FAKULTAS KEDOKTERAN
Referat
Otitis media supuratif kronik
Pembimbing :
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyusun referat ini dengan baik serta tepat waktunya.
Didalam referat ini, penulis akan membahaskan mengenai Otitis media supuratif kronik.
Referat ini telah dibuat dengan pencarian melalui buku-buku rujukan dan juga
penulusuran situs medikal serta telah mendapatkan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu dalam menyelesaikan tantangan dan hambatan selama proses mengerjakan referat ini.
Oleh kerana itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada referat ini. Oleh
karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat
membangun nilai kerja penulis ini. Kritikan yang berunsur konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan referat ini selanjutnya. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan penulis
memohon maaf sebesar-besarnya.
Akhir kata semoga referat ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
Pendahuluan
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi kronik di telinga tengah dengan
adanya perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau
hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (FKUI, 2007).
OMSK di dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga
berair.
Kebanyakan penderita OMSK menganggap penyakit ini merupakan penyakit
yang biasa yang nantinya akan sembuh sendi ri. Penyakit ini pada umumnya tidak
memberikan rasa sakit kecuali apabila sudah terjadi komplikasi (Nursiah, 2003).
OMSK mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat
mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Biasanya komplikasi didapatkan pada
pasien OMSK tipe bahaya, namun demikian OMSK tipe aman pun dapat menyebabkan suatu
komplikasi apabila terinfeksi kuman yang virulen. Komplikasi ke intrakranial merupakan
penyebab utama kematian pada OMSK di negara sedang berkembang, yang sebagian besar kasus
terjadi karena penderita mengabaikan keluhan telinga berair. Berdasarkan data WHO pada tahun
2004, meningitis atau radang selaput otak adalah komplikasi intrakranial OMSK yang paling
sering ditemukan di seluruh dunia, biasanya mempunyai gejala demam, sakit kepala serta
adanya tanda-tanda perangsangan meningen seperti kejang. Kematian terjadi pada 18,6 % kasus
OMSK dengan komplikasi intrakranial.
Dari data-data diatas , penting sekali untuk mendiagnosa penyakit omsk sejak awal
sehingga penatalaksanaan yang tepat bisa segera dilakukan dan tidak terjadi komplikasi yang
serius.
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA TENGAH
ANATOMI TELINGA
memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga
pendengaran kesusunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,
Telinga tengah terdiri dari : membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus, dan
tuba eustachius.
Gambar Penampang Telinga Tengah
Membran Timpani
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang
telinga luar dari kavum timpani. Membrana ini panjang vertical rata-rata 9-10 mm dan
diameter antero-posterior kira -kira 8-9 mm, ketebalannya rata-rata 0,1 mm.
Letak membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring
yang arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 450 dari dataran sagital
dan horizontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut
menonjol kearah kavum timpani, puncak ini dinamakan umbo. Dari umbo kemuka bawah
3. Stratum fibrosum (lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum dan mukosum.
Lamina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastic yaitu: bagian dalam
1. Pars tensa
Merupakan bagian terbesar dari membran timpani suatu permukaan yang tegang
dan bergetar sekeliling menebal dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus
Terletak dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa dan pars flasida
Membran timpani terletak dalam saluran yang dibentuk oleh tulang dinamakan
sulkus timpanikus. Akan tetapi bagian atas muka tidak terdapat sulkus ini dan bagian ini
dari nervus mandibula dan nervus vagus. Permukaan dalam disarafi oleh n. timpani
Aliran darah membrana timpani berasal dari permukaan luar dan dalam.
Pembuluh-pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang dalam cabang dari arteri
maksilaris interna. Permukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh timpani anterior
cabang dari arteri maksilaris interna dan oleh stylomastoid cabang dari arteri aurikula
posterior.1
Gambar Penampang Membran Timpani
Kavum Timpani
Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya
bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm,
sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Epitimpanum.
timpani, disebut juga atik karena terletak diatas membran timpani. Sebagian besar atik
diisi oleh maleus inkus. Dibagian superior epitimpanum dibatasi oleh suatu penonjolan
tipis os posterior. Dinding medial atik dibentuk oleh kapsul atik yang ditandai oleh
Pada bagian anterior terdapat ampula kanalis superior, dan lebih anterior ada
ganglion genikulatum, yang merupakan tanda ujung anterior ruang atik. Dinding anterior
terpisah dari maleus oleh suatu ruang yang sempit, disini dapat dijumpai muara sel-sel
udara yang membuat pneumatisasi pangkal tulang pipi (zygoma). Dinding lateral atik
dibentuk oleh os skuama yang berlanjut kearah lateral sebagai dinding liang telinga luar
bagian tulang sebelah atas. Diposterior, atik menyempit menjadi jalan masuk ke antrum
2. Mesotimpanum
Terletak kearah medial dari membran timpani. Disebelah medial dibatasi oleh
kapsul otik, yang terletaknya lebih rendah dari pada nervus fasialis pars timpani. Dinding
anterior mesotimpani terdapat orifisium timpani tuba eustachius pada bagian superior dan
membentuk bagian tulang dinding saluran karotis asendens pada bagian inferior. Dinding
ini biasanya mengalami pneumatisasi yang baik dan dapat dijumpai bagian-bagian tulang
lemah.
1. Tulang-tulang pendengaran
a. Malleus (hammer/martil).
pendengaran dan terletak paling lateral, lehe r, prosesus brevis (lateral), prosesus anterior,
lengan (manubrium). panjangnya kira-kira 7,5 sampai 9,0 mm. kepala terletak pada
epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak dibelakang pars flaksida
tempat perlekatan serabut-serabut tunika propria. Ruang antara kepala dari maleus dan
membran Shrapnell dinamakan Ruang Prussak. Maleus ditahan oleh ligamentum maleus
anterior yang melekat ke tegmen dan juga oleh ligamentum lateral yang terdapat diantara
b. Inkus (anvil/landasan)
Inkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan 2 kaki yaitu : prosesus brevis dan
prosesus longus. Sudut antara prosesus brevis dan longus membentuk sudut lebih kurang
100 derajat. Inkus berukuran 4,8 mm x 5,5 mm pada pinggir dari corpus, prosesus longus
prosesus longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju ke bawah. Ujung
Maleus dan inkus bekerja sebagai satu unit, memberikan respon rotasi terhadap
gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis antara
ligamentum maleus anterior dan ligamentum inkus pada ujung prosesus brevis. Gerakan-
tersebut diubah menjadi gerakan seperti piston pada stapes melalui sendi
inkudostapedius.1
Gambar os incus
c. Stapes (stirrup/pelana)
beratnya hanya 2,5 mg, tingginya 4mm-4,5 mm. Stapes terdiri dari kepala, leher, krura
anterior dan posterior dan telapak kaki ( foot plate), yang melekat pada foramen ovale
posterior dari leher stapes. Kedua krura terdapat pada bagian leher bawah yang lebar dan
krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung dari pada posterior.
Kedua berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai tepi superior
yang melengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan ujung
posterior. panjang foot plate 3 mm dan lebarnya 1,4 mm, dan terletak pada fenestra
vestibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentum anulare
Prosesus Mastoideus
Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap
mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior.
Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada daerah ini.
Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Aditus antrum mastoid adalah
suatu pintu yang besar iregular berasal dari epitisssmpanum posterior menuju rongga antrum
yang berisi udara, sering disebut sebagai aditus ad antrum. Dinding medial merupakan
penonjolan dari kanalis semisirkularis lateral. Dibawah dan sedikit ke medial dari promontorium
terdapat kanalis bagian tulang dari n. fasialis.1
Tuba Eustachius
Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. bentuknya seperti
huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring.
Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga
tengah 13 dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.1
Fisiologi Pendengaran
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan mengenai
membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang
pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan tingkap
lonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran
diteruskan melalui membrane Reissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah
bawah, perilimf dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap (foramen rotundum)
Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong membran basal,
sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimf pada skala timpani. Pada waktu
istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung sel
rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion Kalium dan ion
Natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang n.VII, yang kemudian
meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) melalui saraf
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi
otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non
supuratif (otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media
efusi/OME).4
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah hasil episode otitis media akut dan ditandai
dengan keluarnya cairan secara terus-menerus dari telinga tengah melalui perforasi timpani. Ini
OMSK didefinisikan sebagai peradangan kronis dari telinga tengah dan rongga mastoid, dengan
keluarnya cairan dari telinga yang berulang atau otore melalui perforasi timpani. Penyakit ini
biasanya dimulai pada masa kanak-kanak sebagai perforasi timpani spontan karena infeksi akut
pada telinga tengah, yang dikenal sebagai otitis media akut (OMA), atau sebagai sekuel dari
bentuk yang lebih ringan dari otitis media (misalnya sekretori OM). (WHO, 2004).
Otitis media supuratifa kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media perforate (OMP) atau
dalam sebutan sehari-hari congek. OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan secret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.2
Epidemiologi
Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden
OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosio-ekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering dijumpai
pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di
Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh
negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di
Pasifik. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta
gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK
penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK
melibatkan 65–330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39–200 juta) menderita
kurang pendengaran yang signifikan. Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8%
dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah
sakit di Indonesia.3
Etiologi
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang
dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis,
rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang
abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan
Down’s syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan
faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden
OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti
hipogammaglobulinemia) dan cell- mediated ( seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit)
dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis. Penyebab OMSK antara lain:
- Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi
mempunyai hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi, dimana
kelompok sosioekonomi rendah memi liki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir
dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang
padat.
- Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden
OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik.
Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis
media akut dan / atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang
menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan kronis
- Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mu kosa telinga tengah hampir tidak
bervariasi pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode kultur yang
digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram- negatif, flora
Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas
menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam
Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap
- Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi
dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang
alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya, namun hal ini
Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema
tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui.
Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi
tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan
OMSK :
1. Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret
perforasi.
3. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi
epitel.
4. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat
diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan
dari perforasi.2,4
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis
3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga
tengah.
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan
oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi atau timpanosklerosis.
Perjalanan Penyakit
Otitis media akut (OMA) dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media
supurativa kronis apabila prosesnya sudah ebih dari dua bulan. Bila proses infeksi kurang dari
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan,
tetapi tidak adekuat, viruelnsi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau
hygiene buruk.4
Letak Perforasi
Perforasi mmbran timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik. Oleh karena itu
Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi
masih ada sisa membrane timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum. Perforai atik ialah perfora yang terletak di
pars flaksida.4
Jenis OMSK
OMSK dapat dibagi atas dua jenis, yaitu (1) OMSK tipe aman ( tipe mukosa = tipe
Berdasarkan aktivitas secret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang.
OMSK aktif adalah OMSK dengan secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif,
sedangkan OMSK tenang adalah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak
mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan
komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.
Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan
kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang.
Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga
kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama
adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat
dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur (speech audiometry) dan
pemeriksaan BERA ( brainstem evoked response audiometry) bagia pasien/anak yang tidak
Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi
- Gejala Klinis
Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer)
Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk
yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran
sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar
setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret
telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan
putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan
merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair
Gangguan pendengaran
dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran
mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun
tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai
tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan
Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya
rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai
secara hati-hati.
infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel
labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan
terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi koklea.
tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan absesotak.
Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri
Vertigo
Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan
vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding
labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan
udarayang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi
hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih
mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga
akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi
serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat
berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan
dari sana mungkin berlanjut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus
OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan
negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga
tengah.
Tanda klinik OMSK tipe bahaya
berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis ini. Walaupun diagnosis pasti baru dapat
ditegakkan dikamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat menjadi pedoman
akan adanya OMSK tipe bahaya, yaitu perforasi pada marginal atau apda atik. Tanda
ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe bahaya, sedangkan pada kasus
Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga
tengah
Terlihat kolesteatoma pada telinga tengah, secret berbentuk nanah dan berbau
khas (aroma kolesteatoma) atau terlihat bayangan kolesteatoma pada foto rontgen
mastoid.4
KOLESTEATOMA
Kolesteatoma adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin).
teori dikemukakan oleh para ahli tentang pathogenesis kolseteatoma, antara lain teori
Teori tersebut akan lebih mudah dipahami bila diperhatikan definisi kolesteatoma
menurut Gray (1964) yang mengatakan : kolesteatoma adalah epitel kulit yang berada
pada tempat yang salah. Sebagaimana kita ketahui bahwa seluruh epitel kulit
(keratinizing stratified squamous epithelium) pada tubuh kita berada pada lokai yang
terbuka/terpapar ke dunia luar. Epitel kulit di liang telinga merupakan suatu daerah Cul-
de-sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga dalam waktu yang lama
- Kolesteatoma kongenital yang terbentuk pada masa embrionik dna ditemukan pada
telinga dengan membrane timpani utuh tanpa ada tanda-tanda infeksi. Lokasi
- Kolestetoma akuisital yang terbentuk setelah anak lahir, jenis ini terbagi atas :
Kolesteatoma timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membrane timpani pasr
flaksida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba
(teori invaginasi).
Kolesteatoma terbentuk sebagai akibat dari masukny epitel kulit dari liang telinga
atau dari pinggir perforasi membrane timpani ke telinga tengah (teori migrasi)
atau terjadi akibat metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang
dalam telingah tengah sewaktu operasi. Setelah blust injury, pemasangan pipa
kuman (infeksi), yang paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas aeruginosa.
berangiogenesis.
- Pemeriksaan Audiometri
Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung
besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim
Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang berat,
dan ketulian total, tergantung dari hasil pemeriksaan (audiometri atau test berbisik).
- Pemeriksaan Radiologi.
kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang
normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan kolesteatom. Proyeksi
lateraldan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi
sinus lateral dan tegmen. Pada keadaan mastoid yang skleritik, gambaran
radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari dura atau sinus
lateral.
Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan
atau tidak tulang-tulang pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada
berdasarkan hanya dengan hasilX-ray saja. Pada keadaan tertentu seperti bila
mastoid.
Cholesteatoma yang terjadi pada daerah atik atau pars flasida. Banyak teori
yang disebabkan peradangan kronis biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa.
Terapi OMSK
dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian haruslah dievaluasi faktor-faktor yang
penyembuhan serta mengganggu fungsi, dan proses infeksi yang terdapat ditelinga. Prinsip
pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat
dibagi atas:
1. Konservatif
2. Operasi
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang. Sekret
yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh
- Adanya perforasi mmbran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan
- Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid, dan
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila secret
yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga , berupa larutan H2O2 3% selama
3-5 hari. Setelah secret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga
yang mengandung antibioatika dan kortikosteroid. Secara oral diberikan antibiotika dari
golongan ampisilin, atau eritromisin, (bila pasien alergi penisilin), sebelum hasil resistensi
diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat
Bila secret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama dua bulan,
maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta
memperbaiki pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan secret tetap ada atau terjadinya infeksi
berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati lebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila
terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi
dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan
Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus ad
antrum. Oleh karena itu infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung lama biasanya
disertai infeksi kronis di rongga mastoid. Infeksi rongga mastoid dikenal dengan nama
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK
dengan mastoiditis kronis, baik tipe aman atau tipe bahaya, antara lain :
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan konservatif tidak
sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan
patologik. Tujuannya ialah suapaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.Pada
- Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma yang
sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani diberishkan dari
semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah
dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi
satu ruangan.
Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jraingan patologik dan
Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien
harus datang dengan teratur untuk control, supaya tidak terjadi infeksi kembali.
pasien.
Modifikasi oeprasi ini adalah dengan memasang tandur (graft) pada rongga
operasi serta membuat meatoplasti yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen,
tetapi terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.4
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatoma di daerah atik, tetapi
belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding
Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga
- Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
timpani.
tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang menetap. Operasi ini
dilakukan pada OMSK tipe aman yang sudah tenang denga nketulian ringan yang
- Timpanoplasti
Operasi dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat
atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa.
Pada operasi ini selain rekonstruksi membrane timpani sering kali harus dilakukan
pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II,III,IV, dan V.
timpani dengna atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak
jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap dengan jarak waktu 6 bulan sampai
dengan 12 bulan.4
Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus
OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.
timpani, dikerjakan melalui dua jalan (combined approach) yaitu melalui liang telinga
dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik operasi ini pada
OMSK tipe bahaya belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering terjadi
Komplikasi
Otitit media supuratif, baik yang akut maupun kronis mempunyai potensi untuk menjadi
serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan kematian.
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah dengan
perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul,.
sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Jenis otitis media supuratif kronis dapat
terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis
yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya
tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk2. gejala otitis media supuratif kronis
antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia,
30-38.
2. Braunwald, Eugene et al. 2009. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi 17.
3. Ganong, William. 2008. Pendengaran dan Keseimbangan dalam: Buku Ajar Fisiologi
4. Efiaty Arsyad, Nurbiati, Jenny, Ratna Restuti. 2007. Otitis Media Supuratif Kronis.
Dalam: Kelainan Telinga Tengah, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
5. Efiaty Arsyad, Nurbiati, Jenny, Ratna Restuti. 2007. Komplikasi Otitis Media Supuratif.
Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher. Edisi