Ora Bayar Ndandake Pra
Ora Bayar Ndandake Pra
Disusun oleh:
Lailatul Fitriyah
Nim : 30401411298
i
HALAMAN PENGESAHAN
Usulan Penelitian Untuk Skripsi
Disusun oleh:
Lailatul Fitriyah
Nim : 30401411298
ii
KATA PENGANTAR
atas limpahan rahmat, keberkahan, hidayah dan ridho Nya sehingga penulis dapat
Variabel Intervening’’
Sultan Agung Semarang. Penulis menyadari bahwa penulisan pra skripsi ini tidak
lepas dari dukungan, semangat, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Unissula Semarang.
3. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Unissula Semarang atas ilmu,
Semarang.
5. Bapak, Ibu, kakak dan adik tersayang yang telah memberikan jiwa
iii
sehingga penulis selalu semanagat untuk menyelesaikan penulisan usulan
penelitian skripsi.
6. Teman Seperjuangan Nisa, Nila, Lazi, Lina dan Ervy yang saling
8. Semua pihak yang telah mendukung dalam usulan penelitian skripsi yang
Tentunya masih banyak kekurangan dalam usulan penelitian skripsi ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Semoga proposal pra skripsi ini dapat
Penulis
Lailatul Fitriyah
iv
DAFTAR ISI
v
2.2.4. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja SDM ...................... 26
vi
BAB I
PENDAHULUAN
sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau
ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan
target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau
kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur
terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari
meningkatkan kinerja, oleh karena itu setiap perusahaan perlu berusaha agar
seseorang mengenai pekerjaannya. Oleh karena itu kepuasan kerja akan Nampak
terwujud dalam perilaku dan kinerja seseorang. Orang yang merasa puas akan
pekerjaan, akan bekerja dengan semangat kerja tinggi sehingga kinerja karyawan
1
2
tersebut tinggi. Dimana hal tersebut akan mempunyai dampak langsung ataupun
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya
hasrat dan minat. Motivasi yang tepat akan memacu daya penggerak untuk
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama dengan
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan,
selain itu motivasi dapat menjadi penyebab maupun mendukung prilaku seseorang
sehingga orang tersebut berkeinginan untuk berkerja keras dan antusias untuk
keadaan sekitar tempat kerja, baik secara fisik maupun non fisik, yang
lingkungan kerja sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang
2
3
mencapai hasil kerja yang baik, tanpa adanya kinerja yang baik dari seluruh
karyawan, maka keberhasilan dalam mencapai tujuan akan sulit tercapai. Kinerja
pada dasarnya mencakup sikap mental dan perilaku yang selalu mempunyai
pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan saat ini harus lebih berkualitas
daripada pelaksanaan pekerjaan masa lalu, untuk saat yang akan datang lebih
berkualitas daripada saat ini. Seorang pegawai atau karyawan akan merasa
mempunyai kebanggaan dan kepuasan tersendiri dengan prestasi dari yang dicapai
merupakan keadaan yang diinginkan dalam dunia kerja. Seorang karyawan akan
memperoleh prestasi kerja yang baik bila kinerjanya sesuai dengan standar,baik
konveksi yang bergerak dalam pembuatan khusus jeans dan berdiri pada tahun
bidang menjahit, sehingga sampai sekarang sudah bisa membuka lowongan kerja
Irvado Jeans dan Konveksi Djadi Jeans masih belum maksimal dari segi
pekerjaannya.
3
4
kerja dan motivasi harus betul-betul mendapat perhatian khusus karena jika
kedua hal tersebut tidak dapat difungsikan dengan baik pada Konveksi Irvado
Jeans dan Konveksi Djadi Jeans, maka peningkatan kinerja SDM dengan melalui
kepuasan kerja tidak akan maksimal, karena motivasi merupakan kondisi atau
energi yang menggerakan diri SDM yang terarah atau tertuju untuk mencapai
Sumber daya manusia merupakan aset utama bagi organisasi yang menjadi
perencana dan pelaku aktif berbagai aktivitas dalam organisasi. Sumber daya
yang pola pikirnya dapat dibawa ke dalam suatu lingkungan organisasi. Sumber
daya manusia bukanlah seperti uang, mesin, dan material yang sifatnya positif dan
Tercapainya tujuan organisasi juga tidak hanya tergantung pada teknologi, tetapi
4
5
Tabel 1.1
Laporan hasil produksi konveksi pada tahun 2017
No Bulan Hasil Produksi Target
1 Januari 15.000 15.000
2 Februari 14.800 15.000
3 Maret 15.000 15.000
4 April 15.100 15.000
5 Mei 18.000 15.000
6 Juni 10.000 15.000
7 Juli ** 15.000
8 Agustus 14.500 15.000
9 September 14.400 15.000
10 Oktober 14.300 15.000
11 November 14.500 15.000
12 Desember 14.400 15.000
Jumlah 160.000 180.000
Sumber : Konveksi Irvado Jeans dan Konveksi Djadi Jeans
** tidak ada produksi karena libur lebaran
pegawai, dimana hasil produksi tidak sesuai dengan target yang ditentukan oleh
suatu kegiatan yang dilaksanakan perusahaan unuk mengetahui tepat atau tidak
Penempatan tidak hanya dikhususkan bagi karyawan baru, tetapi juga bagi
penempatan kerja bukan faktor utama yang menyebabkan kepuasan kerja, karena
5
6
Selain faktor penempatan kerja, lingkungan kerja, dan motivasi juga merupakan
kepuasan kerja karyawan, seperti motivasi dan lingkungan kerja yang harus
Nuryasin (2016) yang berjudul pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja
Selain itu, obyek yang digunakan berbeda yaitu karyawan Konveksi Irvado Jeans
dan Konveksi Djadi Jeans di Kota Kendal. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian dalam rangka untuk menilai apakah kepuasan kerja sebagai variabel
guna mencapai tujuan organisasi. Dengan melihat kondisi tersebut maka penulis
6
7
dalam studi ini adalah “Bagaimana Meningkatkan Kinerja SDM Melalui Motivasi
7
8
1. Aspek teoritis
2. Aspek Praktis
meningkatkan kinerja sumber daya manusia dalam hal ini adalah karyawan di
Konveksi Jeans Kendal sehingga akan membawa maslahat bagi para karyawan
dan pimpinan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang SDM dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
terencana pada waktu dan tempat dari SDM serta organisasi bersangkutan.
Kinerja merupakan efek logis seorang SDM yang didorong oleh faktor-faktor baik
internal maupun eksternal (Sugiyarti, 2012). Kinerja SDM merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja
yang baik akan dapat tercapai ketika seluruh SDM perusahaan mampu
(Moeheriono, 2012).
Kinerja sering kali menjadi satu masalah yang sering dialami oleh suatu
kepuasan kerja, karena untuk memahami satu persatu karyawannya yang selalu
mengalami masalah terhadap kinerjanya tidak dapat di prediksi akan selalu baik
9
10
diatas, , dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM merupakan hasil kerja yang
dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan sesuai tanggung
oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem
Menurut Tiffin dan Mc. Cormick (dalam As‟ad 2001:49) menyatakan ada
1. Faktor Individual
Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, minat
2. Faktor Situasional
motivasi.
kemampuan karyawan.
suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai menjadi output.
tanpa meminta bantuan atau bimbingan dari orang lain, diukur dari
pengusaha. Namun, kinerja yang memuaskan tidak terjadi secara otomatis. Hal ini
tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara yang telah dilakukan dengan
apa yang diharapkan, kaitannya dengan jabatan atau pekejaan yang dipercayakan
2. Kuantitas yaitu jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat
diselesaikan.
3. Ketepatan waktu yaitu dapat menyelesaikan pada tepat waktu yang telah
lain.
kerugian.
kinerja dapat dikelompokan ke dalam enam kategori yaitu (1) efektif, (2) efisien,
(3) kualitas, (4) ketepatan waktu, (5) produktivitas, dan (6) keselamatan.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan
yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin, 2003). Menurut
adalah sikap emosional seseorang yang positif atau negatif yang dihasilkan dari
a. Work itself
hadapi.
b. Kepemimpinan
Sikap heroik atau luar biasa seorang pemimpin yang dilihat oleh
c. Kompensasi
d. Komunikasi
situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat dirasakan dan
2. Kepuasan kerja dinyatakan dengan hasil yang sesuai atau bahkan melebihi
tertib dan mematuhi peraturan serta sikap-sikap lain yang bersifat positif
menggunakan tiga faktor dalam mengukur kepuasan kerja, yaitu (1) pekerjaan itu
sendiri, (2) kondisi kerja yang mendukung, dan (3) rekan kerja yang mendukung.
2.1.3 Motivasi
kondisi atau energi yang menggerakan diri SDM yang terarah atau tertuju untuk
17
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan berintegrasi dengan segala daya
Motivasi juga merupakan kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk
motivasi merupakan dorongan bagi sesorang SDM agar mau bekerja dengan
akhirnya pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu setiap orang mempunyai
yang selalu ada pada setiap orang. Hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya
Proses motivasi kerja sendiri terdiri dari tiga elemen penting, yakni
motivasi adalah (1) Daya Pendorong, (2) Kemauan, (3) tujuan, (4)membentuk
keahlian.
adalah keadaan sekitar tempat kerja, baik secara fisik maupun non fisik,
menentramkan, dan betah kerja. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja,
juga hubungan kerja antara orangorang yang ada ditempat tersebut. Menurut
sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan pada saat
bekerja baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat mempengaruhi karyawan
saat bekerja.
dan sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja karyawan. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila manusia dapat
lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama.
Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang
lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien.
20
ruangan, halaman dan area sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang
mereka. Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan
terpelihara.
bekerja, tetapi jauh lebih luas dari pada itu misalnya kamar kecil yang
21
3. Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada penerangan listrik saja,
banyak dari pada gedung yang mempunyai plafond rendah selain itu luas
padahal lebih luas dari itu termasuk disini keamanan milik pribadi
bekerja.
22
kebosanan.
7. Tata ruang merupakan penataan yang ada di dalam ruang kerja yang biasa
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
bawahan.
23
menyilaukan.
melakukan pekerjaan.
organisasi.
Tujuan inti dari penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antar variabel.
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
Imbalan intarnal dan eksternal f. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan
kerja Dengan demikian kinerja pada dasarnya ditentukan tiga hal yaitu: (1)
kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan. (Suhartatik dan Nagel, 2017)
Sunuharyo, (2013) dan Kadek, Juniari, & Riana, (2015) menyatakan bahwa
penelitian yang telah di lakukan oleh Kurnia dan Sunuharyo serta Kadek et.al,
promosii jabatan serta karakteristik dari pekerjaan yang bersangkutan. Kesan yang
nyaman akan lingkungan kerja dapat mengurangi rasa kejenuhan dan kebosanan
berakibat fatal yaitu menurunnya motivasi kerja karyawan itu sendiri dan
Penelitian Aruan dan Fakhri (2015) serta Astrika (2017) menemukan hasil
dimana semakin baik kondisi lingkungan kerja yang ada maka menyebabkan
yang dilakukan oleh Aruan dan Fakhri (2015) serta Astrika (2017) maka penulis
mendapatkan motivasi tinggi maka kinerja akan tinggi pula. Begitu juga
hipotesis :
Lingkungan kerja dapat dilihat dari fisik (Penerangan yang cukup, suhu udara
yang baik, suara bising, pewarnaan, ruang gerak yang cukup, keamanan) serta
lingkungan kerja non fisik (hubungan antar karyawan). Lingkungan kerja yang
Penelitian yang dilakukan oleh Budianto & Katini, (2015) dan Kirana &
Budianto & kartini serta Kirana dan Purwinarti maka penulis menuliskan
hipotesis:
adalah perasan individu terhadap pekerjaannya. Perasan ini berupa suatu hasil
produktif, meskipun sulit untuk mengatakan kemana arah hubungan sebab akibat
dan kinerja pekerjaan mempunyai korelasi yang cukup kuat, ketika karyindividual
kepuasan kerja dan kinerja. Ketika data produktivitas dan kepuasan secara
terhadap kinerja SDM, yang artinya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang
penelitian yang telah di lakukan oleh Hanafi dan Yohana dan Kurnia dan
H3
Motivasi
(X1) H1 H5
Kepuasan Kinerja SDM
H2 kerja (Y1) (Y2)
Lingkungan H4
Kerja (X2)
Gambar : 2.1
Kerangka Berfkir
Kinerja SDM merupakan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam
kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain
secara langsung maupun tidak langsung. Kepuasan kerja, motivasi kerja, dan
dengan senang hati tanpa ada rasa terpaksa. Kepuasan kerja harus dimiliki setiap
pegawai agar tujuan organisasi bisa tercapai. Tanpa adanya kepuasan kerja dalam
diri pegawai maka akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang tidak
diharap mampu membentuk lingkungan kerja yang baik karena akan berpengaruh
Semakin tinggi motivasi kerja seorang pegawai maka akan berpengaruh terhadap
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai. Oleh karena itu, ketiga faktor
tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut dalam keadaan baik, maka kinerja pegawai
pun juga akan baik. Dapat disimpulkan apabila ketiga faktor tersebut dalam
keadaan yang baik, maka kinerja pegawai bisa menjadi lebih baik. Adapaun
kerangka pikir atau proses terbentuknya kinerja pegawai dalam penelitian dapat
METODE PENELITIAN
gejala yang terjadi dengan menjelaskan antar variabel yang diteliti (Prasetyo,
kepuasan dan kinerja SDM melalui pengujian hipotesis, sedangkan data yang
digunakan secara umum berupa angka-angka yang dihitung melalui uji statistik
(Sugiyono, 2013)
3.1.1 Populasi
hasil penelitian yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan
2013b). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di konveksi jeans
30
31
3.1.2 Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel ialah bagian dari
melalui teknik sampling Potale, Rocky (2015). Cara sampling jenuh (sensus) yaitu
pemimpin.
Data ialah sesuatu yang dianggap mempunyai sifat yang bisa memberikan
gambaran tentang persoalan atau keadaan (Supranto 2011). Data yang digunakan
1. Data Primer
variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data primer adalah
Sekaran, 2011)
32
2. Data Sekunder
yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder
analisis industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya (Uma
Sekaran, 2011).
sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Kuesioner
tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
b. Wawancara
c. Observasi
kurang memadahi.
2. Data Sekunder
a. Study Pustaka
(Ghozali, 2013a)
b. Dokumentasi
dan group fokus. Sifat dari jenis penelitian ini yaitu berakhir dilakukan dalam
a. Uji Normalitas
(X) dan data variabel terikat (Y), persamaan regresi yang didapatkan
apakah berupa distribusi normal atau distribusi tidak normal Potale, Rocky
kumulatif dari data distribusi normal. Jika penyebaran data (titik) berada
disekitar sumbu diagonal dan mengikuti jalur garis diagonal, maka model
b. Multikolineritas
Tolerance < 0.10 atau nilai VIF >10 Shmailan, Abdulwahab S (2016).
Model regresi yang baik yaitu tidak mengandung korelasi antara variabel
bebas.
c. Uji Heteroskedastisitas
varians dari observasi yang satu dengan yang lainnya dan residual. Jika
tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi dan nilai rata-rata
2006). Hasil dart analisis regresi int adalah berupa koefisien untuk masing-
variabel atau lebih, dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel
independen nya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga dengan. regresi
persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y1 = a0 + al X 1 + a2X2 + a3X3+ e
Y2 = a0 + a2X1 +a2X2 + a3X3 + a3Y1 +e
Dimana:
X1 : Motivasi
X2 : Lingkungan kerja
a : Konstanta
Y1 : Kepuasan
Y2 : Kinerja SDM
a : Besamya koefisien dari masing-masing variabel
e : Residual
39
ukuran yang menunjukkan berapa banyak variasi claim data dapat dijelaskan oleh
model regresi yang dibangun. Uji koefisien determinasi merupakan suatu ukuran
yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya
model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat diukur
didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun. dari
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig
(significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0.05, maka dapat
terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi >
40
0.05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
2. Uji Model
hitung (observasi) dengan Ftabel pada α=0,05. Jika hasil pengujian menunjukkan:
Artinya : Variasi dari moel regresi berhasil menerangkan variabel bebas secara
Artinya : variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variabel bebas
langsung dan tidak dapat diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela /
berubahnya.
Analisis Sobel.
41
mediasi dilakukan dengan Uji Sobel (Sobel Test). Uji Sobel menguji kekuatan
setelah mengontrol Y1. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan
Sb, besarnya standar error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung
Dimana:
a = Koefisien korelasi X Y1
b = Koefisien korelasi Y Y2
𝑎𝑏
t=
𝑆𝑎𝑏
42
Nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dan jika thitung lebih besar dari
DAFTAR PUSTAKA