Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PERALATAN DAN MATERIAL KONSTRUKSI

2.1 Umum

Peralatan dan material konstruksi memegang peranan yang sangat penting

dalam pelaksanaan suatu proyek dan juga merupakan sesuatu yang saling

berkaitan. Pengadaan peralatan dan material konstruksi disesuaikan dengan

tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material yang tepat dan

efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di

samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung

efektifitas kerja dan keselamatan kerja.

Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang kelancaran suatu

proyek. Peralatan konstruksi membantu melaksanakan pekerjaan - pekerjaan yang

sulit untuk dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan peralatan konstruksi

dapat mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan, mempermudah pelaksanaan

pekerjaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena itu,

perawatan peralatan konstruksi harus diperhatikan agar kerusakannya dapat

dihindari.

2.2 Material Konstruksi

Material konstruksi yang umum digunakan pada proyek pembangunan

jalan tol Pasuruan – Probolinggo adalah konstruksi beton. Pada dasarnya beton

merupakan bahan campuran dari semen, batu pecah, pasir, dan air dengan

perbandingan material tertentu yang kemudian dicampur sesuai perencanaan

5
6

Pengetahuan tentang material konstruksi, metode konstruksi, jadwal

pelaksanaan pekerjaan, dan prosedur pembelian material konstruksi sangat

diperlukan dalam mempersiapkan pelaksanaan proyek. Biaya pembelian material

yang diserap pada pembangunan suatu infrastruktur merupakan faktor yang

dominan dalam menentukan biaya proyek sehingga harus dihitung dengan cermat.

Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, bagian logistik adalah pihak

yang bertanggung jawab untuk membuat laporan logistik. Dari laporan ini dapat

diketahui kebutuhan material yang akan digunakan, dan mengetahui material apa

saja yang harus ditambah atau yang tidak diperlukan lagi.

2.2.1 Beton Ready Mix

Berdasar spesifikasi dan standar mutu yang telah ditetapkan, campuran

beton yang digunakan pada pondasi tiang bor yaitu campuran beton kelas B2

dengan mutu beton K-350 (f’c= 30 Mpa). Nilai slump test beton yang digunakan

dalam pekerjaan pengecoran ini yaitu 18 cm dengan koreksi ± 2 cm.

2.2.2 Baja Tulangan

Pondasi tiang bor struktur double box underpass ini menggunakan

tulangan D25 untuk tulangan pokok dan tulangan D16 yang dibentuk spiral yang

berfungsi sebagai tulangan sengkangnya. Tulangan pokok dan tulangan sengkang

pondasi tersebut yang sudah dirakit dapat ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut :
7

Gambar 2.1 Baja tulangan pada struktur pondasi tiang bor

2.3 Peralatan Konstruksi

Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor agar berjalan dengan lancar hal

yang harus diperhatikan yaitu persiapan peralatan di lapangan, karena sebelum

pekerjaan tiang bor dimulai peralatan harus sudah siap di lokasi, dalam kondisi

baik dan layak beroperasi.

2.4 Alat – alat Berat

2.4.1 Mesin Bor

Mesin bor merupakan peralatan pokok yang harus ada dalam pelaksanaan

pekerjaan pondasi tiang bor. Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan mesin bor

untuk membuat lubang pondasi tiang bor dengan diameter 80 cm sesuai dengan

kedalaman yang telah direncanakan. Mesin bor ditunjukkan pada gambar 2.2

berikut :
8

Gambar 2.2 Mesin bor untuk pengeboran pondasi tiang bor

2.4.2 Concrete Mixer Truck

Concrete mixer truck adalah alat yang digunakan untuk mengangkut

campuran beton ready mix dari batching plant ke lokasi proyek pembangunan

Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo. Kapasitas satu truk kurang lebih 6 m³ beton.

Selama pengangkutan drum harus terus berputar searah jarum jam dengan

kecepatan 8 – 12 rpm agar adukan beton tersebut tidak mengeras. Concrete mixer

truck yang mengangkut campuran beton ready mix ke proyek pembangunan Jalan

Tol Pasuruan-Probolinggo ditunjukkan pada gambar 2.3 berikut :

Gambar 2.3 Concrete mixer truck yang berisi campuran beton

2.4.3 Excavator

Excavator digunakan untuk membersihkan lahan kerja dan menutup

kembali lubang bekas pengeboran dengan tanah. Excavator yang sedang


9

mengambil tanah untuk menutup lubang bekas pengeboran yang telah dicor

ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut :

Gambar 2.4 Excavator

2.4.4 Crawler Crane

Pada pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor, crawler crane digunakan

untuk memindahkan peralatan dan material yang diperlukan seperti memasukkan

pipa tremie dan rakitan tulangan pada lubang bor. Crawler crane yang

memindahkan genset untuk penyambungan rakitan tulangan ditunjukkan pada

gambar 2.5 berikut :

Gambar 2.5 Crawler Crane


10

2.5 Alat - Alat Survey

2.5.1 Total Station

Total station merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as

struktur dan titik – titik pondasi pada tiap - tiap pekerjaan agar struktur yang dibuat

tidak miring atau tidak sejajar pada titik koordinat yang sudah ditentukan. Alat ini

dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian dan

timbunan. Cara kerja alat ini adalah mengatur statif di atas titik awal pekerjaan,

lalu mengatur gelembung nivo supaya tepat di tengah dengan skrup pengatur,

kemudian mengatur prisma polygon di titik yang akan ditinjau. Setelah itu

mengatur menu yang ada pada total station untuk menentukan faktor skala,

temperatur, pressure, sudut, jarak, dan sebagainya.

Peralatan pengukuran lapangan total station yang dipakai pada proyek ini

ditunjukkan pada gambar 2.6 berikut :

Gambar 2.6 Total station

2.5.2 Theodolite

Theodolite merupakan alat bantu presisi untuk mengukur sudut di bidang

horisontal dan vertikal. Cara kerjanya adalah dengan mengatur agar sumbu kesatu
11

tegak lurus, sumbu kedua mendatar, kemudian mengatur garis bidik agar tegak

lurus pada sumbu kedua, mengatur posisi gelembung nivo agar tepat di tengah

dengan memutar sekrup pengatur. Setelah itu menentukan titik acuan untuk

kedudukan garis bidik. Alat ukur theodolite ditunjukkan pada gambar 2.7 berikut:

Gambar 2.7 Alat ukur theodolite

2.5.2 Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan

sebuah benda atau garis dalam kondisi rata baik pengukuran secara vertikal

maupun horisontal. Alat ini dapat digunakan untuk menentukan elevasi timbunan

maupun urugan. Alat ukur waterpass ditunjukkan pada gambar 2.8 berikut:

Gambar 2.8 Waterpass


12

2.6 Alat – Alat Fabrikasi

2.6.1 Bar Bender

Bar bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan

tulangan berbentuk persegi yang berfungsi sebagai pengaku rakitan tulangan. Bar

bender harus ada dalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan

penulangan. Cara penggunaan mesin bar bender cukup memasukkan baja tulangan

yang akan dibengkokkan diantara poros tekan dan poros pembengkok, lalu

mengatur sudut bengkok sesuai kebutuhan dan juga panjang bengkokan. Bar

bender yang digunakan pada proyek pembangunan jalan tol Pasuruan –

Probolinggo seperti ditunjukkan pada gambar 2.9 berikut :

Gambar 2.9 Bar bender untuk pembengkokan besi tulangan

maksimal diameter 32mm

2.6.2 Bar Cutter

Bar cutter merupakan mesin yang digunakan untuk pemotongan baja

tulangan sesuai ukuran yang telah direncanakan. Cara kerja bar cutter cukup

sederhana, cukup dengan memasukkan baja tulangan pada bagian gigi bar cutter

lalu pijak pedal pengendali. Bar cutter ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut :
13

Gambar 2.10 Bar cutter untuk pemotongan besi tulangan


BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

3.1 Umum

Metode pelaksanaan pekerjaan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam suatu proyek dan juga merupakan sesuatu yang saling berkaitan. Secara

umum pelaksanaan proyek dilakukan dengan metode konvensional, yaitu dengan

cara menggunakan alat berat sesuai dengan kebutuhan volume dan letak lokasi

pekerjaan. Penggunaan alat berat pada ketentuannya memperlancar proyek dari

awal pelaksanaan sampai selesainya proyek.

Hasil pekerjaan yang memuaskan juga tidak terlepas dari pemakaian

material konstruksi yang sesuai dengan persyaratan di dalam peraturan proyek dan

metode pelaksanaan yang tepat. Pelaksanaan yang tepat dapat didukung oleh

lengkapnya peralatan kerja yang seharusnya tersedia. Metode pelaksanaan yang

tidak tepat akan mengakibatkan pekerjaan yang tidak memuaskan dan tidak

sesuai perencanaan.

3.2 Tata Tertib dan Peraturan Kerja Kontraktor

Dengan dimulainya pekerjaan konstruksi di lokasi proyek pembangunan

Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, maka semua kegiatan yang dilakukan oleh

kontraktor dan seluruh pekerjanya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Kontraktor pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo,

harus bertanggung jawab atas apapun yang dilakukan oleh pekerjanya.

14
15

Kesalahan yang mengakibatkan kerusakan bangunan di sekeliling lokasi

akan dibebankan kepada kontraktor yang bersangkutan.

2. Kontraktor pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo,

harus menempatkan sedikitnya satu orang sebagai wakil yang mempunyai

keahlian dan kemampuan sebagai kuasa kontraktor dan harus selalu berada

di lokasi proyek yang biasa disebut dengan site manager.

3. Kontraktor pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo,

harus bertanggung jawab terhadap laporan kemajuan pelaksanaan proyek

(progress) dalam halnya laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada

pemilik proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, di

antaranya adalah pelaksanaan pekerjaan, kemajuan kerja yang telah dicapai

dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

4. Kontraktor pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo,

harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan schedule kerja sesuai

dengan rencana.

5. Kontraktor pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo,

harus bertangung jawab atas keamanan, ketertiban dan kebersihan di

lingkungan kerja. Seperti untuk mencegah terjadinya kebakaran, dilarang

menyalakan api untuk keperluan apapun di lokasi proyek tanpa seijin

bagian keamanan. Tata tertib dan peraturan kerja pada proyek

pembangunan Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, harus dipatuhi tanpa

terkecuali. Semua pelanggaran akan ditindak tegas secara langsung.


16

3.3 Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jalan Tol

Pasuruan-Probolinggo kontraktor harus memiliki dokumen awal pelaksanaan

seperti berita acara, gambar tender, rencana kerja dan syarat (RKS) dan dokumen

lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat gambar forcont yakni gambar

konstruksi yang merupakan gambar tender yang telah digambar ulang. Gambar

forcont tersebut lalu diajukan kepada owner agar kontraktor dapat segera

membuat gambar kerja (shop drawing). Gambar kerja (shop drawing) adalah

gambar yang menjadi pegangan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Sebagai laporan

akhir, kontraktor membuat as built drawing yaitu gambar - gambar yang sesuai

dengan pelaksanaan setelah adanya pekerjaan tambah maupun kurang.

Teknis pelaksanaan pekerjaan yang ditinjau selama pelaksanaan kerja

praktek adalah pekerjaan pelaksanaan pondasi tiang bor, yang meliputi pekerjaan :

1. Pekerjaan persiapan pemasangan pondasi tiang bor

2. Pekerjaan fabrikasi tulangan

3. Pekerjaan pengeboran pondasi tiang bor

4. Pekerjaan p emasangan t ulangan

5. Pekerjaan pengecoran

3.3.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pekerjaan

pondasi tiang bor dilaksanakan. Pekerjaan ini dilakukan untuk mempersiapkan

segala sesuatu yang diperlukan di lapangan selama proses pekerjaan berlangsung.

Pekerjaan persiapan terdiri dari :


17

1. Mengondisikan area kerja

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor dimulai, area kerja harus

dikondisikan sedemikain rupa sehingga saat pekerjaan berlangsung tidak terjadi

kendala-kendala yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan. Pengkondisian

area kerja yang ada di lapangan yaitu :

1. Pembersihan lokasi dari gangguan yang ada seperti pohon,serta

pemindahan tiang listrik atau tiang telepon dan puing bangunan

yang ada di dalam area kerja.

2. Pada kasus ini, terdapat lokasi pengeboran yang berada tepat pada

jalan raya sehingga diperlukan pembuatan jalan detour sebagai

pengalihan jalan akses warga selama proses pekerjaan berlangsung,

seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1 Pembuatan jalan detour

3. Pemasangan rambu lalu lintas dan pagar proyek, hal ini digunakan

untuk memberikan peringatan, perintah dan petunjuk bagi pemakai

jalan raya serta larangan bagi orang yang tidak bersangkutan

berada di area kerja. Pemasangan rambu K3 juga diperlukan untuk

mewajibkan para pekerja untuk memakai alat pelindung diri


18

(APD). Hal tersebut merupakan salah satu upaya kontraktor untuk

menjalankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat

kerja

2. Pemetaan posisi titik tiang bor

Pekerjaan pemetaan dilakukan oleh tim surveyor dengan bantuan alat total

station yang digunakan untuk menentukan koordinat posisi titik tiang bor.

Penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi (shop drawing) yang telah

ditentukan oleh konsultan perencana. Pekerjaan pemetaan dilakukan sebelum

semua alat berat masuk ke area kerja, sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan

dengan mudah tanpa terhalangi oleh peralatan yang ada. Pekerjaan pemetaan

ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2 Pemetaan posisi titik tiang bor

3. Penentuan posisi pondasi tiang bor menggunakan Global Positioning

System (GPS)

Pada saat melakukan pengukuran atau pengambilan posisi di lapangan

perlu dilakukan pemeriksaan setup parameter. pemeriksaan tersebut harus

dilakukan setelah penggantian baterai GPS. Setelah itu, memilih lokasi

pengukuran dengan menghindari jalur transmisi tegangan tinggi dan stasiun

pemancar radio. Perlu diperhatikan bahwa pengoperasian alat sangat tergantung


19

pada receiver yang dipakai dan metode pengukuran yang dilakukan. Demikian

pula dengan ketelitian hasil yang diharapkan.

Tahapan selanjutnya adalah mengolah data hasil pengukuran yang

dilakukan secara manual maupun secara otomatis dengan perangkat komputer.

4. Mobilisasi peralatan dan material konstruksi

Mobilisasi peralatan dan material konstruksi yang digunakan dalam

pekerjaan pondasi tiang bor dapat dilakukan setelah pekerjaan pengkondisian area

kerja dan pekerjaan pemetaan selesai. Sebelum pekerjaan pondasi tiang bor

dimulai, dilakukan pemeriksaan lagi terhadap peralatan yang akan digunakan

untuk memastikan peralatan dalam kondisi baik dan siap untuk dipakai.

Mobilisasi peralatan dan material konstruksi ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut

Gambar 3.3 Proses mobilisasi mesin bor

5. Merencanakan rute pengeboran

Merencanakan rute titik pengeboran yang disesuaikan dengan jadwal

pekerjaan yang disepakati bersama antara kontraktor utama dengan sub kontraktor

pengeboran dan disetujui oleh konsultan pengawas. Perencanaan rute titik

pengeboran dibuat tidak urut atau berselingan untuk menghindari keruntuhan


20

tanah pada lubang pengeboran yang telah dibuat dan mempermudah pergerakan

alat berat untuk bermanuver tanpa terhalangi alat berat lainnya. Rute pengeboran

yang telah disepakati bersama oleh semua pihak ditunjukkan pada gambar 3.4

berikut :

Gambar 3.4 Skema rute titik pengeboran

3.3.2 Pekerjaan Fabrikasi Tulangan

Pekerjaan fabrikasi tulangan pondasi tiang bor dapat dilakukan setelah

pekerjaan persiapan selesai. Pekerjaan ini dilakukan di area fabrikasi yang

jaraknya tidak terlalu jauh dari area pekerjaan pondasi tersebut, dengan catatan

area fabrikasi ini tidak mengganggu pergerakan alat berat dan pekerjaan lainnya.

Hal ini bertujuan agar pengawasan pekerjaan fabrikasi tulangan dapat dilakukan

dengan mudah dan mobilisasi rakitan tulangan ke lubang bor tidak membutuhkan

waktu yang lama. Pekerjaan fabrikasi tulangan dilakukan sesuai dengan shop

drawing dan bar bending schedule yang telah dibuat. Setelah perakitan tulangan

selesai, dilakukan checklist oleh tim quality control yang bertujuan memeriksa

diameter dan jarak tulangan yang sudah difabrikasi dan disesuaikan dengan shop

drawing. Fabrikasi tulangan pondasi ini terbagi menjadi dua segmen karena

kebutuhan tulangan melebihi 12 meter. Segmen I memiliki panjang 12 meter dan


21

segmen II memiliki panjang 6 meter. Pekerjaan fabrikasi tulangan ditunjukkan

pada gambar 3.5 berikut :

Gambar 3.5 Pekerjaan fabrikasi tulangan

3.3.3 Pekerjaan Pengeboran

Pelaksanaan pekerjaan pengeboran harus dilakukan sesuai dengan SOP

(Standard Operating Procedure) agar didapatkan hasil pekerjaan yang baik,

karena kesalahan dalam pengeboran akan berdampak pada penurunan kapasitas

dukung pondasi tersebut. Setelah titik pengeboran ditentukan dan peralatan

konstruksi di lapangan sudah siap, maka pekerjaan pengeboran dapat dimulai.

Pondasi tiang bor double box underpass memiliki kedalaman lubang bor 19 m

dengan diameter 0,8 m. Pekerjaan pengeboran yang dilakukan di lapangan dapat

dibagi menjadi lima sub pekerjaan dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menempatkan peralatan konstruksi di lapangan

Pemasangan pelat baja terlebih dahalu dilakukan sebelum alat berat seperti

mesin bor, excavator, dan crawler crane diarahkan menuju ke tempat pengeboran

yang telah ditandai sebelumnya. Pemasangan pelat baja tersebut sebagai bantalan

untuk menahan alat berat yang nantinya akan mempermudah alat berat untuk
22

bergerak dalam melaksanakan pekerjaan pengeboran yang dikarenakan keadaan

tanah di sekitar area pengeboran yang lunak dan tidak stabil. Pelat baja digunakan

sebagai bantalan mesin bor ditunjukkan pada gambar 3.6 berikut :

Gambar 3.6 Pengunaan pelat baja

Setelah pemasangan pelat baja selesai, alat berat dan peralatan lainnya

yang diperlukan diposisikan pada lokasi pengeboran. Penempatan masing-masing

peralatan harus mempertimbangkan urutan tahap pekerjaan dan siklus kerja yang

akan dilakukan sehingga pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor dapat berjalan

dengan efektif.

2. Pengeboran awal (Pre-boring)

Pekerjaan pengeboran dilakukan pada titik as pondasi tiang bor yang sudah

diukur sebelumnya dan telah ditandai menggunakan patok. Pengeboran awal yang

juga biasa disebut pre-boring dapat dilakukan setelah pemasangan mata bor auger

pada mesin bor yang bertujuan untuk merusak permukaan tanah pada titik

pengeboran. Pre-boring menggunakan mata bor auger dilakukan dengan cara

memutar mata bor searah jarum jam (clockwise) sehingga tanah akan melekat

pada auger dan kemudian dibuang dengan cara memutarnya berlawanan arah
23

jarum jam. Pre-boring menggunakan mata bor auger ditunjukkan pada gambar

3.7 berikut :

Gambar 3.7 Pre-boring menggunakan mata bor auger

3. Pemasangan casing sementara

Pemasangan pipa casing sementara dilakukan setelah lubang bor

mencukupi atau setelah pekerjaan pre-boring pada kedalaman ± 7 meter

dihentikan. Pemasangan casing sementara menggunakan crawler crane. Tujuan

pemasangan casing ini untuk menahan dinding dan mencegah tanah di sekitar

lubang pengeboran supaya tidak mengalami kelongsoran. Sesuai dengan

namanya, casing sementara hanya membantu selama proses pekerjaan pengeboran

pondasi tersebut. Setelah pekerjaan pengecoran selesai maka casing sementara

akan segera diangkat. Kegiatan ini ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut :
24

Gambar 3.8 Pemasangan casing sementara

4. Pengeboran (Drilling)

Setelah pemasangan casing sementara selesai, tahap pengeboran tanah

akan dilanjutkan dengan menggunakan mata bor soil drilling bucket dengan

kecepatan putar dan tekanan sesuai pada kebutuhan pengeboran. Pengeboran

menggunakan mata bor soil drilling bucket dilakukan dengan cara memutar mata

bor searah jarum jam sehingga mulut bucket tersebut akan terbuka. Ketika mulut

bucket terbuka dan pemutaran searah jarum jam tetap dilakukan, maka akan

mengebor dan menyimpan tanah hasil pengeboran di dalam bucket. Pengeboran

akan dihentikan saat tanah di dalam bucket sudah penuh dan siap untuk dibuang.

Pembuangan tanah di dalam bucket tersebut dilakukan dengan cara memutar mata

bor berlawanan arah jarum jam sehingga mulut bucket tersebut akan menutup dan

bucket siap untuk diangkat dari lubang pengeboran, kegiatan ini ditunjukkan pada

gambar 3.9 berikut :


25

Gambar 3.9 Pengeboran menggunakan drilling soil bucket

6. Pembersihan lubang bor

Pada pekerjaan ini merupakan proses akhir (finishing) dari tahap pekerjaan

pengeboran. Pekerjaan ini dilakukan setelah pengeboran sudah mencapai

kedalaman rencana, pengeboran dihentikan dan mata bor dibiarkan berputar tetapi

tidak diberi beban penekanan. Sementara itu air sirkulasi tetap ditembakkan dari

atas lubang bor sampai serpihan tanah dan endapan lumpur terdorong keluar dari

lubang pengeboran. Pada pekerjaan pembersihan lubang bor, mata bor yang

digunakan yaitu cleaning bucket. Mata bor ini berfungsi untuk membersihkan

lubang pengeboran dari endapan lumpur dan serpihan tanah. Penggunaan mata

bor ini hampir sama dengan pengunaan mata bor soil drilling bucket. Proses ini

dilakukan sampai tidak ada tanah yang terangkut pada cleaning bucket tersebut.

Selama proses pembersihan berlangsung, rakitan baja tulangan yang telah dibuat

disiapkan di dekat lubang bor dan pemesanan campuran beton ready mix sudah

bisa dilakukan. Pada pekerjaan ini juga dilakukan pengujian terhadap tingkat

vertikal pada lubang pondasi tiang bor menggunakan gelombang ultrasonic


26

dengan cara mengukur kecepatan frekuensi gelombang yang ada dalam lubang ke

alat penerima gelombang. Selain itu, dilakukan pengujian kedalaman lubang bor

dengan menggunakan pita ukur (measuring tape). Kenyataan yang ada di

lapangan, tes ini tidak dilakukan, namun sesekali konsultan pengawas hanya

meminta melakukan pengukuran lubang bor dengan menggunakan pita ukur

(measuring tape). Hal ini dikarenakan mesin bor yang digunakan yaitu mesin bor

yang telah dilengkapi monitor untuk memantau proses pengeboran sehingga dapat

diketahui kedalaman dan kemiringan lubang bor tersebut, seperti ditunjukkan

pada gambar 3.10 berikut :

Gambar 3.10 Monitor mesin bor

3.3.4 Pekerjaan Pemasangan Tulangan

Pemasangan rakitan tulangan kedalam lubang bor dilakukan dengan

bantuan crawler crane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor, dan

diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi persinggungan antara tulangan


27

dengan dinding lubang bor, kegiatan pemasangan rakitan tulangan ke dalam

lubang bor ditunjukkan pada gambar 3.11 berikut :

Gambar 3.11 Pemasangan rakitan tulangan ke dalam lubang bor

3.3.5 Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran merupakan tahap terakhir dari rangkaian pekerjaan

pondasi tiang bor. Pekerjaan ini harus dilakukan sesuai prosedur kerja pengecoran

dan berada dalam pengawasan pelaksana lapangan dan juga konsultan pengawas.

Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil pekerjaan yang baik. Proses pengecoran

harus segera dilakukan setelah pemasangan tulangan dan pipa tremie selesai, hal

ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kelongsoran lagi pada

dinding lubang bor. Oleh karena itu pemesanan campuran beton ready mix harus

dapat diperkirakan waktunya, mengingat jarak batching plant ke lokasi

pengecoran memiliki waktu tempuh ± 20 menit. Pekerjaan pengecoran yang

dilakukan di lapangan dapat dibagi menjadi tiga sub pekerjaan dan dapat

dijelaskan sebagai berikut ini :


28

1. Pengujian terhadap nilai slump beton

Setelah truck mixer yang mengangkut campuran beton ready mix sudah

berada di lokasi pengecoran, campuran beton akan diperiksa kelecakannya dengan

pengujian nilai slump di lokasi pengecoran. Hal ini dilakukan sebelum campuran

beton ready mix dituang ke dalam pipa tremie. Berdasarkan spesifikasi dan

standar mutu, nilai slump test beton untuk pengecoran pekerjaan pondasi tiang bor

yaitu 18 cm dengan koreksi ± 2 cm dan mutu beton yang digunakan yaitu beton

kelas B2 dengan mutu beton K-350. Apabila nilai slump campuran beton di

lapangan tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka campuran beton tersebut

akan dikembalikan ke batching plant. Hal ini dikhawatirkan campuran beton akan

terhenti di dalam pipa tremie dan beton tidak dapat mengisi lubang secara

maksimal. Pengujian nilai slump campuran beton ditunjukkan pada gambar 3.12

berikut :

Gambar 3.12 Pengujian nilai slump campuran beton

2. Pengecoran beton
29

Pengecoran dimulai dengan menuangkan campuran beton segar dari truck

mixer ke corong tremie. Campuran beton segar yang masuk ke dalam pipa tremie

akan keluar dari ujung dasar pipa, sehingga campuran beton segar tersebut akan

mendorong air/endapan lumpur yang berada di dasar menuju keluar lubang

pengeboran, seperti yang ditunjukkan gambar 3.13 berikut :

Gambar 3.13 Pengecoran campuran beton ready mix

3. Penutupan lubang bekas pengeboran

Setelah pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari

sisa-sisa beton dan lumpur yang menempel, termasuk casing sementara yang

diangkat sebelum beton pengecoran mengeras. Proses tersebut ditunjukkan pada

Gambar 3.14 berikut :


30

Gambar 3.14 Pembersihan pipa tremie

Setelah casing sementara diangkat dari lubang bor kemudian ditutup

kembali dengan tanah. Tanah kemudian dipadatkan dan di atas bekas lubang

pengeboran diberi pelat baja, hal ini dilakukan agar dapat dilewati alat berat untuk

proses pengeboran pada titik selanjutnya. Proses tersebut ditunjukkan pada

gambar 3.15 berikut :

Gambar 3.15 Proses penutupan lubang dengan tanah


BAB IV

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL

4.1. Hasil dari Penyelidikan Tanah dengan Standard Penetration Test

(SPT)

Perhitungan kapasitas dukung tiang tunggal pada double box underpass

berdasarkan penyelidikan tanah dengan standard penetration test (SPT).

Penyelidikan tanah di lapangan pada konstruksi abutment dilakukan pada STA

1+368 (ABT 2). Hasil penyelidikan tanah STA 1+368 ABT 2 berupa boring log

ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut :

31
32

Gambar 4.1 Boring log


33

Hasil dari penyelidikan tanah dengan standard penetration test (SPT) yang

dilaksanakan yaitu :

1. Kedalaman 0,00-2,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 4

2. Kedalaman 2,00-4,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 42

3. Kedalaman 4,00-6,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 61

4. Kedalaman 6,00-8,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 63

5. Kedalaman 8,00-10,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 42

6. Kedalaman 10,00-12,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 52

7. Kedalaman 12,00-14,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 54

8. Kedalaman 14,00-16,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 58

9. Kedalaman 16,00-18,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 61

10. Kedalaman 18,00-20,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 68

11. Kedalaman 20,00-22,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 60

12. Kedalaman 22,00-24,00 m, N-SPT yang didapat yaitu 62

4.2. Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal Dari Hasil Uji SPT

Kapasitas dukung tiang tunggal dapat dihitung menggunakan hasil uji SPT.

Perhitungan kapasitas dukung tiang tersebut yaitu sebagai berikut ini.

Data pondasi tiang

1. Bentuk pondasi = Lingkaran

2. Jenis pondasi = Tiang bor

3. Diameter tiang (D) = 0,80 m

4. Panjang tiang (L) = 16,00 m

5. Nilai SF =2
34

Nilai N-SPT harus dikoreksi terlebih dahulu bila uji SPT dilakukan pada

lapisan tanah pasir yang terendam air. Jika nilai N lebih besar dari 15, maka nilai

N-SPT harus direduksi menjadi N’ dengan perumusan sebagai berikut :

N’ = 15 + 0,5 (N–15)

dengan,

N = Nilai N-SPT di lapangan

N’ = Nilai N-SPT terkoreksi untuk lapisan tanah di bawah permukaan

air tanah

Kapasitas dukung tiang ultimit dapat dihitung dari hasil SPT dengan

perumusan sebagai berikut :

Qult = Qp + Qs

Qp = (α × qp × Ap)

qp = Np × K

Qs = (β × qs × As)

qs = (Ns/3) + 1

dengan,

Qult = Kapasitas dukung tiang ultimit (ton)

Qp = Kapasitas dukung ujung tiang (ton)

Qs = Kapasitas dukung selimut tiang (ton)

qp = Tahanan pada ujung tiang (ton/m2)

qs = Tahanan gesek selimut tiang (ton/m2)

Ap = Luas penampang dasar tiang (m2)

As = Luas selimut tiang tertanam (m2)

Np = Nilai N-SPT pada sekitar dasar tiang


35

Ns = Nilai N-SPT sepanjang tiang tertanam

K = Koefisien karakteristik tanah (t/m2), nilai K dapat ditunjukkan

pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Koefisien karakteristik tanah (t/m2)

Jenis Tanah K (t/m2)


Lempung 12
Lanau Berlempung 20
Lanau Berpasir 25
Pasir 40

Sumber : PT Waskita Karya

α dan β = Koefisien metode pelaksanaan tiang, nilai α dan β dapat

ditunjukkan pada tabel 4.2 & tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.2 Koefisien nilai α

Tiang Tiang Bor Tiang


Jenis Tanah Tiang Bor
Pancang (Bentonite) Injeksi
Lempung 1,00 0,85 0,85 1,00
Tanah kepadatan sedang 1,00 0,60 0,60 1,00
Pasir 1,00 0,50 0,50 1,00

Sumber : PT Waskita Karya

Tabel 4.3 Koefisien nilai β

Tiang Tiang Bor Tiang


Jenis Tanah Tiang Bor
Pancang (Bentonite) Injeksi
Lempung 1,00 0,85 0,90 3,00
Tanah kepadatan sedang 1,00 0,60 0,75 3,00
Pasir 1,00 0,50 0,60 3,00

Sumber : PT Waskita Karya


36

Perhitungan kapasitas dukung tiang tunggal sebagai berikut :

1. Mencari nilai N-SPT terkoreksi untuk lapisan tanah pasir di bawah

permukaan air tanah bila nilainya lebih besar dari 15, maka nilai N-SPT

harus dikoreksi menjadi N’, Contoh perhitungan nilai N-SPT terkoreksi

pada kedalaman 2,00 ˗ 4,00 meter sebagai berikut :

N’ = 15 + 0,5 (N–15)

N’ = 15 + 0,5 (42–15)

= 28,5

Selanjutnya mencari nilai N-SPT terkoreksi berikutnya dengan cara yang

sama. Contoh nilai N-SPT terkoreksi ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 N-SPT terkoreksi

No. Kedalaman (m) N N’


1 0,00 – 2,00 4 4
2 2,00 – 4,00 42 28.5
3 4,00 – 6,00 61 38
4 6,00 – 8,00 63 39
5 8,00 – 10,00 42 28.5
6 10,00 – 12,00 52 33.5
7 12,00 – 14,00 54 34.5
8 14,00 – 16,00 58 36.5
9 16,00 – 18,00 61 38
10 18,00 – 20,00 68 41.5
11 20,00 – 22,00 60 37.5
12 22,00 – 24,00 62 38.5

Sumber : PT Waskita Karya

2. Menghitung luas penampang dasar tiang (Ap)


1
Ap = ×π×D 2
4
1
Ap = ×π×(0,8)2
4
2
Ap = 0,503 m
37

3. Menghitung luas selimut tiang tertanam (As)

As =π×D×L

As = 22 7 × 0,8 × 16

As = 40,229 m2

4. Menghitung nilai N-SPT pada sekitar dasar tiang (Np) Nilai rata-rata N-

SPT pada sekitar 4D di atas dasar tiang dan 4D di bawah dasar tiang

dengan nilai SPT yang digunakan yaitu nilai N-SPT terkoreksi untuk

lapisan tanah di bawah permukaan air tanah (N’), ditunjukkan pada Tabel

4.4 berikut :

1. Np rata-rata 4D di atas tiang

4D = 4 × 0,80

4D = 3,20 m (di atas dasar tiang)

∑N'
Np atas = i =1

∑n
Np atas = 38+ 41,5
2
39,75
Np atas =

2. Np rata-rata 4D di atas tiang

D = 4 × 0,80

4D = 3,20 m (di bawah dasar tiang)


n

Np bawah = ∑N'
i =1

∑n
Np bawah = 41,5+37,5
2
Np bawah` = 39,5
38

3. Np rata-rata total

Np = Np atas+ Np bawah
2
Np = 39,75+39,5
2
Np = 39,625

5. Menghitung nilai N-SPT sepanjang tiang tertanam (Ns). Nilai SPT yang

digunakan yaitu nilai N-SPT terkoreksi untuk lapisan tanah di bawah

permukaan air tanah (N’) , dengan batasan 3 ≤ N’ ≤ 50. Nilai N’ yang

digunakan sepanjang tiang tertanam, di tunjukkan pada Tabel 4.4

∑N'
i =1
N =
∑n
N = 28,5+ 38+39+28,5+33,5+34,5+36,5+38+ 41,5
9
N = 35,333

6. Mencari nilai koefisien karakteristik tanah (K) Nilai K merupakan

koefisien yang tergantung dari jenis tanah pada ujung dasar tiang pondasi.

Nilai tersebut, seperti ditunjukkan pada tabel 4.1. Jenis tanah pada ujung

dasar pondasi ini yaitu pasir (coarse sand) maka nilai K yang digunakan 40

ton/m2

7. Menghitung tahanan ujung tiang (qp)

qp = Np × K

= 39,625×40

= 1585 ton/m2
39

8. Menghitung tahanan gesek selimut tiang (qs)

qs = (Ns/3)+1

= (35,333/3)+1

= 12,778 ton/m2

9. Menghitung kapasitas dukung ujung tiang (Qp) Dalam menghitung

kapasitas dukung tiang ujung, nilai α merupakan koefisien pondasi tiang

berdasar metode pelaksanaannya, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2. Pada

pondasi ini digunakan metode tiang bor tanpa menggunakan bentonite,

sehingga nilai α sebesar 0,5.

Qp = α × qp × A p

= 0,5 × 1585 × 0,503

= 398,628 ton

10. Menghitung kapasitas dukung selimut tiang (Qs) Dalam menghitung

kapasitas dukung selimut tiang, juga diperlukan nilai β yang merupakan

koefisien pondasi tiang berdasar metode pelaksanaannya, seperti

ditunjukkan pada tabel 4.3. Pada pondasi ini digunakan metode tiang bor

tanpa menggunakan bentonite, sehingga nilai β sebesar 0,5.

Qs = β × q s × As

= 0,5 × 12,778× 40,229

= 257,023 ton

11. Menghitung kapasitas dukung tiang ultimit (Qult)

Qult = Qp + Qs

= 398,628+ 257,02

= 655,651 ton
40

12. Menghitung kapasitas dukung ijin tiang tunggal (Qall) Menghitung

kapasitas dukung ijin tiang tunggal pada pondasi tiang bor

Qall = Qult
SF
Qall = 655,651
2
Qall = 327,825 ton

Jadi, kapasitas dukung ijin tiang tunggal yang didapat adalah 327,825 ton

Anda mungkin juga menyukai

  • Budget Perabotan Rumah
    Budget Perabotan Rumah
    Dokumen4 halaman
    Budget Perabotan Rumah
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Kurang Kusen & Finshing
    Kurang Kusen & Finshing
    Dokumen69 halaman
    Kurang Kusen & Finshing
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Kartu Uas Semester 5
    Kartu Uas Semester 5
    Dokumen1 halaman
    Kartu Uas Semester 5
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Kurang Kusen & Finshing
    Kurang Kusen & Finshing
    Dokumen69 halaman
    Kurang Kusen & Finshing
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • List Undangan
    List Undangan
    Dokumen1 halaman
    List Undangan
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Undangan Nikah Filda & Luthfi 1
    Undangan Nikah Filda & Luthfi 1
    Dokumen1 halaman
    Undangan Nikah Filda & Luthfi 1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Seminar Proposal
    Presentasi Seminar Proposal
    Dokumen17 halaman
    Presentasi Seminar Proposal
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Final Revisi Seminar Proposal
    Final Revisi Seminar Proposal
    Dokumen39 halaman
    Final Revisi Seminar Proposal
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perkuliahan
    Tugas Perkuliahan
    Dokumen13 halaman
    Tugas Perkuliahan
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Denah Balok Kolom
    Denah Balok Kolom
    Dokumen1 halaman
    Denah Balok Kolom
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi kp1
    Daftar Isi kp1
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi kp1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi kp1
    Daftar Isi kp1
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi kp1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Cover Skripsi
    Cover Skripsi
    Dokumen2 halaman
    Cover Skripsi
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi kp1
    Daftar Isi kp1
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi kp1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi kp1
    Daftar Isi kp1
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi kp1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • No Kode Nama Kuliah SKS Kelas Tanggal 1 Ts141155 Kerja Praktek 2 A035 1/23/2019 5:12:10 PM 2 Ts141156 Tugas Akhir 6 A035 1/24/2019 1:06:55 PM 8
    No Kode Nama Kuliah SKS Kelas Tanggal 1 Ts141155 Kerja Praktek 2 A035 1/23/2019 5:12:10 PM 2 Ts141156 Tugas Akhir 6 A035 1/24/2019 1:06:55 PM 8
    Dokumen1 halaman
    No Kode Nama Kuliah SKS Kelas Tanggal 1 Ts141155 Kerja Praktek 2 A035 1/23/2019 5:12:10 PM 2 Ts141156 Tugas Akhir 6 A035 1/24/2019 1:06:55 PM 8
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Cover Skripsi
    Cover Skripsi
    Dokumen2 halaman
    Cover Skripsi
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Opsi Jalan
    Opsi Jalan
    Dokumen1 halaman
    Opsi Jalan
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Detail Pondasi2
    Detail Pondasi2
    Dokumen1 halaman
    Detail Pondasi2
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Open Note Satu Lembar A4 P3
    Open Note Satu Lembar A4 P3
    Dokumen1 halaman
    Open Note Satu Lembar A4 P3
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Note Uts
    Note Uts
    Dokumen1 halaman
    Note Uts
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Detail Pondasi1
    Detail Pondasi1
    Dokumen1 halaman
    Detail Pondasi1
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Survey Lyn r2
    Laporan Survey Lyn r2
    Dokumen7 halaman
    Laporan Survey Lyn r2
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat
  • Peerhitungan Pusat Masa
    Peerhitungan Pusat Masa
    Dokumen13 halaman
    Peerhitungan Pusat Masa
    Maulid Abdullah Luthfirrachman
    Belum ada peringkat