Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN I

PENGARUH WAKTU PADA PROSES MERSERISASI METODE


EXHAUST PADA KAIN KAPAS

Nama : Alvidita Kusumawardani (17020009)


Bnada Asri Ayuanadia ()
Chandra Arsy Pangestu ()
Group : 2K1
Dosen :
Asisten : 1.
2.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2018
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Mempelajari bagaimana mekanisme proses
penyempurnaan merserisasi pada tekstil bahan kapas.

Tujuan : Mampu menentukan nilai optimum waktu pada proses


merserisasi kain kapas.

II. TEORI DASAR


2.1 Serat kapas
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji tanaman kapas. Tanaman
kapas merupakan tumbuhan semak yang berasal dari daerah tropis dan subtropis. Serat
kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat tersebut dapat dipintal
menjadi benang atau ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut
sebagai katun (benang maupun kainnya).
Beberapa sifat-sifat kimia kapas adalah:
- Tahan kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian normal.
- Terpengaruhnya sedikit oleh alkali .
- Mudah diserang jamur dan bakteri dalam keadaan lembab dan hangat.
- Asam kuat akan menghidrolisa serat dan menyerang jembatan oksigen
sehingga serat terpotong dan DP menurun.
- Rusak oleh beberapa indikator dan penghidrolisa.
- Rusak oleh asam kuat pekat dan encer.
- Kekuatan kering 3-4 g/d dan kekuatan basahnya 3,3-6,4 g/d dengan
berat molekul kapas 1,50-1,56.
- Alkali pekat akan menggelembungkan serat pada dinding sekunder, sehingga
penampang melintang serat membulat, menyebabkan kilau serat dan
kekuatan bertambah karena terpilin atau menggelembung.
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari
berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam
(lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami.
Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya
tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat
dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas
(menyerap keringat). Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan
dalam jaring ikan, saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama
terbuat dari fiber kapas, dan juga uang dollar AS modern. Denim, sebuah jenis pakaian
'durable', sebagian besar terbuat dari kapas, dan juga kebanyakan T-shirt. Sekarang ini
kapas diproduksi di banyak tempat di dunia, termasuk Eropa, Asia, Afrika, Amerika, dan
Australia, menggunakan tanaman kapas yang telah dipilih jadi dapat menghasilkan lebih
banyak fiber. Pada 2002, kapas ditumbuhkan di 330.000 km² ladang, 47 milyar pon
kapas mentah seharga 20 milyar dolar AS ditumbuhkan tahun tersebut.

2.2 Merserisasi
Merserisasi adalah suatu proses persiapan penyempurnaan yang bertujuan untuk
menaikkan keunggulan sifat kain, yaitu:
- Menambah kekuatan serat
- Menambah daya serap bahan terhadap zat warna
- Menambah kilau pada kain.
Dalam percobaan kali ini digunakan serat selulosa, yaitu kain kapas. Dan kain
ini mengandung serat kapas yang komposisi utamanya tersusun atas selulosa.
Selulosa merupakan polimer linier yang tersusun dari kondensasi molekul-molekul 
glukosa yang dihubungkan pada posisi satu dan tempat.
Kandungan dari selusosa adalah tiga buah gugus hidroksil, satu primer dan
dua sekunder pada tiap-tiap unit glukosa. Dinding sekunder terdiri atas selulosa
murni. Zat-zat lain terdapat pada dinding primer dan sisa-sisa protoplasma di dalam
lumen. Dinding primer juga mengandung banyak selulosa.
Sedangkan untuk proses merserisasi dikerjakan pada kain kapas dalam
larutan NaOH yang konsentrasinya kurang lebih 30o–36o Be pada suhu kamar dan
diikuti dengan pencucian. Pengerjaan dengan kondisi tersebut memberikan hasil
sebagai berikut :
- Kain mengkeret
- Mulur bertambah
- Kekuatan bertambah
- Daya serap air naik
- Afinitas terhadap zat warna bertambah
- Daya reaksi dari selulosa bertambah pada suhu rendah
- Dalam pengerjaan, daya penarik selulosa terhadap NaOH lebih banyak
Proses merserisasi yang dilakukan dengan tegangan hasilnya akan
memberikan kilap yang bertambah, hal ini disebabkan oleh reorientasi rantai-rantai
molekul selulosa sehingga deretan kristalinnya lebih sejajar dan teratur dan
pekerjaan merser melepaskan putaran serat sehingga memberikan penampang
serat yang lebih bulat.

Proses merserisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:


a. Zat yang Digunakan
Zat yang biasa digunakan adalah NaOH 300–360 Be, kira-kira 25 % larutan
NaOH. Kadang-kadang diberi tambahan zat pembasah sebanyak ½-1% yang tahan
terhadap alkali.
b. Waktu
Pengerjaan merserisasi berlangsung selama  40 detik, yaitu waktu yang
diperlukan NaOH untuk menyerap ke dalam serat. Pengerjaan yang lebih lama tidak
memberikan hasil yang lebih baik.
c. Suhu
Hasil yang terbaik didapat pada suhu yang stabil, seperti juga konsentrasi
yang tetap akan menghasilkan kilau yang rata. Suhu lebih rendah memberikan hasil
merserisasi yang lebih baik. Selama pengerjaan akan timbul panas, karena itu
larutan NaOH harus selalu didinginkan. Suhu terbaik untuk proses merserisasi
adalah 180C.
d. Anyaman Bahan
Efek merserisasi akan lebih mengkilap pada kain dengan anyaman yang
banyak memberikan float benang yang tinggi (anyaman satin) dibandingkan dengan
yang lebih rendah (anyaman polos).
e. Tegangan
Penegangan pada bahan dilakukan dengan dua cara:
- Bahan dikerjakan dengan diberi tegangan baik pada waktu impregnasi
maupun waktu pencucian.
- Penegangan dilakukan setelah penyerapan NaOH, tetapi sebelum
pencucian. Bila penegangan dilakukan setelah pencucian maka kilap yang
diharapkan tidak akan timbul, begitu juga perpanjangan yang didapat akan
mengkeret lagi dalam pencucian pertama. Besarnya tegangan yang
diberikan harus sedemikian, sehingga dapat mengembalikan panjang
bahan ke panjang semula.
f. Kualitas Bahan
Kualitas hasil yang baik akan didapatkan apabila bahan telah diproses
singeing dan scouring terlebih dahulu. Merserisasi dapat dilakukan sebelum ataupun
sesudah bleaching, tetapi kain yang dimerser sebelum bleaching akan memberikan
pegangan yang lebih lunak. Selain itu untuk kain yang stapelnya lebih panjang akan
memberikan hasil merser yang lebih baik.
2.3 Merserisasi pada Kain Kapas
Proses dispersi untuk kapas yang paling umum adalah proses merserisasi,
yaitu dengan mengerjakan kapas dalam larutan NaOH yang konsentrasinya ± 30-36
0
Be pada suhu kamar dan diikuti oleh pencucian. Pengerjaan dengan kondisi
tersebut memberikan hasil-hasil sebagai berikut:
- Kain mengkeret
- Perpanjangan sebelum putus bertambah
- Kekuatan bertambah
- Daya penarik terhadap air
- Afinitas terhadap zat warna bertambah
- Daya reaksi dari selulosa bertambah pada suhu rendah
- Dalam pengerjaan, daya penarik selulosa terhadap NaOH lebih banyak
- Proses merserisasi dengan tegangan dapat menimbulkan daya kilap
serat
bertambah. Hal tersebut disebabkan oleh:

1. Reorientasi dari rantai-rantai molekul selulosa, yang menyebabkan deretan


kristalinnya lebih sejajar dan teratur.
2. Pekerjaan merser melepaskan puntiran serat, sehingga menjadikan penampang
serat yang lebih bulat.

Perubahan Penampang

Gambar 1.1 Perubahan bentuk serat kapas selama proses merserisasi


III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Rangka / Frame ukuran (35x30) cm
- Nampan plastik
- Pencatat waktu
- Timbangan digital
- Penggaris
- Air dingin yang mengalir dan air panas
- Bejana atau panci untuk mencelup zat warna reaktif pada bahan
- Mesin stenter
- Mesin padder
3.2 Bahan
- Kain kapas
- Zat sesuai resep
- Es batu
- Asam asetat
IV. DIAGRAM ALIR

Timbang Bahan dan


Larutan

Proses Merserisasi

Pembilasan (Stabilisasi)

Pencucian Panas

Penetralan Dengan Asam


Asetat

Pembilasan

Evaluasi
Uji Mengkeret, Daya Serap,
Kekuatan Tarik, Mikroskop

V. RESEP
Merser kapas grey 100 %
NaOH : 30°Be
Suhu : 27-30°C
Waktu : 20 detik, 40 detik, 60 detik.
CH3COOH : 1 – 2 cc
VI. SKEMA PROSES

VII. FUNGSI ZAT


NaOH : Menggelembungkan serat selulosa.
CH3COOH : Sebagai larutan penetral.

VIII. LANGKAH KERJA

IX. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Kekuatan Tarik
Blanko kapas : 13
Kapas 20 detik : 13
Kapas 40 detik : 16
Kapas 60 detik : 16

Kekuatan Tarik
18

16

14
Nilai Kekuatan Tarik

12

10

0
0 20 40 60
Waktu Proses (detik)
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa semakin lama proses merserisasi,
maka kekuatan tarik akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin
banyaknya penggelembungan yang terjadi pada serat sehingga serat semakin
kuat. Namun, setelah 40 detik, nilai kekuatan tarik berhenti naik. Hal ini
membuktikan bahwa waktu optimum untuk proses merserisasi pada percobaan
ini adalah 40 detik. Didapatnya waktu optimum ini, tidak berbeda jauh dengan
waktu optimum yang ada pada literature.

Mulur
Blanko kapas : 2,4 cm
Kapas 20 detik : 2,3 cm
Kapas 40 detik : 2,1 cm
Kapas 60 detik : 2,2 cm

Nilai Mulur
2.45
2.4
2.35
2.3
Nilai Mulur(cm)

2.25
2.2
2.15
2.1
2.05
2
1.95
0 20 40 60
Waktu Proses(detik)

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa semakin lama proses merserisasi
berlangsung, maka semakin turun nilai mulurnya. Hal ini dikarenakan proses
merserisasi yang diberikan tegangan. Pemberian tegangan selama merserisasi
akan menaikkan nilai kekuatan tarik, namun konsekuensinya nilai mulur serat
akan turun, pertambahan mulur akan terjadi jika proses yang dilakukan tanpa
tegangan. Tegangan yang diberikan akan menaikkan dahulu derajat kristalinitas
lalu digembungkan dengan NaOH sehingga mulurnya akan berkurang. Waktu
proses optimum merserisasi pada percobaan ini adalah 40 detik.
Daya Serap
Blanko kapas : < 1 detik
Kapas 20 detik : < 1 detik
Kapas 40 detik : < 1 detik
Kapas 60 detik : < 1 detik

Daya Serap
1
0.9
0.8
Waktu Serap(detik)

0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60
Waktu Proses (detik)

Dari data yang didapat, proses merserisasi tidak memberikan perubahan


yang signifikan. Pada kapas blanko, daya serap kapas tersebut kurang dari 0
detik dan pada kapas yang sudah diproses merserisasi selama 20 detik, 40 detik,
dan 60 detik memiliki daya serap kurang dari 0 detik. Hal ini dikarenakan kapas
dan rayon sendiri sudah memiliki daya serap yang baik. Pada monomer kapas,
terdapat banyak gugus hidroksil sehingga gugus hidroksil tersebut menyerap air
yang mengakibatkan kapas memiliki daya serap yang baik.

Mikroskop

Blanko Blanko Kapas 20 Kapas 40 Kapas 60


Kapas Rayon detik detik detik

(PxL) (Diameter) (PxL) (PxL) (PxL)

72.11 x 97.58 90.97 x 107.86 x 99.49 x


30,90 35,90 63,80 61,03
80.06 x 90.20 98.31 x 107.28 x 104.56 x
29,43 33,97 65,49 41,28

72.86 x 98.09 88.48 x 112.09 x 105.00 x


20,44 30,22 62,00 44,15

98.49 x 99.72 90.93 x 110.68 x 89.48 x


30,55 35,64 61,27 48,72

68.51 x 99.86 94.62 x 101.53 x 101.31 x


25,73 34,11 79,06 50,04

Rata rata 79.23 x 96.428 91.237 x 112.698 x 110.39 x


27,41 33,968 66,234 49,044

Panjang dan Lebar Penampang Melintang Serat Kapas


120

100

80

60

40

20

0
0 20 40 60

Panjang Lebar

Dari data diatas dapat dilihat bahwa, semakin lama proses merserisasi,
maka serat akan semakin menggembung, baik panjang maupun lebar. Hal ini
dikarenakan adanya penggembungan oleh NaOH yang semakin lama NaOH
semakin menyerap pada serat. Namun, pada saat waktu proses 60 detik,
perubahan penampang serat menjadi turun. Hal ini dikarenakan penyerapan
NaOH yang paling baik terdapat pada waktu proses 40 detik, proses lebih lama
tidak memberikan hasil yang lebih baik.
Mengkeret

Variasi Panjang Awal (lusi) Panjang Akhir (lusi)


20 detik 10 cm 9,7 cm
40 detik 10 cm 9.5 cm
60 detik 10 cm 9.5 cm

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100%
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙

Kapas 20 detik:

10 − 9.7
%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100 = 3%
10

Kapas 40 detik:

10 − 9.5
%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100 = 5%
10

Kapas 60 detik:

10 − 9.5
%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100 = 5%
10

Persentase Mengkeret
6%

5%
Persentase Mengkeret

4%

3%

2%

1%

0%
20 40 60
Waktu Proses(detik)

Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa semakin lama proses,
persentase mengkeret benang akan semakin naik, namun pada waktu proses 40
detik dan 60 detik memiliki persentase mengkeret yang sama. Hal ini
membuktikan bahwa waktu optimum merserisasi pada kain kapas ada 40 detik
dan tidak ada perubahan yang terlalu signifikan jika proses tersebut dilakukan
selama 60 detik.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan nilai optimum waktu
perendaman pada proses merserisasi selama 40 detik.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai