Anda di halaman 1dari 8

Inflammatory Pseudotumor … (M Ibrahim, Widodo AK)

INFLAMMATORY PSEUDOTUMOR SINONASAL


(Laporan kasus)

Muhamad Ibrahim, Widodo Ario Kentjono

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN
Inflammatory pseudotumor Secara makroskopis tampak
didefinisikan sebagai lesi yang massa berwarna putih, abu-abu atau
secara klinis dan radiologi kuning kecoklatan dan tanpa kapsul.
menyerupai neoplasma, dengan Secara mikroskopis tampak jaringan
peradangan kronis non spesifik yang fibrous dengan sel- sel inflamasi
luas. Tumor ini tidak kronik serta adanya proliferasi
memperlihatkan gambaran patologi fibroblas dan jaringan ikat.1,3
anatomi secara khusus dalam satu Tujuan penulisan makalah ini
kesatuan, tetapi berupa bentukan adalah melaporkan satu kasus
keradangan kronik non spesifik dan inflammatory pseudotumor sinonasal
gambaran inflamasi yang luas.1,2 serta penatalaksanaannya
Beberapa ahli patologi
memberikan klasifikasi berdasarkan LAPORAN KASUS
asal kejadiannya seperti idiopatik, Tn AH, 59 tahun, datang di
regeneratif post traumatik, URJ THT-KL RSUD Dr. Soetomo
embriologik, endokrin, iatrogenik (09-03-11) dengan keluhan timbul
dan infeksi. Inflammatory benjolan di pipi kiri sejak 5 bulan
pseudotumor berbeda dengan sebelumnya. Benjolan semakin lama
neoplasma bukan hanya secara bertambah besar, mudah berdarah
histologi tetapi juga secara klinis bila membuka mulut atau terkena
mempunyai sifat sembuh sendiri dan makanan padat. Pasien hanya bisa
adanya kemungkinan untuk regresi makan bubur. Terdapat riwayat cabut
spontan.1,3 gigi sebelah kiri atas 1 bulan
Penyebab penyakit ini belum sebelum benjolan timbul. Hidung kiri
diketahui secara pasti, muncul buntu sejak satu tahun, kadang
sebagai massa yang progresif, dapat keluar ingus campur dara, Kadang
ditemukan dibeberapa lokasi. Lokasi terasa nyeri disekitar pipi. Tidak
yang sering ditemukan adalah paru, demam, tidak sakit kepala. Tidak
traktus urinarius dan saluran cerna. ada riwayat diabetes, tidak merokok,
Pada regio kepala leher sering tidak minum minuman keras, tidak
ditemukan di mata dan sedikit ada riwayat trauma. Pada
ditemukan pada mulut, orofaring, pemeriksaan fisik, keadaan umum
nasofaring, ruang parafaring, sinus cukup, tanda vital stabil, telinga
paranasal, glandula saliva, laring, dalam batas normal. Kavum nasi
trakea, tiroid, otak dan tulang sinistra sempit, tampak massa warna
temporal.3 kecoklatan dan mudah berdarah.

129
JURNAL THTKL Vol.5, No.2, Mei - Agustus 2012, hlm. 129 - 136

Tampak massa dalam mulut ukuran


10 x 10 x 15 cm konsistensi kenyal Pemeriksaan magnetic
sebagian rapuh mudah berdarah resonance imaging (MRI) dengan
(gambar 1). Tidak ada pembesaran dan tanpa kontras, kesan tampak
kelenjar kepala leher. Pemeriksaan massa maligna sinonasal sinistra
darah lengkap didapatkan Hb 8 menyempitkan nasofaring dan
mg%, lainnya dalam batas normal. orofaring, tidak ditemukan perluasan
pada intra parenkim otak (gambar 3).

Gambar 1. Pasien AH, tampak pipi


sebelah kiri bengkak dengan massa
didalam mulut berwarna kecoklatan,
konsistensi kenyal, sebagian rapuh
mudah berdarah

Pada foto Waters didapatkan


kesan gambaran massa di sinus
maksila sinistra meluas ke etmoid
dengan destruksi tulang sekitarnya
(gambar 2).

Gambar 3. MRI dengan dan tanpa


kontras potongan aksial

Gambar 2. Foto Waters, tampak Pemeriksaan multi slice


gambaran massa di sinus maksila computed tomography scanning
sinistra (MSCT Scan) dengan dan tanpa

130
Inflammatory Pseudotumor … (M Ibrahim, Widodo AK)

kontras, ditemukan gambaran massa delapan kali. Fine needle aspiration


solid ekspansif dengan area nekrotik biopsy (FNAB) pertama (02-11-10)
dan kalsifikasi disertai gas forming dilakukan di Malang, pada tumor
didalamnya ukuran 5,6 x 5,4 x 4,8 ginggiva didapatkan hapusan sebaran
cm pada sinus maksila-etmoid kiri sel-sel radang polymorphonuclear
yang meluas ke kavum nasi kiri dan (PMN) disertai beberapa sel dengan
jaringan lunak mandibula kiri yang inti atipik, mengesankan radang
mendesak dan menyebabkan nonspesifik. Biopsi kedua (05-11-10)
penipisan korteks tulang sekitarnya, pada sinus maksila, kavum nasi
meluas ke kavum orbita kiri dan sinistra dan palatum, didapatkan
nasofaring kiri, mendesak septum jaringan nekrotik dengan infiltrasi
nasi ke sisi kanan dan mengisi dasar sel- sel radang PMN dan
kavum oris kiri (gambar 4). mononuclear (MN), bentukan
rongga- rongga dengan perdarahan
yang luas, serta jaringan berbentuk
tonjolan berlapiskan epitel silindris
bersilia, stroma meradang menahun,
mengesankan radang menahun, tidak
didapatkan tanda keganasan. Biopsi
ketiga (16-11-10), tampak jaringan
dengan perdarahan luas disertai
jaringan ikat padat meradang
menahun diffuse dilapisi epitel
kavum nasi, mengesankan sebagai
keradangan kronik tidak didapatkan
tanda keganasan. Biopsi keempat
(28-01-11) pada bukal, jaringan sela
gigi rahang atas sinistra dan palatum,
diperoleh jaringan nekrotik radang
menahun, tidak didapatkan
keganasan. Biopsi kelima (09-03-11)
dilakukan di RSUD Dr Soetomo,
pada kavum nasi sinistra, tampak
potongan jaringan sebagian dilapisi
epitel respirasi, dibawahnya tampak
kelenjar seromukus dengan sebukan
sel radang PMN, MN dan sedikit
eosinofil, tidak tampak tanda
keganasan, mengesankan radang
kronik supuratif. Biopsi keenam
(16-03-11) pada kavum oris sinistra,
Gambar 4. MSCT Scan dengan menunjukan potongan jaringan
kontras potongan koronal dan sagital terdiri dari nekrotik luas dengan
koloni mikroorganisme, tidak
Pemeriksaan patologi tampak jaringan sehat, dikesankan
anatomi telah dilakukan sebanyak jaringan nekrotik. Pemeriksaan

131
JURNAL THTKL Vol.5, No.2, Mei - Agustus 2012, hlm. 129 - 136

ketujuh dengan FNAB guiding CT


scan (28-03-11), mengesankan suatu Gambar 6. Tampak massa berwarna
keradangan. coklat kehitaman konsistensi padat
Berdasarkan gejala klinis,
gambaran radiologi dan hasil kenyal dan sebagian rapuh
patologi anatomi sebanyak tujuh kali,
ditegakkan diagnosis kerja suatu
tumor sinonasal kesan ganas.
Dilakukan operasi (03-05-11)
berupa pengangkatan tumor pada
sinus maksila, kavum nasi dan
kavum oris dengan pendekatan
maksilektomi medial (gambar 5).
Mula-mula dilakukan pengangkatan
tumor di kavum oris, dilanjutkan
insisi Moure sebelah kiri sampai
membelah bibir, tampak massa
berwarna coklat kehitaman
konsistensi padat kenyal dan
sebagian rapuh (gambar 6) pada
sinus maksila sampai kavum nasi
dan meluas ke kavum oris melalui
sulkus ginggivobukal sebelah kiri,
dilakukan pengangkatan tumor Hasil pemeriksaan patologi
sebanyak mungkin. perdarahan anatomi pasca operasi, tampak
selama operasi sebanyak 700 ml potongan jaringan yang sebagian
dilapisi epitel respirasi, stroma
terlihat sembab dengan sebukan sel-
sel radang limfosit, sel plasma,
histiosit serta kelenjar sereus juga
tampak daerah nekrotik luas, disertai
hialinisasi, tidak tampak tanda
keganasan, mengesankan suatu
radang kronik supuratif non spesifik,
tidak ada keganasan (gambar 7).

Gambar 5. Tampak garis insisi Moure


pada operasi maksilektomi medial

132
Inflammatory Pseudotumor … (M Ibrahim, Widodo AK)

DISKUSI
Lesi yang menyerupai
neoplasma baik secara klinis maupun
radiologi merupakan suatu
inflammatory pseudotumor, telah
dilaporkan dapat terjadi pada hampir
setiap bagian dalam tubuh. Paling
sering ditemukan di paru dan mata,
namun jarang ditemukan di sinus
maksila.4,5 Inflammatory
pseudotumor pada sinus paranasal
atau mulut lebih sering merupakan
perluasan dari tumor utama di mata.2
Gambar 7. Gambaran patologi Pada kasus ini pseudotumor berada
anatomi pasca operasi berupa pada sinus maksila yang meluas ke
keradangan supuratif kronik non rongga mulut. Suatu studi
spesifik memperlihatkan rasio laki-laki
dibanding perempuan 1,5 banding 1,
Berdasarkan hasil patologi dengan rata- rata umur 33 tahun
anatomi pasca operasi dengan (bekisar 2-67 tahun).1
gambaran klinis yang ada dan Inflammatory pseudotumor
gambaran radiologi, dibuat diagnosis merupakan lesi dengan penyebab
sebagai inflammatory pseudotumor yang belum diketahui, namun
sinonasal. demikian beberapa penulis berasumsi
Evaluasi dua minggu setelah bahwa asal penyakit ini adalah segala
operasi (18-03-11), pasien dapat sesuatu yang menyebabkan
makan dan minum dengan baik, terjadinya stimulus inflamasi, adanya
tidak ada keluhan telinga, hidung, gangguan metabolisme atau
tenggorok, kepala dan leher, tampak merupakan interaksi antigen-antibodi
luka jahitan sudah sembuh (gambar yang tidak lagi dapat diidentifikasi
8) dalam aspirasi atau bahan biopsi.2
Sumber inflamasi kasus ini tidak
diketahui dengan pasti, kemungkinan
setelah cabut gigi
Terdapat beberapa sinonim
penyakit ini yaitu histiocytoma,
xanthogranuloma, plasmocytic cell
granuloma, and inflammatory
myofibroblastic proliferation, hal ini
didasarkan pada gambaran histologi
yang terlibat. Histologi non spesifik
memperlihatkan dua tipe sel yaitu
miofibroblas dan sel inflamasi.
Miofibroblas menampakan vimetin
pada 99% kasus dan aktin 89-92 %
Gambar 8. Evaluasi dua minggu kasus pada pemeriksaan
setelah operasi

133
JURNAL THTKL Vol.5, No.2, Mei - Agustus 2012, hlm. 129 - 136

imunohistokimia, selain itu juga tidak simetri, tidak ada pembesaran


memperlihatkan adanya desmin 69% kelenjar. Terdapat angka rekurensi
dan sitokeratin 36%. Gambaran sebesar 37% pada kasus
inflamasi terdiri dari limfosit, inflammatory pseudotumor abdomen
plasmosit dan granulosit dalam dan mediastinum.1,2
proporsi yang bervariasi. Sel- sel ini Tumor ini bersifat agresif
ditemukan bersamaan adanya edema secara lokal, sangat berlawanan
jaringan ikat, dengan kapiler yang dengan tumor jinak lainya. Temuan
tipis.1,2 Ada juga yang membagi MSCT scan pada inflammatory
gambaran histologi inflammatory pseudotumor maksila,
pseudotumor ini menjadi :(1) memperlihatkan gambaran yang
gambaran miksoid, vaskular dan lebih agresif dibanding tumor yang
daerah inflamasi yang luas;(2) berlokasi di mata. Gambaran
terdapat sel spindle (sel jaringan ikat) jaringan lunak pada pseudotumor
yang diliputi oleh sel- sel sinus maksila berupa erosi,
inflamasi;(3) terdapat sel yang remodeling, sklerosis dan penipisan
menyerupai kolagen.6,7 Kasus diatas tulang, menyerupai tumor ganas.8,9,10
ditemukan adanya sel kelenjar, sel- Pada kasus ini didapatkan penipisan
sel limfosit, sel plasma, sel histiosit, korteks tulang. Multipel biopsi
yang merupakan gambaran inflamasi sangat diperlukan dalam
kronik. menegakkan diagnosis inflammatory
Berbagai macam temuan pseudotumor untuk menghilangkan
klinis pada pasien dengan kemungkinan adanya tumor jinak
inflammatory pseudotumor dan ganas, penyakit kolagen,
tergantung pada tingkat pertumbuhan vaskulitis, infeksi.2,11 Telah
lesi dan struktur yang terkena, dilakukan delapan kali biopsi dan
seperti batuk kronis (sebagai akibat hanya didapatkan keradangan kronis.
pertumbuhan endobronkial), batuk Kelainan darah yang dapat menyertai
kering, demam, nyeri pleura, nyeri berupa anemia,
epigastrium dan gejala sistemik hypergammaglobulinemia dan
berupa malaise, penurunan berat increased hemosedimentation. Kasus
badan, kelelahan dan sinkop. ini hanya terdapat anemi.1,12
Gambaran klinis pseudotumor Penanganan inflammatory
sinonasal nonspesifik dapat berupa pseudotumor dengan cara pemberian
nyeri atau adanya obstruksi nasal, kortikosteroid, pembedahan dan
perdarahan hidung, proptosis, radioterapi. Pemberian kortikosteroid
bengkak pada hidung, wajah tidak dosis tinggi memperlihatkan hasil
simetri, pembesaran kelenjar limfe, yang baik pada lesi awal, namun
disfagi atau disfungsi saraf kranial, pada keadaan lanjut dengan jaringan
adanya edema, eritema dan demam fibrous yang lebih banyak
diakibatkan oleh sumber memberikan hasil yang kurang baik.
inflamasinya, namun demikian Operasi merupakan pilihan utama
semua gejala ini tidak dapat untuk penanganan inflammatory
digeneralisasi.2,4,8 Pada kasus ini pseudotumor sinonasal, dilanjutkan
gejala yang terlihat adalah obstruksi dengan pemberian kortikosteroid
nasal, perdarahan hidung, wajah pada eksisi tumor yang tidak

134
Inflammatory Pseudotumor … (M Ibrahim, Widodo AK)

lengkap. Terapi radiasi diberikan bila undifferentiated sarcomatous atau


dengan pembedahan dan terapi menjadi limfoma.14
kortikosteroid tidak berhasil atau
terdapat kontraindikasi.2,4,8,13 Pada KESIMPULAN
kasus ini hanya dilakukan operasi Dilaporkan satu kasus
pengangkatan pseudotumor inflammatory pseudotumor sinonasal
semaksimal mungkin dengan dengan gejala klinis maupun
pendekatan maksilektomi medial gambaran radiologi menyerupai
Meskipun gambaran klinis suatu keganasan. Telah dilakukan
dan radiologi inflammatory pemeriksaan jaringan berkali-kali
pseudotumor sinonasal menyerupai dengan hasil keradangan kronik non
keganasan, namun mempunyai spesifik. Tumor dapat dikeluarkan
prognosis yang baik. Tidak ada seluruhnya melalui operasi
laporan tentang perubahan maksilektomi medial. Perlu evaluasi
transformasi secara histologi dari dengan waktu yang cukup lama (1-5
inflammatory pseudotumor menjadi tahun) untuk mengetahui adanya
kekambuhan.

135
JURNAL THTKL Vol.5, No.2, Mei - Agustus 2012, hlm. 129 - 136

DAFTAR PUSTAKA
1. Constantino GT, Sasaki F, 59-8675%2806%2970931-7.
Tavares RA, Voegels RL, Accessed May 15, 2011
Butugan O. Inflammatory 8. Narla LD, Newman
pseudotumors of paranasal B,Spootwood SS, Narla S, Kolli
sinuses. Rev Bras R. Inflammatory pseudotumor.
Otorrinolaringol 2008; 74: 297- RadioGraphics 2003; 23: 719-29
302 9. Inoue A, Egami N, Kitahara N,
2. Thomas L, Uppal HS, Kaur VC. Yagi M. Differential diagnosis of
Inflammatory pseudotumour of proptosis: report of 2 cases.
maxillary sinus presenting as a Auris Nasus Larynx 2010; 37:
sinonasal malignancy. Eur Arch 526-529
Otorhinolaryngol 2005; 262: 61- 10. Fang S, Dong D, Jin M.
3 Inflammatory myofibroblastic
3. Ushio M, Takeuchi N, Kikuchi S, tumour of maxillary sinus: CT
Kaga K. Inflammatory appearance, clinical, and
pseudotumour of the paranasal pathological finding. European
sinuses- a case report. Auris Journal of Radiology Extra
Nasus Larynx 2007; 34: 533-6 2006; 60: 5-9
4. Castaneda JF, Conception JS, 11. Sasindran V, Ravikumar A,
Ramirez RL, Delovino KA. Senthil K, Somu L. Inflammatory
Inflammatory pseudotumor of the pseudotumours of the paranasal
maxillary sinus. Philipp J sinuses. Indian J. Otolaryngol.
Otolaryngol Head Neck Surg Head Neck Surg. 2007; 59: 267-9
2009; 24: 38-9 12. Karakok M, Ozer E, Sari I,
5. Cho SI, Choi JY, Do NY, Kang Aydin A. Inflammatory
CY. An inflammatory pseudotumor of the maxillary
myofibroblastic tumor of the sinus mimicking malignancy: a
nasal dorsum. Journal of case report. Auris Nasus Larynx
Pediatric Surgery 2008; 43: 35-7 2002; 29: 383-6
6. Soysal V, Yigitbasi OG, Kontas 13. Lombardi S, Olivieri E, Morelli
O, Kahya HA, Gueney E. L, Corrocher R. Systemic
Inflammatory myofibroblastic inflammatory pseudotumor, an
tumor of the nasal cavity: case unusual cause of fever of
report. International Journal unknown origin mimicking a
Pediatric Otorhinolaryngology malignant lymphomatous
2001; 61: 161-5 process: case report and review
7. Path consult. Inflammatory of the literature. Hematologica
pseudotumor.2011 2000; 85: 539-43
Available from : 14. Chuang CC, Lin HC, Huang CW.
URL:http://www.pathconsultddx. Inflammatory psudotumor of the
com/pathCon/diagnosis?pii=S15 sinonasal tract. J Formos Med
Assoc 2007; 106: 165-8

136

Anda mungkin juga menyukai