TAHAN API
2K1
ALVIDITA K. 17020009
BNADA ASRI A. 17020018
CHANDRA ARSY P. 17020020
DAPAT MEMBUAT KAIN CONTOH UJI YANG MEMILIKI SIFAT
TAHAN API DAN TIDAK MENERUSKAN PEMBAKARAN
Hal ini disebabkan karena terjadi mekanisme resin tahan api berbasis halogen
(bromid), terjadi mekanisme menurut literatur Free Radical Trap.
Menurut teori ini, HBr berikatan secara radikal dengan OH dan H yang sangat
penting dalam pembentukan nyala api dengan reaksi:
DASAR TEORI
Pembawa ikatan aktif disubstitusi dengan Br radikal yang tidak terlalu aktif. Hal ini
menghambat produksi energi yang menurunkan nyala api.
Halogen dengan mudah mengubah densitas dan kapasitas panas dari campuran gas
oksidan yang menyebabkan nyala api dapat dicegah.
Mekanisme tahan api dari kandungan bromin tergantung dari
banyaknya fasa kondensat dan tergantung pada jenis polimer yang
digunakan.
Reaksi dari tahan api atau produk dekomposisinya dengan polimer dapat
menghambat dengan demikian mempengaruhi ketahanan nyala api.
Resin Tahan Api : 200 g/l; 400 g/l; 600 g/l
WPU : 70%
Drying : 100°C, 2 menit
Curing : 170°C, 2 menit
RESEP
SKEMA PROSES
DIAGRAM ALIR
PADA VARIASI KONSENTRASI
PADA VARIASI KAIN KAPAS DAN POLIESTER
PADA VARIASI CUCI DAN TAK CUCI
PEMBAHASAN
Jika dibandingkan antara konsentrasi resin dengan waktu nyala api dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi resin maka waktu untuk kain
meneruskan nyala sejak nyala sumber pembakar diambil atau dipadamkan
(waktu nyala) akan semakin cepat, yang berarti kemampuan kain untuk
menghentikan nyala api semakin baik.
• VARIASI KONSENTRASI
Maka berdasarkan hasil percobaan penyempurnaan tahan api ini, kain
poliester memiliki sifat tahan terhadap api yang lebih baik dibaningkan kain
kapas setelah dilakukan proses penambahan resin.
Hal ini disebabkan resin memiliki sifat gugusan yang cenderung hidrofob,
menyebabkan resin cenderung akan bereaksi dengan serat yang bersifat
hidrofob sehingga resin akan bereaksi dengan serat poliester dan tidak terjadi
reaksi antara resin yang bersifat hidrofob dengan serat kapas yang bersifat
hidrofil. Tak terjadinya penerusan pembakaran pada polyester juga
disebabkan sifat dari polyester itu sendiri yaitu termoplastis yang tidak
terbakar saat terjadi pembakaran tetapi menjadi meleleh.
Salah satu penyebab ikut melarutnya resin kedalam larutan cuci karena
proses polimerisasi yang tidak sempurna antara resin dengan serat pada
kain. Karena larutnya sebagian resin kedalam larutan cuci menyebabkan
molekul resin yang melapisi kain menjadi lebih sedikit sehingga ketika
bereaksi dengan suhu tinggi pembakaran uap asam yang ditimbulkan juga
lebih sedikit, akibatnya waktu nyala menjadi lebih panjang karena
kemampuan menahan dan menghentikan api yang turun.
Resin Pyroguard bekerja optimal pada konsentrasi 600g/L pada kain
polyester tanpa proses pencucian.
KESIMPULAN
TERIMAKASIH