Anda di halaman 1dari 53

Makalah Gigi COME

KEPANITERAAN KLINIK
COMMUNITY ORIENTED MEDICAL EDUCATION (COME)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
BLUD PUSKESMAS KUOK, KAMPAR 2019

ABSES PERIAPIKAL DENGAN


HIPERTENSI GRADE 2

Pembimbing:
drg. Agung Tri Prakoso, Sp. BM
drg. Rita Endriani, M. Kes
drg. Desvita Maya Anggraini

Fitrika Asmarita, S.Ked Putri Pebryanty, S.Ked


Maria Aditya P Hutauruk, S.Ked Rachmaliza, S.Ked
M. Quraish Shihab, S.Ked Ulfa Raudha, S.Ked
Nurvira Annisa Saragih, S.Ked Utari Gusti Yulimdra, S.Ked
Prayogo, S.Ked Vebby Azura Mayangsari, S.Ked
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Petani Karet
Alamat : Dusun Silam, Kuok, Kampar
Agama : Islam
No RM : XXXXX
Keluhan utama

Bengkak pada gusi atas kanan hingga


bibir atas dan wajah kanan sejak 1 hari
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang

1 hari : bengkak pada gu 1 minggu : mulai bengkak


terbatas pada gusi gigi bengkak meluas hingga
si gigi seri kanan atas h
01 ingga ke bibir atas & wa 02 kanan atas yang sudah 03 ke bibir atas dan wajah
kanan
jah kanan berlubang + sisa akar

disertai nyeri, sejak 1


minggu, terus menerus, Nyeri kepala (+) sejak 1 Demam (-),
04 terutama saat makan, 05 minggu 06 pembengkakan pada
sulit tidur, nyeri kurang leher (-)
dengan minum obat
RIWAYAT PENYAKIT GIGI DAHULU

• Gigi-gigi pasien banyak yang sudah menyisakan akar gigi berwarna hitam
sejak tahun 2011.
• Gigi seri kanan atas goyang sejak 1 minggu yang lalu, serta nyeri jika
masuk makanan, tetapi tidak dibawa berobat.
• Keluhan yang serupa sebelumnya (-)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• riwayat hipertensi sejak + 1 tahun yang lalu dan tidak terkontrol.


RIWAYAT PSIKOSOSIAL
• Pasien seorang petani karet.
• Pasien mengaku menyikat gigi 3 kali sehari saat pasien
mandi (pagi, siang, sore), tetapi pasien jarang menyikat gigi
setelah makan dan sebelum tidur.
• Pasien sering mengkonsumsi makanan asin dan manis.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan
ataupun penyakit yang sama seperti pasien.
• Riwayat hipertensi pada orang tua (ibu) pasien.
GENOGRAM
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Composmentis
b. Vital sign
 Tekanan darah : 160/90 mmHg
 Nadi : 90x/menit
 Nafas : 20x/menit
 Suhu : 36,8oC
a. Berat badan : 65 kg
b. Tinggi badan : 155 cm
c. Satus gizi : 27,05 (Obesitas grade 1)
EKSTRA ORAL

• Kepala : Dalam batas normal


• Wajah : Tampak pembengkakan
pada wajah sisi kanan
(tampak asimetris)
• TMJ : Dalam batas normal
• Kelenjar lymphonodi : Pembesaran KGB (-)
Intra Oral
-Jaringan lunak
Bibir : Warna merah terang, tampak pembengkakan pada bibir atas kanan
.Mukosa bibir : Mukosa bibir atas tampak pucat, lesi (-), tidak terdapat stomatitis,
pembengkakan (+)
Mukosa bukal : Lesi (-), stomatitis (-), pembengkakan (+)
Gusi : Tampak pembengkakan berwarna merah terang dan kekuningan pada
permukaan gusi di gigi 11 dan 12.
Lidah : Warna merah muda, lesi (-), ukuran normal,pergerakan Normal.
Dasar mulut : Torus mandibularis (-), lesi (-)
Palatum durum : Torus palatinus (+), lesi (-), kedalaman sedang.
Frenulum : Tampak kemerahan pada frenulum bibir atas dan bengkak.
Palatum mole : Lesi (-)
Tonsil : T1-T1
-Jaringan keras (gigi)
• Inspeksi : Abses (+) pada jaringan periapikal akar gigi11 dan
gigi 12. Sisa akar pada gigi 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 48.
Karies pada gigi 12 dan 25, stain (-), kalkulus (-), gigi hilang pada
gigi 27, 28, 35, 36, 37, 38, 47.
Palpasi : Goyang pada gigi 12 derajat 2.
Perkusi : Nyeri (+) pada gigi 12.
Sondase : Karies gigi 12 sampai ke dalam pulpa, karies gigi
25 sampai ke dalam dentin.
Tes termal : Tidak dilakukan (tidak tersedia).
Fungsi : Terganggu hampir pada semua gigi.
ODONTOGRAM
FOTO GIGI PASIEN
DIAGNOSIS
a. Abses periapikal yang meluas ke bibir atas dan wajah
kanan + Sisa akar gigi 11 + Gangren pulpa dan mobility
derajat 2 pada gigi 12.
b. Sisa akar pada gigi 14,15,16,17,18,21,22,23,24,48.
c. Karies media pada gigi 25.
d. Gigi hilang pada gigi 27, 28, 35,36,37,38,47.
e. Hipertensi grade 2.
RENCANA PERAWATAN

a. Pemeriksaan keadaan rongga mulut


b. Rontgen foto
c. Penatalaksanaan untuk abses periapikal pada gigi 11
dan 12 berupa:
 Pasien dilakukan insisi abses atau drainase pus pada abses
 Medikasi berupa pemberian antibiotik untuk mengatasi
infeksi, analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.
lanjutan....

 Pada gigi 11,14,15,16,17,18,21,22,23,24,48 terdapat sisa


akar dan direncanakan untuk dilakukan ekstraksi gigi.
 Gigi karies direncanakan penambalan.
 Gigi hilang direncanakan pembuatan gigi tiruan
 Pasien di konsulkan ke poli umum untuk pengobatan
hipertensi, jika tensi sudah normal maka dilakukan
pencabutan.
PENATALAKSANAAN DI
PUSKESMAS

Kunjungan I (09-04-2019)
 Pemeriksaan gigi
 Pasien diberikan antibiotik golongan penisilin : amoksisilin
tablet 3 x 500 mg, analgetik asam mefenamat tablet 3 x 500
mg dan anti inflamasi dexamethason 3 x 5 mg.
 Tensi : 160/90 mmHg, maka pasien di sarankan ke poli umum
untuk konsultasi terapi hipertensi.
 Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali ke poliklink gigi 3
hari kemudian.
a. Kunjungan II (12-04-2019)

 Keluhan nyeri masih ada tetapi sudah berkurang, bengkak


berkurang. Tensi: 150/90 mmHg, maka pasien di sarankan
ke poli umum untuk konsultasi terapi hipertensi.
 Pasien diberikan antibiotik amoksisilin tablet 3 x 500 mg,
analgetik asam mefenamat tablet 3 x 500 mg dan anti
inflamasi dexamethason 3 x 5 mg.
 Pada pasien direncanakan ekstraksi pada sisa akar gigi 11,
dianjurkan kontrol ke poliklinik gigi dan mulut 3 hari
kemudian.
EDUKASI
Secara umum
 Pasien disarankan kontrol ke poliklinik umum untuk
terapi hipertensi.
 Pasien disarankan untuk dilakukan pencabutan pada
sisa akar gigi.
 Pasien disarankan untuk dilakukan penambalan pada
karies gigi 25.
 Pasien disarankan untuk dilakukan pembuatan gigi
tiruan pada gigi yang hilang.
Pencegahan
 Kontrol hipertensi secara teratur.
 Menjaga oral hygiene dengan sikat gigi minimal 2 kali
sehari setelah sarapan pagi dan sebelum tidur dengan cara
yang benar.
 Periksa gigi rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
 Pasien juga disarankan untuk memeriksakan kadar
gula darah.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI GIGI & JARINGAN PERIAPIKAL
ABSES PERIAPIKAL
Abses periapikal adalah akumulasi atau kumpulan pus yang
dikelilingi oleh jaringan yang mengalami proses inflamasi
yang berlokasi di dekat apeks dari akar gigi yang sudah
non-vita

Penyebab yang paling umum adalah infeksi bakteri di


pulpa yang merupakan kelanjutan dari karies gigi

Pada keadaan bakteri cukup banyak dan kondisi tubuh


lemah  penyebaran infeksi periapikal akan terus
berlanjut ke dasar sekitarnya, menyebar ke berbagai
spasium sekitar rongga mulut dan menyebar melalui
peredaran darah sehingga terjadi septikemia
EPIDEMIOLOGI

Tidak ada predileksi ras dan jenis kelamin dalam insidensi abses
periapikal.

Abses periapikal lebih banyak ditemukan pada anak-anak


dibandingkan dengan dewasa

Pada umumnya infeksi disebabkan oleh lebih dari satu strain bakteri
yang virulen dan eksudat yang mengandung eksotoksin potensial dan
enzim litik.
PATOGENESIS

Faktor yang berperan terhadap terjadinya infeksi adalah:


• Virulensi dan jumlah bakteri
• Pertahanan tubuh lokal
• Pertahanan humoral
• Pertahanan seluler
Melibatkan
spatium

Abses
Komplikasi
dentoalveolar

Tahap
penyebaran
infeksi dari
gigi
GEJALA KLINIS
• Sakit pada gigi yang terkena, terus-menerus dan bertambah buruk dengan
saat mengunyah dan apabila di perkusi

• Pembengkakan, khususnya terjadi pada area jaringan longgar, seperti


regio sublingual, bibir, atau kelopak mata.

• Pada stadium akhir, pembengkakan akan berfluktuasi terutama pada


mukosa kavitas oral  cocok untuk dilakukan insisi dan drainase abses

• Gejala lainnya, dapat ditemukan gigi terasa memanjang (akibat tekanan


abses) dan sensitif terhadap sentuhan.
• Dapat pula disertai gejala sistemik, seperti demam.
• Abses periapikal. Pembengkakan • Nodul kekuningan pada
jaringan lunak bilateral pada mandibular anterior tulang
palatum anterior. alveolaris. Gigi secara klinis
normal dan tidak menunjukkan
gejala.
TATALAKSANA
Medikamentosa Tindakan pembedahan

• Antibiotika sebagai salah satu bentuk • Prinsip utama dari penanganan abses
terapi pada periapikal abses  secara periapikal  pembedahan untuk
empiris drainase dan menghilangkan penyebab
• >90% bakteri penyebab infeksi infeksi.
orofasial adalah golongan
streptococcus aerob dan anaerob, • Lokasi standar untuk melakukan insisi
peptococcus, fusobakteria, abses  daerah yang paling bebas,
bacteriodes, dan beberapa jenis yaitu daerah yang paling mudah
bakteri lainnya terdrainase dengan memanfaatkan
• Dapat dipertimbangkan pemberian pengaruh gravitasi.
analgestk (anti nyeri)  nyeri yang
hebat. Obat analgetik yang umum
diberikan diantaranya : parasetamol,
ibuprofen, codein, naproxen, diclofenac
sodium.3
PROGNOSIS
• Abses akan tetap ada apabila tidak dilakukan tindakan
pengobatan.
• Penyebaran infeksi dapat mengakibatkan destruksi tulang,
namun prognosisnya baik dengan penatalaksanaan yang tepat.
HIPERTENSI

Hipertensi bila tekanan sistolik nya melebihi 140 mmHg dan atau
diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau tiga kali
kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kalikunjungan.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal <120 mmHg (dan) <80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >=160 mmHg (atau) >=100 mmHg


FAKTOR RESIKO
• Usia
• Jenis kelamin
• Riwayat keluarga
• Obesitas
• Serum lipid
• Merokok
• Stress pekerjaan
• Asupan garam
• Aktivitas fisik
Prevalensi Hipertensi dengan Penyakit Gigi

Berdasarkan penelitian di Karachi pada tahun 2011, menunjukkan dari


1867 pasien yang datang untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi  436
pasien menderita penyakit komorbid.

Hipertensi memiliki persentase terbesar (12,6%) diikuti oleh diabetes


melitus (6,7%), ulser peptik (2,57%) dan penyakit jantung iskemik
(0,85%).

Kumar et al.  obat antihipertensi terhadap rongga mulut dan


melaporkan adanya perdarahan gingiva dengan karakteristik kemerahan
pada gingiva marginal (85,38%), hiposalivasi (16,99%), lichenoid (4,5%),
paralisis nervus fasial (1,2%), dan pembengkakan gingiva (16,9%).
PENCABUTAN GIGI
Indikasi:
• Persistensi gigi sulung dan supernumerary teeth/crowding teeth
• Penyakit periodontal yang parah
• Gigi yang fraktur dan gigi yang menyebabkan abses periapikal
• Gigi dengan karies yang dalam
• Gigi yang terletak pada garis fraktur
• Gigi impaksi
• Tujuan ortodontik
• Tujuan prostetik
• Pencabutan profilaksis
• Sisa akar
Kontraindikasi Pencabutan Gigi
Lokal Sistemik

Penyakit
periapikal Diabetes
terlokalisir
• Kontraindikasi
Relatif Keberadaan
infeksi oral
Hipertensi

Perikoronitis Penyakit
akut jantung

Penyakit
ganas Pasien terapi
steroid

Pencabutan gigi
pada pasien terapi Kehamilan
radiasi

Pasien terapi
antikoagulan
Lokal Sistemik

• Kontraindikasi Gigi yang terlibat


dalam malformasi Leukimia
Mutlak arterio-vena

Jika pencabutan
dilakukan, maka Gagal ginjal
dapat menyebabkan
kematian

Sirosis hati

Gagal jantung
Faktor penundaan pencabutan gigi
• Hipertensi -> kontraindikasi relatif -> penggunaan anestesi lokal
• Anestesi lidokain dengan epinefrin (adrenalin) ->
vasokonstriktor dalam anestesi lokal
• Campuran lidokain dengan epinefrin -> menimbulkan efek
samping -> efek kardiovaskular -> hipertensi, nyeri dada,
takikardia, dan aritmia jantung lainnya
• Penelitian -> anestesi lokal mengandung vasokonstriktor dalam
dosis yang dianjurkan -> tidak tekanan darah yang signifikan
Pertimbangan pemilihan anestesi pada pasien dengan hipertensi

• American Society of Anesthesiologist (ASA)


Kelas Status Fisik
ASA I Pasien normal yang sehat
ASA II Pasien dengan penyakit sistemik ringan (misalnya diabetes, asma,
hipertensi atau epilepsi yang terkontrol, hamil, ansietas)
ASA III Pasien dengan penyakit sistemik berat (misalnya epilepsi, diabetes,
dan hipertensi tidak terkontrol, miokard infark berulang, asma berat,
stroke.
ASA IV Pasien dengan penyakit sistemik berat yang harus terapi secara terus
menerus untuk bertahan hidup (misalnya kanker, UAP, aritmia, atau
kasus cerebrovaskuler berulang.

ASA V Pasien kritis yang tidak akan bertahan hidup dalam 24 jam tanpa operasi

ASA VI Pasien mati batang otak yang organnya diambil untuk didonorkan
• Klasifikasi hipertensi menurut ASA dan pertimbangan manajemen dalam
kedokteran gigi

Tekanan Darah
ASA Aspek Dental
(TD)
< 140, < 90 I Perawatan dental rutin
140-159, II Cek ulang TD sebelum memulai perawatan dental rutin
90-99
160-179 III Cek ulang TD dan minta saran medis sebelum melakukan
95-109 perawatan dental rutin. Batasi penggunaaan adrenalin/
epinefrin, pertimbangkan penggunaan sedasi
> 180, > 110 IV Cek ulang TD setelah istirahat yang cukup, minta saran

medis sebelum melakukan perawatan gigi, hanya dilakukan

perawatan darurat hingga TD terkontrol, hindari


vasokonstriktor
Pemilihan anestesi lokal pada pasien dengan hipertensi

• Penggunaan anestesi lokal tidak dikontraindikasikan pada pasien


hipertensi dengan tekanan darah sistole tidak lebih dari 200 mmHg atau
diastole tidak lebih dari 115 mmHg.
• Direkomendasikan dosis maksimal epinefrin yang dapat diberikan pada
pasien dengan resiko penyakit jantung maksimal 0.04 mg
• Jumlah ini kurang lebih sama dengan dua ampul anestesi lokal yang
mengandung epinefrin dengan konsentrasi 1:100.000 maksimal dua
kartrid 1,8 ml
Dosis anestesi lokal

Sediaan Dosis maksimum pada dewasa sehat Anak (20 kg)

2% Lidocaine 4,4 mg/kg maksimal 300 mg (7 cartridges) 2 cartridges

3% Prilocaine 6,0 mg/kg maksimal 400 mg (6 cadtridges) 1,8 cartridges

4% Prilocaine 6,0 mg/kg maksimal 400 mg (4,5 cadtridges) 1,4 cartridges

4% Articaine 7,0 mg/kg maksimal 440 mg (5 cadtridges) 1,5 cartridges

1 cartridges = 2,2 ml
PEMBAHASAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN

TD 160/90, status gizi obesitas grade 1


Pasien datang dengan keluhan bengkak pada gusi
gigi seri kanan atas yang membesar hingga ke bibir
atas dan wajah kanan, disertai nyeri terutama saat - Abses pada akar gigi 11 dan gigi 12
pasien makan - Sisa akar pada gigi 11, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 48
- Karies pada gigi 12 dan 25
- Gigi hilang pada gigi 27, 28, 35, 36, 37, 38, 47
Gigi-gigi pasien banyak yang sudah menyisakan akar
gigi berwarna hitam sejak tahun 2011
Pada palpasi, goyang pada gigi 12 derajat 2, pada perkusi nyeri
pada perkusi gigi 12, fungsi gigi terganggu pada hampir semua
Riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, tidak gigi, sondase gigi 12 sampai ke dalam pulpa dan 25 sampai ke
terkontrol. dalam dentin
• Diagnosis abses periapikal
• Sisa akar yang berlangsung kronis menyebabkan jaringan peripikal
rentan terhadap infeksi, dimana jaringan pulpa yang telah mati
menjadi tempat yang baik untuk perkembangan mikroorganisme
• Infeksi yang berasal dari gigi, jaringan di sekitarnya, dagu atau
jaringan lunak dapat menyebar ke kepala, leher hingga dada.
Regio wajah, jaringan longgar, jaringan lemak bibir dan pipi juga
dapat terkena
• Dalam hal ini abses gigi kadang-kadang tidak berkembang menuju
ruang mulut oral, tetapi mencari jalan melalui jaringan subkutan
ke kulit
• Pasien memiliki kebiasaan oral hygiene yang kurang baik,
pasien menyikat gigi 3 kali sehari, namun tidak menyikat gigi
setelah makan dan sebelum tidur. Pasien juga memiliki
riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu
• Penelitian -> jumlah neutrofil dan jaringan sekitar yang
terlibat pada pasien dengan inflamasi ginggiva patologis dan
hipertensi secara signifikan lebih besar dibanding pada
pasien tanpa hipertensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa
periodontitis merupakan salah satu manifestasi oral pada
hipertensi
• Tindakan pencabutan gigi ditunda terlebih dahulu
dikarenakan terdapat peningkatan tekanan darah ->
Tekanan darah yang lebih dari 180/110 merupakan
kontraindikasi mutlak untuk dilakukan pengobatan pada gigi
• Hipertensi tidak diobati -> krisis hipertensi -> kerusakan
organ target akibat hipertensi berat dengan tekanan darah
sistolik > 180 mmHg atau tekanan darah diastolik < 120
mmHg -> Sehingga perlu dilakukan edukasi kepada pasien
agar memeriksakan tekanan darah secara rutin untuk
mencegah perburukan kondisi
• Seharusnya pada pasien dilakukan pembersihan dan
penambalan karies gigi 12 dan 25, namun pasien tidak datang
untuk kontrol kembali ke Puskesmas -> jarak rumah pasien
dengan puskesmas + 30 menit
• Pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan mulut yaitu
menyikat gigi minimal 2x sehari, dan juga menyikat gigi setelah
makan dan sebelum tidur
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Karies dan sisa akar merupakan salah satu faktor risiko


terjadinya abses periapikal.
Hipertensi menjadi salah satu kontraindikasi relatif untuk
dilakukan penundaan pencabutan gigi, selain itu belum
diberikannya profilaksis antibiotik menjadi hal lain ditundanya
pencabutan gigi
Saran
Pasien
Dianjurkan untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi untuk
menghindarkan infeksi rongga mulut. Rutin memeriksakan giginya
apabila ada masalah. Selalu berobat rutin hipertensi yang diderita
untuk mengontrol tekanan darah.
Dokter gigi Puskesmas
Disarankan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif
tentang kesehatan gigi dan mulut.
Kepala Puskesmas
Disarankan untuk melengkapi sarana dan prasarana di puskesmas
sehingga dapat memberikan tatalaksana yang maksimal.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai