PEKERJAAN BETON
Potongan Beton
2. BETON BERTULANG
Beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan
baja tulangan yang ditanam di dalam beton. Sifat utama beton adalah sangat
kuat di dalam menahan beban tekan (kuat tekan tinggi) tetapi lemah di dalam
menahan gaya tarik. Baja tulangan di dalam beton berfungsi menahan gaya
tarik yang bekerja dan sebagian gaya tekan.
Baja tulangan dan beton dapat bekerjasama dalam menahan beban atas
dasar beberapa alasan, yaitu: (1) lekatan (bond) antara baja dan beton dapat
berinteraksi mencegah selip pada beton keras, (2) campuran beton yang baik
mempunyai sifat kedap air yang dapat mencegah korosi pada baja tulangan, (3)
angka kecepatan muai antara baja dan beton hampir sama antara 0,000010-
0,000013 untuk beton per derajat Celsius sedangkan baja 0,000012 per derajat
Celcius.
Kekuatan beton tergantung dari beberapa faktor antara lain: proporsi
campran, kondisi temperature dan kelembaban tempat dimana beton akan
mengeras. Untuk memperoleh beton dengan kekuatan seperti yang diinginkan,
maka beton yang masih muda perlu dilakukan perawata/curing, dengan tujuan
agar proses hidrasi pada semen berjalan dengan sempurna. Pada proses hidrasi
semen dibutuhkan kondisi dengan kelembaban tertentu. Apabila beton terlalu
cepat mongering, maka akan timbul retak-retak pada permukaanya. Retak-
retak ini akan menyebabkan kekuatan beton turun, juga akibat kegagalan
mencapai reaksi hidrasi kimiawi penuh. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk perawatan beton, antara lain:
Beton dibasahi air secara terus menerus
Beton direndam dalam air
Beton ditutup dengan karung basah
Dengan menggunakan perawatan gabungan acuan membrane cair untuk
mempertahankan uap air semula dari beton basah
Perawatan uap untuk beton yang dihasilkan dari kondisi pabrik, seperti
balok pracetak, tiang, girder pratekan, dll. Temperatur perawatan sekitar
150°F.
Lamanya perawatan biasanya dilakukan selama 1 hari untuk cara ke 5, dan 5
sampai 7 hari utnuk cara perawatan lain.
3. BESI TULANGAN
Beton adalah batu buatan yang kuat sekali menerima tekanan tetapi
sangat lemah apabila menerima gaya tarik. Jadi sifat-sifat beton sangat baik
apabila hanya menerima gaya tekan, seperti pada kolom. Tetapi setelah
beton tersebut menerima lenturan, seperti pada balok atau pelat, akan timbul
sifat-sifat lain yang tampak seperti pada karet busa. Satu sisi pada beton
lubang-lubang porinya tertekan sedangkan pada sisi yang lain
Lubang-lubang tersebut tertarik. Daerah yang tertekan terletak pada
bagian yang tertarik pada sebelah luarnya. Karena beton sangat lemah dalam
menerima gaya tarik, maka beton tersebut tidak mampu menerima gaya
tarik sehingga mengakibatkan terjadinya retak-retak yang lama-lama bisa
mengakibatkan elemen beton akan pecah. Untuk menjaga retak lebih lanjut
serta pecahnya balok tersebut, diperlukan pemasangan tulangan-tulangan
baja pada daerah yang tertarik dan daerah dimana beton akan mengalami
retak-retak. Alasan menggunakan tulangan baja ialah karena baja sangat
baik dan mampu menerima gaya tarik. Pada beton bertulang, kita
memanfaatkan sifat-sifat baik beton dalam menerima tekanan serta
memakai tulangan pada daerah-daerah yang menerima gaya tarik. Jadi
tulangan pada konstruksi beton sangat diperlukan untuk menahan gaya tarik
yang terjadi, maka dari itu diperlukan luasan tulangan minimum pada
penampang beton bruto. Dengan mengetahui φ tulangan minimum yang
harus terpasang, maka konstruksi relatif aman untuk dilaksanakan.
4. MERANGKAI TULANGAN
1. Pemotongan dan Pembengkokan.
Pemotongan baja beton dengan garis tengah kecil biasanya
digunakan gunting baja beton dengan tangan,sedangkan untuk garis tengah
lebih besar digunakan mesin gunting yang digerakkan dengan tangan.
Untuk pemotongan baja beton dengan jumlah besar lebih ekonomis bila
dikerjakan dengan mesin gunting yang digerakkan dengan motor.
Pemotongan baja tulangan dengan garis tengah besar tetapi dengan jumlah
sedikit sering menggunakan alat pemotong gergaji besi tangan.
Pemotongan baja tulangan harus sesuai dengan panjang yang telah
ditentukan, kemudian batang tersebut harus dibengkokkan menurut bentuk
dan ukuran pada daftar bengkok. Kedua ujung baja tulangan diberi kait
(bengkokan) yang bentuknya dapat bulat, serong, atau siku-siku. Bentuk
kait pada tulangan balok, kolom, dan sengkang harus berbentuk bulat atau
serong, sedang bentuk kait pada tulangan pelat boleh berbentuk siku- siku.
2. Syarat-syarat Pembengkokan
Syarat-syarat pembengkokan baja tulangan ditentukan sebagai berikut:
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari
bengkokan sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin, kecuali pemanasan diijinkan oleh perencana.
e. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
f. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram air.
g. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan
gambar kerja.
5. PEKERJAAN BEKISTING
Pekerjaan bekisitng merupakan hal penting dalam proyek bangunan,
kesalahand alam perencanaan, pengadaan atau pengelolaanya bisa
menyebabkan keterlambatan atau bahkan kegagalan proyek. Setiap langkah
perlu berjalan dengan baik agar dapat dihasilkan formwork terbaik, termurah,
sekaligus kualitas beton terbagus.
1. Perencanaan bekisting
Mempelajari struktur bangunan yang akan dibuat
Cek desain struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikan apakah ada
yang perlu diubah atau disesuaikan
Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dipakai
Pembuatan gambar Shop Drawing bekisting
Menghitung jumlha dan jenis material bekisitng yang digunakan
Menghitung berapa jumlah biaya yang diperlukan untuk pekerjaan
bekisitng tersebut
Dari mana bekisitng didatangkan apakah mau beli atau menyewa dari
supplier, disini ada prses pengajuan penawaran dan negoisasi
penyedia bekisiting
Bagaimana dan siapa tenaga kerja yang akan melakukan pengiriman
pemasangan dan pembongkaran
Proses evaluasi apakah metode kerja dan kualitas pekerjaan nantinya
sudah bagus jika belum perlu dilakukan inovasi atau pertimbangan
untuk menggunakan bekisting lain
2. Pengadaan bekisting
Kapan dan bagaimana pengiriman bekisitng dari supplier atau pabrik
ke lokasi proyek
Monitoring pendatangan material bekisitng berdasarkan data
kebutuhan saat perencanaan
Bagaimana penyimpanan formwork di area proyek apakah mau di
stock dulu atau langsung pasang
3. Pemasangan bekisitng
Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan gambar shop
drawing bekisitng
Selalu membersihkan bekisitng sebelum dipasang adanya kotoran
pada dinding bekisitng dapat menimbulkan cor beton tidak rapi, retak
atau bahkan kegagalan struktur
Pemasangan menyesuaikan garis marka ukur yang telah dibuat
Cek ukuran (posisi, ketegakan, kedataran)
Cek perkuatan bekisting apakah sudah benar-benar kuat
Jika sudah maka dilakukan pengecoran beton
4. Pembongkaran bekisitng
Kapan bekisitng bisa dibongkar?
Bagaimana urutan pembongkaranya, ini dimaksudkan agar dapat
membongkar dalam waktu yang lebih cepat
Untuk apa lagi bekisting yang sudah dibongkar, apakah mau di stock,
dipakai lagi untuk pekerjaan selanjutnya atau dikeluarkan dari lokasi
proyek
5. Pembuangan bekisting
Memilah-milah mana bekisting yang sudah tidak terpakai, ada
material yang terpaksa dibuang ditempat sampah, ada yang bisa dijual
kembali karena masih memiliki nilai harga jual
Sampai disini proses pekerjaan bekisitng sudah selesai