Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan, tujuan dari perusahaan itu ditentukan oleh manajemen
mereka, bisa saja dalam perkembangan perusahaan tersebut akan mengalami perubahan
tujuan. Suatu perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-
besarnya pastinya akan berusaha meningkatkan penjualannya dan memperluas
pemasarannya sehingga dengan kata lain perusahaan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan jumlah konsumen dengan memperluas area pemasarannya.
Tujuan strategis perusahaan meliputi perumusan misi, filosofi dan kebijakan
perusahaan. Hal tersebut akan menyediakan kerangka referensi bagi dewan eksekutif
perusahaan dalam menentukan langkah perencanaan pencapaian tujuan. Perumusan ini
harus berdasarkan fakta di lapangan dan kondisi perusahaan itu sendiri, sehingga hasil
dari perumusan tersebut tidak melenceng dari tujuannya. Tujuan strategi akan dijadikan
patokan keberhasilan perusahaan yang diukur dalam kemajuan pelaksanaan rencana.
Tujuan strategi harus konsisten dan sesuai dengan misi,kebijakan dan filosofi perusahaan.
Dalam merumuskan tujuan strategis ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling
berinteraksi dan saling berpengaruh, yaitu tujuan, sumber daya, peluang dan ancaman.
Beberapa perusahan melakukan perumususan ulang terhadap tujuan untuk dapat selalu
konsisten terhadap sumber daya serta lingkungan eksternalnya.
Perusahaan dapat memiliki tujuan alternatif yang mendukung tujuan utamanya.
Tujuan alternatif tersebut didukung oleh stabilitas, pertumbuhan, pengurangan dan
kombinasi. Strategi yang stabil akan efektif jika memenuhi 3 kondisi: perusahaan berada
di industri yang sudah besar, perusahaan sedang mengalami kesuksesan, lingkungan
perusahaan berubah secara pelan-pelan. Perusahaan dapat mengeluarkan kebijakan untuk
mencapai suatu tujuan alternatif sebagai pendukung tujuan yang utama tadi. Akan tetapi,
semuanya itu tidak akan berjalan dengan baik jika pihak manajemen membuat
perencanaan dengan buruk. Sebab dengan input yang baik, diproses yang baik tentu saja
akan mengkasilkan output yang baik juga.
Penjelasan singkat mengenai tujuan perusahaan tersebut, melatarbelakangi
penyusunan makalah ini yang berjudul “Formulating a Direction for The Company” yang
juga merupakan judul materi dalam pertemuan untuk mata kuliah Manajemen Strategik

I.2Rumusan Masalah
Beberapa pokok yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1
1. Bagaimana misi organisasi dalam suatu perusahaan?
2. Bagaimana filosofi organisasi dalam suatu perusahaan?
3. Bagaimana kebijakan organisasi dalam suatu perusahaan?
4. Bagaimana tujuan strategik dalam suatu perusahaan?
5. Bagaimana generic corporate strategy alternatives dalam suatu perusahaan?
I.3Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengenai misi organisasi dalam suatu perusahaan
2. Untuk mengetahui filosofi organisasi dalam suatu perusahaan
3. Untuk mengetahui kebijakan organisasi dalam suatu perusahaan
4. Untuk mengetahu tujuan strategic dalam suatu perusahaan
5. Untuk mengetahui generic corporate strategy alternatives dalam suatu perusahaan.
I.4Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan pembaca mengenai perumusan tujuan untuk perusahaan
2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai misi, folosofi, dan kebijakan organisasi
3. Menambah pengetahuan pembaca mengenai tujuan strategic dan alternative strategic
perusahaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Misi Organisasi


Tujuan dasar dari setiap organisasi adalah untuk menggunakan sumber daya
masyarakat agar menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan seefisien dan seadil
mungkin. Sedangkan dalam komunitas bisnis, tujuan dalam berbisnis adalah menawarkan
barang atau jasa dengan legal, etis pada masyarakat sehingga menghasilkan keuntungan
bagi bisnis mereka sendiri. Dalam suatu perusahaan, tujuan dari perusahaan itu ditentukan
oleh manajemen mereka, bisa saja dalam perkembangan perusahaan tersebut akan
mengalami perubahan tujuan. Suatu perusahaan yang mempunyai tujuan untuk
memperoleh laba yang sebesar-besarnya pastinya akan berusaha meningkatkan
penjualannya dan memperluas pemasarannya sehingga dengan kata lain perusahaan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah konsumen dengan memperluas area
pemasarannya.
Sifat mengenai misi perusahaan menentukan peluang yang dihadapinya, pesaingnya,
dan pada akhirnya peluangnya diharapkan berhasil dalam bisnis yang telahi kekuatan dan
kelemahan yang seringkali bertentangan dengan kekuatan dan kelemahan pesaingnya.
Misi organisasi sudah pasti dari keseluruhan tujuan perusahaan. Misinya mendefinisikan
secara lebih spesifik dan tepat lingkup tujuan kemasyarakatan ini. Misi mendefinisikan
bisnis sebuah organisasi.
Sebuah organisasi dapat membedakan misinya dalam hal produk atau layanannya.
Mereka juga dapat mewujudkan misinya dalam hal pasar atau konsumen yang dilayani.
Cara yang jauh lebih efektif untuk mendefinisikan misi enterpris adalah dalam hal produk
atau layanan yang ditujukan untuk segmen pasar tertentu, yang terdiri dari subjek
homogen pembeli memiliki beberapa karakteristik umum, seperti usia, pendapatan, kelas,
lokasi geografis, agama.
Sebuah perusahaan mungkin terfokus pada segmen pasar atau sempit yang dilayani.
Pilihan luas segmen pasar harus dibuat hanya setelah mengevaluasi segmen pasar
alternatif secara hati-hati. Mengingat misi perusahaan terlalu luas mungkin sama
buruknya bagi masa depan perusahaan karena terlalu sulit menentukannya. Misalnya
pernyataan misi perusahaan "kita berada dalam bisnis komunikasi" memang
menghasilkan alokasi sumber daya untuk pengembangan, produksi, dan pemasaran
produk di luar bidang komunikasi.

3
Sifat misi perusahaan menentukan peluang yang dihadapinya,seperti pesaing dan
akhirnya peluang untuk berhasil dalam bisnis dengan mengingat kekuatan dan kelemahan
perusahaan yang dibandingkan dengan kekuatan dan kelemahan pesaing yang
berlawanan.Namun, sebuah perusahaan harus selaras dengan lingkungan eksternal dan
kemampuan internal perusahaan. Seiring perubahan lingkungan eksternal, mestinya
teknologi misi bisa membuat produk lama usang, dan pasar baru mungkin muncul dimana
tidak ada yang sebelumnya keluar. Perubahan lingkungan semacam itu mungkin
mengharuskan perubahan misi perusahaan. Namun, mendefinisikan ulang misinya,
perusahaan harus mempertimbangkan sumber daya internal.
2.2 Filosofi Organisasi
1. Pengertian
Filosofi organisasi adalah bagaimana sebuah keteraturan dapat terwujud dalam sebuah
organisasi yang terdiri dari kumpulan prang-orang sehingga terjadi sinergi yang baik
dalam mencapai tujuan bersama. Filosofi ini menggambarkan nilai-nilai, kepercayaan,
dan berbagai aspirasi perusahaan
Dalam filosofi organisasi, terdapat tiga nilai dasar menurut Jack F. Reichert, antara
lain”
a. Terdapat kualitas. Dalam memproduksi sebuah produk, kita menjadi produsen
dengan kulaitas terbaik
b. Terdapat pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci utama
kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan jangka panjang
c. Terdapat orang Terdiri martabat pribadi mereka, harga diri mereka dalam apa yang
mereka lakukan, dan kepercayaan yang mereka miliki dalam manajemen mereka
2. Fungsi dan Tujuan Perancangan
Filosofi organisasi memiliki dua fungsi, antara lain:
a. Acuan bagi perilaku para pekerja
b. Bagaimana sebuah organisasi menjalankan usahanya
Filosofi organisasi juga memiliki tujuan atas perancangannya. Mereka dirancang
untuk:
a. Meningkatkan citra publik perusahaan
b. Landasan arah tujuan perusahaan

2.3 Kebijakan Organisasi


Agar operasional perusahaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan strategi yang
ditetapkan serta dapat dikendalikan, maka perlu adanya kebijakan perusahaan. Kebijakan
perusahaan harus konsisten dan sesuai dengan filosofi perusahaan. Pada umumnya,
kebijakan perusahaan akan membatasi alternatif yang bisa dipertimbangkan dalam
pelaksanaan strategi perusahaan.

4
Ada dua bagian utama dari proses manajemen strategis, yaitu Strategi Perencanaan,
dan Strategi implementasi. Sesuai dengan proses manajemen strategis maka kebijakan
organisasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kebijakan strategis dan kebijakan
implementasi. Kebijakan strategis dirancang untuk memandu proses perencanaan
strategis dalam sebuah organisasi. Kebijakan implementasi dirancang untuk melakukan
hal yang sama untuk proses strategi implementasi. Dengan demikian, keseluruhan tujuan
kebijakan organisasi adalah memandu pemikiran, pengambilan keputusan dan tindakan
manajer dalam pengelolaan strategis suatu perusahaan. Kebijakan organisasi
membimbing strategi organisasi saat mereka menentukan dan menerapkan tujuan
strategis dan strategi organisasi perusahaan.
Isu-isu yang terkait dengan perumusan kebijakan strategi adalah lingkup bisnis
perusahaan yang mendefinisikan produk perusahaan dan segmen pasar yang dilayani,
kriteria untuk memasuki atau ada dalam bisnis atau industri, lingkup geografis aktifitas
perusahaan, sifat teknologi yang digunakan dalam proses produksi, saluran distribusi,
kualitas produk, citra perusahaan, dan lain-lain
Isu-isu yang terkait dengan perumusan kebijakan implementasi adalah jenis struktur
organisasi-divisional atau fungsional, bentuk kepemimpinan-otoriter, demokrasi,
partisipatif, sistem motivasi-program insentif (dorongan), sistem penghargaan, praktek
kepegawaian, teknik koordinasi, dan lain-lain
2.4 Tujuan Strategik
Tujuan strategik adalah tujuan yang diharapkan oleh keseluruhan organisasi dalam
memenuhi misi dasarnya. Dalam menyusun suatu tujuan strategik perusahaan harus
konsisten sesuai dengan misi, kebijakan, dan filosofi dari suatu perusahaan tersebut.
Menentukan tujuan suatu perusahaan merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh
perusahaan karena tujuan adalah titik akhir dari semua fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Seorang manajer harus menyusun strategik perusahaan untuk mengarahkan aktivitas
yang dilakukan dalam perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Selain untuk mengarahkan aktivitas yang nantinya akan dilakukan, penyusunan strategik
yang baik juga dapat berfungsi sebagai standar kerja suatu perusahaan.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Perumusan Tujuan Strategik
Kepala Perusahaan Eksekutif tidak menyusun tujuan strategik perusahaan secara
sepihak. Hal ini dikarenakan adanya kekuatan dalam lingkungan internal dan
eksternal peusahaan yang menunjukkan adanya ancaman dan kesempatan pada
perusahaan. Seorang manajer perusahaan harus mengeksplorasi kemungkinan adanya
kesempatan dan melawan kemungkinan adanya ancaman dari lingkungan. Saat

5
keseluruhan tujuan strategik telah dibuat jajaran direktur harus memeriksa tujuan saat
ini, sumber daya yang diperoleh saat ini, dan kesempatan dan ancaman yang
mungkin terjadi di pasar.

Dalam mengatur tujuan strategik suatu perusahaan, manajer harus memperhatikan


realitas politik. Karena setiap orang pasti memiliki harapan yang ingin dicapai secara
pribadi atau kelompok. Apabila dalam suatu lingkungan beberapa orang di dalamnya
memiliki tujuan yang berbeda maka hal itu dapat menimbulkan konflik. Konflik yang
terjadi perlu di rekonsiliasi melalui negosiasi dan diskusi sehingga tujuan yang
muncul dapat diterima oleh semua pihak.
Sistem nilai pribadi manajer juga dapat mempengaruhi dalam menentukan tujuan
strategik. Selain itu kekuatan dan kelemahan dari sumber daya internal perusahaan
dapat menjadi kendala dari manajer perusahaan dan mempengaruhi keputusan dalam
menyusun tujuan strategik perusahaan.

2. Karakteristik Tujuan yang Efektif


a. Tujuan harus memiliki harapan yang kira kira dapat dicapai oleh perusahaan. Suatu
tujuan yang mudah untuk dicapai tidak memberikan tantangan pada masing-masing
perusahaan, oleh karenanya tujuan harus dibuat cukup tinggi untuk membuat suatu
perusahaan melebarkan jangkauan untuk mencapainya
b. Tujuan harus sekiranya dapat dicapai. Meskipun jangkauan perusahaan harus
diupayakan untuk dilebarkan tetapi apabila suatu tujuan yang terlalu jauh juga tidak
baik untuk suatu perusahaan.

6
c. Tujuan harus dapat diukur. Hal ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar hasil
yang harus dicapai oleh suatu perusahaan. Suatu tujuan dapat diukur dengan
mengukur atribut yang dicari. Tetapi tidak semua tujuan dapat diukur secara
kuantitatif, dalam kondisi seperti ini hal yang disarankan adalah untuk menyatakan
tujuan yang dibuat secara kualitatif.
d. Tujuan harus memiliki jangka waktu dalam pencapaiannya. Dalam menentukan
jangka waktu yang diperlukan dapat membantu mengalokasikan waktu dan sumber
data yang diperlukan untuk memenuhi tujuan. Selain itu juga dapat mengukur
kemajuan yang telah dicapai selama ini.
e. Tujuan harus konsisten. Jika suatu tujuan tidak konsisten maka rencana dalam
pencapaiannya juga akan tidak konsisten yang mana dapat memberikan hasil yang
buruk terhadap suatu perusahaan
f. Tujuan jangka pendek seharusnya segera dicapai dan tetap konsisten pada tujuan
strategic
Meskipun tujuan dari suatu organisasi dengan organisasi yang lain sangat bervariasi,
Peter Drucker menyarankan terdapat area dimana tujuan harus dibuat, yaitu pasar tetap,
inovasi, produktivitas, sumber daya keuangan, sumber daya manusia, tingkat
keuntungan, pelayanan pelanggan, kinerja dan pengembangan manajer, kinerja dan
tingkah laku pekerja, penelitian dan pengembangan, sumber daya fisik
2.5 Generic Corporate Strategy Alternatives
Setelah Manejer Strategik menilai SWOT perusahaan dan memformulasi misi,
filosofi, kebijakan, dan tujuan strategi, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu
dijawab, antara lain:
1) Bisnis apa yang diambil?
2) Apa kita akan melanjutkan operasi bisnis yang sudah ada untuk saat ini dan masa
depan dengan usaha yang sama dengan sebelumnya?
3) Apakah kita berencana untuk berkembang dengan menambah bisnis baru pada
portofolio bisnis atau dengan menambah usaha perusahaan dalam mengoperasikan
bisnisnya?
4) Apakah kita akan mengurangi usaha atau menghapus bisnis yang ada untuk
melakukan penghematan?
5) Apakah kita berencana untuk mengaplikasikan strategi diatas secara berurutan atau
serentak, tergantung pada bisnis dan produk bersangkutan?
Dengan menjawab pertanyaan diatas akan menetapkan dan menjelaskan strategi yang
diambil oleh sebuah perusahaan. Strategi perusahaan ini menguraikan berapa banyak
sumber daya yang akan di investkan pada operasi bisnis yang sudah ada atau pada bisnis
baru yang akan dimasukkan kedalam portofolionya. Masing-masing pertanyaan akan
menuntun strategi apa yang akan diambil oleh perusahaan. Pertanyaan nomor 2 untuk

7
strategi stabilitas (Stability), pertanyaan nomor 3 untuk strategi berkembang (Growth),
pertanyaan nomor 4 untuk strategi penghematan (Retrenchent), dan pertanyaan nomor 5
untuk strategi kombinasi (Combination).
1. Stabilitas (Stability)
Strategi ini menganjurkan perusahaan untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan
sebelumnya dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan mengasumsikan bahwa tidak
terjadi perubahan secara signifikan dimasa yang akan datang. Menurut Glueck, strategi
stabilitas efektif untuk dilakukan apabila memenuhi kondisi, antara lain:
1) Perusahaan merupakan Industri yang mapan (mature industry)
2) Merupakan perusahaan yang sukses
3) Terjadi perubahan yang sangat lambat pada lingkungan perusahaan
Meskipun strategi ini sering digunakan, strategi ini juga dapat berbaya dalam artian
akan menimbulkan manajemen puas dengan strategi yang digunakannya. Sehingga bila
terjadi perubahan pada lingkungan eksternal perusahaan, perusahaan yang bersangkutan
akan terlambat menyadari perubahan ini, sehingga akan menimbulkan kerugian.
Strategi stabilitas mengadopsi dari sikap “menunggu dan melihat”. Sikap ini dapat
memberi manfaat atau tidak kepada perusahaan, tergantung respon dari perusahaan itu
sendiri. Bila perusahaan mempunyai sistem monitor yang baik dalam memantau
perubahan lingkungan akan membawa dampak positif untuk perusahaan. Sehingga
kunci untuk sukses dalam menjalankan strategi stabilitas yaitu memiliki sistem
montoring yang kuat terhadap lingkungan eksternal dan manajemen yang
berpengalaman dalam menentukan waktu yang tepat dalam merespon perubahan
kondisi pasar.
2. Berkembang (Growth)
Perkembangan sebuah perusahaan biasanya dilihat dari sumber keuangannya, produk
atau jasanya, kondisi lingkungan eksternalnya, dan kecakapan manajemennya.
Kemampuan manajemen dalam menilai variabel-variable secara akurat merupakan hal
yang penting untuk perkembangan. Alasan untuk melakukan perkembangan yaitu
perkembangan menjamin kehidupan jangka panjang suatu perusahaan. Misalkan terjadi
produk gagal pada perusahaan besar, perusahaan tersebut tidak akan mengalami
kerugian yang besar, sedangkan pada perusahaan kecil bila terdapat satu produk
mengalami kegagalan, maka keuangan akan terpuruk.
a. Internal Growth
1) Penetration
Menekankan pertumbuhan dengan meningkatkan pangsa pasar, penjualan,
atau profit dengan produk yang ada. Keuntungan dari penetration yaitu
manajemen familiar dengan produk dan pasar. Kekurangannya yaitu bila produk
berada pada lingkungan yan stabil dan suatu perusahaan menekankan

8
penetration, mungkin kompetitor akan melakukan pembalasan. Strategi ini
efektif dilakukan oleh perusahaan dengan pangsa pasar kecil yang beroperasi di
pasar berkembang. Penetration dapat dilakukan dengan menarik perhatian
kostumer baru, menarik kostumer milik kompetitor, dll.
2) Expansion
Perusahaan dapat melakukan ekspansi ke daerah yang baru dengan produk
yang sukses. Kekurangan dari strategi ini yaitu manajamen kurang familiar
karena memasuki daerah pasar yang baru dan perusahaan belum mendapat
gambaran. Ekspansi juga dapat dilakukan dengan memodifikasi sebuah produk
dengan menambah fitur-fitur baru untuk memuaskan kostumer.
b. External Growth
Perusahaan yang memilih untuk melakukan eksternal growth akan menambah
fungsi atau operasi perusahaannya. Bila perusahaan memilih untuk menambah
operasi perusahaannya maka terdapat 2 strategi, yaitu: integrasi dan diverifikasi.
Integrasi yaitu perusahan pada intinya berkembang tetap dengan produk yang
sama, sedangkan diversifikasi perusahaan mencoba untuk masuk ke bisnis yang
baru, menempatkan perusahaan ke area yang baru.
Perusahaan dapat melakukan diverifikasi produk dengan mengambangkan
produk baru melalui penelitian dan pengembangan internal, atau dapat dilakukan
melalui merger/akuisisi, yaitu menyatukan satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Yang membedakan antara akuisisi dengan merger yaitu, pada akuisisi
terdapat perusahaan dominan dan perusahaan subservient. Sedangkan pada
perusahaan yang melakukan merger tidak terdapat perusahaan dominan ataupun
subservient
Berikut beberapa tipe merger:
1) Vertical Merger, merger diantara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam
satu aliran produksi terhadap produk yang sama, yakni merger dari perusahaan hulu
dengan hilir.
2) Horizontal Merger, merger diantara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam
bisnis yang sama atau serupa.
3) Concentic Merger, merger diantara dua atau lebih perusahaan yang saling
berhubungan, tetapi bukan terhadap produk yang sama. Misalnya perusahaan saling
berhubungan dalam hal teknologinya, marketingnya, atau kostumernya
4) Conglomerate Merger, merger diantara dua atau lebih perusahaan yang satu sama
lain tidak ada keterkaitan usaha sama sekali.
Alasan dilakukan merger/akuisisi:
1) Untuk mengembangkan posisi kompetitif perusahaan, dengan melakukan
merjer/akuisisi dapat mengurangi saingan

9
2) Untuk memperluas lini produk
3) Merupakan cara tercepat dalam mengembangkan pangsa pasar dengan
mengakuisisi perusahaan saingan.
4) Untuk mendapatkan sumberdaya yang diperlukan, seperti arus kas, ahli teknis,
bahan baku, akses pasar, dll.
5) Untuk mendapatkan keuntungan sinergis dari merger.
Kriteria melakukan akuisisi:
1) Ukuran perusahaan, dapat diukur melalui penjualan, total aset, laba bersih dan
jumlah investasi yang diperlukan untuk melakukan pembelian
2) Tipe bisnis, tipe bisnis tidak harus selalu sama antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya,melainkan yang perlu dilihat disini adalah bisnis yang
diperlukan oleh suatu perusahaan, misalnya perusahaan penyedia bahan baku.
3) Performa
4) Potensi untuk berkembang
5) Pangsa pasar
6) Memiliki profit
7) Harga
8) Pengaruh terhadap ekuitas pemegang saham
9) Pendanaan
10) Kesesuaian manajemen
3. Penghematan (Retrenchment)
Perusahaan yang mengambil strategi ini beranggapan bahwa dengan strategi yang
sedang digunakan saat ini tidak dapat membuat perusahaan untukmencapai tujuan
dasarnya, sehingga perusahaan memilih untuk mengurangi skala operasinya.
Retrenchment bukan strategi yang populer karena biasanya orang lebih cenderung
untuk memilih strategi Growth. Retrencment dilakukan tergantung seberapa serius
masalah yang dihadapi dengan strategi yang digunakan saat ini. Strategi ini berkisar
dari mengurangi secara sementara hingga melikuidasi operasinya untuk melakukan
penghematan biaya.
a. Cutback and Turnaround
Menurut Glueck, strategi ini dapat digunakan secara efektif bila perusahaan
terancam oleh pengendalian lingkungan jangka pendek (short-term environmental
of control), misalnya terjadi pengurangan penjualan atau memotong biaya
operasional bila sudah tidak terkontrol lagi. Strategi ini bersifat sementara dan
mengurangi biaya internal operasi.

b. Divestment
Strategi ini digunakan bila perusahaan merasa bahwa pengurangan yang terjadi
pada profit/penjualan bersifat tidak sementara atau terdapat teknologi baru yang
tidak dimiliki perusahaan dan akuisisinya mahal. Pada kasus seperti itu perusahaan

10
mungkin akan memilih untuk mengurangi skala operasinya dengan menjual lini
produk. Tetapi divesment merupakan keputusan yang sulit dibuat, karena
manajemen sudah familiar dan berkomitmen dengan lini produk tersebut, sehingga
bila menjualnya akan menandakan kalau manajemen gagal.
c. Liquidation
Strategi ini digunakan apabila masalah perushaan sudah terlalu parah yaitu
dengan likuidasi atau menjual seluruh perusahaan . alasannnya dilakukan likuidasi
yaitu mungkin top manajemen tidak memiliki penerus, terdapat perusahaan lain
yang ingin membeli perusahaan dengan nilai yang tinggi, dll. Likuidasi merupakan
keputusan yang sulit dibuat oleh manajemen.
4. Kombinasi (Combination)
Kombinasi strategi yang pertama yaitu menggunakan strategi secara serentak. Strategi
yang diambil oleh perusahaan tergantung dengan seberapa besar perusahaan dan berapa
lini produk yang dimiliki. Bila perusahaan kecil dan hanya memiliki satu lini produk
kemungkinan akan mengambil hanya satu strategi. Lalu bila perusahaan besar dan
memiliki lebih dari satu lini produk disarankan untuk memiliki lebih dari satu strategi
secara serentak.
Kombinasi strategi lainnya yaitu secara bertahap. Sebuah perusahaan mungkin untuk
mengambil strategi stabilitas terlebih dahulu baru melanjutkan dengan strategi
perkembangan. Kombinasi ini memperbolehkan perusahaan untuk mengadopsi strategi
bersifat sementara untuk periode jangka panjang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dasar dari setiap perusahaan
ialah menggunakan sumber daya masyarakat agar menghasilkan barang atau jasa yang
dibutuhkan, sedangkan dalam komunitas bisnis memiliki tujuan dalam menawarkan
barang atau jasa dengan legal, sehinngga menghasilkan keuntungn bagi bisnis mereka.
Kemudian filosofi organisasi merupakan bagaimana sebuah keteraturan dapat
terwujud dalam sebuah organisasi. Filosofi organisasi memiliki 3 nilai dasar antara lain:
kualitas, pelanggan, orang terdiri martabat pribadi mereka. Suatu kebijakan perusahaan
harus konsisten dan sesuai dengan filosofi perusahaan. Pada umumnya, kebijakan
perusahaan akan membatasi alternatif yang bisa dipertimbangkan dalam pelaksanaan
strategi perusahaan. Tujuan strategik ialah tujuan yang diharapkan organisasi dalam
memenuhi misi dasarnya, dalam menyusun tujuannya, perusahaan harus konsisten
dengan misi, kebijakan, dan filosofi. Yang terkahir adalah strategi alternatif perusahaan
pada umumnya, sub bab ini membicarakan tipe strategi yang akan diambil suatu
perusahaan dan bagaimana perusahaan mengkombinasikan strategi sesuai dengan kondisi
yang dialami perusahaan.

3.2 Saran
Para mahasiswa alangkah baiknya apabila mampu memahami perihal perumusan
tujuan perusahaan yang baik secara keseluruhan dan detail. Mengingat pentingnya
perumusan tujuan dalam menjalankan suatu perusahaan. Sehingga aktivitas-aktivitas
dapat dilakukan sesuai tujuan perusahaan yang ingin dicapai dan tujuan tersebut dapat
dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarma, Made. 2008. The Concepts of Strategic Management and Case Analysis. Malang: --
Anonim. --. “Formulating A Direction Fro The Company” dalam
https://www.scribd.com/document/131590720/Formulating-a-Direction-for-the-Company.
Diakses pada 6 November 2017 pukul 10.30 WIB.

12
Besar, Kepala. 2010. “Formulating The Direction for The Company” dalam
http://babusekaki.blogspot.co.id/2010/05/formulating-direction-for-company.html. Diakses
pada 6 November 2017 pukul 10.00 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai