Anda di halaman 1dari 10

PENGAMATAN GERAK BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Yang dibina oleh Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes.

Oleh Kelompok 3
Aisyah Siti Faizah (160341606039)
Dini Febrianti Safitri (160341606100)
Elsa Novia Fitri Dewi (160341606011)
Elvira Harum Permatasari (160341606012)
Livia Apriliani (160341606038)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
A. Topik :Pergerakan Gerak Bakteri
B. Hari/tanggal : Rabu / 13 Februari 2018
C. Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum Mikrobiologi dengan topic pergerakan gerak
bacteri adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri
2. Untuk mengamati gerak bakteri

D. Dasar Teori
Motilitas bacteri adalah suatu gerakan bakteri yang disebabkanadanyagerakan
aktif dan gerakan pasif.Gerak aktif adalah gerakan bakteri yang disebabkan karena
bakteri memiliki flagel.Gerak pasif disebabkan karena faktor dari luar (gerakbrown).
Gerak brown adalah suatu gerakan yang dapat menggetarkan partikel-partikel secara acak
atau terarah karena terus menerus terkenan pukulan molekul-molekul kecil tak terlihat
yang terdapat dalam cairan (Patujju, dkk., 2014).
Dalam mengamati pergerakan bakteri di bawah mikroskop harus dibedakan antara
pergerakan sejati yang disebabkan oleh flagella denganpergerakan Brown (Brownian
motion) yang terjadi juga pada sel yang telah mati.Pergerakan brown adalah pergerakan
yang terjadi pada semua benda kecil di dalam air, disebabkan oleh pergerakan molekul
air yang dipindahkan kebenda-benda kecil tersebut (Fardiaz, 1992).
Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari oleh ada
atau tidaknya alat gerak.Dengan begitu dapat pergerakan bakteri dapat digolongkan
dalam bakteri yang bersifat motil dan bersifat non motil.Bakteri motil mempunyai alat
gerak berupa flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat
dilihat dengan mikroskop.Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri yang
tidak memiliki alat gerak umumnya bergerak secara menggelinding (meluncur) dan akan
bergerak bila ada kontak terhadap benda padat (Darkuni, 2001).
Flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri.Flagel merupakan bulu-bulu
cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan letaknya berbeda-beda tergantung
pada spesiesnya (Tarigan, 1998).Sejalan dengan pendapat tersebut, Kusnadi, dkk (2003)
menyatakan bahwa berdsarkan jumlah dan lokasi pelekatan flagela, tipe flagel apa dan sel
bakteri menampakkan bentuk yang khas.Beberapa jenis bakteri seperti pada
Pseudomonas memiliki satu flagel apa dan bagian salah satu ujung sel yang disebut
monotrik. Tipe flagela yang tersusun atas banyak flagela yang letaknya pada satu ujung
sel dikenal sebagai tipe lofotrik, sedangkan apabila letak flagella pada kedua ujung sel
dinamakan tipe amfitrik. Kelompok enterobakteri motil seperti Salmonella atau Bacillus
memiliki flagela yang tersebar pada seluruh permukaan sel, yang disebut peritrik.
Jumlah flagella setiap jenis bakteri berbeda mulai dari sejumlah kecil pada Escherichia
coli sampai beberapa ratus per sel, sepertipadaProteus.
Flagela merupakan filamen protein uliran (helical) dengan panjang dan
diameter yang sama, dimiliki oleh beberapa bakteri pathogen untuk bergerak bebas dan
cepat (pergerakan berenang). Flagela disusun oleh tiga bagian: filamen, hook (sudut),
danbasal body (bagiandasar). Bagian dasar menancap pada membran plasma, disusun
oleh suatu tangkai serta satu atau dua rangkaiancincin yang mengelilinginya dan
berhubungan dengan membran plasma, peptidoglikan, dan pada bakteri Gram-negatif
berhubungan dengan membran luar pembungkus sel (Kusnadi, dkk, 2003).
Pergerakan sel oleh flagel amen dorong sel dengan putaran melingkar searah
sumbu panjangnya, seperti baling-baling. Putaran flagela dikuatkan oleh arus
listrik.Fungsi flagela dibangun oleh respon kemotaktik, menunjukkan suatu sistem
regulasi sensori umpan balik. Flagela memutar berlawanan dengan arah jarum jam untuk
mem bentuk suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan selumumnya kearah
nutrisi (kemotaksispositif). Pengaruh adanya senyawa yang tidak
diinginkan,menyebabkan koordinasi menjadi hilang, berkasflagelamengalamikekacauan,
dan sel berputar dan cenderung menjauhi senyawa tersebut. Koordinasi fungsi flagela
melibatkan kemoreseptor, yang disebut “protein pengikat periplasmik”, yang
berinteraksi dalam transpor membran. Koordinasipergerakanflagelajugamelibatkan
proses metilasi suatu protein membran plasma spesifik. Adanya kemoatraktan, proses
metilasi protein tersebut meningkat, sebaliknya dengan adanya racun/senyawa yang tidak
diinginkan, proses metilasi menurun (Kusnadi, dkk, 2003).
E. Alat dan Bahan:
Bahan:

1. Aquades steril
2. Kertas Penghisap
3. Alkohol 70%
4. Medium lempeng 2 buah
5. Medium miring 2 buah
6. Lap
7. Korek api
8. Sabun cuci
9. Lisol
10. Tissue

Alat:

1. Mikroskop
2. Kaca benda cekung
3. Jarum inokulasi ujung lurus
4. Jarum inokulasi ujung berkolong
5. Kaca penutup
6. Lampu spiritus
7. Ent-kas

F. Cara Kerja

Diambil sebuah kaca benda cekung yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu
spiritus.

Diambil sebuah kaca penutup yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu spiritus

Di teteskan satu ose aquades steril di atas kaca penutup

ose aquades

steril di atas kaca penutup.

Secara aseptik diambil sedikit inokulum yang berasal dari koloni bakteri yang akan diperiksa.
Cara ini dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi ujung lurus.
Disentuhkan inokulum pada tetesan aquades sreril pada kaca penutup tersebut lalu diratakan
secara perlahan.

aquades

steril pada kaca penutup, lalu diratakan perlahan-lahan

Diterlungkupkan bagian cekung dari kaca benda cekung tepat di atas kaca penutup yang telah
diberi inokulum

Dibalikkan dengan cepat kaca benda dan kaca penutup, diusahakan agar tetesan aquades
tersebut menggantung dan terkurung di dalam cekungan kaca benda.

Diamati preparat dibawah mikroskop

Dicatat bentuk sel dan kemampuannya untuk bergerak. Dimasukkan data ke dalam tabel hasil
pengamatan.

G. Data Pengamatan
Bakteri Bentuk bakteri Tipe gerak
A Kokkus Gerak semu

B Basil Gerak sesungguhnya


H. Analisis Data
Bakteri sebagai makhluk hidup juga dapat bergerak. Gerak bakteri hanya dapat diamati
melalui mikroskop dengan perbesaran 1000 melalui metode tertentu. Dalam praktikum ini, gerak
bakteri diamati dengan menggunakan metode tetesan bergantung. Metode ini dilakukan dengan
menggunakan kaca benda cekung yang kemudian diisi dengan tetesan bakteri yang telah diambil
dengan jarum inokulum lurus dan disentuhkan pada aquades steril. Metode ini cukup mudah dan
tidak banyak memakan biaya.

Bakteri yang diamati dalam praktikum ini adalah bakteri biakan yang diambil dari selasar
samping Gedung O6 FMIPA (Gedung Fisika) Universitas Negeri Malang. Bakteri tersebut
diletakkan dalam 2 tabung yang berbeda. Bakteri dalam Tabung A merupakan bakteri coccus,
sementara bakteri dalam Tabung B merupakan bakteri basil. Kedua jenis bakteri kemudian
diamati secara bergantian, diamati pegerakannya dan dibandingkan.

Bakteri dalam tabung A merupakan bakteri coccus yang ukurannya sangat kecil, sehingga
pergerakannya sangat sulit diamati. Setelah diamati cukup teliti, terlihat bahwa bakteri Tabung A
memiliki pergerakan yang sangat terbatas, hanya bergerak di tempat dan tidak bisa berpindah
(gerak semu). Sementara, bakteri dalam Tabung B dapat bergerak dengan sangat bebas dan dapat
berpindah tempat. Gerak ini dapat diamati dengan jelas pada mikroskop dan disebut sebagai
gerak sesungguhnya.

I. Pembahasan

Praktikum ini digunakan untuk mengamati gerak pada bakteri.Pengamatan ini dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dalam praktikum ini digunakan metode “tetesan bergantung”
.Metode ini bertujuan untuk mengamati gerak bakteri yang bebas bergerak karena metode ini
dianggap efisien untuk digunakan (Hastuti.,2002)

Menurut gross (1995) penggunaan metode gantung ini memiliki beberapa keuntungan
diantaranya:

a. Sel bacteri akan mudah leluasa bergerak karena fluida yang menggantung
memberikan ruangan yang lebih besar untuk bakteri bergerak,fluida yang menempel
pada permukaan akan membuat bakteri terhimpit sehingga tidak dapat bebas bergerak
b. Sel bakteri tidak akan mati terhimpit kaca penutup dan kaca benda
c. Tidak membahayakan praktikan seandainya bakteri tersebut bersifat pathogen
d. Lebih mudah mengamati gerak sel bakteri
Dari hasil analisis yang didapatkan dapat diketahui bahwa bakteri A dengan bentuk kokus
memiliki tipe pergerakan yaitu gerak semu (gerak brown) sedangkan bakteri B dengan bentuk
basil memiliki tipe pergerakan gerak sesungguhnya.

Kemampuan suatu mikroorganisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (daya gerak).
Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri bersifat motil, sedangkan bakteri
yang berbentuk kokus bersifat tidak bergerak (non motil) (Volk, 1988).
Pada bakteri tipe A dengan bentuk kokus memiliki tipe pergerakan semu gerak (gerak
brown).Hal ini sesuai dengan teori volk (1998) yang menyatakan bahwa gerak pada bakteri yang
bersifat non motil akan bergerak maju mundur secara zig-zag yang disebut dengan gerak Brown.
Gerak Brown terjadi karena adanya benturan dengan molekul air. Gerak Brown
adalahgerakpartikel koloid yang bergerak dengan arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya
tumbuk anntara molekul-molekul pelarut dengan molekul koloid. Tumbukan terjadi antara
lentingan sempurna, artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan pertikel koloid sama tetapi
karena artikel koloid lebih besar maka gerakannya lebih lambat jika dibandingkandenganmolekul
pelarut (Taringan., 1988).Bakteri yang memiliki tipe pergerakan brown ,geraknya tidak teratur
dan tidak terarah (Fardiaz, 1992)
Pada bakteri tipe B dengan bentuk basil memiliki tipe pergerakan gerak sesungguhnya .Hal
ini sesuai dengan teori volk(1998) yang menyatakan bahwa Pergerakan pada bakteri yang
bersifat motil menunjukan pergerakan yang lebih kompleks, menujuk kearah tertentu. Gerak
bakteri pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan adanya struktur atau organ sel bakteri yang
berbentuk benang yang disebut flagel. Karena flagel padabakteri berfungsi untuk bergerak.
Flagel berbentuk panjang dan ramping, pada umumnya memiliki panjang sekitar 12 nm sampai
30 nm.

Flagel merupakan benang-benang yang terikat secara heliks.Flagel berbagai bakateri dapat
dibedakan berdasarkan tebal dan panjangnya.Filamen flagel terdiri dari protein yang sangat khas
yaitu flagelin.Protein ini terdiri dari sub unit dengan masa molekul relative rendah.Terdapat tiga
bagian flagel utama yaitu :yaitu pangkal (basal) adalah bagian yang berhubungan dengan
membrane plasma. “Hook” yang pendek dan filament yang berbentuk seperti benang,
panjangnya sampai beberapa kali melebihi panjang tubuhnya(Schlegel, 1994)
Pada saat dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop bakteri tipe B ini memiliki
pergerakan yang sangat cepat.Hal ini dikarenakan pergerakan flagella membutuhkan energy
darisel .Organisme yang mempunyai flagella polar akan bergerak lebih cepat ,berputar-putar dan
berpindah-pindah arah(Fardiaz, 1992)

Flagel yang ada pada bakteri selalu berlekuk, ketika bakteri sedang bergerak di dalam
medium cair, vibrio penyebab kolera dapat mencapai kecepatan 20 cm per-jam.Gerakan flagel
menyebabkan bakteri terdorong kedepan.(Dwijoseputro, 1978).

J. Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum pengamatan pergerakan, kedua tipe bakteri yang diamati
memiliki kemampuan bergerak.Tetapi tipe pergerakannya berbeda..Bakteri yang
diambil dari medium pertama (a) dengan bentuk kokus memiliki tipe pergerakan
gerak semu (gerak brown) S sedangkan bakteri yang diambil dari medium kedua (B)
dengan bentuk basil memiliki tipe pergerakan gerak sesungguhnya.
2. Gerak brown merupakan gerakan maju mundur secara zig-zag .Gerak Brown terjadi
karena adanya benturan dengan molekul air. Sedangkan pergerakan bakteri pada
bakteri yang bersifat motil (gerak sesungguhnya )diakibatkan adanya struktur atau
organ sel bakteri yang berbentuk benang yang disebut flagel.
DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro. 1978. Dasar-dasarMikrobiologi. Jakarta :Djambatan

Fardiaz, S.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta .PT GramediaPustakaUtama

Gross ,Trevor.1995.IntroductoryMicrobiology.London:Chapmaan and Hall.

University and ProffesionalDinsion

Hastuti, S.2012.Petunjuk PraktikumMikrobiologi.Malang :UM Press.

Schlegel,Hans G.1994.Mikrobiologi Umum.Yogyakarta :GadjahMada University Press.

Tarigan, Jeneng. 1988. PengantarMikrobiologi. Jakarta: DepartemenPendidikandan

Kebudayaan

Volk, Swisley A &Margargareth F Wheeler. 1988. MikrobiologiDasar. Jakarta:Erlangga.


LAMPIRAN

Bakteri A Bakteri B
bentuk coccus bentuk basil
Bergerak semu gerak sesungguhnya

Anda mungkin juga menyukai