Anda di halaman 1dari 3

Pengertian batu basal

Batu basal merupakan salah satu jenis batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma di
permukaan bumi yang bersifat basa. Pengertian lain dari batu basal adalah batuan beku ekstrusif yang
memiliki butiran kristal halus, warna gelap dan mempunyai komposisi utama berupa mineral olivin.
Sedangkan pengertian batu basal menurut ahli adalah batuan beku aphanitic yang mempunyai
kandungan kuarsa tidak lebih dari 20 persen, kadar feldspathoid kurang dari 10 persen dan prosentase
mineral felspar dalam bentuk plagioklas sebesar 65 persen.

Batu basal berwarna abu- abu hingga hitam, bersifat keras dan padat (masif). Selain itu juga mempunyai
tekstur afanatik yang tersusun dari mineral piroksin, amfibol, plagioklas dan gelas vulkanik (baca
: Pengertian Vulkanisme). Keberadaan mineral gelas vulkanik hanya terdapat pada pada batu basal
dengan nama gabbro.

Proses Terbentuknya Batu Basal


Proses pembentukan suatu batuan berbeda dengan proses terbentuknya batuan lain. Misalnya, proses
terbentuknya batuan metamorf berbeda dengan proses terbentunya batuan sedimen (baca : Proses
Terbentuknya Batuan Sedimen). Akan tetapi proses terbentuknya batu basal adalah bagian dari
tahapan proses pembentukan batuan beku ektrusif. Disebut ekstrusif karena pembekuan batuan terjadi di
atas permukaan bumi (baca : Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Tahapan pembentukan batu basal
yaitu :

1. Pada awalnya, magma yang merupakan asal dari segala jenis batuan melakukan pergerakan menuju ke
permukaan bumi (baca : Proses Terjadinya Magma).
2. Gas- gas yang berada pada perut bumi selanjutnya memberi tekanan pada magma.
3. Magma yang tertekan akan menerobos celah- celah pada kerak bumi sehingga keluar ke permukaan
bumi (baca : Proses Intrusi Magma). Proses keluarnya magma tersebut dikenal dengan istilah erupsi.
Erupsi tersebut dapat berupa letusan gunung berapi (baca : Ciri Ciri Gunung Api Akan Meletus)
4. . Material erupsi dapat terlontar ke daratan maupun lautan. Sedangkan magma atau lava pembentuk batu
basal yang ditemukan di bawah permukaan air sungai, danau maupun laut disebut dengan pillow lava.
5. Setelah terjadi letusan, magma yang berada di atas permukaan bumi akan mengalami pembekuan.
Pembekuan tersebut berlangsung sangat cepat dan disertai dengan terlepasnya gelembung gas
karbondioksida yang berada pada magma.
6. Pada akhirnya hasil pembekuan magma tersebut akan menjadi batu basal dan batuan beku ekstrusif
lainnya (baca : Batuan Beku Luar).

Selain proses pembentukan yang telah dijabarkan di atas, terbentuknya batu basal juga dapat
dikategorikan berdasarkan lingkungan pembentuknya, yaitu :

 Pada batas divergen oceanic

Lingkungan pembentuk batu basal yang pertama yaitu batas divergen oceanic. Pada lingkungan inilah
sebagian besar batuan basal dibentuk. Batu basal dihasilkan di batas lempeng pada pematang tengah
samudera (mid ocean ridges). Lempeng tersebut saling tarik menarik dan bergesekan kemudian
menyebabkan terjadinya letusan di dasar laut (submarine fissure). Submarine fissure yang terjadi
berulang-ulang akan membentuk host atau tubuh pegunungan berapi di tengah laut (baca : Bahaya
Gunung Api Bawah Laut).

Pegunungan api tersebut terbentuk di batas-batas konvergen pada kedalaman laut yang paling
maksimal. Begitu dalamnya sehingga setiap uap, gas atau pun abu vulkanik hasil dari letusan akan
diserap oleh air sehingga tidak mencapai permukaan laut. Lava yang keluar dari letusan bawah laut
tersebut menghasilkan jenis batu basal bantal atau pillow basalt.

 Pada hotspot oceanic

Lingkungan pembentuk batu basal yang kedua adalah hotspot oceanic. Hotspot aceanic termasuk tempat
ditemukannya sejumlah besar batu basal. Persebaran hotspot tidak teratur tetapi juga tidak secara acak.
Hotspot banyak ditemukan di batas lempeng divergen dan tidak ditemukan pada batas lempeng
konvergen (subduction zones).

Hotspot yang tersustensi akan menyebabkan letusan bawah laut yang terjadi berulang- ulang . Material
hasil letusan kemudian membentuk kerucut vulkanik yang besar dan terus membesar hingga membentuk
suatu pulau. Pulau tersebut tersusun dari lapisan batu basal. Contohnya adalah Kepulauan Hawai.

 Pada hotspot kerak benua

Lingkungan pembentuk batu basal yang terakhir adalah kerak benua. Sebagian besar lava pembentuk
batu basal (lava basaltik) hasil letusan yang terjadi pada celah batuan disalurkan oleh hotspot menuju
permukaan bumi melalui kerak benua. Aktivitas tersebut menghasilkan aliran lava terbesar yang terjadi di
kerak benua.

Aliran lava yang terjadi berkali kali jutaan tahun yang lalu menghasilkan lapisan batu basal yang
menumpuk secara vertikal. Contoh dari tumpukan batu basal secara vertikal adalah Karroo Basalt di
Afrika Selatan, Etendeka Basalt di Namibia, Siberian Traps di Rusia, Emeishan Traps di Cina dan
Colombia River flood Basalt di Amerika Serikat.

Jenis Jenis Batu Basal


Jenis jenis batuan ini dapat dikelompokkan menjadi 2 berdsarkan komposisi kimianya, yaitu batu basal
alkali dan batu basal tholeitik. Berikut ini adalah uraiannya.

1. Batu basal alkali

Batu basal jenis alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O yang lebih besar dari batu basal tholeitik.
Basal alkali juga mengandung titanium augit, fenokris olivin, oksida besi, nephelin dan plagioklas-Ca.
Batu basal akali bersifat underaturated. Batuan ini banyak ditemukan di rifted continental crust atau
daerah kerak benua yang mengalami rifting. Selain itu, batu basal juga dapat dijumpai di updomed
continental crust atau kerak benua berbentuk kubah yang terangkat, dan juga pulau- pulau oceanic.

2. Batu basal tholeitik

Kadar Na2O dan K2O pada batu basal tholeitik jauh lebih sedikit dari pada batu basal alkali. Basal
tholeitik bersifat oversaturated dan memiliki kandungan pigeonit, augit subklasik, dan interstitial glass.
Batu basal tholeitik dapat ditemukan sebagai lava atau magma esktrusi yang sangat besar. Begitu
besarnya volume magma tersebut sehingga membentuk plato di kerak benua. Hal tersebut dapat dilihat
di Deccan Trap, India. Selain itu, batu basal tholeitik juga dapat ditemukan di lantai samudera.

Manfaat Batu Basal


Batu basal yang bersifat padat banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang terutama bidang konstruksi
bangunan. Berikut adalah manfaat dari batu basal.

 Sebagai agregat bangunan – Batu basal yang dihancurkan dapat digunakan sebagai pondasi penguat
bangunan. Implementasinya yaitu digunakannya batu basal pada pembuatan pondas landasan pesawat,
jalan, dan pondasi rel kereta api. Selain itu, batu basal juga digunakan sebagai agregat aspal, agregat
beton dan agregat trotoar.
 Sebagai ornamen bangunan – Batu basal yang dipotong dihaluskan permukaannya dapat dijadikan
ornamen bangunan seperti monumen, tugu dan juga ubin lantai.

Anda mungkin juga menyukai

  • Gelombang
     Gelombang
    Dokumen3 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Makalah Situs Sangiran
    Makalah Situs Sangiran
    Dokumen13 halaman
    Makalah Situs Sangiran
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Gelombang
     Gelombang
    Dokumen3 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Gelombang
    Gelombang
    Dokumen53 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Bunyi 1
    Bunyi 1
    Dokumen39 halaman
    Bunyi 1
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Bunyi 1
    Bunyi 1
    Dokumen39 halaman
    Bunyi 1
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Vektor Dan Aplikasinya
    Vektor Dan Aplikasinya
    Dokumen39 halaman
    Vektor Dan Aplikasinya
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen11 halaman
    VEKTOR
    Lovianna Silaban
    100% (1)
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen11 halaman
    VEKTOR
    Lovianna Silaban
    100% (1)