Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia telah membawa
dampak yang besar dalam kemajuan industri tekstil. Untuk itu perusahaan harus
mampu menghasilkan produk baru yang dapat bersaing. Pada perkembangan
teknologi tekstil, zat warna pigmen thermochromic merupakan jenis zat warna
yang memiliki potensi penggunaan yang luas dari tekstil pakaian, tekstil rumah
tangga, sampai tekstil industry.
Pada pencapan kain polyester dengan zat warna pigmen thermochromic,
ketahanan luntur terhadap gosokan zat warna pigmen thermochromic, tidak
terlalu baik. Berkisaran 3-4 poin pada staining scale maka dari itu, pengamat
ingin menaikan ketahan luntur terhadap gosokan dengan cara penambahan
konsentrasi binder pada prosep pencapannya.dengan harapan menaikan
kekuatan ikatan antara zat warna, binder dan kain yang berdampak menaikan
ketahanan luntur terhadap gosokan. Namun pada saat yang sama, karena
konsentasi binder dinaikan, maka akan menghambat kenaikan suhu yang
dibutuhkan zat warna pigmen thermochromic untuk dapat berubah warna.
Sehingga waktu perubahan warna pada hasil pencapan akan lebih lama.
Berdasarkan hal di atas maka dilakukan penelitian pencapan dengan variasi
konsentrasi binder untuk mengetahui pengaruh konsentrasi binder tehadap
ketahanan hasil pencapan terhadap gosokan dan laju perubahan warna pada zat
warna pigmen thermokromik

1.2. Identifikasi Masalah


Pencapan kain tenun polyester dengan zat warna pigmen themochromic
memberikan hasil cap yang memiliki efek perubahan warna berdasarkan pada
perubahan suhu. Namun memiliki ketahanan luntur terhadap gosokannya
kurang. Berkisaran antara 3-4 poin pada staining scale. Masalah yang dapat di
identifikasi dengan kemungkinan dapat menaikan ketahanan luntur terhadap
gosokan adalah konsentrasi binder. Namun karena penambahan binder, akan
mempertebal lapisan binder pada hasil pencapan yang kemungkinan akan
menyebabkan waktu perubahan warna pada hasil pencapan akan lebih lama

2
Oleh karena itu, perlu memvariasikan konsentrasi binder untuk mendapatkan
hasil ketahanan gosok yang lebih baik dan kecepatan perubahan warna yang
optimal, pengamat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah penambahan binder akan memperbaiki ketahanan gosok dari hasil


pencapan kain polyester dengan zat warna pigmen thermochromic?

2. Apakah penambahan binder akan memperlambat kecepatan perubahan


warna pada hasil pencapan kain polyester dengan zat warna pigmen
thermochromic?

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi binder
terhadap ketahanan luntur terhadap gosokan dan kecepatan perubahan warna
pada hasil pencapan kain tenun polyester dengan zat warna pigmen
thermocromic
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi binder
terhadap ketahanan gosok dan kecepatan perubahan warna pada pencapan kain
tenun polyester dengan zat warna pigmen thermochromic

1.4. Kerangka Pemikiran


Pada proses pencapan pada kain tenun polyester dengan zat warna pigmen
thermochromic, penulis melakukan pengamatan pada pengaruh konsentrasi
binder terhadap ketahanan gosok dan kecepatan perubahan warna zat warna
pigmen thermochromic untuk mengetahui konsentrasi binder yang optimal agar
mendapatkan ketahanan luntur yang baik dan kecepatan perubahan warna yang
optimal.
Pada pencapan polyester dengan zat warna pigmen thermochromic, zat warna
tidak berikatan dengan serat secara langsung namun zat warna, diikat dengan
binder dan kemudian binder berikatan dengan serat sehingga zat warna pigmen
dapat menempel pada serat meskipun tidak berikatan secara langsung dengan
serat. Pada hasil pencapan kain tenun polyester dengan zat warna pigmen,
ketahanan gosoknya cukup rendah berkisaran antara 3-4 poin pada staining
scale sehingga pengamat berpendapat bahwa penambahan konsentrasi binder
pada proses pencapan kain tenun dengan zat warna pigmen akan dapat

3
menaikan ketahan gosokan karena dilihat dari fungsi binder sendiri yang
mengikat zat warna pigmen thermochromic. Namun pada saat yang sama,
penambahan binder akan mempertebal lapisan binder yang akan menghambat
perubahan suhu untuk merubah warna pada zat warna pigmen thermochromic
sehingga perubahan warna karena pengaruh suhunya akan menjadi lebih lama.

1.5. Metodologi Penelitian


Penelitian mengenai pengaruh konsentrasi binder pada pencapan kain tenun
polyester dengan zat warna pigmen thermocromic ini dilakukan dengan skala
laboratorium dengan resep pasta cap yang disesuaikan dengan resep pencapan
pigmen yang dilakukan pada praktek pencapan di Politeknik STTT Bandung.
1.5.1. Proses Pencapan
Percobaan dilakukan pada kain tenun polyester putih dengan metoda pencapan
langsung dengan memvariasikan konsentrasi binder dengan rentang konsentrasi
antara 1:1; 1:1,5; 1:2; 1:2,5 dan 1:3 dari jumlah zat warna dan suhu curing
1500C.
1.5.2. Proses Evaluasi
Untuk cara evaluasinya, pengamat melakukan uji gosok dengan metoda SNI 08-
0288-1989 dan untuk mengukur kecepatan perubahan warna, pengamat
melakukan metoda visual dengan cara kain hasil pencapan di masukan ke lemari
pendingin dengan suhu 100C selama 5 menit kemudian kain dikeluarkan ke suhu
ruangan dan kemudian diukur waktu perubahan warnanya dengan menggunakan
stopwatch sampai warna hasil pencapan kembali ke warna suhu ruangan.

Tabel 1.1 Rincian variasi binder pada pencapan kain polyester dengan zat warna
pigmen termokromik

Konsentrasi zat warna 2% dari total pengental

Konsentrasi binder g/kg sample

20 Kain 1

30 Kain 2

40 Kain 3

50 Kain 4

60 Kain 5

4
1.5.3. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh konsentasi binder terhadap ketaanan gosok dan
laju perubahan warna pada pencapan kain polyester dengan zat warna
termokromik ini dilakukan di laboratorium pencapan politeknik STTT Bandung
dengan menggunakan metoda pencapan langsung dan resep standar lab
pencapan polyester dengan zat warna pigmen

1.6. Rancangan Percobaan


Pada Prinsipnya, peercobaan dilakukan dengan membandingkan 5 konsentrasi
binder yang berbeda untuk menemukan konsentrasi optimum untuk resep
pencapan kain polyester dengan zat warna pigmen termokromik dengan suhu
curing 1500C. sesuai dengan fokus permasalah yang sudah dijelaskan, hasil
evaluasi hanya dilakukan untuk mendapatan hasil uji ketahanan gosok kain dan
laju perubahan warna sehingga tidak perlu dilakukan pengujian evaluasi lainnya.

Kain poliester 100%

Proses Pencapan

ZW termokromik : 20 gram
Pengental : X gram
Urea : 20 gram
Binder : 20; 30; 40; 50; 60 gram
DAP 1:2 : 20 gram
Fixer : 20 gram
Total : 1000 gram
Pada pengujuan, dilakukan dengan total 50 gram

Drying 1000C selama 2 menit

Curing 1500C selama 2 menit

Pengujian evaluasi kain


- pengujian ketahanan gosok kain
- pengujian laju perubahan warna

5
Gambar 1. Diagram alir percobaa

Anda mungkin juga menyukai