Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

DENGUE FEVER

Disusun oleh :
Arya Ganesha Sutantio
00000017209

Pembimbing :
dr. Andree Kurniawan Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
2
BAB I

Pendahuluan

Demam dikatakan sebagai memiliki temperatur yang diatas normal dikarenakan kenaikan di

set point hipotalamus tubuh. Saat set point ini dinaikkan, maka tubuh akan berusaha untuk

menaikkan temperatur menurut set point yang sudah ada. Karena set point meningkat, maka

tubuh individu tersebut mulai melakukan konservasi panas dengan memulai vasokontrisiksi

pada ekstremitas. Tubuh juga bisa mulai menggigil guna untuk menaikkan temperatur tubuh

untuk mencapai set point. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi jika konservasi panas sudah

cukup untuk menaikkan temperatur ke set point. Saat set point sudah dicapai, maka tubuh akan

bertahan di temperatur tersebut hingga set point diturunkan, penurunan set point ini bisa

disebabkan oleh pengurangan konsentrasi pirogen atau penggunaan antipiretik. Saat hal ini

terjadi maka individu tersebut akan mulai mengalami vasodilatasi dan mulai berkeringat guna

untuk menurunkan temperatur ke set point yang baru.

Dengue adalah sebuah infeksi virus dengan vector utama nyamuk aedes aegypti yang

disebabkan oleh virus arbovirus atau flavivirus. Virus dengue dapat menyebabkan demam

dengue, demam berdarah dengue sampai sindrom syok dengueTerjadinya penularan virus

dengue, nyamuk Aedes Aegypti betina harus menggigit manusia yang terinfeksi ketika fase

viremia yang bermanifestasi dua hari sebelum timbulnya demam dan ketika demam telah

berlangsung empat sampai lima hari.

1
BAB II

Ilustrasi Kasus

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Kelamin: Laki- laki

Umur: 18 tahun

Status Perkawinan: Belum menikah

Agama: Islam

No MR: 00-84-46-43

Status Pembayaran: BPJS 3

Tanggal Masuk: 2 Februari 2019

Tanggal Pemeriksaan: 2 Februari 2019

II. Anamnesis

Data diperoleh secara autoanamnesis dari pasien pada tanggal 2 februari 2019 di

bangsal rumah sakit umum siloam

III. Keluhan Utama:

demam tinggi sejak 6 hari SMRS

IV. Riwayat Penyakit Sekarang:

2
Pasien datang ke IGD RSUS dengan keluhan demam sejak 6 hari yang lalu. Pasien

demam terus menerus terutama pada malam hari. Pasien mengeluh keringat malam

sampai terbangun dari tidur. Pasien merasa pusing, sulit BAB, mual dan batuk. Pola

demam yang pasien rasakan mulai parah dari sore hari dan paling parah pada malam

hari. Pada pagi hari pasien merasa demamnya lebih baik. Pasien juga memiliki keluhan

lemas, tidak ada orang disekitar pasien dengan keluhan serupa dan pasien mengaku

tidak bepergian.

V. Riwayat penyakit dahulu:

- Gejala yang sama tidak

- DM tidak

- HT tidak

VI. Riwayat Pengobatan:

- Tidak ada

VII. Riwayat Kebiasaan:

- Tidak merokok

VIII. Riwayat sosial ekonomi:

- Menengah kebawah

IX. Riwayat Diet:

- Tidak ada

3
X. Riwayat Penyakit Keluarga:

- Tidak ada

XI. Pemeriksaan Fisik

Status generalis – dilakukan pada tanggal 2 Februari 2019

Keadaan Umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E 4 V 5 M 6 = 15

Tekanan darah : 110/70

Nadi : 92 x/menit

Suhu : 38.4

Frekuensi pernapasan : 23 x/menit

Berat badan : 62 kg

Tinggi badan : 167 cm

Tengkorak Normocephali

Wajah Normofasies

Kulit Dalam batas normal

Mata Ciliary Injection +/+ , Sklera ikterik -/-,

Conjunctiva anemis -/-

Telinga Dalam batas normal

Hidung Dalam batas normal

Bibir Dalam batas normal

4
Gigi dan gusi Dalam batas normal

Lidah Dalam batas normal

Rongga mulut Dalam batas normal

Rongga leher Dalam batas normal

Kelenjar parotis Dalam batas normal

Kelenjar Tiroid Normal

Kaku kudak Tidak ada

Massa leher Tidak ada

Pemeriksaan Thorax

Inspeksi Simetris, bekas luka tidak ada

Palpasi Kembang paru simetris

Perkusi Sonor

Auskultasi Vesikular, wheezing -/-, rhonci -/-

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi Datar , tidak ada scar

Palpasi Nyeri tekan epigastrium

Perkusi Timpani

Auskultasi Bising usus +

Extermitas:

- Akral hangat

5
XII. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab

2 Feb 3 Feb 5 Feb 6 Feb 7 feb

Haemoglobin 12.50 12.80 13.90 12.70 13.90

Hematocrit 36.40 37.60 39.40 36.00 39.90

Erythrocyte 4.54 4.58 4.89 4.46 4.97

White Blood Cell 7.21 6.60 6.64 6.61 7.76

Platelet Count 149.00 127.00 128.00 111.00 149.00

MCH 27.50 27.90 28.40 28.50 28.00

MCHC 34.30 34.00 35.30 35.30 34.80

MCV 80.20 82.10 80.60 80.70 80.30

Basophil 0

eosinophil 0

Batang 3

Segmen 70

limfosit 19

monosit 8

6
ESR 11

SGOT 61

SGPT 63

GDS 111

XIII. Resume

Pada pemeriksaan fisik Tn. A berumur 18 tahun datang ke RS karena demam tinggi sejak 6

hari yang lalu. Demam terjadi terus menerus dan menjadi lebih parah di sore hari dan makin

parah hingga ke malam hari. Demam membaik di pagi hari. Pasien mengeluh mengalami

keringat malam yang membangunkan tidur, pusing, sulit BAB, mual dan batuk. Pasien juga

merasa lemas, tidak ada orang di sekitar pasien dengan keluhan serupa, pasien juga tidak

bepergian.

Pada pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik menemukan pernapasan yang lebih cepat dari

biasanya (23 napas per menit) dan temperatur yang tinggi (38.4 celcius). Pasien juga ditemukan

memiliki nyeri tekan pada epigastrium.

Pada pemeriksaan penunjang lab, ditemukan Hb yang paling rendah 12.50 pada 5 kali

pemeriksaan. Platelet yang menurun menjadi 149.00 hingga 111.00. SGOT dan SGPT juga

ditemukan meningkat menjadi 61 dan 63.

7
XIV. Pembahasan kasus

XV. Daftar masalah

1. Febris 6 hari

XVI. Pengkajian

1. Febris 6 hari

Anamnesis

- Demam tinggi terus menerus sejak 6 hari SMRS

- Pola demam naik pada sore dan paling parah malam hari, sementara pada pagi hari

demam membaik.

- Keringat malam yang membangunkan tidur.

- Merasa pusing terus menerus.

- Sulit BAB

- Mual tanpa muntah

8
- Batuk

- Lemas terus menerus

- Tidak ada riwayat bepergian

Pemeriksaan Fisik

- Suhu: 38.4 celcius

- Nyeri tekan episgastrium

- Akral hangat

- Pernapasan cepat (23x / menit)

Pemeriksaan Penunjang

Hasil Lab

- Hb menurun (Normal >13.00)

2 Feb 3 Feb 5 Feb 6 Feb 7 Feb

Haemoglobin 12.50 12.80 13.90 12.70 13.90

- Platelet menurun (Normal >150.00)

2 Feb 3 Feb 5 Feb 6 Feb 7 Feb

Platelet Count 149.00 127.00 128.00 111.00 149.00

- SGOT meningkat: 61 (Normal 10-40)

- SGPT meningkat: 63 (Normal 7-56)

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan

9
- Widal test

- Dengue IgG/IgM

- Kultur Darah

XVII. Yang dipikirkan

- Demam dengue

- Demam tifoid

XVIII. Tatalaksana

Medikamentosa

- IV Ringer lactate 1500 + 20 x (67-20) = 2340cc per hari

- Paracetamol 500 mg 3x1 oral

Non-medikamentosa

- Istirahat, pemberian makanan lunak

- Edukasi tanda bahaya dengue seperti muntah-muntah, nyeri perut hebat, gelisah,

pendarahan, pucat dan dingin pada kaki dan tangan.

- Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit per 24 jam

XIX. Prognosis

10
 Ad Vitam : bonam

 Ad Functionam : bonam

 Ad Sanactionam : bonam

11
BAB III

Tinjauan pustaka

I. Definisi

Dengue adalah sebuah infeksi virus dengan vector utama nyamuk aedes aegypti yang

disebabkan oleh virus arbovirus atau flavivirus.1 Virus dengue dapat menyebabkan demam

dengue, demam berdarah dengue sampai sindrom syok dengue.

II. Epidemiologi

Karena sifat infeksi yang disebarkan nyamuk, demam berdarah telah menjadi ancaman

kesehatan masyarakat yang signifikan di negara tropis berkembang. Dengue telah hadir

diseluruh wilayah tropis di dunia lebih dari 50 tahun dengan Asia Tenggara sebagai daerah

prevalensi tertinggi khususnya di Vietnam dan Thailand, mencapai lebih dari dua pertiga dari

keseluruhan kasus yang dilaporkan di Asia.1 2

III. Transmisi dengue

Transmisi dengue biasanya terjadi dalam musim penghujan saat suhu dan kelembaban

mendukung untuk terbentuknya populasi vektor sehingga meningkatkan jumlah virus dengue.

Daya terbang nyamuk Aedes cukup pendek sekitar 40 – 100 meter dalam sekali terbang, namun

secara pasif karena faktor cuaca, angin, atau terbawa kendaraan maka dapat berpindah lebih

jauh. Faktor urbanisasi juga menjadi risiko terinfeksi virus dengue karena jarak antar rumah

atau pemukiman yang padat memudahkan perpindahan nyamuk untuk menghisap darah dan

risiko terinfeksi. Selain itu dengan adanya tingkat perjalanan atau berpergian antar negara yang

tinggi meningkatkan potensi risiko infeksi. Untuk terjadinya penularan virus dengue, nyamuk

Aedes Aegypti betina harus menggigit manusia yang terinfeksi ketika fase viremia yang

12
bermanifestasi dua hari sebelum timbulnya demam dan ketika demam telah berlangsung empat

sampai lima hari.3 4

IV. Fase demam dengue

1. Fase Febris

Penderita mengalami demam tinggi onset akut berlangsung 2-7 hari disertai dengan

kemerahan wajah, eritema kulit, nyeri tubuh, mialgia, artralgia, nyeri retro-orbital, fotofobia,

eksantema rubeliform, dan nyeri kepala. Sulit untuk membedakan dengue secara klinis dari

penyakit demam non-dengue pada fase demam awal. Uji tourniquet positif pada fase ini

mengindikasikan peningkatan kemungkinan infeksi dengue. Manifestasi hemoragik ringan

seperti petekie, perdarahan mukosa membran (misalnya hidung dan gusi), mudah memar, dan

perdarahan di tempat penusukan jarum suntik dapat terjadi.5

2. Fase Kritis

Saat masa transisi dari fase febris ke fase afebris, pasien tanpa peningkatan permeabilitas

kapiler pada demam dengue akan membaik tanpa melalui fase kritis. Pasien dengan

peningkatan permeabilitas kapiler seperti pada demam berdarah dengue akan muncul dengan

tanda bahaya akibat kebocoran plasma. Tanda bahaya tersebut menandai mulainya fase kritis

seperti tidak ada perbaikan. klinis dari masa transisi febris menuju afebris, muntah terus-

menerus, nyeri abdomen hebat, perdarahan (epistaksis, tinja hitam, hematemesis, hematuria),

pusing berputar, akral dingin, buang air kecil menurun selama 4-6 jam. Demam turun diikuti

leukopenia dan trombositopenia secara cepat mendahului kebocoran plasma. Peningkatan

hematokrit di atas batas dasar merupakan salah satu tanda paling awal. Periode kebocoran

plasma secara klinis dapat dilihat signifikan biasanya berlangsung 24-48 jam.5

13
3. Fase Pemulihan

Setelah fase kritis sekitar 24-48 jam terjadi reabsorpsi bertahap dari cairan kompartemen

ekstravaskular dalam 48-72 jam berikutnya. Keadaan umum membaik, nafsu makan kembali,

gejala gastrointestinal mereda, status hemodinamik stabil, dan diuresis kembali lancar.

Beberapa pasien mengalami ruam eritematosa berkonfluens dengan area kecil kulit normal;

digambarkan sebagai “pulau putih di lautan merah”. Hematokrit stabil atau mungkin lebih

rendah akibat efek dilusi dari cairan reabsorpsi. Jumlah leukosit mulai meningkat segera

setelah demam turun, namun pemulihan jumlah trombosit biasanya lebih lambat daripada

jumlah sel darah putih. Gangguan pernapasan akibat efusi pleura dan asites masif, edema paru

atau gagal jantung kongestif akan terjadi selama fase kritis dan/atau pemulihan jika cairan

intravena diberikan berlebihan.5

V. Gejala klinis dengue

Gejala klinis dari demam dengue (DF), demam berdarah dengue (DHF) serta Sindrom syok

dengue (DSS) berbeda-beda. Pada demam dengue yang lebih sering terjadi pada dewasa muda,

remaja dan dewasa ditemukan demam akut yang biasanya sekitar 39 ̊C dan 40 ̊C yang biasanya

bertahan 5-7 hari. Dapat disertai dengan sakit kepala berat, nyeri otot, nyeri sendi, ruam yang

dapat ditemukan pada wajah, leher dan dada pada hari pertama, kedua ataupun ketiga.

Leukopenia dan trombositopenia juga ditemukan. Pada demam berdarah dengue yang lebih

sering terjadi pada anak-anak kurang dari umur 15 tahun di daerah endemic dan sebelumnya

sudah pernah mendapatkan demam berdarah, ditemukan demam tinggi yang akut disertai

dengan gejala demam berdarah pada fase awal demam. Sering ditemukan positif uji tourniquet,

14
petechiae, mudah memar ataupun pendarahan gastrointestinal pada kasus yang berat. Pada

akhir dari fase demam ada kecenderungan untuk berkembang menjadi sindrom syok dengue.5

VI. Diagnosis Dengue


Klasifikasi dengue dan grade DBD dapat dilihat dari tabel menurut WHO berikut5
Derajat Gejala dan tanda Laboratorium

Demam Dengue Demam dengan dua - Leukopenia

gejala berikut: sakit (<5000

kepala, nyeri retro- cells/mm3)

orbital, myalgia,
- Trombositopenia
arthralgia, ruam,
(<150.000
manifestasi hemoragik
cells/mm3)
dan tidak ada bukti
- Hematokrit
kebocoran plasma
meningkat 5-10%

- Tidak ada bukti

kehilangan panas

Demam Berdarah I Demam dan manifestasi - Trombositopenia

Dengue pendarahan (tourniquet <100.000

test positif) dan bukti cells/mm3

kebocoran plasma
- Hematokrit

meningkat >20%

15
Demam Berdarah II Seperti grade 1 ditambah - Trombositopenia

Dengue pendarahan spontan <100.000

cells/mm3

- Hematokrit

meningkat >20%

Demam Berdarah III Seperti pada grade 1 atau - Trombositopenia

Dengue (DSS) 2 ditambah kegagalan <100.000

sirkulasi darah cells/mm3

- Hematokrit

meningkat >20%

Demam Berdarah IV Seperti grade 3 ditambah - Trombositopenia

Dengue (DSS) syok berat dengan <100.000

tekanan darah dan denyut cells/mm3

nadi tidak terdeteksi.


- Hematokrit

meningkat >20%

Pemeriksaan serologi IgM dan IgG dapat digunakan untuk pemeriksaan diagnostic. Antibody

IgM terdeteksi pada hari ke 3-5 setelah mulai sakit, meningkat cepat sekitar 2 minggu dan

menurun menjadi tidak terdeteksi setelah 2-3 bulan. Antibodi IgG terdeteksi rendah pada akhir

dari minggu pertama, meningkat secara bertahap dan menetap untuk waktu yang lama

(bertahun tahun). Karena munculnya IgM antibodi setelah 5 hari pada mulai demam, tes

serologi yang dilakukan pada 5 hari pertama mulai sakit biasanya ditemukan negatif. Pada

infeksi sekunder, tuter antibody meningkat dengan cepat. IgG antibodi terdeteksi pada level

16
yang tinggi meskipun pada fase awal dan menetap dari beberapa bulan sampai sepanjang hidup.

Sedangkan IgM rendah pada infeksi sekunder. Hal ini dapat membedakan antara infeksi primer

dengan sekunder. Trombositopenia biasanya di observasi antara hari ke 3 dan 8, diikuti dengan

perubahan hematocrit lain.5

VII. Penanganan Dengue

1. Demam dengue

Pada demam dengue, pasien dapat rawat jalan dan tidak perlu dirawat. Hal yang perlu dilakukan

untuk tatalaksana dari demam dengue yaitu:

- Pasien dianjurkan tirah baring

- Pasien diberikan cairan yang cukup seperti cairan elektrolit peroral, jus buah, susu, barley atau

air beras kurang. Hati-hati memberikan hidrasi yang berlebihan pada bayi dan anak-anak

- Pertahankan suhu dibawah 39˚C. Bila suhu meningkat diatas 39˚C, berikan parasetamol 10

mg/kg/dosis dapat diberikan 3-4 kali perhari dan diberikan dalam frekuensi tidak kurang dalam 6

jam. Dosis maksimal untuk dewasa yaitu 4g/hari.

- Pemberian kompres pada dahi, ketiak dan ekstrimitas disarankan. Mandi dengan air hangat

disarankan untuk orang dewasa

- Perhatikan dan hati-hati dengan dengan tanda-tanda bahaya seperti: tidak ada perbaikan atau

terjadi perburukan pada situasi sebelum atau ketika transisi demam turun atau ketika perjalanan

penyakit, muntah-muntah, nyeri perut hebat, letargi, gelisah, perdarahan, pucat dan dingin pada

kaki dan tangan, urine ouput berkurang atau tidak ada pada waktu 4-6 jam.5

2. Demam berdarah dengue

17
Pada fase kritis terjadi peningkatan hematokrit 10% dari baseline merupakan indikator obyektif

awal dari kebocoran plasma. Hal yang perlu diperhatikan seperti keadaan umum, nafsu makan,

muntah perdarahan, perfusi perifer untuk mengetahui gejala syok dini, tanda – tanda vital diperiksa

setiap 2-4 jam pada pasien non-syok dan 1-2 jam pada pasien syok. Hematokrit serial

18
harus diperiksa minimal setiap 4-6 jam pada kasus stabil, dan lebih sering pada pasien tidak stabil

atau pasien dengan suspek perdarahan. Jumlah urin dan penghitungan balans cairan dicatat paling

sedikit 8 – 12 jam dan dipertahankan jumlah output urine 0,5 ml/kg/jam. Prinsip dalam terapi cairan

dalam DBD yaitu:

- Pemberian cairan kristaloid isotonik dalam periode kritis kecuali pada bayi <6 bulan, di mana

0,45% natrium klorida dapat digunakan. Larutan kristaloid yang direkomendasikan oleh WHO

merupakan larutan RL laktat, dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL), ringer asetat (RA)

atau dekstrosa 5% dalam RA (D5/RA), NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dalam NaCl (D5/NaCl)

- Cairan koloid hiper-onkotik (osmolaritas >300 mOsm/L) seperti dekstran 40 dapat digunakan

pada pasien dengan kebocoran plasma masif

- Secara umum, volume yang dibutuhkan adalah jumlah cairan rumatan ditambah defisit 5-8%.

- Durasi terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24 sampai 48 jam pada pasien syok dan pada

pasien tanpa syok, durasi terapi cairan intravena mungkin harus lebih lama tapi tidak lebih dari 60

sampai 72 jam. Hal ini karena pasien tanpa syok baru saja memasuki masa kebocoran plasma

sementara pasien syok sudah mengalami durasi kebocoran plasma yang lebih lama sebelum terapi

intravena dimulai5

VIII. Prognosis

Prognosis DD/DBD dipengaruhi oleh tatalaksana yang dilakukan. DBD Derajat I dan II biasanya

memberikan prognosis yang baik. Umumnya DBD Derajat I dan II tidak menyebabkan komplikasi

sehingga dapat sembuh sempurna. DBD derajat III dan IV merupakan derajat sindrom syok dengue

dimana pasien jatuh kedalam keadaan syok dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Tatalaksana

syok pada pasien DBD yang tidak adekuat akan menimbulkan komplikasi yang ada. Sebaliknya

dengan tatalaksana syok yang tepat dapat segera terjadi perbaikan dan dapat membaik dalam 2 – 3

hari. Selera makan yang membaik merupakan indikator prognosis yang baik. 5

19
20
DAFTAR PUSTAKA

1. Menard B. Geographic changes in exposure to dengue. Sante 13; 2003.

2. Pinheiro FP, Corber SJ. Global situation of dengue and dengue haemorrhagic fever,

and its emergence in the Americas. World Health Stat. Q. 50;1997.

3. Russell RC, Dwyer DE. Arboviruses associated with human disease in Australia.

Microbes Infect;2000.

4. 8. Halstead SB. Epidemiology of dengue and dengue haemorrhagic fever. In: Gubler

D.J. and Kuno G. Eds. Dengue and dengue haemorrhagic fever. New York: CAB

International;1997.

5. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue

Haemorrhagic Fever. New Delhi, India: World Health Organization Regional Office

for South-East Asia; 2011.

21

Anda mungkin juga menyukai

  • GrabCar GrabBike GrabFood
    GrabCar GrabBike GrabFood
    Dokumen2 halaman
    GrabCar GrabBike GrabFood
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • PDN PDF
    PDN PDF
    Dokumen12 halaman
    PDN PDF
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • 1 PDF
    1 PDF
    Dokumen2 halaman
    1 PDF
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen3 halaman
    Tugas
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen11 halaman
    1 SM
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Kriteria Pemulangan Pasien Dan Tindak Lanjut
    Kriteria Pemulangan Pasien Dan Tindak Lanjut
    Dokumen3 halaman
    Kriteria Pemulangan Pasien Dan Tindak Lanjut
    utami_ta
    100% (1)
  • ClarissaKeziaYuella - 01073170034 - Smokingcessation
    ClarissaKeziaYuella - 01073170034 - Smokingcessation
    Dokumen8 halaman
    ClarissaKeziaYuella - 01073170034 - Smokingcessation
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Book 8
    Book 8
    Dokumen1 halaman
    Book 8
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Formulasi Ringan
    Formulasi Ringan
    Dokumen1 halaman
    Formulasi Ringan
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Dengue Fever PDF
    Dengue Fever PDF
    Dokumen21 halaman
    Dengue Fever PDF
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen21 halaman
    Hipertensi
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Konsep
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Umur PDF
    Umur PDF
    Dokumen1 halaman
    Umur PDF
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Oma 2
    Oma 2
    Dokumen10 halaman
    Oma 2
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Timothy Pranata Bastiaan Medan Paper
    Timothy Pranata Bastiaan Medan Paper
    Dokumen2 halaman
    Timothy Pranata Bastiaan Medan Paper
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Mendengkur: Staf Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
    Mendengkur: Staf Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
    Dokumen6 halaman
    Mendengkur: Staf Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
    Mei Risanti Sirait
    Belum ada peringkat
  • Lagoftalmus
    Lagoftalmus
    Dokumen16 halaman
    Lagoftalmus
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis
    Diagnosis
    Dokumen4 halaman
    Diagnosis
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Pelayanan Medis Idai Jilid 1 PDF
    Pedoman Pelayanan Medis Idai Jilid 1 PDF
    Dokumen344 halaman
    Pedoman Pelayanan Medis Idai Jilid 1 PDF
    Irvan Darwindra
    100% (20)
  • Jahahha
    Jahahha
    Dokumen2 halaman
    Jahahha
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen21 halaman
    Lampiran
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Timothy
    Timothy
    Dokumen1 halaman
    Timothy
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis
    Diagnosis
    Dokumen4 halaman
    Diagnosis
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Jahahha
    Jahahha
    Dokumen2 halaman
    Jahahha
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Konsep
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Saran Whoqol Bref
    Saran Whoqol Bref
    Dokumen1 halaman
    Saran Whoqol Bref
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Kumpul
    Lapkas Kumpul
    Dokumen17 halaman
    Lapkas Kumpul
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen21 halaman
    Lamp Iran
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat
  • STEP 4 Skripsi
    STEP 4 Skripsi
    Dokumen67 halaman
    STEP 4 Skripsi
    Elisabeth Natasha Estella Bastiaan
    Belum ada peringkat