbanyak pada usia 40-60 tahun yaitu 19 18
pasien (73 %), dan yang didapati paling 2 1 1 1 1
sedikit pada usia < 40 tahun yaitu hanya 1 1
PDR

sebanyak 3 pasien (12 %) saja. Hal ini


PDR…
RD

PDR…
CRVO
BRVO

NVD…

PDR…

masih sesuai dengan kepustakaan yang Jenis


mengatakan kebanyakan kelainan ini penyakit
menyerang pada usia 20 – 60 tahun.8 Usia
pasien paling muda yang mendapatkan Gambar 6. Jenis penyakit perdarahan retina
pada pasien fotokoagulasi laser
terapi fotokoagulasi laser berdasarkan data
yang diperoleh adalah 33 tahun dan yang
paling tua adalah 70 tahun. Dilihat dari data diagnosis penyakit
perdarahan retina yang mengharuskan
Karakteristik jumlah tembakan laser pasien untuk mendapatkan terapi
yang diterima fotokoagulasi laser, terdapat 18 pasien
dengan Proliferatif Diabetic Retinopathy
30
(PDR), 2 pasien dengan Retinopaty Diabetic
Banyaknya

20
pasien

(RD), 1 pasien dengan Central Retinal Vein


10 Occlusions (CRVO), 1 pasien dengan
0
Branch Retinal Vein Occlusions (BRVO), 1
< 500 500 - 1000 >1000 pasien dengan Retinopathy Diabetic +
Jumlah Tembakan Maculopathy, 1 pasien dengan Proliferatif
Gambar 5. Jumlah bakaran laser pada pasien Diabetic Retinopathy (PDR) +
denganfotokoagulasi Maculopathy, 1 pasien dengan Proliferatif
Diabetic Retinopathy (PDR) + Clinically 107-108.
Significant Macular Edema (CSME), dan 1 5. Vaughan G, Daniel. Oftalmologi Umum
pasien dengan Neovaskularization of the Edisi 14. Widya Medika,1996 : 199-200
Disc (NVD) + Maculopathy. 6. Kanski. Clinical Ophtalmology. Third
Edition. Dalam Miscellaneus Acquired
Maculopathies. Hal 398-399
SIMPULAN 7. Boesoirie Shanti F. Keberhasilan Terapi
Fotokoagulasi Laser Pada Pasien Retinopati
Penggunaan fotokoagulasi laser argon Diabetik Di Rumah Sakit Mata Cicendo
paling sering digunakan pada perdarahan Bandung Periode Januari 2004 – Desember
retina. Tembakan laser yang sering 2004.
diberikan yaitu dengan dosis <500 8. Pascu Lucian Mihail. Laser Fisika Element
tembakan, dan lebih khusus diterapkan pada Untuk Dipertimbangkan
perdarahan retina dengan penyebab Dalam Terapi Laser Level Rendah .
‘Proliferatif Diabetic Retinopathy’ (PDR) National Institute for Laser, Plasma dan
atau retinopati diabetik proliferatif. Radiasi Fisika, OP.O. MG-36, Bucharest.
Dalam jurnal : Terapi Laser Vol. 12 Jurnal
Resmi Asosiasi Dunia untuk Laser Therapy
DAFTAR PUSTAKA (WALT)
1. Farouk AH Al-Watban, Bernard L. Andres. 9. Cameron Jhon, Skofronick James, Grant
Laser Foton dan Farmakologi Terapi Dalam Roderick. Fisika Tubuh Manusia edisi 2,
Penyembuhan Luka. Laser Kedokteran Riset Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Departemen Biologi dan Penelitian Medis 1999 : 281-289
Rumah Sakit & Research Center Raja 10. Bakri Sophie J, Kaise Peter K. Retina
Faisal. Riyadh, Arab Saudi. Dalam jurnal : Handbook : Laser and Surgical Treatments.
Terapi Laser Vol. 12 Jurnal Resmi Asosiasi Cleaveland : 2004: 9-10
Dunia untuk Laser Therapy (WALT). 11. Hopkins Vision. Refractive Errors.
2. Gabriel J F. Fisika Kedokteran, Jakarta : Hal :
Penerbit Buku Kedokteran EGC,1988 : 177- 12. Kochner Walter, Bass Michael. Solid
179. State Laser : A Graduate Text. USA :
3. Sidarta, Ilyas Prof. Ilmu Penyakit Mata. Springer. 2002 : 249.255
Edisi Ketiga. Dalam Penglihatan Turun 13. Weber J. Martin. Handbook of Lasers
Mendadak Tanpa Mata Merah. Balai Science and Technology. Volume 1.
Penerbit FKUI, 2004 : 197-198. California : CRC, 2001 : 402 , 406 ,
4. Dalam Sentral Serous Retinopati. Pedoman 1161-1166.
Diagnosis Dan Terapi, RSUD Dokter 14. Retinopati Diabetika. Klinik Mata
Soetomo, Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata. Nusantara. 2012.
FK Universitas Airlangga. Surabaya, 1988 :

Anda mungkin juga menyukai