Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

A. Latar Belakang................................................................................................ 2

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Ekonomi Islam ............................................................................ 4

2.2 Konsep Nilai Dasar Keadilan Dalam Ekonomi Islam ................................... 5

2.2 Konsep Nilai Dasar Keseimbangan Dalam Ekonomi Islam ......................... 7

2.3 Konsep Nilai Dasar Persaudaraan Dalam Ekonomi Islam .......................... 11

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi Islam adalah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang diambil


dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi.
Ekonomi Islam didasari oleh prinsip-prinsip syari`at Islam yang berorientasi pada
dunia dan akhirat. Ilmu ekonomi Islam memperhatikan dan menerapkan syariah
dalam perilaku ekonomi dan dalam pembentukan sistem ekonomi.

Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari


paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah
bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis,
tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai
kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi
yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur
hidup manusia guna mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di
dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-
mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi.

Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup


secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa
sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi, harus ada keseimbangan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Ekonomi Islam?
2. Bagaimana Konsep Nilai Dasar Keadilan Dalam Ekonomi Islam?
3. Bagaimana Konsep Nilai Dasar Keseimbangan Dalam Ekonomi Islam?
4. Bagaimana Konsep Nilai Dasar Persaudaraan Dalam Ekonomi Islam?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam sebenarnya telah muncul sejak agama Islam itu


dilahirkan.Ekonomi Islam lahir bukanlah sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri
melainkan merupakan bagian integral dari agama Islam.Sebagai ajaran hidup yang
lengkap, Islam memberikan petunjuk terhadap semua aktivitas manusia, termasuk
ekonomi.
Berbagai ahli ekonomi Muslim memberikan definisi ekonomi Islam yang
bervariasi, tetapi pada dasarnya mengandung makna yang sama. Pada intinya
ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami.1
Yang dimaksudkan dengan cara-cara Islami di sini adalah cara-cara yang
didassarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Alquran dan Sunnah Nabi.
Ekonomi Islam bukan hanya merupakan praktik kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh individu dan komunitas Muslim yang ada, namun juga merupakan
perwujudan perilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam.Ia mencakup
cara memandang permasalahan ekonomi, menganalisis, dan mengajukan alternatif
solusi atas berbagai permasalahan ekonomi. Ekonomi Islam merupakan
konsekuensi logis dari implementasi ajaran Islam secara kaffah dalam aspek
ekonomi.Oleh karena itu, perekonomian Islam merupakan suatu tatanan
perekonomian yang dibangun atas nilai-nilai ajaran Islam yang diharapkan, yang
belum tentu tercermin pada perilaku masyarakat Muslim yang ada pada saat ini.

1
Muhammad, Ekonomi Syari’ah Cet 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hal.143

4
2.2 Konsep Nilai Dasar Keadilan Dalam Ekonomi Islam

a. Pengertian Adil

Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil.
Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara zalim.
Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus memelihara hukum Allah di bumi,
dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber daya diarahkan untuk
kesejahteraan manusia, supaya semua mendapat manfaat daripadanya secara adil
dan baik. Islam mendefinisikan adil sebagai “tidak mendzalimi dan tidak
didzalimi”. Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak
dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain
atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia akan terkotak – kotak dalam
berbagai golongan. Golongan yang satu akan mendzalimi golongan yang lain,
sehingga terjadi eksploitasi manusia atas manusia. Masing – masing berusaha
mendapatkan hasil yang lebih besar daripada usaha yang dikeluarkannya karena
kerakusannya.2

b. Adil Dalam Ekonomi Islam

Adapun makna Adil dalam Ekonomi Islam dapat dipahami melalui


keadilan dalam Distribusi, Yang dimana merupakan satu kondisi yang tidak
memihak pada salah satu atau golongan tertentu dalam ekonomi, sehingga
menciptakan keadilan merupakan kewajiban yang tidak bisa dihindari
dalam ekonomi Islam. Tidak bisa dihindari bahwa keadilan dalam distribusi
membutuhkan satu kondisi yang dapat menjamin terciptanya kesempatan yang
sama pada setiap orang, untuk berusaha mencapai apa yang diinginkan dengan
kemampuan, namun tidak menuntut kesamaan hasil dari proses tersebut. Tidak
membenarkan perbedaan kekayaan yang melampaui batas kewajaran serta
mempertahankannya dalam batasan-batasan yang wajar.

2
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007) hal 36

5
Keadilan distribusi dalam ekonomi Islam memiliki tujuan, yakni agar
kekayaan tidak menumpuk pada sebagian kecil masyarakat, tetapi selalu beredar
dalam masyarakat. Keadilan distribusi menjamin terciptanya pembagian yang adil
dalam kemakmuran, sehingga memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang
lebih baik3

c. Prinsip-Prinsip Keadilan Dalam Ekonomi Islam


1) Berbasis Tauhid

Tauhid menjadi fondasi utama ekonomi Islam, mempunyai hubungan kuat


dengan konsep keadilan sosial ekonomi dan persaudaraan. Ekonomi Tauhid yang
mengajarkan bahwa Allah sebagai pemilik mutlak dan manusia hanyalah sebagai
pemegang amanah, mempunyai konsekuensi, bahwa di dalam harta yang dimiliki
setiap individu terdapat hak-hak orang lain yang harus dikeluarkan sesuai dengan
perintah Allah, berupa zakat, infaq dan sedekah dan cara-cara lain guna
melaksanakan pendistribusian pendapatan yang sesuai dengan konsep
persaudaraan umat manusia.

Sistem keuangan dan perbankan serta kebijakan moneter, misalnya, dirancang


semuanya secara organis dan terkait satu sama lain untuk memberikan sumbangan
yang positif bagi pengurangan ketidak-adilan dalam ekonomi dalam bentuk
pengucuran pembiayaan (kredit) bagi masyarakat dan memberikan pinjaman
lunak bagi masyarakat ekonomi lemah melalui produk qardhul hasan.4

2) Distribusi Kesejahteraan yang Merata (Justified Distribution of Welfare)

Selanjutnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita keadilan sosial ekonomi,


Islam secara tegas mengecam konsentrasi asset kekayaan pada sekelompok
tertentu dan menawarkan konsep zakat, infaq, sedekah, waqaf dan institusi
lainnya, seperti pajak, jizyah, dharibah, dan sebagainya.
3
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi Dalam Ekonomi Islam Dan Format
Keadilan Ekonomi Di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal 84
4
Sayyid Qutb, Keadilan Sosial dalam Islam, Alih bahasa Afif Muhammad, Cet.II,(Bandung:
Pustaka, 1994), hal.40.

6
Quran dengan tegas mengatakan, “Supaya harta itu tidak beredar di kalangan
orang kaya saja di antara kamu” (QS. 59:7),

“Di antara harta mereka terdapat hak fakir miskin, baik peminta-minta maupun
yang orang miskin malu meminta-minta” (QS. 70:24).

Berdasarkan prinsip ini, maka konsep pertumbuhan ekonomi dalam Islam


berbeda dengan konsep pertumbuhan ekonomi kepitalisme yang selalu
menggunakan indikator PDB (Produk Dosmetik Bruto) dan perkapita. Dalam
Islam, pertumbuhan harus seiring dengan pemerataan.

Dalam ekonomi Islam, penegakkan keadilan sosial ekonomi dilandasi oleh


Rasa Persaudaraan (Ukhuwah), Saling Mencintai (Mahabbah), Bahu
Membahu (Takaful) Dan Saling Tolong Menolong (Ta’awun), baik antara si kaya
dan si miskin maupun antara penguasa dan rakyat.5

3) Prinsip Jaminan Sosial (Social Security)

Dalam sistem ekonomi Islam, keadilan sosial dipandang tidak akan mungkin
tercapai tanpa adanya prinsip ini. Prinsip Jaminan sosial atau At Takaful
ijtima’i yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan dimana setiap orang dalam
masyarakat saling menjamin dan menanggung beban kemaslahatan sesama.

2.2 Konsep Nilai Dasar Keseimbangan Dalam Ekonomi Islam

Islam tidak hanya sekedar kepercayaan, namun jalan hidup dalam berbagai
aspek. Ajaran islam mencakup tentang konsep ideal dalam aspek sosial, ekonomi,
dan politik. Konsep ideal tersebut tercantum lengkap dalam hukum islam disebut
syariah. Aturan syariah memiliki jalan penyelesaian atas segala permasalahan
kehidupan. Konsep utama ekonomi islam adalah keseimbangan. Segala prinsip
dalam industri keuangan islam memiliki tujuan memberi kesejahteraan kepada
masyarakat.

5
Muhammad, Ekonomi Syari’ah Cet 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm.148.

7
Keseimbangan dalam konsep kejayaan dunia dan akhirat hanya dapat
dipenuhi jika keseluruhan aktifitas yang dilakukan manusia bertujuan untuk
beribadah kepada Allah SWT. Kesejahteraan dan kemakmuran tidak dijadikan
sebagai tujuan hidup, namun ditujukan sebagai wasilah atau perantara untuk
mewujudkan perintah Allah SWT. Tujuan hidup yang hakiki berpedoman nilai-
nilai Islam.

Islam mengajarkan keseimbangan, begitu pula dalam Ekonomi Islam.


Ekonomi Islam adalah kegiatan ekonomi yang berdasarkan hukum - hukum Islam.
Inti dari Ekonomi Islam ini adalah keseimbangan antara Sektor riel dan sektor
moneter. Setiap pertambahan pada sektor moneter harus ada pertambahan pada
sektor riel. seluruh akad - akad, pada akad tijari (yaitu transaksi yang juga
berorientasi pada keuntungan) pasti terletak pada pertambahan sektor riel, seperti:
Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah.6

Secara umun ada 3 Keseimbangan dalam ekonomi islam yaitu:

1. Keseimbangan antara Kebutuhan Jasmani dan Rohani

Islam sangat mendorong umatnya untuk mengutamakan ibadah lebih dari


segalanya. Bukan berarti muslim dilarang untuk melakukan kegiatan diluar itu.
Aktivitas mencari nafkah harus seimbang dengan kegiatan ibadah. Muslim
seharusnya tidak terlalu fokus kepada bisnis hingga melalai ibadah. Aturan Islam
menetapkan aktivitas ekonomi sesuai dengan syariah. Muslim wajib untuk menaati
ketetapan syariah terhadap berbagai aspek kehidupan. Balasan atas ketaatan
muslim adalah pahala dan kelancaran mencari rezeki di muka bumi. Setiap hukum
syariah memiliki tujuan menciptakan keadilan untuk seluruh makhluk di dunia.

2. Keseimbangan antara Kebutuhan Individu dan Sosial

Ekonomi islam berusaha mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan


individu dan sosial masyarakat. Seorang muslim diharapkan peduli dengan sesama

6
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga Terkait (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004) Hal 34

8
manusia ketika melakukan aktivitas bekerja atau berbisnis. Keadilan sangat
dijunjung dalam ekonomi syariah, karena setiap manusia memiliki tanggung jawab
sosial dengan memanfaatkan hasil bumi secara bijak.

Beberapa akademisi ekonomi yang telah mempelajari ekonomi islam berpendapat


bahwa terdapat konsep keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Mereka menilai perkembangan ekonomi konvensional hingga saat ini


belum sampai pada tingkat keseimbangan tersebut. Sebab terdapat pertanyaan
dalam perspektif konvensional (seperti kapitalisme dan sosialisme) yang belum
terjawab hingga saat ini. Pertanyaannya adalah
“bagaimana cara ekonomi memuaskan kebutuhan yang tidak terbatas dengan
sumber daya yang terbatas?” Bagi ekonomi islam, pertanyaan tersebut dapat
dijawab dengan memenuhi kebutuhan secukupnya dan berbagi dengan sesama
(melalui sedekah dan zakat).

3. Keseimbangan dalam Konsep Transaksi Murabahah

Berbagai konsep transaksi jual beli telah dirumuskan dalam ekonomi islam.
Salah satu transaksi yang boleh dilakukan oleh muslim adalah murabahah.
Transaksi murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati yang oleh penjual dan pembeli.
Transaksi jual beli yang dilakukan oleh muslim harus berdasarkan kepada konsep
murabahah. Pada dasarnya konsep murabahah memiliki tujuan menciptakan
keseimbangan manfaat yang didapat oleh berbagai pihak.7

Keseimbangan dalam konsep transaksi murabahah terwujud pada tiga aspek


utama yang membedakan dengan konsep transaksi pada umumnya.

1) Keterbukaan dalam proses transaksi mulai dari penyediaan barang hingga


kesesuaian barang pesanan.

7
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi Dalam Ekonomi Islam Dan Format
Keadilan Ekonomi Di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal 85-86

9
2) Kejujuran dalam menentukan nilai transaksi mulai dari harga asli barang
hingga terjalin kesepakatan nilai margin keuntungan.

3) Kepercayaan dalam perjanjian (akad) transaksi dibangun mulai dari


ketersediaan barang hingga pelunasan pembayaran.

Ketiga aspek tersebut harus diterapkan oleh berbagai pihak sebagai syarat sah
transaksi murabahah.
Konsep keseimbangan menjadi konsep lanjutan yang memiliki benang merah
dengan konsep keadilan. Allah menggambarkan posisinya dengan kondisi dimana
bila terjadi ketimpangan dalam kehidupan berekonomi, maka hendaknya
dikembalikan pada posisi semula. Bentuk keseimbangan dan porsi yang harus
dipertahankan di antara masyarakat dengan mengindahkan hak-hak setiap
manusia. Bagian yang menjadi hak setiap manusia dengan penuh kesadaran harus
diberikan kepadanya.

Dalam hal ini, yang di tuntut ekonomi Islam adalah keseimbangan dan porsi
yang tepat bukan persamaan. Oleh karena itu , konsep kesejahteraan dalam Islam
yang di atas dikatakan sebagai upaya untuk menselaraskan kepentingan dunia dan
akhirat merupakan ciri pokok tujuan ekonomi Islam yang sekaligus di sisi lain
membedakan konsep kesejahteraan ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lain
seperti kapitalisme yang berorientasi pada materialisme individual dan sosialisme
yang berorientasi pada materialisme kolektif.

Keseimbangan ekonomi hanya akan dapat terwujud manakala kekayaan tidak


berputar di sekelompok masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka menciptakan
keseimbangan ekonomi, Islam memerintahkan sirkulasi kekayaan haruslah merata
tidak boleh hanya berputar di sekelompok kecil masyarakat saja.
Kondisi demikian dijelaskan dalam al-Qur’an S. al-Hasyr: 7 yang artinya :
”supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang kaya saja di antara
kamu”8

8
Mohammad Hidayat, Pengantar Ekonomi Islam, hal 24-27

10
2.3 Konsep Nilai Dasar Persaudaraan Dalam Ekonomi Islam

Persaudaran dalam islam ialah suatu hubungan yang terjalin antara setiap
manusia dengan orang lain atau masyarakat, yang mencakup masalah sikap,
tindakan, tolong menolong, dan mempunyai rasa kepeduliaan kepada kita dengan
cara saling mengingatkan mana yang baik,mana yang buruk tanpa pernah
melukai perasaan orang lain.

Persaudaraan dalam ekonomi islam itu sendiri mempunyai tujuan


tersendiri yaitu dalam menjalin suatu hubungan perekonomian islam, mereka
mencerminkan rasa tanggung jawab dan usaha bersama dalam mengatasi masalah
kemiskinan. Misalnya dalam memberikan bantuan contohnya seperti memberikan
bantuan jaminan social kepada keluarga yang tidak mampu dimana itu sudah
menjadi kewajiban dan tanggung jawab bagi sekelompok masyarakat atau
Negara.9

Dalam konsep persaudaraan, sikap kita yang benar terhadap sesama


manusia ialah kerja sama sehingga kebutuhan pokok semua orang dapat
terpenuhi, karena semua sumber daya alam yang kita miliki di dunia diberikan
oleh allah untuk kita manfaatkan dan gunakan bersama-sama bukan dimanfaatkan
untuk diri sendiri saja. Al-qur’an mengajarkan persaudaran (ukhuwah) terhadap
sesama manusia, termasuk dan terutama dalam masalah perekonomian.
Sebagaimana firman allah yang artinya “mereka lebih mementingkan orang lain
dari pada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kesulitaan.”

Konsep persaudaran menunjukkan bahwa islam menolak adanya


pengklasifikasi manusia yang berdsarkan atas kelas-kelas, karena kedudukan kita
sebagai manusia itu tidak ditentukan oleh factor kekayaan ataupun faktor
keturunan, semuanya memiliki hak yang sama10. Tujuannya ialah bahwa antara
manusia dengan manusia lainnya terjalin rasa persaudaraan dalam

9
Monzer khaf, Ekonomi islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal 57
10
Ika Yunia, prinsip dasar ekonomi islam, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hal 73

11
kegiataan ekonomi, saling membantu dan bekerja sama dalam
membangun ekonomi.

Untuk mewujudkan konsep persaudaraan (ukhuwa) dalam perekonomian


yaitu dengan cara menghilangkan riba dalam dalam segala bentuk dan
manifestasinya, contohnya seperti ketika tingkat bunga naik maka investasi
menurun begitu juga dengan ketika tingkat upah pekerja diturunkan maka akan
terjadi eksploitasi atas buruh ( pekerja), itu yang menyebabkan terjadinya
pengangguran.

Dengan terjalinnya rasa persaudaraan itu, maka arah


perkembangan ekonomi yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan pribadi saja melainkan lebih dari itu, secara bersama-sama kita
membangun dan mendukung dalam pengembangan ekonomi yang dapat
memperkaya kehidupan manusia secara umum. Inilah yang diterapkan didalam
aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan islam saat ini
contohnya seperti Bank Syariah, Pasar Modal Syariah dan Asuransi Syariah11 .

Dimana dalam system perekonomian praktik bagi hasil diterapkan dalam


pinjaman luar, sehingga system riba benar-benar bisa terhapus dalam seluruh
aktivitas ekonomi12

11
Qodri Azizy, Membangun fondasi ekonomi umat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal 90
12
Rizka Maulan, Training Ekonomi Islam Takaful Indonesia. Hal 60

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ekonomi Islam pada intinya adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan
permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami.
Yang dimaksudkan dengan cara-cara Islami di sini adalah cara-cara yang
didassarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Alquran dan Sunnah Nabi.

13
DAFTAR PUSTAKA

T.Gilarso SJ;Pengantar Ilmu Ekonomi .Penerbit


Kanisius.Yogyakarta.2003

Rahardja dan Maurung ;Uang,perbankan dan ekonomi monete.Fakultas


Ekonomi UI.Jakarta.2004

Syafi’I Antonio ;Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek.Gema Insani


Press.Jakarta.2001

14

Anda mungkin juga menyukai