Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ORAL MEDICINE

KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT

oleh:
Rama Dia Dara, S.KG
04074881517023

Dosen Pembimbing:
drg. Tyas Hestiningsih

PENDIDIKAN PROFESI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
LAPORAN ORAL MEDICINE
(Kasus Pilihan)

SMOKER’S MELANOSIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

Pigmentasi adalah perubahan warna mukosa rongga mulut yang terjadi akibat
akumulasi material berwarna (pigmen) dalam jumlah abnormal yang terletak pada
jaringan superfisial. Pigmentasi pada membran mukosa dapat berupa pengurangan kadar
pigmen (hipopigmentasi) atau dapat juga penambahan kadar pigmen (hiperpigmentasi).1
Hiperpigmentasi berhubungan dengan berbagai faktor etiologi eksogen dan
endogen. Faktor eksogen dapat berasal dari deposisi metal, makanan, ataupun obat.
Sedangkan pigmentasi akibat faktor endogen umumnya disebabkan oleh lima pigmen
utama yaitu: melanin, melanoid, oxyhemoglobin, hemoglobin dan karoten, selain itu

terdapat pigmen lain yaitu bilirubin dan besi.2


Melanin adalah pigmen yang memberikan warna coklat sampai kehitaman pada
kulit, gingiva dan membran mukosa mulut. Hiperpigmentasi gingiva disebabkan karena
meningkatnya deposit melanin di lapisan epitel gingiva, terutama pada lapisan basal dan
suprabasal.3 Hiperpigmentasi melanin yang disebabkan oleh merokok disebut sebagai
smoker’s melanosis.
Smoker’s melanosis terjadi akibat adanya peningkatan produksi melanin pada
lapisan basal epitel gingiva yang distimulasi oleh rokok. Nikotin yang terdapat dalam
sebatang rokok akan menstimulasi melanosit secara langsung untuk memproduksi
melanosom, sehingga akan menghasilkan peningkatan deposit melanin.4 Melanin akan
melindungi mukosa dengan mengikat agen beracun dari asap tembakau, yang mana
mudah menembus ke dalam jaringan.5,6 Pigmentasi terjadi karena sintesa melanin dan
perpindahan melanin dari melanosom ke keratinosit.7
Gambaran klinis yang terlihat pada kasus smoker’s melanosis menunjukkan bercak

coklat diffuse, berbentuk datar dan tidak teratur dengan diameter kurang dari 1 cm.

Biasanya dijumpai pada gingiva anterior labial, mukosa pipi, mukosa bibir, palatum dan
lidah.1,2 Derajat pigmentasi berkisar dari coklat muda sampai tua. Smoker’s

melanosis secara langsung dihubungkan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari, jenis

rokok, dan lamanya merokok. Lesi ini tidak mempunyai gejala dan perubahan yang

terjadi tidak menunjukkan keganasan.3,5

Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia yang terdiri dari komponen

gas dan komponen partikel. Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida,

amoniak, asam hidroksianat, nitrogen oksida dan formaldehyde sedangkan komponen

partikel terdiri dari tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat tersebut beracun

dan mengiritasi sehingga dapat menimbulkan kanker.5,6

Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap, perokok dapat dikelompokkan menjadi

perokok ringan, merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang, merokok

10-20 batang per hari, dan perokok berat, merokok lebih dari 20 batang per hari.8

Tidak ada perawatan khusus untuk kasus smoker’s melanosis selain memotivasi

pasien untuk berhenti merokok karena alasan kesehatan. Pigmentasi melanin pada

membran mukosa adalah suatu lesi yang bersifat reversible. Pigmentasi biasanya

menghilang secara bertahap setelah kebiasaan merokok dihentikan. Smoker’s melanosis

biasanya hilang dan kembali normal dalam waktu 3 tahun setelah berhenti merokok.8

Ablasi gingiva merupakan perawatan untuk menghilangkan atau mengurangi

pigmentasi (depigmentasi). Teknik depigmentasi atau ablasi gingiva terdiri dari beberapa

cara yaitu teknik bedah konvensional menggunakan pisau bedah (scalpel), abrasi gingiva

dengan bur diamond, gingival scraping dengan menggunakan scalpel, gingivektomi,

gingivektomi dengan free gingival graft, electrosurgery, cryosurgery, dan sinar laser.9,10

Prinsip dasar dari depigmentasi adalah pengambilan deposit pigmen melanin yang terjadi

pada stratum basal maupun stratum spinosum, dimana batas gingival thickness pada

gingiva yang akan didepigmentasi ketebalannya < 0,5 mm. Depigmentasi gingiva harus

dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pengambilan gingiva berlebihan yang dapat

menyebabkan resesi gingiva, kerusakan jaringan periodontal, serta penyembuhan luka

yang buruk.11,12
B. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Rendi Dinata
Tempat/tanggal lahir : Prabumulih / 23 Desember 1990
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gotong royong, Kecamatan alang-alang lebar, Palembang
Telepon rumah/Hp : 081373667628
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
No. Rekam Medik : 1077786
Peserta Asuransi :-

Penyakit/Kelainan Ada Disangkal Penyakit/Kelainan Ada Disangkal


Sistemik Sistemik

Alergi √ HIV/AIDS √

Penyakit Jantung √ Penyakit Pernapasan/ √


Paru

Penyakit Tekanan Darah √ Kelainan Pencernaan √


Tinggi

Penyakit Kencing Manis/ √ Penyakit Ginjal √


Diabetes Mellitus

Penyakit Kelainan Darah √ Penyakit/Kelainan √


Kelenjar Ludah

Penyakit Hepatitis √ Epilepsy √


A/B/C/D/E/F/G

Kelainan Hati Lainnya √


C. STATUS UMUM PASIEN
Keadaan Umum : Compos mentis
Berat Badan : 68 kg
Tinggi Badan : 169 cm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Pupil Mata : Normal

D. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama:
Seorang pasien laki-laki berusia 28 tahun datang ke poli gigi RS Mohammad Hoesin
Palembang mengeluhkan gusi bagian depan rahang atas dan rahang bawahnya berwarna
coklat kehitaman, yang disadarinya sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien tidak
merasakan sakit pada gusi tersebut, namun pasien merasa kurang percaya diri saat
tersenyum sehingga pasien ingin gusinya dirawat.
Keluhan Tambahan: Tidak ada

b. Riwayat Perawatan Gigi:


Pernah dirawat membersihkan karang gigi di puskesmas kurang lebih 1 tahun yang
lalu

c. Kebiasaan Buruk:
Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok sejak tahun 2008 dengan jumlah rokok
± 10 batang perhari. Sejak awal tahun 2018, pasien sudah mulai mengurangi jumlah
konsumsi rokok perharinya.

Riwayat Sosial:
Pasien adalah seorang karyawan swasta dengan keadaan ekonomi menengah.

Riwayat Penyakit/Kelainan Sistemik:


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
E. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
Wajah : simetri
Bibir : sehat
KGB Submandibula :
Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

F. PEMERIKSAAN INTRA ORAL


Debris : Ada, regio a, c, d, e, f
Plak : Ada, regio a, b, c, d, e, f
Kalkulus : Ada, regio a,e,f
Perdarahan Papilla Interdental : Ada, regio e
Gingiva : - Terdapat lesi pigmentasi berupa makula berwarna
coklat kehitaman, permukaan rata, berbatas tidak jelas,
tersebar merata disepanjang gingiva cekat rahang atas
dan rahang bawah bagian bukal dari gigi molar kanan
ke kiri, ukuran bervariasi, tidak sakit saat palpasi
- Terdapat eritema dan edema pada margin gingiva
regio e
Mukosa : Sehat
Palatum : Sehat
Lidah : Sehat
Dasar mulut : Sehat
Hubungan rahang : Ortognati
Kelainan gigi geligi : Tidak ada
Lain-lain : Terdapat stain pada regio b dan e
OHI-S : 1, 3 (sedang)

Pemeriksaan Gigi Geligi


 Lesi D3 : gigi 16, 26, 27, 28, 37, 36, 46
 Sisa akar : Tidak ada
 Malposisi : gigi 13, 23, 32, 43, 44
Foto Klinis Pasien

G. DIAGNOSIS
Smoker’s Melanosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa yaitu adanya perubahan warna
pada gusi menjadi coklat kehitaman yang disadari pasien 2 tahun yang lalu, serta
berdasarkan pemeriksaan klinis yaitu berupa perubahan warna pada mukosa gingiva
yang lebih gelap dibandingkan daerah sekitarnya, dan adanya faktor etiologi merokok
berperan penting dalam menegakkan diagnosa. Sehingga didapatkan diagnosa dari kasus
ini adalah smoker’s melanosis.

H. DIAGNOSIS BANDING
 Hiperpigmentasi Fisiologis
Ras atau etnik telah diketahui menjadi salah satu penyebab pigmentasi melanin pada
rongga mulut. Pada individu keturunan Afrika maupun Asia Timur, ditemukan jumlah
melanin yang lebih banyak dan prevalensi terjadinya pigmentasi gingiva lebih tinggi.
Sedangkan pada individu berkulit putih, umumnya mempunyai lebih sedikit melanin
dibandingkan individu yang berkulit gelap. Pigmentasi fisiologis dapat disebabkan
karena faktor genetik dan aktivitas melanosit, dimana pada individu yang berkulit gelap
terjadi peningkatan produksi melanin.5,6
Pigmentasi fisiologis biasanya ditemukan pada gingiva, tetapi juga bisa terjadi
diseluruh rongga mulut. Secara klinis, perlu dibedakan antara kondisi hiperpigmentasi
yang bersifat fisiologis dengan yang non fisiologis, misalnya pada smoker’s melanosis.
Gambaran klinis hiperpigmentasi fisiologis adalah sebagai berikut:3
 Bersifat simetris.
 Dapat terjadi pada semua usia dan tidak ada kecenderungan pada jenis kelamin
tertentu.
 Pigmentasi biasanya ditemukan pada gingiva, dimulai dari beberapa milimeter
dari tepi free gingival margin, dengan bentuk seperti pita di gingiva cekat,
berbatas jelas dan dapat juga ditemukan di mukosa bukal.
 Berwarna coklat muda sampai coklat kehitaman.

Gambar 1. Hiperpigmentasi Fisiologi

 Addison Disease
Addison disease merupakan defisiensi adrenokortikal yang disebabkan karena
destruksi korteks adrenal. Addison disease adalah penyakit yang jarang ditemui yang
disebabkan oleh berbagai agen termasuk tuberkulosis dan infeksi jamur. Gejala klinis
akan muncul jika sekitar 90% kelenjar adrenal mengalami destruksi. Pasien merasa lelah,
mual, muntah, nafsu makan berkurang, dan kehilangan berat badan.4,5
Pigmentasi oral adalah gejala awal dari Addison disease yang ditandai dengan area
biru kehitaman atau coklat gelap yang sering muncul pada area mukosa bukal dan labial,
namun juga dapat muncul pada mukosa gingiva. Tidak ada pola atau distribusi yang khas
dalam pigmentasinya. Diagnosis memerlukan adanya tanda produksi kortisol adrenal yang
berkurang dan tidak bisa didasarkan hanya pada pigmentasi saja.6

Gambar 2. Addison disease pada regio gigi 21 dan 22

 Melanoma Maligna
Melanoma maligna atau biasa disebut juga sebagai melanoma adalah tumor ganas
yang terbentuk karena proliferasi sel-sel melanosit. Melanoma dalam rongga mulut
merupakan kasus yang sangat jarang terjadi dan sering ditemukan pada fase lanjut karena
lokasinya yang tersembunyi, serta gejala awalnya yang asimtomatis. Melanoma dapat
ditemukan di semua lokasi pada rongga mulut, tetapi paling sering ditemukan pada
palatum dan gingiva regio maksila. Gambaran klinis melanoma dapat berupa lesi makula,
papula ataupun nodula yang asimetris, tepi tidak teratur, dan ukurannya semakin
membesar. Lesi biasanya berwarna coklat tua, abu-abu, atau hitam. Pada tahap lanjut,
lesi mudah berdarah dan membentuk ulserasi.13

Gambar 3. Melanoma pada gingiva rahang atas

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
J. RENCANA PERAWATAN

FASE I (ETIOTROPIK)

 Scaling dan kontrol plak


 DHE (edukasi, motivasi, instruksi pasien untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan rongga mulut serta menghentikan kebiasaan merokok)

FASE II (BEDAH)

 Depigmentasi gingiva regio A dan E dengan teknik gingivo abrasi


menggunakan bur diamond (tidak dilakukan pasien tidak bersedia)

FASE III (RESTORASI)

Pro Konservasi: Tumpatan resin komposit pada gigi 16, 26, 27, 28, 37, 36, 46

FASE IV (MAINTENANCE)

DHE (edukasi, motivasi, instruksi pasien untuk menjaga kebersihan dan


kesehatan rongga mulut, kesehatan secara umum serta menghentikan
kebiasaan merokok)

K. Perawatan Hiperpigmentasi Gingiva Metode Bur Abrasif


Alat :

1. Alat diagnostik (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset)


2. Spuit injeksi 3 cc
3. Masker dan sarung tangan
4. Kassa dan tampon steril
5. Probe WHO
6. Glass slab dan spatula
7. Diamond bur no.8 (diameter 2-2,5 mm)
8. Saliva ejector
9. Low speed handpiece
Bahan :

1. Anastetikum lokal
2. Povidone iodin 10%
3. Larutan salin
4. Periodontal pack (dressing)
Persiapan pasien :

1. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kondisi tubuh, mengatur diet seimbang, dan
istirahat yang cukup menjelang pembedahan.
2. Pasien diberi penjelasan mengenai prosedur bedah yang akan dilaksanakan dan
informed consent
3. Pemeriksaan vital sign (denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan refleks pupil
mata).

Persiapan Operator :

1. Operator melakukan prosedur desinfeksi yaitu mencuci tangan dengan sabun


antiseptik
2. Memakai masker dan sarung tangan.

Prosedur Depigmentasi Gingiva :

1. Isolasi daerah pembedahan


2. Lakukan probing menggunakan probe WHO dan pengukuran indeks PBI dan HYG
3. Aplikasikan povidone iodine 10% pada daerah pembedahan
4. Anastesi infiltrasi pada bagian bukal apeks insisivus atas kiri dan lipatan bukogingival
gigi premolar atas kanan serta pada lipatan bukogingival gigi kaninus atas kiri
sebanyak 0,5 cc
5. Periksa daerah anastesi dengan menggunakan sonde
6. Proses pembedahan
Epitel yang mengalami hiperpigmentasi diabrasi menggunakan bur diamond dengan
gerakan seperti menyapu dari daerah posterior ke anterior dari apikoinsisal.
Pengambilan epitel gusi jangan sampai mengenai periosteum tulang. Daerah operasi
harus selalu dibilas dengan semprotan air atau larutan salin.Daerah pembedahan
dibersihkan dari darah dan saliva menggunakan saliva ejector.Tekanan minimal dan
gerakan memutar ringan dilakukan pada gingiva yang mengalami hiperpigmentasi
gingiva. Pembedahan bertujuan untuk membentuk epitel kembali pada gingiva yang
mengalami hiperpigmentasi.
7. Daerah pembedahan dibersihkan dan dikeringkan sebelum pengaplikasian
periodontal pack.
8. Mengaplikasikan periodontal pack (Coe-Pack)
Pasta (1:1) diaduk diatas glass slab dengan menggunakan spatula sehingga tercapai
setting time (warna seragam, tidak lengket dan dapat dibentuk). Sarung tangan
dibasahi alcohol agar dressing tidak meleka pada sarung tangan. Periodontal pack
diaplikasikan pada daerah operasi dibagian mukosa sampai menutupi sepertiga
servikal gusi.
9. Medikasi paska pembedahan
Asam mefenamat 500 mg sebanyak 10 tablet dan Amoxicillin 500 mg sebanyak 15
tablet.
Penulisan resepnya yaitu:
R/ Amoxiciline Tab 500 mg No. XV
S 3dd 1 tab pc
R/ Asam mefenamat Tab 500 mg No. X
S 3 dd 1 tab pc prn
L. DESKRIPSI LESI

Smoker’s Melanosis
No.

1 Foto Klinis

2 Tempat Pada permukaan atas lidah pada bagian 2/3 anterior


lidah dan 1/3 posterior lidah

3 Morfologi Berupa lapisan plak

4 Warna Berwarna putih kekuningan

5 Konsistensi Dapat dikerok dan meninggalkan dasar kemerahan

6 Ukuran Bervariasi, berbatas tidak jelas

M. PEMBAHASAN

Smoker’s melanosis terjadi akibat adanya peningkatan deposit pigmen melanin pada
lapisan basal epitel gingiva yang distimulasi oleh rokok. Meningkatnya pigmentasi
gingiva berhubungan langsung dengan kebiasaan merokok (banyaknya jumlah rokok
yang dihisap setiap hari, jenis rokok yang dihisap, dan lamanya merokok). Pigmentasi
gingiva meningkat sebanding dengan konsumsi tembakau.
Pada kasus ini, smoker’s melanosis disebabkan karena kebiasaan merokok pasien.
Berdasarkan anamnesa, diketahui bahwa pasien telah merokok sejak 10 tahun yang lalu
dengan jumlah rokok ± 10 batang per hari. Pada pemeriksaan klinis, ditemukan lesi
pigmentasi berupa makula berwarna coklat kehitaman, permukaan rata, berbatas tidak
jelas, tersebar merata disepanjang gingiva cekat rahang atas dan rahang bawah bagian
bukal dari gigi molar kanan ke molar kiri, ukuran bervariasi, serta tidak sakit saat
dipalpasi.
Smoker’s melanosis dapat dihilangkan dengan cara depigmentasi gingiva, akan
tetapi pasien tidak bersedia untuk dilakukan pembedahan. Oleh karena itu, pada kasus ini
pasien diberikan edukasi, motivasi, serta instruksi untuk menghentikan kebiasaan
merokok serta menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya. Smoker’s
melanosis biasanya akan menghilang secara bertahap dan kembali normal dalam waktu
3 tahun setelah berhenti merokok.

Pigmentasi fisiologis Smoker’s melanosis


Definisi Pigmentasi gelap yang Perubahan karateristik warna
menyeluruh dan konstan pada pada permukaan mukosa
mukosa mulut
Persamaan Pigmentasi adalah pada bagian Perubahan pigmentasi
gingiva cekat berwarna coklat kehitaman
pada permukaan mukosa

Perbedaan  Pigmentasi tidak dapat  Melanosis rongga


hilang mulut dapat hilang
 Pigmentasi biasanya apabila kebiasaan
simetris merokok dihentikan
 Bersifat endogen  Biasanya tidak
simetris, bergantung
pada arah sedotan asap
rokok
 Bersifat eksogen

Tabel 2. Perbedaan pigmentasi fisiologis dan smoker’s melanosis


N. KESIMPULAN

Smoker’s melanosis adalah pigmentasi pada mukosa mulut yang disebabkan karena
merokok. Nikotin yang terdapat dalam rokok akan menstimulasi melanosit yang terletak
disepanjang sel-sel basal epitel untuk menghasilkan melanosom sehingga mengakibatkan
peningkatan deposit melanin. Smoker’s melanosis secara langsung dihubungkan dengan
jumlah rokok yang dihisap, jenis rokok yang dihisap, serta lamanya merokok.
Perawatan yang dilakukan untuk kasus ini adalah edukasi pasien untuk berhenti
merokok. Pigmentasi melanin pada membran mukosa adalah suatu lesi yang bersifat
reversible. Secara bertahap lesi akan menghilang dan mukosa kembali normal dalam
waktu 3 tahun setelah kebiasaan merokok dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Orkin, Milton MD, Howard I. Maibach, MD, Mark V. Dahl, MD. 1990.
Dermatology. California: Appleton&Lange.
2. Wood, Norman K, Paul W. Goaz. 1997. Differential Diagnosis of Oral and
Maxilofacial Lessions, 5th Edition. USA: Mosby.
3. Glick, Michael. Burket’s Oral Medicine, 12th edition. USA: People’s Medical
Publishing House; 2015:134
4. Silverman, Sol, L. Roy Eversole, Edmond Truelove. 2001. Essential of Oral
Medicine. London: BC Decker.
5. Ghom, Anil Govindrao. Texbook of Oral Medicine, 2th edition. India: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2010:513
6. Langlais, Robert P., dkk. Atlas Berwarna: Lesi Mulut yang Sering Ditemukan Edisi
4. Jakarta: EGC; 2014:148.
7. Yerger VB, Malone RE. Melanin and Nicotine: A Review of The Literature. Nicotine
and Tobacco Research. 2006: 8(4): 487-98.
8. Laskaris, George. Pocket Atlas of Oral disease, 2nd Edition. New York: Thieme;
2006: 86
9. Fawzani N, Triratnawati A. Terapi Berhenti Merokok (Studi Kasus 3 Perokok Berat).
Makara Kesehatan; 2005: 9(1): 15-22.
10. Nurcahyani FH, Nurfitri B., Rachmania D. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok
dan Kejadian Hipertensi di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat. Bina Widya.
2011; 22(4): 185-90.
11. Alqahtani, Saad M. Management of Gingival Hyperpigmentation by The Surgical
Abrasion: A Case Report. International Journal of Medical and Dental Case Reports;
2015: 1-3.
12. Prasad SSV, Agrawal N, Reddy NR. Gingival Depigmentation: A Case Report.
People’s Journal of Scientific Research; 2010: 3(1): 27-9.
13. Ebenezer J. Malignant melanoma of the oral cavity. Indian J Dent Res. 2006; 17: 94-
6.

Anda mungkin juga menyukai