INSTALASI LABORATORIUM
RSU PAKUWON
1
RUMAH SAKIT UMUM PAKUWON
Jl.Rd Dewi Sartika No. 17 Sumedang
2000
DAFTAR ISI
Halaman
2
BAB VII KESELAMATAN KERJA ........................................................................................... 62.
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang
medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek
laboratoris terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium.
Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli
teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi
laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan
masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan
diberikan pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh profesi
kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium
kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi laboratorium
( Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah perlu
disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium kesehatan dan pedomam
yang jelas tentang pelayan instalasi laboratorium di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan RSU Pakuwon Sumedang ini adalah untuk
memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium
dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.
4
1. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat, Poli Umum, Poli Penyakit Dalam, Poli Penyakit
Bedah, Poli Syaraf, Poli Anak, Poli THT, RSU Pakuwon Sumedang yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSU Pakuwon Sumedang yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSU Pakuwon Sumedang maupun dari rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up
Yaitu pasien yang melakukan medical check-up untuk keperluan : medical check up
perorangan/perusahaan, medical check up sekolah, pemeriksaan kesehatan calon haji,
pemeriksaan kesehatan calon anggota legislatif
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik RSU Pakuwon Sumedang merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta mikrobiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
antara lain Hematologi Rutin, Hematologi lengkap dan golongan darah.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
antara lain : Glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal Ginjal, Analisa lipid, Elektrolit.
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
yang membutuhkan bahan urin antara lain : Urine rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan
Drug tes.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan, adapun
pemeriksaannya antara lain : HbsAg, Dengue IgG IgM, Widal, Asto, CRP..
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan
antara lain : Sputum BTA dan Gram
E. Landasan Hukum
1. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
2. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
3. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan
5
Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
6
3 Staff Analis DIII Analis Kesehatan 7 Orang
B. Standar Kompetensi
7
10. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai denga
prosedur tetap
11. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team kesehatan lain
12. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi atau
kewajiban sebagai berikut :
8
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya
di Laboratorium Kesehatan.
9
KOORDINATOR LAB KIMIA KOORDINATOR LAB KOORDINATOR LAB KOORDINATOR ADMINISTRASI
KLINIK MIKROBIOLOGI,IMUNOlOGI HEMATOLOGI DAN SAMPLING
DAN URINALISA
C. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Badung diatur dalam 3 shift jaga
dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 7( tujuh ) orang dengan rincian :
a. 1 orang koordinator
b. 1 orang petugas sampling
c. 1 orang petugas administrasi
d. 1 orang bertugas di hematologi /serologi
e. 1 orang bertugas di kimia klinik
f. 1 orang bertugas di urinalisa
g. 1 orang petugas sampling ke Rawat inap atau UGD
Jam dinas dari pukul 08.00 wita s/d pukul 14.00 wita.
2. Dinas sore:
Jam dinas dari pukul 14.00 wita s/d pukul 20.00 wita.
3. Dinas malam:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang dengan rincian tugas :
a. Sebagai penanggung jawab Shift merangkap pelaksana,
b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana
c. Sebagai petugas sampling merangkap pelaksana.
Jam dinas dari pukul 20.00 wita s/d pukul 08.00 wita.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RSUD Badung adalah
sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Ka Ruangan/ koordinator
laboratorium, disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium dan ditandatangani oleh Kasi
Penunjang Medis dan Kabid Penunjang RSUD Badung.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana
laboratorium setiap satu bulan.
10
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka analis
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui koordinator dengan menulis pada
buku permintaan dinas. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada dan tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( terencana ), maka analis bersangkutan harus memberitahu
koordinator laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan
sudah mencari analis pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti, maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti.
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
( tidak terencana ), maka koordinator laboratorium akan mencari analis pengganti yang
libur. Apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya
untuk menggantikan.
Contoh jadwal dinas Instalasi Laboratorium RSUD Badung dalam satu bulan:
1. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium RSUD Badung merupakan unit pelayanan diagnostik dengan pelayanan
24 jam yang datang ke laboratorium. Dalam upaya penetapan tenaga di Laboratorium yang
handal, diperlukan perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran
pelayanan Laboratorium.
Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn over SDM didalam
Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium diperlukan pendidikan dan
pelatihan secara berkala.
2. Tujuan Umum
Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan ketenagaan di
Laboratorium.
3. Tujuan Khusus
11
b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RSUD Badung.
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja Workload Indicators
of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan berdasarkan beban pekerjaan nyata
yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan. Metode ini diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi
Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah digunakan,secara
teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
12
Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun
3 menit
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah
dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600
pasien Cyto.
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.09 + 1.40 = 1 Orang / shif.
13
4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
14
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah
dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600
pasien Cyto.
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 1.05 + 18.77 = 19 Orang / shif.
disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 8 Orang, siang 2 orang,
malam 2 Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 19 orang.
15
Waktu Kerja Tersedia
Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah
dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600
pasien Cyto.
Kesimpulan :
16
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka
didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.14 + 2.34 = 2 Orang / shif.
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Badung dengan kondisi tenaga
saat ini, maka kekurangan tenaga Spesialis Pathologi Klinik 1 orang, Tenaga Analis 4 orang, Tenaga,
tenaga Administrasi 1 orang.
9. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di Laboratorium RSUD
Badung, maka diperlukan penambahan tenaga Spesialis Pathologi klinik, Analis, Dan tenaga
Administrasi.
17
BAB III
STANDAR FASILITAS
Wastafel
R./ Analis
Ruang
Administrasi Lab.
N
R./ Gudang administrasi
I
C Gudang
Barang Kamar Mandi
U Laboratorium
PMI
18
Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : 108 m 2, dengan masing – masing luas ruangan
15,4m2 di tambah ruang tunggu pasien kurang lebih 20 m 2 , terdiri dari :
1. Ruangan Sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir hasil
laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis pakai/reagen yang dipakai
3. Gudang administrasi
Yaitu ruangan tempat ATK dan lain- lain
4. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang laboratorium
B. Standar fasilitas.
19
14 Centrifuge Hettich Sentrifugasi 1 Buah Baik
BAB IV
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan
perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan yang sesuai
dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh petugas
ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti
puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.
Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RSUD Badung secara rinci dituangkan dalam
bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram berikut: Poin B.
20
B. Alur Pelayanan Laboratorium
Analisa
Analis Lab
21
Manual Result Entry
Analis Lab
Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung Jawab Lab
Print
Analis Lab
Pasien / Petugas IRJ /
Administrasi
Petugas IRI
22
Biasa 1. Hematologi lengkap Seratus empat puluh
2. Kimia klinik lengkap menit (140 mnt)
3. Faeces lengkap
4. Urine lengkap
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam kondisi
baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu konsultasi
dengan penanggung jawab laboratorium.
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, Ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan,
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur,
ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan secara manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak, diberi
nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer
23
f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result.
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result.
D. Pengelolaan Spesimen
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam. Pagi hari pasien
diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien makan dan
minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
24
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a. Darah Vena
1) Catat nama pasien pada tabung
2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.
3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
5) Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah keluar.
6) Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
7) Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml.
8) Pemeriksaan Immunologi : Darah beku 3 ml.
9) Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah EDTA+beku 10 ml.
10) Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item pemeriksaan
laboratrorium.
11) Tourniquet dilepaskan
12) Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
13) Rekatkan plester betadin
b. Darah Kapiler
1) Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada anak,
tumit kaki pada bayi.
2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah selanjutnya
diambil.
5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
c. Darah Arteri
1) Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
2) Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan basahi bagian
dalam spuit.
3) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90 derajat.
5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang dibutuhkan
kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.
6) Rekatkan plester betadine.
7) Bolak – balik spuit agar darah tercampur homogeny.
d. Urine
1) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan.
a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-sewaktu)
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
c) Beri label identitas pasien.
2) Urine pagi : Untuk urine lengkap
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.
3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif, elektrolit urine.
25
b) Tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi esok
harinya.
c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri thymol 2
ml.
d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai ada
tertumpah.
e. Faeces
1) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan bercampur
dengan urine.
2) Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
f. Sputum
1) Ambil sputum dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun tidur, sewaktu)
2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
g. Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan bermulut lebar.
h. Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai dengan
permintaan dokter.
i. Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril.
E. Pengolahan Spesimen
Darah segar (Gall kultur / Masukkan ke dalam botol Darah dalam botol
MO darah) bactec
26
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan
penyimpanan.
1. Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan selama 1 bulan,
sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-30 0C), setelah
itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift
kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian
shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah itu
dibuang.
(dalam menit)
HEMATOLOGI :
27
5. Hematokrit Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60
HEMOSTASIS :
URINALISIS :
FAECES :
28
ANALISA CAIRAN TUBUH
:
1. Transudat/ exudat
Cairan Pleura dirujuk ≤ 140
2. Cairan sendi
Cairan Sendi dirujuk ≤ 140
3. Cairan otak
Cairan Otak dirujuk ≤ 140
DRUG MONITORING :
1. Amphetamin
Kimia
(dalam menit)
KARBOHIDRAT :
4. Glukosa kurva
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
harian
29
5. Glukosa Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
toleransi tes
LEMAK :
FUNGSI GINJAL :
BAKTERIOLOGI :
FUNGSI HATI :
30
Serum 0,5 ml Setiap hari ≤ 140
ELEKTROLIT :
SEROLOGI :
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD Badung,
berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan RSUD Badung.
31
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa
parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan ( terlalu tinggi atau
terlalu rendah ), yang harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab
pelayanan ( DPJP ) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan /
penyakitnya.
Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang mengalami kegawatan
atau dalam keadaan kritis.
Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi
Laboratorium RSUD Badung, harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan ( DPJP )/ Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab
sebelum hasil dicetak di kertas.
Prosedur :
1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau perawat
penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan pasien menunjukkan
nilai kritis ( critical value ).
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil kritis (
critical value ).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke unit
pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit ( 30 menit ),
petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit perawatan pasien.
-tidak bisa
32
SMF GIGI : ≥ 200 mg/dl dilakukan
pencabutan
gigi
33
SMF Anestesi : ≤ 2,0 gr/dl - Non Operatif
pCO2 : 35 – 45 mmHg
cHCO3 : 23 – 33 mmol/L
SBC : 22 – 26 mmol/L
SO2 : 95 – 99 mmol/L
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container
dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus benda tajam
yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
34
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan kantong
limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa ke tempat
pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian
diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
35
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri dari :
a. Kertas kerja Hematologi.
b. Kertas kerja Kimia Klinik
c. Kertas kerja Urine/Faeces
d. Kertas kerja Bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.
4. Buku kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku registerasi
laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan urutan bulan dan
tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan tahun secara
berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja sesuai dengan
hari dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.
36
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur dengan di
desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
c. Perbedaan suhu ± 2 °C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu yang masih
dapat diterima adalah ± 2 °C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban harus di
buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada sentrifus mikrohematokrit
karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum centrifus
di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada salah
satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung
kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila saranan
jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesaran
100x gunakan dengan minyak imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari setelah
selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran akan
mudah masuk.
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu
garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
37
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan menyentuh
lensa dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
5. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit ( tergantung jenis / merek alat ),
supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang dilalui cahaya
harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas
tangan, goresan ataupun embun.Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di
ujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang sesuai dengan
suhu pemeriksaan.
i. Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan yang melekat
pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit dihilangkan, bila
tersentuh tangan waktu mengganti lampu, segera bersihkan dengan alcohol.
6. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
7. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur, partikel debu )
pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat jelas dan
lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan
terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel
yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi
untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung
menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi
penuh, maka pengisian harus dibuang.
38
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air
detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet transfer yang
dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta
pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di
biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan
yang menempel pada dinding bagian dalam.
j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic, kemudian baru
dicuci.
9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.
Cara pencucian :
39
1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam dalam
larutan extran netral 2 % selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor rendam
lebih lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak tertinggal
pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 °C dan alat
plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25°C.
1. Kalibrasi Biosystem
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
2. Kalibrasi A 15
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
40
Alat Cell Dyn 3600 dikalibrasi pada saat :
e. Alat baru dipasang
f. Penggantian spare part
g. Kontrol keluar range
h. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
Trouble Shooting
41
terbuka lengan alat benar benar berhenti
Tutupkan / benarkan posisi Cover
utama dengan baik dan benar
Lanjutkan proses analisa dengan
mengklik CONT
42
Rotor
Setelah proses New Rotor selesai
maka secara otomatis langsung
melanjutkan proses sampling
43
untuk melanjutkan
2. Trouble Shooting A 15
44
Lakukan proses “New ROTOR “ klik
N-Rotor
Setelah proses New Rotor selesai
maka secara otomatis langsung
melanjutkan proses sampling
45
yang ada di layar, lihat di lubang
nomor berapa yang warnanya beda
Segeralah isi kembali dan letakkan di
lubang yang semula
Pada layar sorot, klik lubang yang
beda warna tadi kemudian hapuslah
dengan cara mengklik gambar
penghapus ( delete )
Begitu pila untuk reagent, carilah
pada rak reagen mana botol yang
berbeda warna, isi atau ganti
botolnya, hapus yang kosong
daftarkan kembali pada posisi
semula
Kemudian isikan / daftar
kembalilubang yang sudah terhapus
tadi dengan sample yang sama,
letakan rak sample pada posisi
semula
Jika sudah yakin tidak ada yang
keliru, tutup penutup Utama
Kemudian di layar klik “ACCEPT “
kembali ke layar monitor , dan jika
tidak ada alarm lainnya , Klik CONT
untuk melanjutkan
46
penyetelan tekanan
0.07 Mpa
- regulator 0.07 Mpa - Jika penyetelan 0.07 Mpa gagal,
tidak berfungsi kemungkinan regulator rusak,
hubungi teknisis Sysmex
Env Temp High / Temperatur alat Set temperature ruangan pada 15° -
Temp Low diluar batas yang 30°C
ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan, kemungkinan sesuatu
rusak, hubungi teknisi sysmex
47
FCM Sheat Temp Temperatur reagent Tunggu sampai temperature stabil
High sheat diluar batas pada batas yang ditetapkan
FCM Sheat Temp yang ditetapkan Bila 30 menit pesan tetap
Low ditampilkan, kemungkinan sesuatu
rusak, hubungi teknisi sysmex
RH Therm Sens Salah satu dari Matikan alat dan nyalakan kembali,
Err sensor suhu untuk jika pesan masih muncul, hubungi
pemanas reagen teknisi sysmex
rusak
FCM RU Therm Salah satu dari Matikan alat dan nyalakan kembali,
Sens Err sensor suhu untuk jika pesan masih muncul, hubungi
chamber reaksi teknisi sysmex
rusak
FCM Sheat Therm Salah satu dari Matikan alat dan nyalakan kembali,
Sens Err sensor suhu untuk jika pesan masih muncul, hubungi
reagen sheat rusak teknisi sysmex
FCM TD Therm Salah satu dari Matikan alat dan nyalakan kembali,
Sens Err sensor suhu untuk jika pesan masih muncul, hubungi
detector optik rusak teknisi sysmex
Env Therm Sens Salah satu dari Matikan alat dan nyalakan kembali,
Err sensor suhu untuk jika pesan masih muncul, hubungi
mendeteksi teknisi sysmex
temperatur rusak
48
Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung tidak
bekerja atau system hidrolik tidak
normal. Lakukan pengecekkan pada
sensor apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit / lepas
Chamber EPK Err / Selang antara alat Periksa selang dan perbaiki
Chamber FCM dan reagen terjepit /
Sheat Err tersumbat / terlepas
49
mengganjal bagian atas / bawah
dari pompa penyedot sample
FCM Sheat Motor Beban motor Injeksi Periksa pompa injeksi sheat FCM
Error sheat terlalu tinggi pastikan tidak ada cairan,
hubungan saklar atau selang yang
mengganjal bagian atas / bawah
dari pompa penyedot sample
Rinse Motor Error Beban motor untuk Periksa rinse cup pastikan tidak ada
menggerakan Rinse cairan, hubungan saklar atau selang
Cup terlalu tinggi yang mengganjal bagian atas /
bawah dari Rinse cup
Low blood Volume darah kurang - Periksa darah sample dan ulangi
Volume ketika menggunakan analisa
sampler - Bersihkan sample piecer , SRV dan
jalur penyedot sample
Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan lakukan
analisa sample
Sample Not Asp - Sample darah tidak - Periksa darah sample dan ulangi
Error normal, adanya analisa
gumpalan dalam - Bersihkan sample piecer , SRV dan
darah, konsentrasi jalur penyedot sample
darah sangat ekstrim Lakukan prosedur shutdown
sedikit dengan cellclean
- Jarum piecer, - lakukan auto rinse dan lakukan
Sample Rotor Valve analisa sample
- Jika kotoran tidak dapat hilang,
dan selang penyedot
masukkan cellclean ke dalam
sample tersumbat
- Selang penyedot tabung sample dan lakukan analisa
sample ke sampler pada mode sample untuk
terlepas membersihkan piecer dan jalur
penyedot sample
50
- lakukan auto rinse dan lakukan
analisa sample
Rack Feed In Func Sensor posisi rack Hilangkan kotoran atau debu
Error Feed-in tidak
berfungsi
Rack Feed In Init Sensor posisi rack Hilangkan kotoran atau debu
Error Feed-in tidak
berfungsi
Rack Shift Home Sensor posisi awal Hilangkan kotoran atau debu
Pos Error rack Feed tidak
berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Func Error tidak berfungsi
Rack Feed Out Init Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Error tidak berfungsi
Rack Move Error 1 Rack tidak bisa Pindahkan rak dari jalur sampler
bergeser dan kembalikan pada posisi awal
Rack Move Error 2 Ketika Hand Clipper Pindahkan rak dari jalur sampler
tidak mengambil dan kembalikan pada posisi awal
sampler, Rack
berdgeser
Rack Move Error 3 Ketika diinterupsi, Pindahkan rak dari jalur sampler
51
Rack bergeser dan kembalikan pada posisi awal
Tube Inv Position Tabung tidak bisa Pindahkan tabung sampler pada
Error dibalik / diputar hand clipper dan kembalikan ke
vrak. Periksa tidak ada benda asing
yang menghalangi
Rack Full Error Rak telah penuh dan Pindahkan rak yang telah dianalisa
analisa dengan
sampler tidak dapat
dilanjutkan
Sampler Start Ketika masih ada rak Pindahkan rak dari jalur sampler
Error berada pada jalur dan kembalikan ke awal, dan
sampler, analisa lakukan analisa kembali
dengan mode
sampler dimulai
52
kesalahan reagen bersihkan Aperture dengan sikat )
dan anti reagen yang benar
RBC / PLT Ch Error Jumlah sel RBC / PLT Jauhkan sumber noise dari alat dan
melampaui batas ulang analisa sample
tertinggi yang
disebabkan
gangguan noise
WBC / BASO, Diff, - Detektor optic flow Bersihkan flowcell pada detector
RET Sampling cell kotor / optic dan lakukan analisa kembali,
Error / CH tersumbat, sample periksa sample dengan manual
tidak normal ( Slide )
- Sample kurang
( tidak cukup sample
dan tercampur
gelembung )
Low Count Error Sample tidak normal, Ulangi analisa sample, Bersihkan
Piecer tersumbat SRV piecer, bersihkan SRV, bersihkan
tersumbat , Pipa pipa penyedot sample
penyedot tersumbat
RET Error Sample tidak normal, Ulangi analisa sample dan periksa
sumbatan pada SRV , reagen RET
terjepit atau terlepas
pada cairan RET dye
dan selang diluent
53
detector optic SRV,
flowcell kotor / - Bersihkan Flowcell pada detector
tersumbat, ada optic
gelembung udara - Hilangkan gelembung dari
pada detector optic detector optic / flowcell
flowcell
Laser Tube Aged Umur laser mulai Matikan dan nyalakan kembali alat,
berakhir bila pesan masih muncul, hubungi
teknisi Sysmex
Laser Power Error Deteriorated Laser Ulangi analisa sampel, bila pesan
masih muncul, hubungi teknisi
Sysmex
Close FCM Detect Cover detector optic Tutup cover detector optic, bila
Cover terbuka, sensor masih error, sensor cover rusak,
cover rusak ganti sensor cover, hubungi teknisi
Sysmex
ID unit Com Error Kesalahan CPU Matikan dan nyalakan kembali alat,
karena Interfensi bila pesan masih muncul, hubungi
Noise teknisi Sysmex
Xm Limit Error, L-J Hasil Xm, L-J, Xb Periksa grafik QC, Periksa analisa
Limit Error, Xb control diluar batas data untuk parameter yang keluar
Limit Error yang ditentukan dari batas control jika perlu lakukan
kalibrasi
54
Replace Piecers Sudah saatnya Ganti piecers dan reset hitungan
mengganti piecers penggunaan piecer
Clean the CRV Sudah saatnya Bersihkan SRV dan reset hitungan
memberishkan penggunaan SRV
Sample rotor Valve
55
Rata rata tidak ditampilkan, program 3
barometer tidak alat dalam kondisi
benar atau tidak Start Up
masuk - Manual kalibrasi
tidak dapat dipanggil
56
- Jika error berlanjut, hubungi local
teknisi
Archieve Full Data Terlalu Penuh Pindahkan data ke dalam flash disk
57
salah code yang ada dibawahnya secara
manual, tekan √ untuk
mengkonfirmasi dan meneruskan
58
catridge baru
ERROR CODE 202 Cagridge belum Cek Catridge apakah sdh tertutup dg
tertutup sempurna baik, jika sdh tertutup tetap error
ulangi dengan catridge baru
59
tidak bersuara
60
BAB V
LOGISTIK
PROSES KETERANGAN
Mulai
ya
2. Surat pemesanan (SP) barang ditandatangani atau
Setuj disetujui oleh :
u selesai Kepala Instalasi
Ka. Bidang Penunjang
ya Disetujui rekanan
Ka. Ruangan
Hubungi Suplier
61
Suplier
Ka. Ruangan
Terima Barang
OK tidak
4. Setelah barang datang Ka Ruangan :
Ya Retur barang Catat di buku penerimaan
Mengentry barang( PO,DO,Faktur)
Ka Ruangan
Beri label,simpan di
gudang laboratorium
PROSES KETERANGAN
Koordinator Lab.
Koordinator Lab.
tidak 2. Bila ruangan/bangsal memerlukan bahan habis
Buat Surat amprahan ke Stok pakai koordinator mendistribusikan ke ruangan
gudang laboratorium cukup /bangsal dengan mencatat pada buku amprahan
ruangan yang telah disediakan
ya
Setuj
u selesai
Mengambil amprahan
Ka.Ruangan/Gudang lab.
62
Koordinator Lab.
Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
63
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
64
b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke pasien. Contoh:
salah mengerjakan item pemeriksaan ( yang diminta serologi DHF tetapi dikerjakan
Igm anti Salmonella typhi/diketahui sebelum hasil dikeluarkan )
c. Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan kematian atau
cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima. Contoh : amputasi atau operasi di bagian tubuh yang
salah.
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi tidak
timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang seharusnya normal tetapi hasil
yang dikeluarkan tinggi sehingga pasien menjalani cuci darah, pasien dengan glukosa
normal dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga dilakukan koreksi glukosa (terjadi
karena salah sampel/terjadi gangguan pada proses pemeriksaan).
e. Kejadian tidak diharapkan : Kejadian yang mengakibatkan cidera kepada pasien
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan, dan bukan
karena penyakit dasarnya. Contoh: pasien DHF yang diphlebotomi dengan needle
tidak disposable, dan pasien tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle pakai pasien
HIV ).
65
Faktor Kontribusi
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
66
petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol
bahan/spesimen secara baik.
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Badung membuat suatu
asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi
Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
2. Analitik
a. Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu hati-hati dan
menganggap semua bahan infeksius ( Universal Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut,
mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara
menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
67
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan petugas yang
tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang mengalami
cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang
berdekatan. Matikan semua peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan
bunga api.
d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
b. Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun
dapat melihat kedalamnya dan menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi
atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit karena bersifat
korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.
68
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾ penuh,
kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola sesuai
prosedur pengolahan limbah rumah sakit.
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning.
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium
dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.
69
E. Pemakaian Kaca Mata
1. Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan.
2. Tujuan : Untuk mel;indungi mata dari cipratan darah/cairan.
3. Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang.
4. Prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan
b. Dipakai dengan tali di bagian belakang
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
70
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari infeksi
silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan pasien
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah,
selaput lendir atau kulit yang terluka.
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasikan dengan
klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian :
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko tertularnya
penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada tempat yang
berisiko.
c. Kebijakan :
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster
71
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan
oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari untuk mencegah dan mendeteksi
suatu kesalahan serta memperbaikinya sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tahap preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca
analitik.
a. Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah terlanjur
minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta lama pemberian obat.
b. Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
72
c. Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan kuman-kuman
penyebab penyakit.
d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan lengkap
e. Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
f. Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan sesuai.
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak semua kegiatan
pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal – hal yang perlu
diperhatikan :
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah
3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam menerima
sampel yang memuat data antara lain :
4. Pengiriman sampel
73
a. Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan setengah jam
sebelum dicentrifuge.
b. Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan (menjaga stabilitas)
a. Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades yang dimuat
dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar lain.
b. Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal kadaluarsa.
Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lain-lain
1. Pengolahan sampel :
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan jenis alat.
Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan control yang telah
diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk
mengetahui ketepatan dan mengetahui ketelitian dari sampel.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam intepretasi hasil.
74
Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar laboratorium
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
pemeriksaan yang ditentukan.
Tujuan : Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang mempunyai metode
pemeriksaan yang sama atau berbeda.
Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di laboratorium
dan harus dipatuhi oleh semua petugas.
Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung telah mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan
RI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan yang
telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung sampai saat ini adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal PNPKLK-K
( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan ) bekerja sama dengan
PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS
( Wariance Index Score ), dengan nilai 0 – 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai PNPKLK-H
( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang Hematologi ).
Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium Kesehatan bekerja sama dengan PDS
Patklin. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID ( Index Deviasi )
dengan nilai 0 - > 3, semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium, berarti
semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi pemeriksaaan VDRL,
HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan menggunakan system scoring dengan nilai 0
– 4. Semakin tinggi nilai yang didapat oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut.
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
75
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan kimia
murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik
menggunakan bahan control dari manusia.
76
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata – rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata – rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat baik
51 – 100 : Baik
101 – 200 : Cukup
201 – 300 : Kurang
301 – 400 : Buruk
BAB IX
PENUTUP
77
Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam melaksanakan
dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD Badung.
Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah satu bagian
penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek
labolatoris terhadap spesimen atau sampel yang dilakukan pengujian, sehingga mutu hasil
pengujian laboratorium terus dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan penyakit.
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi yang akan
diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta undang-undang yang
berlaku
Mangupura, 2013
78