2.2 Merserisasi
Merserisasi adalah suatu proses persiapan penyempurnaan yang bertujuan untuk
menaikkan keunggulan sifat kain, yaitu:
- Menambah kekuatan serat
- Menambah daya serap bahan terhadap zat warna
- Menambah kilau pada kain.
Dalam percobaan kali ini digunakan serat selulosa, yaitu kain kapas. Dan kain
ini mengandung serat kapas yang komposisi utamanya tersusun atas selulosa.
Selulosa merupakan polimer linier yang tersusun dari kondensasi molekul-molekul
glukosa yang dihubungkan pada posisi satu dan tempat.
Kandungan dari selusosa adalah tiga buah gugus hidroksil, satu primer dan
dua sekunder pada tiap-tiap unit glukosa. Dinding sekunder terdiri atas selulosa
murni. Zat-zat lain terdapat pada dinding primer dan sisa-sisa protoplasma di dalam
lumen. Dinding primer juga mengandung banyak selulosa.
Sedangkan untuk proses merserisasi dikerjakan pada kain kapas dalam
larutan NaOH yang konsentrasinya kurang lebih 30o–36o Be pada suhu kamar dan
diikuti dengan pencucian. Pengerjaan dengan kondisi tersebut memberikan hasil
sebagai berikut :
- Kain mengkeret
- Mulur bertambah
- Kekuatan bertambah
- Daya serap air naik
- Afinitas terhadap zat warna bertambah
- Daya reaksi dari selulosa bertambah pada suhu rendah
- Dalam pengerjaan, daya penarik selulosa terhadap NaOH lebih banyak
Proses merserisasi yang dilakukan dengan tegangan hasilnya akan
memberikan kilap yang bertambah, hal ini disebabkan oleh reorientasi rantai-rantai
molekul selulosa sehingga deretan kristalinnya lebih sejajar dan teratur dan
pekerjaan merser melepaskan putaran serat sehingga memberikan penampang
serat yang lebih bulat.
Perubahan Penampang
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Rangka / Frame ukuran (35x30) cm
- Nampan plastik
- Pencatat waktu
- Timbangan digital
- Penggaris
- Air dingin yang mengalir dan air panas
- Bejana atau panci untuk mencelup zat warna reaktif pada bahan
- Mesin stenter
- Mesin padder
3.2 Bahan
- Kain kapas
- Zat sesuai resep
- Es batu
- Asam asetat
IV. DIAGRAM ALIR
Proses Merserisasi
Pembilasan (Stabilisasi)
Pencucian Panas
Pembilasan
Evaluasi
Uji Mengkeret, Daya Serap,
Kekuatan Tarik, Mikroskop
V. RESEP
Merser kapas grey 100 %
NaOH : 30°Be
Suhu : 27-30°C
Waktu : 20 detik, 40 detik, 60 detik.
CH3COOH : 1 – 2 cc
VI. SKEMA PROSES
Kekuatan Tarik
18
16
14
Nilai Kekuatan Tarik
12
10
0
0 20 40 60
Waktu Proses (detik)
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa semakin lama proses merserisasi,
maka kekuatan tarik akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin
banyaknya penggelembungan yang terjadi pada serat sehingga serat semakin
kuat. Namun, setelah 40 detik, nilai kekuatan tarik berhenti naik. Hal ini
membuktikan bahwa waktu optimum untuk proses merserisasi pada percobaan
ini adalah 40 detik. Didapatnya waktu optimum ini, tidak berbeda jauh dengan
waktu optimum yang ada pada literature.
Mulur
Blanko kapas : 2,4 cm
Kapas 20 detik : 2,3 cm
Kapas 40 detik : 2,1 cm
Kapas 60 detik : 2,2 cm
Nilai Mulur
2.45
2.4
2.35
2.3
Nilai Mulur(cm)
2.25
2.2
2.15
2.1
2.05
2
1.95
0 20 40 60
Waktu Proses(detik)
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa semakin lama proses merserisasi
berlangsung, maka semakin turun nilai mulurnya. Hal ini dikarenakan proses
merserisasi yang diberikan tegangan. Pemberian tegangan selama merserisasi
akan menaikkan nilai kekuatan tarik, namun konsekuensinya nilai mulur serat
akan turun, pertambahan mulur akan terjadi jika proses yang dilakukan tanpa
tegangan. Tegangan yang diberikan akan menaikkan dahulu derajat kristalinitas
lalu digembungkan dengan NaOH sehingga mulurnya akan berkurang. Waktu
proses optimum merserisasi pada percobaan ini adalah 40 detik.
Daya Serap
Blanko kapas : < 1 detik
Kapas 20 detik : < 1 detik
Kapas 40 detik : < 1 detik
Kapas 60 detik : < 1 detik
Daya Serap
1
0.9
0.8
Waktu Serap(detik)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60
Waktu Proses (detik)
Mikroskop
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60
Panjang Lebar
Dari data diatas dapat dilihat bahwa, semakin lama proses merserisasi,
maka serat akan semakin menggembung, baik panjang maupun lebar. Hal ini
dikarenakan adanya penggembungan oleh NaOH yang semakin lama NaOH
semakin menyerap pada serat. Namun, pada saat waktu proses 60 detik,
perubahan penampang serat menjadi turun. Hal ini dikarenakan penyerapan
NaOH yang paling baik terdapat pada waktu proses 40 detik, proses lebih lama
tidak memberikan hasil yang lebih baik.
Mengkeret
Kapas 20 detik:
10 − 9.7
%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100 = 3%
10
Kapas 40 detik:
10 − 9.5
%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100 = 5%
10
Kapas 60 detik:
10 − 9.5
%𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 = 𝑥100 = 5%
10
Persentase Mengkeret
6%
5%
Persentase Mengkeret
4%
3%
2%
1%
0%
20 40 60
Waktu Proses(detik)
Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa semakin lama proses,
persentase mengkeret benang akan semakin naik, namun pada waktu proses 40
detik dan 60 detik memiliki persentase mengkeret yang sama. Hal ini
membuktikan bahwa waktu optimum merserisasi pada kain kapas ada 40 detik
dan tidak ada perubahan yang terlalu signifikan jika proses tersebut dilakukan
selama 60 detik.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan nilai optimum waktu
perendaman pada proses merserisasi selama 40 detik.