Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

A
DENGAN HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN LANSIA
DI RT.02 KELURAHAN SEI LULUT KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR
DENGAN PEMBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER AIR HANGAT

DISUSUN OLEH:
Noor Laila Sari
NIM 18NS265

Disusun Oleh :
Noor Laila Sari, S.Kep : 18.NS.265

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A Dengan


Hipertensi Primer Pada Pasien Lansia
TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Di Wilayah RT. 02 Kelurahan Sai Lulut
Banjarmasin Timur
NAMA : Noor Laila Sari, S.Kep
NIM : 18.NS.265

Banjarmasin, November 2018

Menyetujui,

Puskesmas Terimal Program Studi Profesi Ners


STIKES Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Heryani., S.Kep.,Ns Mohammad Basit., S.Kep.,Ns.,MM


NIP.198609142011012004 NIK. 19.44.2011.071
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A Dengan


Hipertensi Primer Pada Pasien Lansia
TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Di Wilayah RT. 02 Kelurahan Sai Lulut
Banjarmasin Timur
NAMA : Noor Laila Sari, S.Kep
NIM : 18.NS.265

Banjarmasin, November 2018

Menyetujui,

Puskesmas Terimal Program Studi Profesi Ners


STIKES Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Heryani., S.Kep.,Ns Mohammad Basit., S.Kep.,Ns.,MM


NIP.198609142011012004 NIK. 19.44.2011.071
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori kedalam praktik keperawatan keluarga
belum lengkap. Sehingga perlu didukung dengan teori-teori yang dapat
diaplikasikan dalam keluarga. Teori keluarga memilki gambaran yang lebih
lengkap dan memiliki kekuatan yang lebih dalam menjelaskan tentang perilaku
keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi
keluarga) namun perlu disesuaikan dengan perspektif keperawatan.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai
keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi
kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam
keluarga (Setiawati, 2009).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No.
10dalam APD Salvari, 2013). Kecerdasan dan kepekaan juga diperlukan untuk
menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu fungsi biologis,
fungsi psikologi, memberikan perhatian di antara keluarga, fungsi sosialisi dan
fungsi ekonomi. Menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga akan
memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas.
Karena delapan fungsi keluarga merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk
keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung
jawab tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung
jawab bapak, keluarga, masyarakat dan pemerintah (Mubarak, 2011). Untuk itu
pentingnya peran keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit agar
dapat mencapai derajat kesehatan khususnya bagi lansia yang menderita
hipertensi disamping kemampuan dirinya yang kurang karena faktor usia.
Berdasarkan data World Health Organization (2016) hampir 1 milyar
orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi membunuh
hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap
tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di
Asia Timur-Selatan menderita hipertensi. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang
dewasa akan hidup dengan hipertensi. Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia
di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun
dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%.
Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Data
hipertensi pada lansia yang ada di wilayah RT. 01 dan RT. 02 yaitu (38,3%)
(Data Primer, 2018).
Pemberian terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat
dimanfaatkan sebagai tindakan kemandirian untuk menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi disamping pengobatan farmokologi. Terapi rendam
kaki ini dianjurkan untuk pasien hipertensi atau hipertensi ringan untuk
mencegah terjadinya hipertensi berat yang berakibatkan stroke. Terapi rendam
kaki menggunakan air hangat dengan suhu 38-40°C di atas mata kaki yang
dilakukan selama 25-30 menit selain dapat menurunkan tekanan darah,
meringankan nyeri sendi, menurunkan ketegangan otot, melebarkan pembuluh
darah, membunuh kuman, menghilangkan bau dan juga dapat meningkatkan
kualitas tidur untuk lansia (Harnani, 2017). Berdasarkan latar belakang diatas
perawat melakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimana terdapat
anggota keluarga lansia yang menderita hipertensi dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang gaya hidup yang baik dan sehat. Selain itu dalam
asuhan keperawatan keluarga akan diajarkan terapi non farmakologi dengan
terapi komplementer air hangat yang dapat membantu untuk menstabilkan
tekanan darah bagi penderita hipertensi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. A
b. Mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn. A
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn.
A
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A

C. Manfaat
1. Bagi Instansi
a. Instansi Pendidikan
Pendidikan dapat lebih mempersiapkan mahasiswanya baik dari segi teori,
keterampilan, maupun mental dalam menghadapi pasien agar dapat
memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan
lain, khususnya pada pemberian asuhan keluarga dalam mengatasi
hipertensi.
b. Instansi kesehatan
Puskesmas Terminal dapat memberikan pelayanannya khususnya bagi
pasien yang memiliki kendala untuk datang kefasilitas kesehatan sehingga
Puskesmas Terminal dapat dikenal lebih unggul dalam segi pelayanan
kepada pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti, serta mampu
mengaplikasikan tindakan asuhan keperawatan keluarga khususnya pada
pasien hipertensi sesuai teori yang telah dipelajari di pendidikan
3. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu informasi tentang faktor dan tanda gejala terjadinya
penyakit hipertensi sehingga masyarakat lebih tahu tentang pencegahannya,
serta menjadi sumber acuan oleh keluarga dalam penanganan awal dan
mengidentifikasi gejaldini hipertensi yang disebabkan oleh beberapa faktor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman dalam Achjar, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, ayah
dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10dalam APD Salvari, 2013).

2. Struktur Keluarga
Menurut Effendi (2009) struktur keluarga terbagi menjadi 3, antara lain:
No Struktur keluarga Penjelasan

1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari


sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal Adalah sepasang suami-istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawin hubungan sepasang suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara menjadi bagian keluaga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
Menurut Harmoko (2012) membagi struktur keluarga menjadi empat elemen,
yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga, dan kekuatan
keluarga.

No Struktur keluarga Penjelasan


1. Struktur komunikasi Komunikasi dalam keluarga dapat berupa
keluarga. komunikasi secara emosional, komunikasi
verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.
Komunikasi emosional memungkinkan setiap
individu dalam keluarga dapat
mengekspresikan perasaan seperti bahagia,
sedih, atau marah diantara para anggota
keluarga. Pada komunikasi verbal anggota
keluarga dapat mengungkapkan apa yang
diinginkan melalui kata-kata yang diikuti
dengan bahasa non verbal seperti gerakan
tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu
yang melingkar dua arah dalam keluarga,
misalnya pada saat istri marah pada suami,
maka suami akan mengklarifikasi kepada istri
apa yang membuat istri marah.
2. Struktur peran Peran masing – masing anggaota keluarga
keluarga. baik secara formal maupun informal, model
peran keluarga, konflik dalam pengaturan
keluarga.
3. Struktur nilai dan Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap
norma keluarga. sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi
dirinya. Norma adalah peran-peran yang
dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya
terkait. Norma mengarah kepada nilai yang
dianut masyarakat, dimana norma-norma
dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku
motivasi diekspresikan melalui perasaan,
tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan
makna kehidupan dan meningkatkan harga
diri (Susanto, 2012). Nilai merupakan suatu
sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola prilaku yang
baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan Kekuatan keluarga merupakan kemampuan
keluarga baik aktual maupun potensial dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi
perilaku orang lain berubah kearah positif.
Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara
lain: hak untuk mengontrol seperti orang tua
terhadap anak (legitimate power/outhority),
seseorang yang ditiru (referent power),
pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert
power), pengaruh kekuatan karena adanya
harapan yang akan diterima (reward power),
pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginannya (coercive power), pengaruh
yang dilalui dengan persuasi (informational
power), pengaruh yang diberikan melalui
manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual (affective power).
3. Tipe Keluarga
4. Menurut Friedman (2012) bentuk-bentuk tipe keluarga antara lain:
No Tipe keluarga Penjelasan
1. Keluarga Inti Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
(Nuclear Family) anak.
2. Keluarga Besar keluarga inti di tambah dengan sanak saudara,
(Ekstended Family) misal: nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Single parent family satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-
anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang
sama.
5. Blended Family suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah
menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
6. Blended Family suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah
menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
7. Three Generation keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu
Family kakek, nenek, bapak, ibu dan anak-anak
dalam satu rumah.
8. Single adult living bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
alone orang dewasa yang hidup dalam rumahnya
Tipe keluarga menurut Achjar (2010) terbagi menjadi 2, antara lain yaitu:
No Tipe Keluarga
Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga yang hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat adanya perceraian, pisah atau
ditinggalkan
c. Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

d. Bujang dewasa yang tinggal sendirian.


e. Pasangan usia pertengahan/lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri
tinggal di rumah dengan anak yang sudah kawin/bekerja.

f. Pasangan usia pertengahan/lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri


tinggal di rumah dengan anak yang sudah kawin/bekerja.

Keluarga Non tradisional


a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak, tetapi tidak menikah.
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
c. Keluarga gay/lesbian, pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah
d. Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber dan memilih pengalaman yang sama
4. Peran Keluarga dan Perawat Keluarga
Menurut Friedman (2012) peran keluarga dapat diklasifikasiukan menjadi dua
yaitu:
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai
peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
c. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan
tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat
dijalankan fungsi keluarga adalah sebagai berikut : (Mubarak,2011;76).
No Fungsi keluarga Penjelasan
1. Fungsi biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk
meneruskan kelangsungan keturunan, tetapi
juga memelihara dan membesarkan anak
dengan gizi yang seimbang, memelihara dan
merawat anggota keluarga juga bagian dari
fungsi biologis keluarga.
2. Fungsi psikologis Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya
antara lain untuk memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina
sosialisasi pada anak membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak.
Meneruskan nilai-nilai budaya
4. Fungsi ekonomi Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya
untuk mencari sumber-sumber penghasilan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-
anak dan jaminan hari tua .
5. Fungsi Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk
pendidikan menyekolahkan anak dalam rangka untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk prilaku anak,, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya
.
Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman, yaitu :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
Lima fungsi keluarga menurut Effendi (2009), antara lain:
a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta saling
menerima dan mendukung yang menjadi sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di
lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi dapat terkontrol.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi perawatan keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

6. Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2010), Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/ keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk
mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar.
Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan
agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya
di sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan bagian
terpenting yang terbagi menjadi beberapa tahap. Kerangka perkembangan
keluarga memberikan pedoman untuk memeriksa serta menganalisa
perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga
selama siklus kehidupan.
Delapan tahap perkembangan dan fungsi keluarga menurut Mubarak et
al (2009), yaitu:
Tahap
No perkembangan Penjelasan

keluarga
1. Tahap I : Keluarga Keluarga pemula merujuk pada pasangan
pemula menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah
membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.

2. Tahap II : Keluarga Tugas perkembangan keluarga pada tahap II,


sedang mengasuh yaitu membentuk keluarga muda sebagai
anak (anak tertua sebuah unit, mempertahankan hubungan
bayi sampai umur perkawinan yang memuaskan, memperluas
30 bulan) persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua kakek dan
nenek dan mensosialisasikan dengan
lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.

3. Tahap III : Keluarga Tugas perkembangan keluarga pada tahap III,


dengan anak usia yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
pra sekolah (anak mensosialisasikan anak, mengintegrasikan
tertua berumur 2-6 anak yang baru sementara tetap memenuhi
tahun) kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan
hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar
keluarga, menanamkan nilai dan norma
kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.

4. Tahap IV : Keluarga Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu


dengan anak usia mensosialisasikan anak termasuk
sekolah (anak meningkatkan prestasi sekolah dan
tertua usia 6-13 mengembangkan hubungan dengan teman
tahun) sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan
anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

5. Tahap V : Keluarga Tugas perkembangan keluarga pada tahap V,


dengan anak yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan
remaja (anak tertua tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa
umur 13-20 tahun) dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka
antara orang tua dan anak-anak, memberikan
perhatian, memberikan kebebasan dalam
batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka dua arah.

6. Tahap VI : Keluarga Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak


yang melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan
usia dewasa muda keluarga antara lain : memperluas siklus
(mencakup anak keluarga dengan memasukkan anggota
pertama sampai keluarga baru yang didapat dari hasil
anak terakhir yang pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
meninggalkan memperbaharui dan menyelesaikan kembali
rumah) hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

7. Tahap VII : Orang Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika


tua usia anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pertengahan (tanpa atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
jabatan atau juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-
pensiunan) 55 tahun dan berakhir pada saat pasangan
pensiun. Tugas perkembangannya adalah
menyediakan lingkungan yang sehat,
mempertahankan hubungan yang memuaskan
dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII : Dimulai dengan salah satu atau kedua
Keluarga dalam pasangan memasuki masa pensiun terutama
tahap pensiunan berlangsung hingga salah satu pasangan
dan lansia meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga
adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap
pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara
generasi.

8. Keluarga Mandiri
Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu
bagi diri sendiri. Secara singkat kemandirian mengandung pengertian suatu
keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi
kebaikannya Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
bertanggung jawab terhadap apa yang di lakukannya. Kemandirian
merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada
akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian
seseorang dapat berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat mandiri
seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan, dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mencapai otonomi atas
diri sendiri. Peran keluarga serta lingkungan di sekitar dapat memperkuat
untuk setiap perilaku yang di lakukan. Hal ini dinyatakan pula oleh Robert
havighurst bahwa : “Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana
seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan
keyakinan orang lain”. Dengan otonomi tersebut seorang anak diharapkan
akan lebih bertanggung-jawab terhadap dirinya sendiri.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Konsep Askep Keperawatan Keluarga


Berikut ini uraian kelima tahapan tersebut hubungannya dengan asuhan
keperawatan berkenaan dengan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam pelaksanaan proses
keperawatan. Pengkajiandengan pendekatan model family centered nursing
ini melihat keluarga sebagai subsistem masyarakat. Pengkajian dalam
asuhan keperawatan keluarga dikenal dengan istilah penjajakan.
Penjajakan keluarga terdiri dari dua tahap yakni penjajakan tahap pertama
dan penjajakan tahap kedua.
Penjajakan tahap pertama meliputi enam kategori yaitu; 1) Identifikasi
data sosial dan budaya keluarga, 2) Tahap dan riwayat perkembangan
keluarga, 3) Data lingkungan, 4) Struktur keluarga, 5) Fungsi keluarga, dan
6) Stress dan koping keluarga. Penjajakan tahap kedua dilakukan untuk
menggali fungsi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Ada lima tugas
kesehatan keluarga yaitu 1) Mengenal masalah, 2) Mengambil keputusan,
3) Merawat anggota keluarga, 4) Memodifikasi lingkungan, 5)
Memanfaatkan fasilitas kesehatan (Friedman, 2012).
Penjajakan tahap kedua dalam konteks keluarga dengan TB, maka
hal yang perlu dikaji antara lain: kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah dengan TB; keputusan yang diambil oleh keluarga dalam
mengatasi masalah dengan TB; kemampuan keluarga merawat keluarga
yang mengalami masalah dengan TB; kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah terhadap terjadinya
masalah kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kesehatan misalnya Puskesmas.
2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan tahap lanjutan setelah
data hasil pengkajian diperoleh dan dianalisa. Diagnosis keperawatan
keluarga ada tiga tipe yaitu aktual, risiko dan potensial.
Setelah diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah membuat prioritas tiap masalah. Komponan dalam
penentuan prioritas diagnosa terdiri dari empat kriteria yaitu sifat masalah,
kemungkinan untuk diubah, potensial dicegah, dan menonjolnya masalah.

3. Intervensi
Friedman (2012) mengklasifikasikan intervensi keperawatan keluarga
ke dalam tiga jenis yaitu intervensi keperawatan suplemental, intervensi
keperawatan fasilitatif, dan intervensi keperawatan developmental. Ketiga
intervensi keperawatan tersebut memiliki makna yang berbeda. Intervensi
keperawatan suplemental adalah intervensi keperawatan yang dirancang
terkait dengan pemberian pelayanan secara langsung pada keluarga
sebagai sasaran. Intervensi keperawatan fasilitatif adalah intervensi
keperawatan yang terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi
hambatan pada keluarga. Sedangkan intervensi keperawatan
developmental adalah intervensi keperawatan yang terkait dengan rencana
perawat membantu keluarga agar dapat menolong diri sendiri dengan
kekuatan dan sumber daya yang ada pada keluarga.
Komponen lain dalam intervensi ini adalah adanya tujuan. Tujuan
merupakan hasil yang diinginkan terkait dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Tujuan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan hasil akhir
pencapaian dari suatu masalah yaitu terjadinya perubahan perilaku dan
kemandirian klien. Sedangkan tujuan khusus adalah menggambarkan
pencapaian hasil dari setiap kegiatan.
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap dimana perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan ke dalam kegiatan. Tujuannyaadalah untuk
melaksanakan intervensi keperawatan yang direncakan untuk membantu
klien mencapai tujuan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
antara lain: kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling membantu, yang
sistematis, kemampuan memberikan health education, kemampuan
advokasi, dan kemampuan mengevaluasi.

5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
berupa perbandingan yang sistematis dan terencana dari hasil-hasil yang
diamati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Apabila hasil evaluasi
menunjukkan ketercapaian tujuan dan kriteria hasil, maka klien keluar dari
siklus proses keperawatan. Namun apabila sebaliknya, maka klien masuk
kembali dalam siklus proses keperawatan mulai dari pengkajian ulang
(reasessment).
Evaluasi terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif fokusnya adalah pada aktifitas dan proses
keperawatan dan hasil dari tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini
dilakukan segera setelah perawat melaksanakan perencanaan
keperawatan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA
(PENDEKATAN TEORI BETTY NEUMAN)

A. DATA UMUM KELUARGA


a. Nama kepala keluarga : Tn. A
b. Umur : 34 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : SWASTA
f. Suku/ Bangsa : Banjar/ Indonesia
g. Alamat : Jl. Mujahidin
h. Komposisi Keluaraga :

Keterangan
Hub dg KK

Pendidikan

Kesehatan
Pekerjaan

Imunisasi
Keadaan
Agama
Nama

No L/P Umur KB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Tn. A KK L 34 SMA Islam Sehat - -


Tahun
Lengkap
Swasta

2. Ny. K Istri P 33 SMA Islam Sehat Pil -


Pedagang

Lengkap

Tahun
3. Ny. M P 70 SD - Islam Sakit - - -

Mertua
Tahun

4. An. A P 11 SD - Islam Sehat - -

Kandung

Lengkap
Anak
Tahun

i. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ekstended Family atau keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misal: orangtua dalam keluarga ini terdiri dari ayah ibu dan sanak
saudara dengan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah ada 3
orang dalam satu rumah hanya ada satu kepala keluarga dan yang tinggal
satu rumah hanya ibu dari kepala keluarga saja.

j. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
: Perempuan : Perempuan meninggal
---- : Tinggal serumah : Pasien
k. Sifat Keluarga
1. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan Tn. A sebagai kepala keluarga yang
paling berperan namun Ny. K karena ia lebih sering berada dirumah dan
tahu kondisi keluarganya jadi ia juga banyak berperan dalam
pengambilan keputusan tetapi tetap ada musyawarah da nada
komunikasi dengan anggota keluarga lain yaitu karena lingkungan tempat
tinggal Ny. K memang masih dalam garis satu keluarga.
2. Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur/ istirahat
Tidur siang : Dalam keluarga Tn. A jarang untuk tidur siang karena
sibuk bekerja dank arena memang tidak terbiasa
Tidur Malam : keluarga Tn. A biasa tidur malam hari dari pukul 10
malam sampai 5 pagi sekitar 6-8 jam namun khusus pada Ny. M jika
nyeri kepalanya muncul maka istirahatnya terganggu dan tidak
nyenyak.
b) Kebiasaan rekreasi
Untuk rekreasi biasa keluarga berlibur kepantai seperti saat lebaran
namun Ny. M memilih untuk tinggal di rumah saja karena kondisi fisik
yang tidak mendukung. Karena Ny. M adalah yang paling tertua
dikeluarga jadi anggota keluarga lain yang datang untuk berkunjung.
Jika ada waktu luang untuk keluarga Tn. A akan jalan-jalan di tempat
wisata Kota Banjarmasin, untuk Ny. K biasa akan mengikuti kegiatan
senam di sanggar senam yang biasa ia kunjungi. Namun untuk Ny. M
ia lebih memilih untuk melakukan pekerjaan rumah seperti membantu
memasak agar otot dan sendinya tidak kaku.
c) Kebiasaan makan keluarga
Pola makan
1) Jenis makanan : Biasa keluarga Tn. A makan 3 kali sehari dan
disertai dengan makanan ringan dengan nasi, untuk lauk pauk
kadang ikan termasuk ikan asin atau ayam dan sayur.
2) Frekuensi : 3 kali sehari, namun pada Ny. M tidak teratur karena
jika mau makan saja.
3) Keseimbangan gizi : makanan yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan gizi masing-masing anggota namun mereka lebih
sering mengkonsumsi makaanan yang memiliki cita rasa yang
asin karena sudah menjadi kebiasaan dan hal itulah yang menjadi
alas an Ny. M saat diberi pertanyaan oleh perawat.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan kelurga Tn. A + 3.000.000,- /bulan, untuk perekonomian
keluarga ditanggung oleh anak-anak Ny. M namun karena Ny. M tinggal
serumah dengan salah satu anaknya yaitu Ny. K dan suami maka
perekonomian lebih dominan ditanggung oleh mereka. Untuk dukungan
perekonomian juga dibantu anak-anak Ny. M yang tidak tinggal serumah
dengan Ny. M dan dari penghasilan tersebut digunakan untuk membeli
sembako, kesehatan, sekolah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti
listrik dan air. Fungsi ekonomi keluarga Tn. A masuk kategori keluarga
sejahtera III dimana keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar namun tidak
memberikan yang teratur bagi masyarakat sekitar.
m. Suku (Kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Suku budaya keluarga Tn. A banjar, bahasa yang biasa digunakan yaitu
bahasa banjar. Didalam keluarga Ny. M tidak memiliki kebiasaan pengaruh
budaya terhadap kesehatan, di daerah tempat Ny. M tinggal tidak ada
kebiasaan adat istiadat yang dianut.
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Agama/ keyakinan yang dianut Tn. M adalah islam. Tn. A dan kelurga biasa
menjalankan sholat 5 waktu dan dzikir yang dapat ia lakukan sendiri. Pada
Ny. M saat ini ia mengatakan tidak mampu untuk berjalan jauh sehingga ia
tidak lagi mengikuti kegiatan pengajian, dulu kegiatan keagamaan yaitu
yasinan setiap hari senin di Mushalla yang masih berjalan hingga saat ini.
Menurut Ny. M agama adalah keyakinan yang dianut setiap orang dan kaitan
agama untuk masalah kesehatan memang berhubungan tapi ia lebih percaya
dengan pengobatan medis.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
“Keluarga dengan anak sekolah dan keluarga dengan usia lanjut”
1) Mampu membina hubungan komunikasi dengan keluarga, teman dan
kelompok sosial seperti dengan tetangga sekitar yang setiap sore
berkumpul dan berkomunikasi.
2) Keluarga memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat baik itu sekolah maupun biaya kesehatan
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dalam keluarga Tn. A tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi karena pada anggota keluarga tahu terhadap peran masing-
masing.
c. Riwayat keluarga inti
Dalam tahap perkembangan keluarga Tn. A tidak ada yang mengalami
hambatan dan normal sesuai dengan usianya tidak ada kelainan fisik, kecuali
pada Ny. M yang memiliki postur tubuh bungkuk karena faktor usia.
d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
Istri : riwayat keluarga istri tidak ada kelainan atau normal berdasarkan
perkembangannya.
Suami ; riwayat keluarga istri tidak ada kelainan atau normal berdasarkan
perkembangannya.

C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Tipe rumah permanen dengan papan kayu, jenis lantai papan, ukuran rumah
7 x 10 meter, di dalam rumah ada ruang tamu, 2 kamar, dapur, tempat
mencuci, WC dan kamar mandi.
b. Ventilasi dan penerangan
Terdapat jendela di ruang tamu dengan ukuran > 10 % dari luas lantai,
jendela tidak dibuka hanya gorden yang digeser setiap hari dan pintu yang
dibuka untuk cahaya masuk.
c. Persediaan air bersih
Untuk persediaan air dari PDAM yang ditampung dalam bak
d. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah biasa dikumpulkan dan dibuang oleh petugas
kebersihan.
e. Pembuangan air limbah
Untuk pembuangan air limbah seperti limbah pencucian pakaian dan cuci
piring biasa dibuang ke bawah rumah.
f. Jamban/ WC (tipe, jarak dari sumber air)
Jamban/ WC angsaterine sendiri yang ada didalam rumah sendiri, untuk
jarak sumber air <10 meter.
g. Denah rumah

K. Dapur
Mandi
U
WC
Kamar 2

T B
Kamar 1
J

S
Ruang Tamu
Pintu

Jendela
h. Lingkungan sekitar rumah
Kondisi lingkungan sekitar rumah baik, jarak dari rumah Tn. A dengan
tetangga +
i. Sarana komunikasi dan transportasi
Untuk informasi biasa via telepon, sarana trasnportasi yang digunakan
kendaraan motor roda 2.
j. Fasilitas hiburan (TV, radio dll)
Untuk hiburan keluarga biasa dari TV terkadang musik yang dimainkan oleh
salah satu tetangga
k. Fasilitas pelayanan kesehatan
Menurut keluarga Tn. A fasilitas kesehatan sangat membantu untuk
pengobatan pada keluarga yang sakit.

D. SOSIAL
a. Karakterisktik tetangga dan komunitas
Silaturahmi dan komunikasi dengan tetangga baik, untuk informasi biasa
melalui surat, pengumuman di mushalla, maupun via telepon. Kegiatan
komunitas yang biasa dilakukan adalah kegiatan keagamaan yaitu yasinan
setiap hari senin di RT. 01 dan hari selasa RT. 02.
b. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga mengatakan rumah yang ditinggali sudah lama sekitar kurang lebih
70 tahun dan tidak pernah berpindah-pindah karena di lingkungan tempat Tn.
A tinggal banyak keluarga lain tinggal yang masih memliki garis hubungan
keluarga atau sedarah.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Untuk perkumpulan keluarga atau tetangga biasa setiap sore hari, mereka
saling berkomunikasi untuk memperetat tali silaturahmi selain itu karena
lingkungan tempat Tn. A dan keluarga tinggal ada TK makan interaksi
dengan orang baru sering dilakukan dan membuat mereka menjadi akrab
satu sama lain.
d. Sistem pendukung keluarga
Pada sistem pendukung keluarga jika ada yang sakit maka keluarga terdekat
yang masih dalam lingkungan yang sama dan sehat akan datang untuk
membantu seperti pada saat Ny. M sakit, anak-anak Ny. M yang terdekat
tidak hanya membantu untuk merawat tapi juga membayar biaya
pengobatan. Selain itu tempat tinggal keluarga Tn. A dekat dengan
puskesmas jika ada yang sakit cepat mendapatkan pertolongan.

E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di dalam keluarga menggunakan bahasa banjar setiap sore dan
malam hari sebelum tidur keluarga Tn. A berkumpul untuk saling
berkomunikasi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan Tn. A sebagai kepala keluarga yang paling
berperan namun Ny. K karena ia lebih sering berada dirumah dan tahu
kondisi keluarganya jadi ia juga banyak berperan dalam pengambilan
keputusan tetapi tetap ada musyawarah da nada komunikasi dengan
anggota keluarga lain yaitu karena lingkungan tempat tinggal Ny. K memang
masih dalam garis satu keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
Struktur peran dalam mencari nafkah Tn. A yang lebih utama namun dibantu
oleh istri / Ny. K yang berdagang didepan rumah. Selain itu Ny. K meski
sebagai istri yang dinafkahi namun ia juga mengisi waktu luang dengan
berdagang disamping kewajibannya mengurus anak dan merawat ibunya
yaitu Ny. K yang sudah lansia.
d. Nilai dan norma keluarga
Di dalam keluarga nilai dan norma yang dianut adalah nilai kejujuran dan
rasa tanggung jawab, jika ada kesalahan maka harus dibicarakan dan
bertanggung jawab atas sesuatu yang sudah ditetapkan oleh keluarga.
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Kedekatan antar keluarga baik karena didalam keluarga selalu menjalin
komunikasi yang baik dan segala sesuatu selalu diputuskan bersama
sehingga tidak ada masalah hubungan antar keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Untuk fungsi sosialisasi kelurga selalu komunikasi yang baik antar tetangga
atau lingkungan sekitar, untuk anak Tn. A yaitu An. A diajarkan bagaimana
berkomunikasi dengan baik dengan orang yang lebih tua disamping
ditambah pembelajaran yang ada disekolah.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sangat paham dengan penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang sakit. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan
diperiksa ke pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit. Jika ada anggota
keluarga yang sakit dengan cara memberikan kompres menyediakan
makanan yang enak dimakan oleh orang sakit dan membelikan obat.
d. Fungsi reproduksi
Dalam keluarga Tn. A ia masih merencanakan 1 anak yang saat ini berumur
11 tahun berjenis kelamin laki-laki. Untuk kebutuhan seksual meski tinggal
serumah dengan Ibu kandung Ny. K yaitu Ny.M tetapi untuk privacy mereka
tidak terganggu.
e. Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga Tn. A + 3.000.000,- dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga setiap harinya. Selain itu juga digunakan untuk mebiayai
An. A yang masih bersekolah. Fungsi ekonomi keluarga Tn. A masuk
kategori keluarga sejahtera III dimana keluarga dapat memenuhi kebutuhan
dasar namun tidak memberikan yang teratur bagi masyarakat sekitar.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
1) Stressor jangka pendek
Biasa dalam keluarga memiliki perencanaan yang akan dilaksanakan
dalam waktu dekat seperti kegiatan yang sudah dilaksanakan setiap
minggunya.
2) Stressor jangka panjang
Dalam perencanaan jangka panjang dalam keluarga biasa memiliki
tabungan dengan menyisihkan penghasilan setiap bulannya untuk
keperluan sekolah dan kesehatan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Jika di dalam keluarga tiba-tiba ada yang sakit maka keluarga
menggunakan simpanan uang yang sudah disiapkan dan keluarga yang
lain akan dikabari dan memecahkan solusi secara bersama-sama.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan dalam keluarga adalah ketika ada
masalah yang terjadi maka keluarga akan mengadakan musyawarah
dengan anggota keluarga yang lain untuk mengambil keputusan
bersama.
d. Strategi adaptasi fungsional
Jika ada masalah dalam keluarga akan dibicarakan secara kekeluargaan
tanpa melakukan kekerasan atau ancaman yang dapat merusak.

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
1) Tn. A : keadaan umum fisik baik dan tidak memiliki keluhan penyakit yang
berarti
2) Ny. K : Keadaan umum pasien baik, tidak ada kelainan saat dilakukan
pemeriksaan fisik secara umum, Ny. K tidak memiliki penyakit hipertensi
seperti ibunya karena Ny. K rutin melakukan aktivitas yaitu olahraga
diwaktu senggang diluar pekerjaannya sebagai pedagang gorengan.
3) Ny. M : keadaan umum Ny. M cukup baik, saat berjalan Ny. M
membungkuk karena faktor usia, kulit pasien keriput, rambut pasien putih,
gigi pasien tidak lengkap, pasien tampak lemah, pandangan mata kabur
dari jarak dekat saat ditanyakan Ny. M mengatakan mampu melihat
namun buram karena katarak yang dideritanya. Saat diukur tekanan
darah 180/100 mmHg. Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit
jantung dan sudah pernah diobati saat ini tidak pernah kambuh lagi dan
untuk penyakit hipertensi yang dideritanya sudah + 15 tahun dan Ny. M
mengatakan saat ini tidak mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi
penyakitnya.
4) An. A : An. A tidak memiliki riwayat penyakit yang berarti saat kecil untuk
riwayat imunisasi lengkap.
b. Keluarga berencana
Untuk program keluarga berencana Tn. A masih merencanakan 1 anak saja.
c. Imunisasi
Riwayat imunisasi untuk anak Tn. A yang berumur 11 tahun lengkap
d. Tumbuh kembang
1) Pemeriksaan tumbuh kembang anak
Riwayat tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya pada masa balita
2) Pengetahuan orangtua terhadap tumbuh kembang anak
Saat An. A kecil Ny. K tahu terhadap tumbuh kembang anaknya

I. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap kesehatan adalah mampu mendapatkan kesehatan
baik jasmasi dan rohani dan jika ada anggota keluarga yang sakit dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat agar dapat sembuh dengan
maksimal.
J. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

Pemeriksaan Tn. A Ny. K Ny. M An. K


No.
1 2 3 4 5
1. Penampilan Keadaan umum Keadaan umum Keadaan umum Keadaan umum
baik, bersih dan baik, bersih, rapi, baik, pasien baik, bersih dan
tidak bau. pasien terlihat tampak berjalan tidak bau.
santai dengan dengan
pakaian rumahan. membungkuk,
pasien dan tidak
bau.
2. Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah 110/80 mmHg 120/80 mmHg 180/100 mmHg -
b. Nadi 84x/ menit 81x/ menit 93x/ menit 88x/ menit
c. Resperasi 18x/ menit 20x/ menit 22x/ menit 24x/ menit
d. Suhu - - - -
e. Berat badan 72 kg 52 kg 43 kg 36 kg
4. Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
a. Bentuk tidak ada kelainan, tidak ada kelainan, normal tidak ada tidak ada kelainan,
b. Rambut distribusi rambut distribusi rambut benjolan/massa distribusi rambut
c. Kulit kepala merata berwarna merata berwarna distribusi rambut merata berwarna
hitam, tidak ada hitam dan panjang ada berwarna putih hitam, tidak ada
kelainan pada kulit dibawah bahu, kulit atau adanya uban kelainan pada kulit
kepala. kepala bersih tidak karena factor usia, kepala.
ada kelainan. kulit kepala tidak
ada kelaianan.
5. Mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata
a. Bentuk simetris antara kiri simetris antara kiri simetris anatar kiri simetris antara kiri
b. Konjungtiva dan kanan, dan kanan, dan kanan, dan kanan,
c. Sklera konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
d. Fungsi penglihatan anemis, sklera anemis, sklera anemis namun anemis, sklera
tidak ikterik, fungsi tidak ikterik, fungsi terlihat ada tidak ikterik, fungsi
penglihatan baik penglihatan baik kantung mata. penglihatan baik
Tn. A tidak Ny. K tidak Sklera tidak ikterik, An. A tidak
menggunakan alat menggunakan alat fungsi penglihatan menggunakan alat
bantu penglihatan/ bantu penglihatan/ terganggu, saat bantu penglihatan/
kacamata. kacamata. ditanyakan Ny. M kacamata.
mampu melihat
orang disekitarnya
namun kabur
karena Ny. M
memiliki katarak
dikedua matanya.
Pada saat
dipertiksa dokter
tidak bias
menyaran untuk
dioperasi karena
alas an usia Ny. M
yang sudah
memasuki usia
lansia.
6. Hidung Bentuk lubang Bentuk lubang Bentuk lubang Bentuk lubang
a. Bentuk hidung hidung tidak ada hidung tidak ada hidung tidak ada hidung tidak ada
b. Fungsi penciuman kelainan, tidak kelainan, tidak kelaianan, tampak kelainan, tidak
terdapat massa terdapat massa bulu hidung terdapat massa
atau folip, fungsi atau folip, fungsi berwarna putih, atau folip, fungsi
penciuman baik penciuman baik penciuman Ny. M penciuman baik
dapat membedan Ny. K dapat baik karena ia dapat membedan
bau. membedan bau masih dapat bau.
yang ada membedakan bau
disekitarnya seperti setelah ia
seperti bau amis membantu
ikan dsb. memasak saat
membersihkan
ikan.
7. Telinga Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk telinga
a. Telinga simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri
b. Fungsi pendengaran dan kanan, tidak dan kanan, tidak dan kanan, tidak dan kanan, tidak
ada kelaianan dan ada kelaianan dan ada kelaianan dan ada kelaianan dan
fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik pendengaran baik.
Ny. M berespon
terhadap
pertanyaan
perawat yang
diberikan.
8. Mulut Bentuk mulut tidak Bentuk mulut tidak Bentuk mulut tidak Bentuk mulut tidak
a. Bentuk ada kelaianan, ada kelaianan, ada kelaianan, ada kelaianan,
b. Bibir warna bibir pink warna bibir pink, warna bibir pink warna bibir pink,
c. Gigi kehitaman, gigi Tn. gigi Ny. K masih kehitaman, gigi Ny. gigi An. A masih
A masih lengkap lengkap dan tidak M tidak lengkap lengkap dan tidak
dan tidak menggunakan gigi hanya beberapa menggunakan gigi
menggunakan gigi palsu. yang tertinggal dan palsu.
palsu. Ny. M tidak
menggunakan gigi
palsu.
9. Leher Bentuk leher tidak Bentuk leher tidak Bentuk leher tidak Bentuk leher tidak
a. Bentuk ada kelainan atau ada kelainan atau ada kelainan atau ada kelainan atau
b. JVP benjolan, JVP (-), benjolan, JVP (-), benjolan, JVP (-), benjolan, JVP (-),
c. KGB tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
d. Pergerakan kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening, bening, bening, bening,
pergerakan leher pergerakan leher pergerakan leher pergerakan leher
baik mampu baik mampu baik mampu baik mampu
menggerakan menggerakan menggerakan menggerakan
keatas, kebawah, keatas, kebawah, keatas, kebawah, keatas, kebawah,
kiri, kanan maupun kiri, kanan maupun kiri, kanan maupun kiri, kanan maupun
kesamping. kesamping. kesamping namun kesamping.
tidak terlalu
maksimal.
10. Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
a. Pergerakan dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada
b. Bunyi nafas simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri simetris antara kiri
c. Bunyi jantung dan kanan, bunyi dan kanan, bunyi dan kanan, bunyi dan kanan, bunyi
nafas bronchial, nafas bronchial, nafas bronchial, nafas bronchial,
bunyi jantung S1 bunyi jantung S1 bunyi jantung S1 bunyi jantung S1
dan S2 tunggal. dan S2 tunggal. dan S2 tunggal dan S2 tunggal.
dan tidak
terdengar suara
jantung tambahan
atau bunyi
murmur.
11. Abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen
a. Bentuk normal tidak normal tidak normal tidak normal tidak
b. Bising usus terdapat kelainan terdapat kelainan terdapat kelainan terdapat kelainan
baik massa baik massa baik massa baik massa
ataupun lesi, bising ataupun lesi, bising ataupun lesi, bising ataupun lesi, bising
usus normal 8x/ usus normal 9x/ usus normal 6x/ usus normal 8x/
menit. menit. menit. menit.
12. Ekstremitas Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
a. Atas ekstremitas atas ekstremitas atas ekstremitas atas ekstremitas atas
b. Pergerakan dan bawah normal, dan bawah normal, dan bawah normal dan bawah normal,
c. Bawah Tn. A mampu Ny. K mampu namun tidak terlalu An. A mampu
d. Pergerakan menggerakan menggerakan maksimal, Ny. M menggerakan
e. Kekuatan otot dengan baik dengan baik mampu dengan baik
berdasarkan betdasarkan menggerakan berdasarkan
kemampuannya, kemampuannya, dengan baik kemampuannya,
kekuatan otot 5 kekuatan otot 5 berdasarkan kekuatan otot 5
(mampu melawan (mampu melawan kemampuannya, (mampu melawan
tahanan berat) tahanan berat) kekuatan otot 4 tahanan berat)
(mampu melawan
tahanan ringan)
K. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar Masalah Kesehatan

1. Ancaman
Tn. A dan Ny. K memiliki riwayat pendidikan SMA yang setidaknya tahu
bagaimana cara hidup sehat selain itu, rumah keluarga Tn. A yang tidak
jauh dari pusat pelayanan kesehatan harusnya mudah untu rutin
memeriksakan kesehatan di pelayanan kesehatan. Ny. M yang menderita
hipertensi sejak + 15 tahun dan memiliki riwayat penyakit jantung
harusnya tetap harus dikontrol kesehatannya meskipun tidak separah
yang dulu, karena bisa berisiko jatuh saat tanda gejala muncul bahkan
yang paling fatal adalah terjadinya stroke.

2. Kurang/ Tidak Sehat


Kebiasaan keluarga Tn. A yang tidak memiliki pantangan dalam hal ini
makanan hal tersebut bias menjadi ancaman bagi keluarga apa lagi
menurut penjelasan Ny. M ia menderita penyakit hipertensi saat usianya
yang memang mendekati usia lansia, disamping karena faktor gaya hidup
saat muda dan dewasa yang kurang sehat bisa saja menyebabkan
penyakit hipertensi pada anggota keluarga yang lain.

3. Defisit
Ny. M kadang merasa sakit diarea tengkuk karena gejala yang
ditimbulkan oleh penyakitnya yaitu hipertensi. Keluarga sudah tahu
dengan penyakit Ny. M tetapi menghentikan terapi dan konsultasi dengan
tenaga kesehatan dan kebiasaan Ny. M makan makanan yang asin di
anggap wajar dan bisa ditoleransi meskipun hanya sedikit.
Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga

No Kriteria Pengkajian

1. Mengenal  Keluarga mengetahui apa itu tekanan darah tinggi/


masalah hipertensi
 Keluarga tahu bahwa dari anggota keluarga yang
masih sedarah dengan Ny. M juga ada yang darah
tinggi
 Keluarga tahu bahwa makanan yang asin bisa
memperburuk kondisi pada penderita hipertensi
2. Mengambil  Jika gejala muncul maka Ny. M akan istirahat untuk
keputusan yang mengurangi rasa sakitnya
tepat  Jika Ny. M merasa tidak nyaman dengan
kondisinya maka keluarga akan membelikan obat
di apotek
3. Merawat  Jika ada anggota keluarga yang sakit maka Ny. K
anggota lebih memilikii banyak peran untuk merawat hingga
keluarga yang sembuh
sakit atau punya  Karena lingkungan rumah Tn. A adalah tetangga
masalah yang masih dalam hubungan keluarga, jadi
keluarga yang lain juga sigap untuk membantu
4. Memodifikasi  Tidak ada modifikasi lingkungan karena hipertensi
lingkungan yang Ny. M alami akibat kebiasaan hidup yang
salah. Selain itu berdasarkan penelitian memang
pada usia menopause perempuan banyak yang
hipertensi karena faktor biologis.
 Ny. M tidak memiliki riwayat jatuh tetapi sebaiknya
untuk penerangan harus sesuai karena Ny. M juga
menderita katarak.
5. Memanfaatkan  Fasilitas pelayanan kesehatan kurang
sarana dimanfaatkan dengan baik karena dalam keluarga
kesehatan jika parah saja baru dibawa ke pelayanan
kesehatan.
L. Daftar Masalah

No Data Problem Etiologi

DS : Ketidakefektifan
 Ny. M mengatakan memiliki manajemen
riwayat penyakit jantung kesehatan di
 Keluarga Ny. M keluarga
mengatakan saat ini Ny. M
tidak mengkonsumsi obat-
obatan untuk mengatasi
penyakitnya karena merasa
tidak pernah kambuh
separah yang dulu
 Ny. K mengatakan jika Ny.
M merasa sakit atau
kambuh maka akan
dibelikan obat yang dibeli di
1. apotek
 Ny. M mengatakan tidak
makan 3 kali dalam sehari
namun hanya makan jika
mau saja, dan untuk lauk
pasti selalu meminta
makanan yang asin meski
hanya sedikit.
DO :

 Keluarga terlihat kooperatif


saat menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh perawat
 Keluarga tampak tahu
bagaimana cara mengatasi
masalah kesehatan namun
karena kebiasaan jadi sulit
untuk merubah
DS : Nyeri Akut
 Ny. M mengatakan sakit
diarea tengkuk
 Ny. M mengatakan jika sakit
muncul maka akan sangat
mengganggu aktivitas dan
istirahatnya
 Skala nyeri 5 (Sedang)
rentang 1-10
 Ny. M mengatakan
menderita tekanan darah
tinggi sudah lama sekitar +
2. 15 tahun
DO :

 Ny. M tampak memegangi


tengkuknya dan
menunjukan daerah yang
terasa nyeri
 Saat dilakukan pemeriksaan
tanda vital didapatkan hasil
Tekanan darah: 180/100
mmHg
Nadi : 93x/ menit
Pernafasan : 22x/ menit
DS : Perilaku
 Ny. M mengatakan ia kesehatan
3.
memiliki riwayat jantung cenderung
 Ny. M mengatakan berisiko
menderita tekanan darah
tinggi sudah lama sekitar +
15 tahun
 Ny. M mengatakan saat ini
tidak merasa sakit lagi
dibagian dada
 Ny. K mengatakan dulu Ny.
M memang memiliki
penyakit jantung dan Ny. K
menyebutkan penyempitan
di jantung
DO :
 Saat dilakukan pemeriksaan
tekanan darah didapatkan
hasil
: 180/100 mmHg
Penapisan Masalah/ Skoring

No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah

 Tidak/ kurang sehat 3


 Ancaman kesehatan 2 3

 Krisis/ keadaan sejahtera 1


2. Kemungkinan masalah dapat diubah

 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1 1

 Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah

 Tinggi 3
2
 Cukup 2
 Rendah 1
4. Menonjolnya masalah

 Masalah berat harus segera ditangani 2


 Ada masalah tetapi tidak perlu segera
1 2
ditangani
 Masalah tidak dirasakan
0
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA INTEGRASI DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN NANDA/ICNP, NOC, NIC
Diagnoasis NIC
Data NOC
Keperawatan
Data Pendukung Intervensi
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode
Masalah Keluarga
 Keluarga tidak 00080 Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1100 1. Manajemen nutrisi
memberikan manajemen keperawatan keluarga selama yang tepat untuk
perawatan yang kesehatan di 6 x 24 jam nyeri akut karena pasien
maksimal keluarga hipertensi dapat dikontrol 5510 2. Beri pendidikan
 Ny. M tidak rutin dengan kriteria hasil : kesehatan mengenai
mengkonsumsi 1. Mampu mengetahui proses penyakit
obat hiepertensi 1813 pengobatan yang sesuai 7110 3. Dukung keterlibatan
 Ny. M memiliki 2. Berpartisipasi dalam keluarga dalam
kebiasaan memutuskan perawatan meningkatkan status
makan yang 1606 kesehatan kesehatan
tidak baik 3. Mampu berprilaku untuk 7560 4. Jelaskan keluarga
meningkatkan kesehatan untuk dapat
1632 4. Mampu mengetahui tentang mengunjungi
sumber kesehatan fasilitas kesehatan
untuk pengobatan
1806
 Nyeri tengkuk 00132 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 2620 1. Monitor status
 Skala nyeri 5 keperawatan keluarga selama neurologi Ny. M
(sedang) 6 x 24 jam nyeri akut karena 2210 2. Ajarkan cara
 Nyeri hilang hipertensi dapat dikontrol manajemen nyeri
timbul dengan kriteria hasil : dengan baik dan
 Memegangi area 0802 1. Tanda vital khususnya sesuai kemampuan
tengkuk tekanan darah turun dan 1380 3. Beri kompres hangat

 Riwayat stabil menjadi 150/ 90 untuk mengatasi

hipertensi + 15 mmHg nyeri yang dirasakan

tahun 1601 2. Ny. M mampu menunjukan 6040 Ny. M

 TD: 180/ 100 perilaku kepatuhan untuk 4. Beri terapi relaksasi

mmHg mengatasi penyakit untuk mengatasi


hipertensi 5602 hipertensi
3107 3. Ny. M mampu 5. Berikan pendidikan
memanajemen nyeri kesehatan mengenai
dengan baik proses penyakit
1823 4. Ny. M dan keluarga mampu
memahami pendidikan
kesehatan yang diberikan
 Riwayat keluarga 00188 Perilaku Setelah dilakukan asuhan 1160 1. Monitor nutrisi yang
dengan darah kesehatan keperawatan keluarga selama sesuai untuk Ny. M
tinggi dan cenderung 6 x 24 jam nyeri akut karena 5250 2. Buat keputusan
penyakit jantung berisiko hipertensi dapat dikontrol yang sesuai tentang
 TD :180/ 100 dengan kriteria hasil : penyakit dan
mmHg 1803 1. Keluarga tahu tentang kesehatan
 Aktivitas Ny. M kesehatan yang baik 5310 3. Bangun harapan
hanya di dalam 1603 2. Keluarga mampu agar tercapai
rumah meningkatkan kesehatan kesehatan yang
1606 3. Keluarga mampu sesuai
berpartisipasi dalam 0200 4. Tingkatkan kegiatan
memutuskan masalah aktivitas/ olahraga
kesehatan yang sesuai untuk
2605 4. Kesiapan keluarga dalam Ny. M
merawat anggota keluarga 4360 5. Modifikasi perilaku
yang sakit dirumah yang tepat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes Register/ Hari/ Tanggal : Selasa, 13 November 2018
Nama Perawat : Noor Laila Sari Nama Penanggungjawab :
Nama Individu/ Keluarga : Ny. M Alamat : Jl. Mujahidin
Penyakit/ Masalah : Hipertensi Pada Lansia

Diagnosis TTD/
Tgl/ No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Perawat
13/ 11- Ketidakefektifan (16.30 WITA) S:
2018 manajemen 1. Manganjurkan Ny. K (16.40 WITA)
kesehatan di untuk membantu - Ny. M mengatakan saat ini ia tidak bisa
keluarga mengawasi pola makan istirahat dikarenakan sakit dikepala dan
Ny. M tengkuk yang sangat mengganggu
(16.33 WITA) (17.05 WITA)
2. Memberikan pendidikan - Ny. M mengatakan setelah diberi terapi
kesehatan mengenai rendam air hangat ia merasa lebih nyaman
penyakit hipertensi dan dari sebelumnya
mengajarkan terapi - Ny. K atau anak dari Ny. M mengatakan
komplementer terapi air memahami dengan penjelasan yang diberikan
hangat pada Ny. M O:
3. Mendukung Ny. K dalam (16.40 WITA)
kemampuan merawat - Ny. M dilakukan pengkajian kondisi umum
Ny. M dan tampak keadaan umum baik
- TD sebelum dilakukan perlakuan 150/100
mmHg
(17.15 WITA)
- Setelah dilakukan perlakuan terapi rendam air
hangat pasien tampak lebih nyaman
- TD setelah dilakukan perlakuan 130/100
mmHg
A:
Ketidakefektifan manajemen kesehatan di
keluarga teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Manajemen nutrisi yang tepat untuk pasien
2. Beri pendidikan kesehatan mengenai proses
penyakit
3. Jelaskan keluarga untuk dapat mengunjungi
fasilitas kesehatan untuk pengobatan

13/ 11- Nyeri akut (16.40 WITA) S:


2018 1. Memonitor status (16.45 WITA)
kesehatan Ny. M - Ny. M mengatakan saat ini kondisinya lebih
(16.50 WITA) baik daripada sebelumnya hanya saja masih
2. Mengajarkan cara tidak terbiasa untuk istirahat siang
manajemen nyeri (16.52 WITA)
dengan menganjurkan - Ny. M mengatakan kurang tahu tarik napas
istirahat saat nyeri dalam yang benar itu seperti apa untuk
dirasakan mengatasi sakitnya
3. Memberi terapi relaksasi O:
untuk mengatasi (16.55 WITA)
hipertensi dengan - Ny. M tampak kooperatif saat diajarkan
mengajarkan tarik nafas teknik napas dalam yang benar
dalam - Ny. M tampak masih bingung saat diberikan
4. Memberikan pendidikan pendidikan kesehatan
kesehatan mengenai A : Nyeri akut belum teratasi
penyakit hipertensi yang P : Intervensi dilanjutkan
diderita Ny. M 1. Monitor status neurologi Ny. M
2. Ajarkan cara manajemen nyeri dengan baik
dan sesuai kemampuan
3. Beri kompres hangat untuk mengatasi nyeri
yang dirasakan Ny. M
4. Berikan pendidikan kesehatan mengenai
proses penyakit
13/ 11- Perilaku (16. 42 WITA) S:
2018 kesehatan 1. Memonitor nutrisi yang (16.50 WITA)
cenderung sesuai untuk Ny. M - Ny. M mengatakan tidak bisa mengurangi
berisiko dengan menanyakan kebiasaannya menyukai makanan yang asin
pada Ny. K sebagai - Ny. M mengatakan kadang membantu
orang yang lebih tahu mencuci pakaiannya sendiri
(16.44 WITA) O:
2. Meningkatkan kegiatan (17.20) WITA)
aktivitas/ olahraga yang - Ny. M dan keluarga tampak paham dengan
sesuai untuk Ny. M apa yang dianjurkan
dengan menganjurkan - Setelah selesai dilakukan asuhan
untuk tetap membantu keperawatan keluarga Ny. M tampak
pekerjaan rumah membantu mengepel teras rumah
berdasarkan A : Perilaku kesehatan cenderung berisiko belum
kemampuan seperti teratasi
mencuci dan memasak P : Intervensi dilanjutkan
(16.45 WITA) 1. Monitor nutrisi yang sesuai untuk Ny. M
3. Menganjurkan untuk 2. Buat keputusan yang sesuai tentang
memodifikasi perilaku penyakit dan kesehatan
yang tepat 3. Bangun harapan agar tercapai kesehatan
yang sesuai
4. Tingkatkan kegiatan aktivitas/ olahraga yang
sesuai untuk Ny. M
5. Modifikasi perilaku yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. 2010. Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta. CV. Sagung Seto.

APD Salvari, G , 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
.
Friedman.2012.Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Harmoko. 2012 . Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Hernani, Yessy. Axmalia, Astri. 2017. Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia. Jurnal
Kesehatan Komunitas. Vol. 2 (3)

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI

Setiawati, Santun.2009. Penuntun Praktis : Asuhan Keperawatan Keluarga, Ed.2.


Jakarta:Trans Info Media.2

Suprajitno.2012.Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik.Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai