Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Tanda Tanda Kelahiran


Sub Pokok Pembahasan :
pengertian kehamilan, Tanda kelahiran.
Waktu Pertemuan : 30 menit
Sub Pokok bahasan : Tanda Tanda Kelahiran
Tanggal : 10 Januari 2019
Tempat : Puskesmas Kecamatan Cinere Kota Depok
Sasaran : Ibu Trimester Akhir Kehamilan

1. Latar Belakang
a. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti proses penyuluhan
kesehatan peserta dapat mengetahui pengertian kehamilan, Tanda
kelahiran.
b. Tujuan Instruksional khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit peserta mampu
menjelaskan:
 pengertian kehamilan
 Tanda kelahiran
2. Materi (terlampir)
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
4. Bahan dan Alat
a. Leaflet
b. Lembar Balik

5. Proses Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta
1. Pendahuluan 5 menit Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan
Melakukan apersepsi
Menyampaikan pokok bahasan
Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti 20 menit Menyimak
Memberikan penjelasan tentang pengertian Bertanya
kehamilan,Tanda kelahiran, Memperhatikan
persiapan kelahiran
Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
3. Penutup 5 menit Memperhatikan
Meyimpulkan materi Menjawab
Memberikan evaluasi secara lisan Menjawab salam
Memberikan salam penutup

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Persalinan normal adalah Proses pengeluaran bayi pervagina yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-40 minggu). Persalinan adalah tindakan bayi bergerak
dari rahim ke dunia luar melalui kontraksi dan perubahan di serviks dimana tubuh
telah secara tepat merencanakan seluruh 40 minggu kehamilan dan ketika tubuh
mengatakan waktunya telah tiba bagi bayi untuk meninggalkan rahim, proses
persalinan aktif dimulai.
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan
berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu,
trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40).
Persalinan bisa spontan atau bisa diinduksi.

B. Jenis Persalinan Menurut cara persalinan.


 Persalinan spontan : Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa
bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung
kurang dari 24 jam.
 Persalinan buatan: Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau
melalui dinding perut dengan operasi secio caesaria.
 Persalinan anjuran : Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin
atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.

C. Sebab – sebab yang menimbulkan persalinan


a. Teori penurunan hormon progesterone : Progesterone menimbulkan
relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan
otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
b. Teori oxytocin : Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah.
Oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.

c. Teori placenta menjadi tua : Plasenta yang tua akan menyebabkan


turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin : Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas
menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Teori distensi rahim : Rahim yang menjadi besar dan teregang yang
menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga mengganggu
sirkulasi uteroplasenta
f. Teori iritasi mekanik : dibelakang serviks terletak ganglion
servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala
janin maka akan menimbulkan his.

D. Tanda dan Gejala Persalinan


Gejala Persalianan :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak (hal ini terjadi
karena robekan- robekan kecil yang terjadi pada serviks)
c. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat
pembukaan.
Tanda-tanda permulaan persalinan :
a. Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada
primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur – angsur
turun kedalam rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim
dan perut sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga
kekuatan mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala bru
turun pada permulaan persalinan.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah,
terkadang bercampur darah.

E. Proses Persalinan
1. Kala I.
a. Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
a. Terbagi menjadi 2 fase :
1. fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
2. fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm atau
lebih perjam, penurunan kepala dimulai.
b. Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 – 15 menit dan
tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan
lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi
lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak. Lamanya kala I
untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
Tindakan yang dapat dilakukan seorang perawat :
 Anjurkan klien jalan-jalan (apabila klien tidak terlalu merasakan nyeri),
istirahat/tirah baring (apabila klien merasakan nyeri).
 Perhatikan intake

2. Kala II
a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
b. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datangnya
tiap 2 – 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai
dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara tiba-tiba dan banyak.
c. Pasien mulai mengejan.
d. Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang
lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak
lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini
disebut kepala membuka pintu. Maju dan surutnya kepala berlangsung
terus, sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang oleh vulva sehingga
tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun – ubun saat ini
telah lahir dan sub oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut
kepala keluar pintu. Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah
ubun – ubun besar, dahi dn mulut pad komisura posterior.
e. Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi
luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan
cairan.
f. Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru depan
disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai dengan paksi
jalan lahir. Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada
multi kurang lebih 20 menit.
Tindakan yang dapat dilakukan seorang perawat :
 Perhatikan intake
 Anjurkan istirahat
 Atur posisi ibu (mengedan) berdiri-jongkok
 Atur posisi ibu dorse
 Pimpin ibu untuk mengedan
 Perhatikan vagina toucher (jangan terlalu sering lakukan vagina toucher
 Kosongkan kandung kemih dan rectum
3. Kala III
a. Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
b. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2 – 3 menit.
Tindakan yang dapat dilakukan seorang perawat :
 Lakukan management aktif
 Lakukan peregangan tali pusar tak terkendali
 Injeksi oksitosin

4. Kala IV
a. Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
Tindakan yang dapat dilakukan seorang perawat :
 Perhatikan intake
 Hindari mobilisasi 8 jam
 Anjurkan perawatan nifas
 Perhatikan ruftur (robekan)

F. PATOFISIOLOGI

Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat


menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan
kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent,
fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna.
Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir
akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10
menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area
plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap.
Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea
dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka
produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon
prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
DAFTAR PUSTAKA

Evayanti, Yulistiana. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami


Pada Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas
Wates Lampung Tengah. Lampung. Vol 1 no. 2 Juli 2015.
Saidah&Samosir. 2015. Persiapan perawatan persalinan ibu primipara dan
multipra. Sumatera.

Anda mungkin juga menyukai