Anda di halaman 1dari 2

Petrologi Batuan Beku

Posted August 13, 2009


Filed under: Catatan Kuliah |

1. Pendahuluan

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan
tersebut merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat. Pembekuan magma akan
menghasilkan kristal-kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat
berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan komposisi batuan sangat
dipengaruhi oleh sifat magma sel.

Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu
terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar
sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan magma membeku
menjadi gelas.

Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

1. 1. Mineral asam / felsic minerals

Mineral-mineral ini umumnya berwarna cerah karena tersusun atas silika dan alumni, seperti : kuarsa,
ortoklas, plagioklas, muskovit.

1. 2. Mineral basa / mafic minerals

Mineral-mineral ini umumnya berwarna gelap karena tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium,
kalsium, seperti : olivin, piroksen, hornblende, biotit. Mineral-mineral ini berada pada jalur kiri dari seri
Bowen.

Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik umumnya
mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Secara sederhana
dapat dilihat pada Bowen Reaction Series.

Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat labil dan mudah berubah menjadi
mineral lain. Mineral yang dibentuk pada temperatur rendah adalah mineral yang relatif stabil. Pada
jalur sebelah kiri, yang terbentuk pertama kali adalah olivin sedangkan mineral yang terbentuk terakhir
adalah biotit.

Mineral-mineral pada bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioklas karena kelompok mineral ini
paling banyak dijumpai. Yang terbentuk pertama kali pada suhu tinggi adalah calcic plagioclase
(bytownit), sedangkan pada suhu rendah terbentuk alcalic plagioclase (oligoklas). Mineral-mineral
sebelah kanan dan kiri bertemu dalam bentuk potasium feldsfar kemudian menerus ke muskovit dan
berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mineral yang paling stabil.

Proses Kristalisasi Magma

Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak
bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang
tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang
teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses
pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk
bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada
umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.

Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada
ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar.
Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk
membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan
(hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).

Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat
pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-
silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan
bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak
berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada
kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral
lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material
yang masih cair.

Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses kristalisasi.
Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan fisik dan komposisi mineral
batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat
didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat
diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi
klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Gelombang
     Gelombang
    Dokumen3 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Makalah Situs Sangiran
    Makalah Situs Sangiran
    Dokumen13 halaman
    Makalah Situs Sangiran
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Gelombang
     Gelombang
    Dokumen3 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Gelombang
    Gelombang
    Dokumen53 halaman
    Gelombang
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Bunyi 1
    Bunyi 1
    Dokumen39 halaman
    Bunyi 1
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Bunyi 1
    Bunyi 1
    Dokumen39 halaman
    Bunyi 1
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • Vektor Dan Aplikasinya
    Vektor Dan Aplikasinya
    Dokumen39 halaman
    Vektor Dan Aplikasinya
    Lovianna Silaban
    Belum ada peringkat
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen11 halaman
    VEKTOR
    Lovianna Silaban
    100% (1)
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen11 halaman
    VEKTOR
    Lovianna Silaban
    100% (1)