Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut keterangan dari Survei Demografis Kesehatan Indonesia (SDKI)


btahun 2012, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke empat sebagai negara dengan
penduduk tertinggi di dunia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai
237.600.000 jiwa dan pada tahun 2016 mencapai 258.704.986 jiwa.1,2 Dari total
tersebut, sebanyak 10.277.628 jiwa berada di provinsi DKI Jakarta.2 Menurut proyeksi
jumlah penduduk Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk DKI Jakarta akan
terus mengalami peningkatan dari 11.310.000 jiwa menjadi 11.459.600 jiwa pada
tahun 2035.3 Jumlah penduduk di Kelurahan Penjaringan I tahun 2017 adalah 64.666
jiwa dengan kepadatan penduduk 30,26 jiwa/km2.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan atau cedera.4 Cara menghitung AKI dengan menghitung jumlah
kematian ibu akibat proses reproduksi (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan)
per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup.1 Angka tersebut jauh dari target Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030 sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup.5
Angka Kematian Ibu disebabkan paling banyak oleh perdarahan selama
persalinan kemudian diikuti risiko dan komplikasi selama proses kehamilan dan
persalinan. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2016, angka
AKI di ibukota DKI Jakarta sebesar 94 per 100.000 kelahiran hidup, dan di Jakarta
Utara AKI sebesar 20 per 100.000 kelahiran hidup yang merupakan kedua tertinggi di
DKI Jakarta setelah Jakarta Barat.3
Menurut UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga, KB adalah salah satu upaya cara untuk meningkatkan
kesehatan ibu dengan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak
reproduksi. Pengaturan kehamilan dalam program KB dilakukan dengan

1
menggunakan alat kontrasepsi.6 Program pelayanan keluarga berencana (KB) memiliki
peran penting dalam mencegah pertambahan penduduk serta mewujudkan Indonesia
yang sejahtera dan berkualitas.
BkkbN dalam melaksanakan tugasnya tersebut, menetapkan sasaran strategis
tahun 2015-2019 yaitu: menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP); menurunnya
angka kelahiran total/ Total Fertility Rate (TFR) per WUS (15-49 tahun);
meningkatnya pemakaian kontrasepsi/ Contaceptive Prevalence Rate (CPR);
menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need); menurunnya
angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun/ Age Spesific Fertility Rate (ASFR 15-
19 tahun); menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun).7
Menurut Laporan Kinerja BkkbN tahun 2016, TFR di Indonesia sebesar 2,3,
yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,3 anak selama masa
reproduksinya.7 Hasil ini sudah mencapai target Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, yaitu sebesar 2,3.6 TFR pada tahun 2016
ini menurun apabila dibandingkan dengan hasil Hasil SDKI 2012 yang menunjukkan
TFR sebesar 2,6.1 Namun hasil ini masih belum mencapai target TFR Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebesar 2,1 per wanita.4
Situasi Program Keluarga Berencana tidak mengalami kemajuan yang
signifikan yang ditunjukan dengan CPR hanya naik 0.5 % dari 57,4% menjadi 57.9%,
Unmet need hanya menurun 0.6 % dari 9.1% menjadi 8.5%, angka kelahiran pada
remaja 15 – 19 tahun mengalami seditkit penurunan dari 51 per 1000 perempuan
menjadi 48 per 1000 perempuan. Hal ini berdampak pada stagnanya Total Fertility
Rate ( TFR ) dalam 10 tahun terakhir di angka 2.6 % dan masih tingginya angka
kematian ibu.1
Saat ini evaluasi akan dilakukan untuk memperoleh gambaran kinerja
Puskesmas dalam program KB selama periode satu tahun terakhir (Juni 2017 –Mei
2018) sehingga permasalahan dapat ditemukan dan disusun penyelesaian yang tepat
demi meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana Puskesmas wilayah
Kelurahan Penjaringan I.

2
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Menilai pelaksanaan program KB dan kinerja di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I dalam periode Juni 2017 – Mei 2018
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mendapatkan data dan menilai indikator keluaran program KB di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I periode Juni 2107 – Mei 2018
a. Cakupan peserta KB baru
b. Cakupan peserta KB aktif/ CPR
c. Presentase komplikasi
d. Presentase kegagalan KB
e. Cakupan PUS “4T” ber-KB
f. Presentase drop-out
g. Cakupan KB pasca persalinan
2. Mendapatkan data dan menilai indikator proses, lingkungan, dan masukan
program KB di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I periode Juni 2017 – Mei
2018.
3. Menemukan masalah atau hambatan dalam pelaksanaan program KB di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I dalam periode Juni 2017 – Mei 2018.
4. Menentukan urutan prioritas masalah dalam pelaksanaan program KB di
Puskesmas Penjaringan I dalam periode Juni 2017 – Mei 2018.
5. Memberikan solusi dan saran yang dapat diterapkan oleh tenaga keseahtan
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I sebagai upaya penyelesaian
permasalahan dari program KB di Puskesmas Penjaringan I.

3
1.3.Alur Pelayanan Program KB di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

Pasien datang

Pendaftaran

Poli KIA-KB

Pembuatan dan Pengisian Status


Untuk Pasien Baru
dfg

Pemeriksaan awal / konseling Lab Sederhana


dfg

Penegakkan Diagnosis
Rujukan Internal

Pelayanan Kontrasepsi

Rujukan Eksternal Perlu Resep

Tidak Ya

Kasir
Pendokumentasian

Farmasi

Selesai

4
Gambar 1.1 Alur Pelayanan Program KB di Puskesmas Keluraharan Penjaringan I

Anda mungkin juga menyukai