PENDAHULUAN
Tumor otak anak adalah tumor tersering yang menyerang anak dan
penyebab kematian no.1 pada anak dengan angka prevalensi 21.42 per
tinggi dari tumor otak namun, dari tahun ke tahun mengalami pengurangan
mortalitas namun, hal yang harus diperhatikan adalah kualitas hidup dari
itu, pengamatan/ evaluasi kualitas hidup dapat juga dijadikan suatu variabel
penting dalam proses pengobatan dan menjadi titik akhir dari clinical
trials.3
1
sebab itu, pengelompokan dan ‘preliminary findings’ sangat penting untuk
Penilaian kualitas hidup pada anak dengan tumor otak ganas, banyak
digunakan Peds-Ql 4.0 adalah kuisoner yang menilai kualitas hidup anak
yang mencakup fungsi fisik, fungsi emosi, fungsi sosial dan fungsi sekolah.
Sejauh ini belum ada penelitian tentang Peds-Ql 4.0 pada pasien anak tumor
otak ganas oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian ini untuk
Peds-Ql 4.0.
Kualitas hidup anak dengan Tumor otak ganas di Indonesia perlu diteliti
oleh karena masih sedikit publikasi menjelaskan hal ini. Sehingga ini dapat
Untuk mengetahui kualitas hidup pasien anak (Peds-Ql 4.0) dengan Tumor
2
1.4.2 Tujuan Khusus
Untuk menilai kualitas hidup pasien anak (Peds-Ql 4.0) dengan Tumor Otak
Menjadi acuan data dari Indonesia untuk akhir dari clinical trial pada
Penelitian ini dapat menjadi acuan oleh dokter – dokter (klinisi) yang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan berbagai pendekatan serta dapat juga dilihat sebagai perasaan utuh
luas dan dianggap lebih bersifat subjektif ketimbang spesifik dan objektif.
Oleh sebab itu, kualitas hidup sering disebut juga dengan istilah status
pengolahan.6-9
meliputi hubungan sosial dalam keluarga (orang tua, saudara kandung dan
fisik, mental dan spiritual pada diri anak yaitu umur, jenis kelamin, genetik,
dari semua jenis kanker pada anak – anak.11 Tumor otak anak adalah tumor
tersering yang menyerang anak dan penyebab kematian no.1 pada anak
(7.25 per 100.000 penduduk untuk kanker otak ganas, 14.17 per 100.000
penduduk per tahun untuk tumor otak jinak).1 Sedangkan insiden dari tumor
otak pada anak <20 tahun adalah 4.58 per 100.000 penduduk setiap
konstan dibandingan dengan umur pada anak <20 tahun (Gambar 1).13
Selain itu, sebuah penelitian menunjukan hasil 4 terbanyak tumor otak yaitu
5
Gambar 1. Tumor Otak Ganas menurut umur13
6
Tabel 1. 4 Kategori Tumor Otak Terbanyak Umur 0-85 tahun14
7
Tumor otak berdasarkan histologi, pilocytic astrocytomas, glioma
malignant (NOS) dan embryonal tumor adalah yang terbanyak yaitu, 15.5%,
11,7% dan 11,4%.14 Sedangkan untuk kelas glioma terjadi di 47% kasus
tumor pada anak – anak di umur 0-19 tahun dan medullablastoma adalah
adalah 1.29 (anak <20 tahun).15 Dengan pengecualian bayi kurang dari 1
tahun karena sebagian besar tumor otak terjadi di area infratentorial dari
Angka insiden tumor otak pada anak naik 35% diantara tahun 1975-
tumor – tumor ‘low grade’ yang sebelumnya tidak dapat ditemukan dengan
Sebagai salah satu jenis tumor otak terbanyak pada anak, pilocytic
astrocytoma adalah tumor yang dapat berkembang cepat dari pada jenis
berdasarkan klasifikasi WHO. Dari kelas – kelas yang telah dibagi oleh
WHO, gambaran histologi dari sel – sel abnormal itu dapat dilihat pada
9
Perubahan yang tampak pada gambar diatas adalah:19
mitosis yang langka dan terlihat adanya sel bipolar dan sel
berdasarkan klasifikasi WHO 2007 tentang tumor sistem saraf pusat dibagi
menjadi 4 kelas (I,II,III,IV) pada tabel 2. Kelas- kelas yang dibagi oleh
pengobatan.20
11
LGGs (Low grade gliomas) adalah bentuk dari tumor heterogen
yang dibagi menjadi lebih dari 10 subgrup dalam klasifikasi WHO 2007.
ganas maka prognosis dari tumor menjadi buruk dan pengobatan yang dapat
dari operasi, kemoterapi dan radioterapi. Hal yang berbeda dapat terjadi
progesivitas keganasan tumor otak orang dewasa dan anak – anak sangat
berbeda dan perbedaan ini juga dilihat dari lokasi tumor. Gliomas di anak –
12
Lokasi tumor otak anak dapat dibagi menjadi 3 lokasi yaitu, gliomas,
midline dan posterior fossa.25 Distribusi lokasi dari tumor otak dapat
Lokasi tumor sendiri dapat menentukan gejala dari tumor otak yang diderita
oleh anak. Seperti pada gambar dibawah ini ada gambar otak dengan bagian –
13
1.Suprasellar/Chiasmatic: lapang pandang
berkurang, terlambat pubertas, anorexia,
diabetes
Gambar 5. Peta lokasi tumor otak anak 1 insipidus.
2.Pons: diplopia, kelemahan pada otot
wajah, drooling, kelemahan, tidak dapat
berkoordinasi, jalan yang miring.
3.Pineal/Midbrain tectum: paralisis upgaze,
muntah, nystagmus, diplopia, tremor.
4.Cerebellum: muntah, ataxia, tremor,
dysmetria, nystagmus, scanning speech.
5.Basal ganglia/thalamus: kelainan
gerakan, kelemahan, penurunan fungsi
hemisensory, penurunan lapang pandang.
6. Cortex: kejang, kelemahan, kelainan
dalam berbahasa, encelopathy, penurunan
lapang pandang.
7. Cervicomedullary Junction: head tilt,
Horner syndrome, kelemahan, dysphagia,
dysphonia, torticollis.
Gejala di dalam kasus pasien anak dengan tumor otak adalah hal
secara alloanamnesa (untuk anak yang lebih kecil) namun dari kasus tumor
otak, 1/3 dari pasien mengeluhkan sakit kepala.1 Namun pada gambar 5
tidak dijelaskan adanya sakit kepala pada salah satu gejala karena sakit
kepala saja tidak cukup untuk mendiagnosa tumor otak dan tidak
mempunyai nilai positif yang dapat diandalkan sehingga sakit kepala saja
2.3 Pengaruh pengobatan tumor otak ganas pada kualitas hidup anak
langkah akhir dari proses yang dijalani seorang pasien anak. Pengobatan
14
operasi (subtotal/total). Sedangkan pada tumor otak ganas pengobatan dapat
digabung dengan kemoterapi dan radioterapi. Selain itu, jika tumor otak
15
berkurangnya kekuatan otot dan kebugaran tubuh40 dan dapat terjadi
alopecia31.
rate, relapse free dan progression free pasien anak dengan tumor otak
sebagai berikut:41
50%
40%
30%
20%
10%
0%
5 Tahun 10 Tahun 15 Tahun 20 Tahun
pengobatan yang lebih canggih diharapkan survival rates akan terus naik.
Walaupun demikian pasien – pasien yang telah sembuh dari tumor otak
penurunan fungsi, fungsi sekolah dan fungsi kerja yang paling dikeluhkan
normal.43 Oleh sebab itu, penelitian tentang pengobatan dan kualitas hidup
16
sebelum dan sesudah pengobatan sangatlah penting untuk diteliti agar dapat
dijadikan titik akhir dari clinical trial dan dapat meningkatkan survival rates
agar klinisi dan dokter dapat mengetahui apakah pengobatan yang diberikan
adekuat atau tidak serta efek setelah pengobatan. Selain itu, dapat digunakan
sebagai data tingkat kelangsungan hidup dan sebagai akhir dari ‘clinical
hidup seorang anak seperti fungsi fisik, kepercayaan diri dan tingkat
pada anak.
ganas sangat penting karena tumor otak ganas adalah penyakit kronik
psikis. Pada Peds-Ql 4.0 Generic Scales, ada 4 fungsi yang dapat dinilai
indikator yang digunakan ada 3 kategori yaitu, sama sekali bukan masalah
(0), kadang-kadang (2) dan masalah besar (4). Selain melalui jawaban
Dengan adanya chart ekspresi wajah seperti ini akan lebih memudahkan
ini ditunjukan oleh hasil dari koefisien alpha yaitu yang secara umum
berkisar 0,91 untuk hasil dari jawaban langsung anak dan 0,93 untuk hasil
yang diwakili oleh orang tua (parent proxy report).44 Sedangkan Peds-Ql
mempunyai 2 tipe yaitu, diisi oleh penderita sendiri (Self Report) didesain
untuk anak umur 5-18 tahun dan diwakili oleh orang tua (Parent Proxy
Report) didesain untuk anak umur 2-18 tahun. Pertanyaan dalam kedua cara
ini sama namun hanya dibedakan dengan subjek pertama dan ketiga pada
bentuk kalimat tanyanya saja. Instrumen telah diuji dalam bahasa Inggris,
Spanyol, China, Vietnam dan Korea, dan saat ini telah diadaptasi secara
international.45,46
oleh Varni dkk dan dipublikasikan tahun 1998. Peds-QL generik didesain
18
membedakan kualitas hidup anak sehat dengan anak yang menderita suatu
anak (5-18
Tahun)
pensil /
komputer
Wawancara Pewawancar
19
Pewawancar Tidak Dibutuhkan Dibutuhkan Tidak Tidak
penilaian tidak
memakan
waktu.
Tersedia
dalam
banyak
bahasa dan
dapat
dibandingka
20
n satu sama
lain.
CHQ-CF (subkelas di
87 = 0.69 – laporan
0.92 anak)
= 0.62 –
0.81
(subkelas di
laporan
orang tua)
(Juvenile
21
Idiopathic dilakukan
Arthritis) intervensi.
22
BAB III
KERANGKA TEORI
3.4.1 Variabel Dependent adalah kualitas hidup sebelum pengobatan yang dinilai
23
No Variabel Indikator Metode Definisi Referensi
pertanyaan yang
fungsi fisik (8
pertanyaan), fungsi
emosi (5 pertanyaan),
fungsi sosial (5
sekolah (5 pertanyaan).
Dengan penilaian
menggunakan 3 poin
bukan masalah), 2
(kadang – kadang), 4
(masalah besar).
Sehingga untuk
interpretasi, kuisoner
low functioning,
intermediate functioning
24
-Oligodendroglial Grading kelas yaitu, kelas I, kelas
tumours of mengpresentasikan
-Neuronal and
mixed neuronal-
glial tumours
-Pineal tumours
-Embryonal
tumours
-Cranial tumours
and paraspinal
nerves
-Meningeal
tumours
-Tumor of the
sellar region
seorang anak
mendapatakan
25
pengobatan atau
otak ganas.
24 poin.
hingga 46 poin.
26
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
retrospektif.
Rumah Sakit Siloam Lippo Village Karawaci dan Rumah Sakit Umum
4.4.1 Populasi penelitian terdiri dari pasien anak dengan tumor otak ganas yang
Tangerang.
boleh ikut diteliti dalam penelitian, sesuai dengan kriteria inklusi dan
n = (Z + Z)
2
(p1-p2)2
2
n = (1.96 + 1.64) 1
(0.80-0.20)2
2
n = (3.6)
28
(0.6)2
12.96
n=
0.36
Karena penelitian ini merupakan penelitian dua ekor, maka nilai untuk Zα
terkena tumor otak ganas 2, 3 yang baik dan buruk. Nilai ditetapkan oleh
menggunakan data dari tabel sebagai berikut. ( = 1, p1= 16/20, p2= 4/20)
Sebelum 4 16 20
Pengobatan
Sesudah 16 4 20
Pengobatan
29
Total 20 20 40
pengobatan
30
4.8 Alur Penelitian
31
PENGISIAN KUISONER PEDS QL 4.0
GENERIC CORE SCALES SEBELUM DAN
SESUDAH PENGOBATAN
4.0 Generic Core Scales dengan media telepon dan wawancara secara
langsung.
keesokan harinya selama 3 hari. Jika masih juga tidak diangkat maka
Microsoft Excel.
33
BAB V
5.1 Hasil
n %
Umur
2-5 tahun 4 15
6-9 tahun 3 12
10-13 tahun 6 23
14-18 tahun 9 35
>18 tahun 4 15
Jenis Kelamin
Laki- laki 17 65
Perempuan 9 35
Tumor Otak
Jinak 13 50
Ganas 13 50
autoanamnesis.
pertanyaan. Pada gambar 9, rentang nilai 0-32 poin menilai fungsi fisik
sebanyak 8 pertanyaan. Pada gambar 10, rentang nilai 0-20 poin menilai
dan sesudah pengobatan terdapat kenaikan kategori dari sebelum dan sesudah
(58.54) menjadi cukup baik (37.3). Fungsi fisik, fungsi sosial dan fungsi sekolah
(9.69) dan sesudah pengobatan (7.0) tidak ditemukannya perbedaan yaitu dalam
kategori cukup baik. Pada table 6, dapat dilihat juga adanya perubahan yang
signifikan dari data menurut P Value yang didapatkan dari Npar Test dan Wilcoxon
Signed Rank Test. Dimana semua nilai P Value mendapatkan hasil dibawah 0.005
(<0.005).
36
Tabel 7. Hasil persentase fungsi fisik Peds-Ql
Sebelum Sesudah
Fungsi Fisik
Pengobatan Pengobatan
n % n %
Baik 0 0 6 23
Cukup Baik 0 0 7 27
Cukup Buruk 16 62 13 50
Buruk 10 38 0 0
(baik dan cukup baik) dan buruk (buruk dan cukup buruk) maka hasil yang
didapatkan dari fungsi fisik adalah sebelum pengobatan sebanyak 0% pada kategori
baik dan 100% pada kategori buruk sedangkan sesudah pengobatan 50% pada
Sebelum Sesudah
Fungsi Emosional
Pengobatan Pengobatan
n % n %
Baik 3 11 10 38
Cukup Baik 16 62 10 38
Cukup Buruk 5 19 4 16
Buruk 2 8 2 8
(baik dan cukup baik) dan buruk (buruk dan cukup buruk) maka hasil yang
didapatkan dari fungsi emosional adalah sebelum pengobatan sebanyak 73% pada
37
kategori baik dan 27% pada kategori buruk sedangkan sesudah pengobatan 74%
Sebelum Sesudah
Fungsi Sosial
Pengobatan Pengobatan
n % n %
Baik 0 0 10 38
Cukup Baik 9 35 12 46
Cukup Buruk 14 54 2 8
Buruk 3 11 2 8
(baik dan cukup baik) dan buruk (buruk dan cukup buruk) maka hasil yang
didapatkan dari fungsi sosial adalah sebelum pengobatan sebanyak 35% pada
kategori baik dan 65% pada kategori buruk sedangkan sesudah pengobatan 84%
Sebelum Sesudah
Fungsi Sekolah
Pengobatan Pengobatan
n % n %
Baik 0 0 9 35
Cukup Baik 14 54 14 54
Cukup Buruk 8 30 0 0
Buruk 4 16 3 11
Dari tabel 10, jika 4 klasifikasi dikategorikan hanya menjadi 2 yaitu, baik
(baik dan cukup baik) dan buruk (buruk dan cukup buruk) maka hasil yang
38
didapatkan dari fungsi sekolah adalah sebelum pengobatan sebanyak 54% pada
kategori baik dan 46% pada kategori buruk sedangkan sesudah pengobatan 89%
Sebelum Sesudah
Kualitas Hidup
Pengobatan Pengobatan
n % n %
Baik 0 0 7 27
Cukup Baik 4 16 13 50
Cukup Buruk 17 65 6 23
Buruk 5 19 0 0
Dari tabel 11, jika 4 klasifikasi dikategorikan hanya menjadi 2 yaitu, baik
(baik dan cukup baik) dan buruk (buruk dan cukup buruk) maka hasil yang
didapatkan dari kualitas hidup adalah sebelum pengobatan sebanyak 16% pada
kategori baik dan 84% pada kategori buruk sedangkan sesudah pengobatan 77%
5.2 Pembahasan
didapatkan bahwa fungsi fisik, fungsi emosi, fungsi sosial dan fungsi
39
Wilcoxon sedangkan distribusi variabel kualitas hidup terdistribusi secara
namun, evaluasi ekspresi tidak mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini.
dapat berbicara dan juga hanya sebagai salah satu instrumen cadangan
dan yang melakukan auto anamnesis terdapat 14 pasien pada rentang umur
diatas 11 tahun.
radioterapi tidak diteliti dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti
adalah klasifikasi cukup buruk (58.54/92) menjadi cukup baik (37.3/92) dan
begitu juga perubahan terjadi pada setiap fungsi secara spesifik yang dapat
dilihat di tabel 7- tabel 12. Perubahan dari setiap fungsi mengalami kenaikan
tumor otak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik secara fungsi
hidup.3,4,6 Dalam tabel 7- tabel 12, fungsi fisik, fungsi emosional, fungsi
sosial dan fungsi sekolah pada pasien untuk kategori cukup baik dan baik
mempunyai total persentase masing sebesar, 0%, 73%, 35% dan 54%
cukup baik dan baik dalam fungsi – fungsi diatas memiliki persentasi
masing – masing 50%, 76%, 84% dan 89%. Sehingga, dapat dinilai bahwa
setiap fungsi memiliki kenaikan persentase ke arah kategori yang lebih baik.
41
BAB VI
6.1 Simpulan
buruk menjadi cukup baik. Selain itu, terdapat juga perbaikan dari fungsi
6.2 Saran
Penelitian ini akan lebih baik dilakukan secara cohort agar dapat
secara langsung melihat perubahan setiap fungsi dari pasien anak dengan
tumor otak. Selain itu, dapat juga di follow up perkembangan pasien anak
42
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
44
29. Lannering, Rutkowski, Doz, Pizer, Gustafsson, Navajas, Massimino,
Reddingius, Benesch, Carrie, Taylor, Gandola, Bjork-Eriksson, Giralt,
Oldenburger, Pietsch, Figarella-Branger, Robson, Forni, Clifford,
Warmuth-Metz, von Hoff, Faldum, Mosseri and Kortmann (2012).
"Hyperfractionated versus conventional radiotherapy followed by
chemotherapy in standard-risk medulloblastoma: results from the
randomized multicenter HIT-SIOP PNET 4 trial." J Clin Oncol 30(26):
3187-3193.
30. Aarsen, Van Dongen, Paquier, Van Mourik and Catsman-Berrevoets
(2004). "Long- term sequelae in children after cerebellar astrocytoma
surgery." Neurology 62(8): 1311-1316.
31. Oyharcabal-Bourden, Kalifa, Gentet, Frappaz, Edan, Chastagner,
Sariban, Pagnier, Babin, Pichon, Neuenschwander, Vinchon, Bours,
Mosseri, Le Gales, Ruchoux, Carrie and Doz (2005). "Standard-risk
medulloblastoma treated by adjuvant chemotherapy followed by
reduced-dose craniospinal radiation therapy: a French Society of
Pediatric Oncology Study." J Clin Oncol 23(21): 4726-4734.
32. Ullrich (2009). "Neurologic sequelae of brain tumors in children." J
Child Neurol 24(11): 1446-1454.
33. Piscione, Bouffet, Mabbott, Shams and Kulkarni (2014). "Physical
functioning in pediatric survivors of childhood posterior fossa brain
tumors." Neuro Oncol 16(1): 147-155.
34. Sonderkaer, Schmiegelow, Carstensen, Nielsen, Muller and
Schmiegelow (2003). "Long-term neurological outcome of childhood
brain tumors treated by surgery only." J Clin Oncol 21(7): 1347-1351.
35. Gurney, Kadan-Lottick, Packer, Neglia, Sklar, Punyko, Stovall, Yasui,
Nicholson, Wolden, McNeil, Mertens and Robison (2003). "Endocrine
and cardiovascular late effects among adult survivors of childhood brain
tumors: Childhood Cancer Survivor Study." Cancer 97(3): 663-673.
36. Chemaitilly, Li, Huang, Ness, Clark, Green, Barnes, Armstrong, Krasin,
Srivastava, Pui, Merchant, Kun, Gajjar, Hudson, Robison and Sklar
(2015). "Anterior hypopituitarism in adult survivors of childhood
cancers treated with cranial radiotherapy: a report from the St Jude
Lifetime Cohort study." J Clin Oncol 33(5): 492-500.
37. Harbert, Yeh-Nayre, O'Halloran, Levy and Crawford (2012).
"Unrecognized visual field deficits in children with primary central
nervous system brain tumors." J Neurooncol 107(3): 545-549.
38. Tsui, Gajjar, Li, Srivastava, Broniscer, Wetmore, Kun, Merchant,
Ellison, Orr, Boop, Klimo, Ross, Robison and Armstrong (2015).
"Subsequent neoplasms in survivors of childhood central nervous
system tumors: risk after modern multimodal therapy." Neuro Oncol
17(3): 448-456.
39. Murphy, Xie, Merchant, Yu, Chao and Suh (2015). "Review of cranial
radiotherapy- induced vasculopathy." J Neurooncol 122(3): 421-429.
45
40. Ness, Morris, Nolan, Howell, Gilchrist, Stovall, Cox, Klosky, Gajjar
and Neglia (2010). "Physical performance limitations among adult
survivors of childhood brain tumors." Cancer 116(12): 3034-3044.
41. Jenkin D, Greenberg M, Hoffman H, et al: Brain tumors in children:
Long term survival after radiation treatment. Int J Radiat Oncol Biol
Phys 31:445-451, 1995.
42. Demers, Gelinas and Carret (2016). "Activities of Daily Living in
Survivors of Childhood Brain Tumor." Am J Occup Ther 70(1):
7001220040p7001220041-7001220048.
43. Ness, Mertens, Hudson, Wall, Leisenring, Oeffinger, Sklar, Robison
and Gurney (2005). "Limitations on physical performance and daily
activities among long-term survivors of childhood cancer." Ann Intern
Med 143(9): 639-647.
44. Child Self-Report (CHQ-CF87). Encyclopedia of Quality of Life and
Well-Being Research 2014:738–. doi:10.1007/978-94-007-0753-
5_100468.
45. Varni JW, Seid M, Kurtin PS. Pediatric health–related quality of life
measurement technology: A Guide for Health Care Decision Makers.
JCOM 1999; 6: 33-40.
46. Seid M, Varni J, Skarr D, Burwinkle TS. Health status assessment
project. Data Insight Report Children’s Health Assessment Project
2002; 10: 1-12.
47. Radenne F, Lamblin C, Vandezande LM, Leblond IT, Darras J, Tonnel
AB, et al. Quality of life in nasal polyposis. The Journal of Allergy and
Clinical Immunology 1999; 104: 79-84.
46
Lampiran 1
1. Informed Consent
Kami meminta persetujuan anda untuk ikut serta dalam penelitian mengenai
gambaran PEDS-Ql 4.0 Generic Core Scales pasien anak dengan tumor otak ganas
sebelum dan sesudah pengobatan. Untuk itu diperlukan partisipasi anda untuk dapat
mengisi dan menjawab kuesioner yang telah diberikan.
Penelitian mengenai gambaran PEDS-Ql 4.0 Generic Core Scales pasien
anak dengan tumor otak ganas sebelum dan sesudah pengobatan ini bersifat
sukarela dan tidak dikenakan biaya. Penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui kualitas hidup anak dengan tumor otak ganas sebelum dan sesudah
pengobatan agar dapat mengetahui keefektivisan pengobatan tersebut.
Saya mengerti keterangan yang sudah diberikan sebelumnya kepada saya,
dan saya secara sukarela menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian mengenai
gambaran PEDS-Ql 4.0 Generic Core Scales pasien anak dengan tumor otak ganas
sebelum dan sesudah pengobatan.
Nama :
Alamat :
No. Telp/HP :
Tanggal :
TTD Pasien TTD Saksi TTD Dokter
47
Lampiran 2
2. Kuesioner Penelitian
48
49
50
Lampiran 3
3. Hasil output pengolahan data
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 26
Descriptive Statistics
51
Sekolah2 26 2.00 20.00 7.3846 5.11529
Valid N (listwise) 26
Uji Normalitas
NPar Tests
N 26 26 26 26 26
Deviation
52
NPar Tests
N 26 26 26 26 26
Deviation
53
Uji Paired T-Test (Variabel Kualitas Hidup)
T-Test
N Correlation Sig.
KualitasHidup2
Paired Differences
95% Confidence
1 -
KualitasHidup2
54
Uji Wilcoxon
NPar Tests
Ranks
Ties 0c
Total 26
c. Fisik2 = Fisik1
Test Statisticsa
Fisik2 - Fisik1
Z -4.484b
55
NPar Tests
Ranks
Ties 7c
Total 26
c. Emosi2 = Emosi1
Test Statisticsa
Emosi2 - Emosi1
Z -2.188b
56
NPar Tests
Ranks
Ties 4c
Total 26
c. Sosial2 = Sosial1
Test Statisticsa
Sosial2 - Sosial1
Z -4.157b
57
NPar Tests
Ranks
Ties 3c
Total 26
c. Sekolah2 = Sekolah1
Test Statisticsa
Sekolah2 -
Sekolah1
Z -4.231b
58
NPar Tests
Ranks
Ties 0c
Total 26
c. KualitasHidup2 = KualitasHidup1
Test Statisticsa
KualitasHidup2 -
KualitasHidup1
Z -4.461b
59
Lampiran 4
4. Penilaian PEDS-Ql 4.0 Generic Core Scales
60
3. Masalah besar = 4
Analisa keseluruhan
61
Analisa spesifik setiap fungsi
1. Fungsi Fisik
Kualitas Hidup Baik
(High Functioning)
0 0 – 8 Poin
1. Jika lebih dari 50% data hilang maka tidak data tidak dapat dimasukan
(diolah).
2. Jika lebih dari 50% data ada maka data dapat dimasukan (diolah).
62
63
64
65
Lampiran 5
5. SK Dekan No066/SKD/FK/UPH
Menimbang :
a. Bahwa untuk penyusunan tugas akhir skripsi perlu dibuat suatu
pedoman penulisan;
b. Bahwa dalam rangka sidang tugas akhir skripsi perlu diatur tata
tertib beserta persyaratannya.
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita
Harapan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia no 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor: 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Pendidikan Nasional
tanggal 20 Desember 2000.
4. Statuta Universitas Pelita Harapan tahun 2007.
5. Keputusan Rektor no 071 – SKR/UPH/IV/2012 tentang
kompilasi dan penyempurnaan pedoman tata tertib dan
pelaksanaan tugas akhir, sidang tugas akhir dan pedoman umum
66
penulisan tugas akhir program sarjana di lingkungan
Universitas Pelita Harapan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DEKAN TENTANG PEDOMAN TATA TERTIB
PELAKSANAAN DAN SIDANG TUGAS AKHIR SKRIPSI,
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA
HARAPAN.
Pertama : Pedoman Tata Tertib dan Pelaksanaan dan Sidang Tugas Akhir
Skripsi sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan
ini;
Kedua : Keputusan ini berlaku bagi mahasiswa yang mengambil tugas akhir
skripsi pada tahun akademik 2015/2016
Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini
akan diubah dan diperbaiki semana mestinya.
Ditetapkan di : Karawaci,
Pada tanggal : 30 Juni 2016
Dekan,
67