Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mata Kuliah Pencelupan 3

Pencelupan T/CDP dengan Zat Warna Dispersi/Kationik

Alvidita Kusumawardani
17020009
3K1
PENCELUPAN POLIESTER DENGAN ZAT
WARNA DISPERSI METODE HT/HP
140
130OC
Kain Poliester
ZW Dispersi Tipe C 120OC
120CH3COOH
Na 2 S2 O4
Pendispersi Anionik NaOH
Zat Anti Creasemark
100 it 2O
C/
n
/me me
n it
OC
80OC 2 80OC
80
Suhu (oC)

60
5
O

40
/
m
e
n
it

20

10’
0 10’ 20’ 5’ 30’ 25’
0 20 40 60 80 100 120

Waktu (menit)
5 OC/menit
RESEP

Pencelupan Cuci Reduksi (RC)

- ZW dispersi tipe C : 1% owf  Na2S2O4 : 2 g/L


- CH3COOH 30% : pH 5  NaOH : 1 g/L
- Pendispersi anionic : 1 g/L  Vlot : 1:5
- Zat anti creasemark : 1 mL/L  Suhu : 80OC
- Vlot : 1:5  Waktu : 10 menit
- Suhu : 130OC
- Waktu : 30 menit
FUNGSI ZAT
• ZW disperse tipe C : mewarnai serat poliester.
• CH3COOH : mengkondisikan larutan celup dalam suasana asam.
• Pendispersi anionik : mendispersikan zw disperse secara monomolekuler
pada larutan celup.
• Zat anti creasemark : mencegah terjadinya belang pada lipatan kain dan
pembentukan bulu di permukaan kain akibat adanya
gesekan kain dengan nozzle pada mesin jet dyeing.
• Na2S2O4 : mereduksi zw disperse pada permukaan serat poliester yang tidak
terfiksasi ke dalam serat poliester.
• NaOH : mengkondisikan larutan RC dalam suasana alkali sehingga Na2S2O4 dapat
menghasilkan Hn.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Digunakan zw disperse tipe C karena memiliki ukuran molekul cukup besar dan tahan suhu tinggi.
 Digunakan skema celup rapid dyeing agar menghemat waktu.
 Digunakan zat pedispersi anionic karena tahan suhu tinggi.
 Digunakan zat anti creasemark untuk mencegah cacat belang lipatan dan pembentukan bulu karena
penggunaan mesin jet dyeing.
PENCELUPAN CDP DENGAN ZAT WARNA
KATIONIK
140

130OC
120

100
Kain CDP
ZW Kationik it Sabun
CH COOH 80OC en 2O
80 3 /m C/
Suhu (oC)

CH3 COONa O C m
2 en
Na 2 SO4 it
Zat Anti Creasemark 60OC
60

40 it
en
m
O C/
2
20

0 10’ 25’ 10’ 20’ 30’ 30’ 10’


0 20 40 60 80 100 120 140 160

Waktu (menit)
RESEP

Pencelupan Pencucian

 Zw kationik : 1% owf  Sabun : 1 mL/L


 CH3COOH : pH 4  Vlot: 1:5
 CH3COONa : 2 g/L  Suhu : 60oC
 Na2SO4 : 3 g/L  Waktu : 10 menit
 Zat anti creasemark : 1 mL/L
 Vlot : 1:5
 Suhu : 120OC
 Waktu : 30 menit
FUNGSI ZAT
 Zw kationik : mewarnai serat CDP.
 CH3COOH : mengkondisikan pH larutan celup dalam suasana asam.
 CH3COONa : membentuk buffer dengan CH3COOH sehingga menahan
perubahan pH.
 Na2SO4 : mencegah terjaidnya hidrolisis pada CDP.
 Zat anti creasemark : mencegah terjadinya belang pada lipatan kain dan
pembentukan bulu di permukaan kain akibat adanya
gesekan kain dengan nozzle pada mesin jet dyeing.
 Sabun : menyabunkan zw kationik yang tidak terfiksasi pada
permukaan serat CDP.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Digunakan skema proses arrest temperature system untuk mencegah belang.
 Digunakan buffer agar menahan perubahan pH selama reaksi ikatan ionic antara CDP dan zw
kationik.
 Digunakan Na2SO4 untuk mencegah hidrolisis pada CDP.
 Digunakan zat anti creasemark untuk mencegah cacat belang dan pembentukan bulu akibat
penggunaan mesin jet dyeing.
PENCELUPAN T/CDP (70/30) DENGAN ZAT
WARNA DISPERSI/KATIONIK 2B2S
140
Kain T/CDP
ZW Dispersi tipe C 130OC
Pendispersi Mod Anionik
CH COOH 120OC 120 OC
1203 Na2S2O4
Na2SO4
Zat Anti Creasemark NaOH

2C
O /
100 ZW Kationik

it
me
CH3COOH

en
ni t

nit

/m
CH3COONa
e

80 OC
/m

80OC

2C
2 OC
80 OC

O
Na2SO4
2 OC

80
Suhu (oC)

Sabun

/m
Zat Anti Creasemark

eni
t
60 OC
60

it
en
n it

/m
40
5 OC/me

2 OC
30 OC

20

0 10’ 20’ 30’ 25’ 10’ 10’ 25’ 10’ 20’ 30’ 30’ 10’
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280

5’ Waktu (menit)
5 o C/menit
RESEP (BATCH 1)

Pencelupan Cuci Reduksi (RC)

- ZW dispersi tipe C : 1% owf  Na2S2O4 : 2 g/L


- CH3COOH 30% : pH 5  NaOH : 1 g/L
- Pendispersi mod anionic: 1 g/L  Vlot : 1:5
- Zat anti creasemark : 1 mL/L  Suhu : 80OC
- Na2SO4 : 3 g/L  Waktu : 10 menit
- Vlot : 1:5
- Suhu : 130OC
- Waktu : 30 menit
Resep (Batch 2)

Pencelupan Pencucian

 Zw kationik : 1% owf  Sabun : 1 mL/L


 CH3COOH : pH 4  Vlot : 1:5
 CH3COONa : 2 g/L
 Suhu : 60oC
 Waktu : 10 menit
 Na2SO4 : 3 g/L
 Zat anti creasemark : 1 mL/L
 Vlot : 1:5
 Suhu : 120OC
 Waktu : 30 menit
FUNGSI ZAT
 ZW disperse tipe C : mewarnai serat poliester.
 CH3COOH : mengkondisikan larutan celup dalam suasana asam.
 Pendispersi mod anionik : sebagai pendispersi zw disperse yang tahan panas dan tahan
elektrolit, mendispersikan zw disperse secara monomolekuler pada
larutan celup.
 Zat anti creasemark : mencegah terjadinya belang pada lipatan kain dan pembentukan
bulu di permukaan kain akibat adanya gesekan kain dengan nozzle
pada mesin jet dyeing.
 Na2S2O4 : mereduksi zw disperse pada permukaan serat poliester yang tidak
terfiksasi ke dalam serat poliester.
 NaOH : mengkondisikan larutan RC dalam suasana alkali sehingga Na 2S2O4
dapat menghasilkan Hn.
 Zw kationik : mewarnai serat CDP
 CH3COONa : membentuk buffer dengan CH3COOH sehingga menahan perubahan
pH.
 Na2SO4 : mencegah terjaidnya hidrolisis pada CDP
 Sabun : menyabunkan zw kationik yang tidak terfiksasi pada permukaan serat
CDP.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Pencelupan Poliester Pencelupan CDP

 Digunakan zw disperse tipe C karena memiliki ukuran  Digunakan skema proses arrest temperature
molekul cukup besar dan tahan suhu tinggi. system untuk mencegah belang.
 Digunakan skema celup rapid dyeing agar menghemat  Digunakan buffer agar menahan perubahan pH
waktu. selama reaksi ikatan ionic antara CDP dan zw
 Digunakan zat pedispersi mod anionic agar kerja kationik.
pendispersi tetap baik walaupun digunakan Na2SO4.  Digunakan Na2SO4 untuk mencegah hidrolisis
 Digunakan zat anti creasemark untuk mencegah cacat pada CDP.
belang, lipatan dan pembentukan bulu karena penggunaan  Digunakan zat anti creasemark untuk mencegah
mesin jet dyeing. cacat belang dan pembentukan bulu akibat
 Dilakukan pencelupan zw dispersi terlebih dahulu penggunaan mesin jet dyeing.
dilanjutkan dengan pencelupan zw kationik agar zw
kationik tidak tereduksi oleh reduktor pada proses RC.
PENCELUPAN T/CDP (70/30) DENGAN
ZAT WARNA DISPERSI/KATIONIK 1B1S
140

120OC
120Kain T/CDP
CH3COOH
Sabun Nonionik
Carrier
100ZW Kationik 2O
nit C/
CH3COONa me me
Na2SO4 O C/ n it
80 C
O 2 80OC
80Zat Anti Creasemark
Suhu (oC)

Pendispersi Mod Anionik


60 ZW Dispersi tipe C

e nit
OC
/m
40 2

20

0 10’ 25’ 10’ 20’ 30’ 20’ 10’


0 20 40 60 80 100 120 140

Waktu (menit)
RESEP

Pencelupan Pencucian

 Zw kationik : 1,1 % owf  Sabun : 1 mL/L


 Zw disperse tipe C : 1 % owf  Vlot : 1:5
 Carrier : 0,25 g/L  Suhu : 80oC
 CH3COOH : pH 4  Waktu : 10 menit
 CH3COONa : 2 g/L
 Na2SO4 : 3 g/L
 Zat anti creasemark : 1 mL/L
 Pendispersi mod anionik : 1 g/L
 Vlot : 1:5
 Suhu : 120OC
 Waktu : 30 menit
Fungsi Zat
 Zw kationik : mewarnai serat CDP pada kain T/CDP.
 Zw disperse : mewarnai serat poliester pada kain T/CDP.
 Carrier : memperbesar pori-pori poliester.
 CH3COOH : mengkondisikan pH larutan celup dalam suasana asam.
 CH3COONa : membentuk buffer dengan CH3COOH sehingga
menahan perubahan pH.
 Pendispersi mod anionik : sebagai pendispersi zw disperse yang tahan panas dan
tahan elektrolit serta sebagai zat anti blocking untuk
mencegah pengendapan akibat ikatan antara zw
kationik dengan pendispersinya pada bagian gugus
hidrofil anioniknya dan sebagai perata untuk zw kationik.
 Na2SO4 : mencegah hidrolisis pada CDP.
 Zat anti creasemark : mencegah terjadinya belang pada lipatan kain dan
pembentukan bulu di permukaan kain akibat adanya gesekan kain dengan nozzle pada mesin jet dyeing.
 Sabun nonionik : menyabunkan zw yang tidak terfiksasi pada permukaan
kain.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
 Digunakan zw disperse tipe C karena memiliki ukuran molekul cukup besar dan tahan suhu tinggi.
 Digunakan carrier agar penyerapan zw disperse tidak turun akibat suhu pencelupan dibawah 130 oC.
 Digunakan Na2SO4 untuk mencegah hidrolisis pada CDP.
 Digunakan zat anti creasemark untuk mencegah cacat belang dan pembentukan bulu akibat penggunaan
mesin jet dyeing.
 Digunakan pendispersi mod anionic agar terhindar dari pengendapan akibat ikatan ionic antara
pendispersi dengan zw kationik.
 Digunakan sabun nonionik yang tahan asam karena menggunakan larutan sisa celup untuk pencucian.
 pH larutan celup 4 agar zw kationiknya bermuatan positif dan tidak menodai poliester.
 Tidak ada proses RC agar zw kationik tidak tereduksi sehingga digantikan dengan pencucian sabun yang
diperkuat dengan pendispersi.
 Konsentrasi zw kationik sedikit lebih tiggi dari biasanya karena penggunaan pendispersi mod anionic
bersifat retarder.

Anda mungkin juga menyukai