2.1 Umum
dalam pelaksanaan suatu proyek dan juga merupakan sesuatu yang saling
tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material yang tepat dan
samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung
dihindari.
jalan tol Pasuruan – Probolinggo adalah konstruksi beton. Pada dasarnya beton
merupakan bahan campuran dari semen, batu pecah, pasir, dan air dengan
5
6
dominan dalam menentukan biaya proyek sehingga harus dihitung dengan cermat.
yang bertanggung jawab untuk membuat laporan logistik. Dari laporan ini dapat
diketahui kebutuhan material yang akan digunakan, dan mengetahui material apa
beton yang digunakan pada pondasi tiang bor yaitu campuran beton kelas B2
dengan mutu beton K-350 (f’c= 30 Mpa). Nilai slump test beton yang digunakan
tulangan D25 untuk tulangan pokok dan tulangan D16 yang dibentuk spiral yang
pondasi tersebut yang sudah dirakit dapat ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut :
7
Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor agar berjalan dengan lancar hal
pekerjaan tiang bor dimulai peralatan harus sudah siap di lokasi, dalam kondisi
Mesin bor merupakan peralatan pokok yang harus ada dalam pelaksanaan
pekerjaan pondasi tiang bor. Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan mesin bor
untuk membuat lubang pondasi tiang bor dengan diameter 80 cm sesuai dengan
kedalaman yang telah direncanakan. Mesin bor ditunjukkan pada gambar 2.2
berikut :
8
campuran beton ready mix dari batching plant ke lokasi proyek pembangunan
Selama pengangkutan drum harus terus berputar searah jarum jam dengan
kecepatan 8 – 12 rpm agar adukan beton tersebut tidak mengeras. Concrete mixer
truck yang mengangkut campuran beton ready mix ke proyek pembangunan Jalan
2.4.3 Excavator
mengambil tanah untuk menutup lubang bekas pengeboran yang telah dicor
pipa tremie dan rakitan tulangan pada lubang bor. Crawler crane yang
struktur dan titik – titik pondasi pada tiap - tiap pekerjaan agar struktur yang dibuat
tidak miring atau tidak sejajar pada titik koordinat yang sudah ditentukan. Alat ini
dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian dan
timbunan. Cara kerja alat ini adalah mengatur statif di atas titik awal pekerjaan,
lalu mengatur gelembung nivo supaya tepat di tengah dengan skrup pengatur,
kemudian mengatur prisma polygon di titik yang akan ditinjau. Setelah itu
mengatur menu yang ada pada total station untuk menentukan faktor skala,
Peralatan pengukuran lapangan total station yang dipakai pada proyek ini
2.5.2 Theodolite
horisontal dan vertikal. Cara kerjanya adalah dengan mengatur agar sumbu kesatu
11
tegak lurus, sumbu kedua mendatar, kemudian mengatur garis bidik agar tegak
lurus pada sumbu kedua, mengatur posisi gelembung nivo agar tepat di tengah
dengan memutar sekrup pengatur. Setelah itu menentukan titik acuan untuk
kedudukan garis bidik. Alat ukur theodolite ditunjukkan pada gambar 2.7 berikut:
2.5.2 Waterpass
sebuah benda atau garis dalam kondisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horisontal. Alat ini dapat digunakan untuk menentukan elevasi timbunan
maupun urugan. Alat ukur waterpass ditunjukkan pada gambar 2.8 berikut:
tulangan berbentuk persegi yang berfungsi sebagai pengaku rakitan tulangan. Bar
bender harus ada dalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan
penulangan. Cara penggunaan mesin bar bender cukup memasukkan baja tulangan
yang akan dibengkokkan diantara poros tekan dan poros pembengkok, lalu
mengatur sudut bengkok sesuai kebutuhan dan juga panjang bengkokan. Bar
tulangan sesuai ukuran yang telah direncanakan. Cara kerja bar cutter cukup
sederhana, cukup dengan memasukkan baja tulangan pada bagian gigi bar cutter
lalu pijak pedal pengendali. Bar cutter ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut :
13
3.1 Umum
dalam suatu proyek dan juga merupakan sesuatu yang saling berkaitan. Secara
cara menggunakan alat berat sesuai dengan kebutuhan volume dan letak lokasi
material konstruksi yang sesuai dengan persyaratan di dalam peraturan proyek dan
metode pelaksanaan yang tepat. Pelaksanaan yang tepat dapat didukung oleh
tidak tepat akan mengakibatkan pekerjaan yang tidak memuaskan dan tidak
sesuai perencanaan.
14
15
keahlian dan kemampuan sebagai kuasa kontraktor dan harus selalu berada
dengan rencana.
seperti berita acara, gambar tender, rencana kerja dan syarat (RKS) dan dokumen
konstruksi yang merupakan gambar tender yang telah digambar ulang. Gambar
forcont tersebut lalu diajukan kepada owner agar kontraktor dapat segera
membuat gambar kerja (shop drawing). Gambar kerja (shop drawing) adalah
gambar yang menjadi pegangan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Sebagai laporan
akhir, kontraktor membuat as built drawing yaitu gambar - gambar yang sesuai
praktek adalah pekerjaan pelaksanaan pondasi tiang bor, yang meliputi pekerjaan :
5. Pekerjaan pengecoran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor dimulai, area kerja harus
2. Pada kasus ini, terdapat lokasi pengeboran yang berada tepat pada
3. Pemasangan rambu lalu lintas dan pagar proyek, hal ini digunakan
kerja
Pekerjaan pemetaan dilakukan oleh tim surveyor dengan bantuan alat total
station yang digunakan untuk menentukan koordinat posisi titik tiang bor.
Penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi (shop drawing) yang telah
semua alat berat masuk ke area kerja, sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan
dengan mudah tanpa terhalangi oleh peralatan yang ada. Pekerjaan pemetaan
System (GPS)
pada receiver yang dipakai dan metode pengukuran yang dilakukan. Demikian
pekerjaan pondasi tiang bor dapat dilakukan setelah pekerjaan pengkondisian area
kerja dan pekerjaan pemetaan selesai. Sebelum pekerjaan pondasi tiang bor
untuk memastikan peralatan dalam kondisi baik dan siap untuk dipakai.
Mobilisasi peralatan dan material konstruksi ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut
pekerjaan yang disepakati bersama antara kontraktor utama dengan sub kontraktor
tanah pada lubang pengeboran yang telah dibuat dan mempermudah pergerakan
alat berat untuk bermanuver tanpa terhalangi alat berat lainnya. Rute pengeboran
yang telah disepakati bersama oleh semua pihak ditunjukkan pada gambar 3.4
berikut :
jaraknya tidak terlalu jauh dari area pekerjaan pondasi tersebut, dengan catatan
area fabrikasi ini tidak mengganggu pergerakan alat berat dan pekerjaan lainnya.
Hal ini bertujuan agar pengawasan pekerjaan fabrikasi tulangan dapat dilakukan
dengan mudah dan mobilisasi rakitan tulangan ke lubang bor tidak membutuhkan
waktu yang lama. Pekerjaan fabrikasi tulangan dilakukan sesuai dengan shop
drawing dan bar bending schedule yang telah dibuat. Setelah perakitan tulangan
selesai, dilakukan checklist oleh tim quality control yang bertujuan memeriksa
diameter dan jarak tulangan yang sudah difabrikasi dan disesuaikan dengan shop
drawing. Fabrikasi tulangan pondasi ini terbagi menjadi dua segmen karena
Pondasi tiang bor double box underpass memiliki kedalaman lubang bor 19 m
dibagi menjadi lima sub pekerjaan dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pemasangan pelat baja terlebih dahalu dilakukan sebelum alat berat seperti
mesin bor, excavator, dan crawler crane diarahkan menuju ke tempat pengeboran
yang telah ditandai sebelumnya. Pemasangan pelat baja tersebut sebagai bantalan
untuk menahan alat berat yang nantinya akan mempermudah alat berat untuk
22
tanah di sekitar area pengeboran yang lunak dan tidak stabil. Pelat baja digunakan
Setelah pemasangan pelat baja selesai, alat berat dan peralatan lainnya
peralatan harus mempertimbangkan urutan tahap pekerjaan dan siklus kerja yang
akan dilakukan sehingga pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor dapat berjalan
dengan efektif.
Pekerjaan pengeboran dilakukan pada titik as pondasi tiang bor yang sudah
diukur sebelumnya dan telah ditandai menggunakan patok. Pengeboran awal yang
juga biasa disebut pre-boring dapat dilakukan setelah pemasangan mata bor auger
pada mesin bor yang bertujuan untuk merusak permukaan tanah pada titik
memutar mata bor searah jarum jam (clockwise) sehingga tanah akan melekat
pada auger dan kemudian dibuang dengan cara memutarnya berlawanan arah
23
jarum jam. Pre-boring menggunakan mata bor auger ditunjukkan pada gambar
3.7 berikut :
pemasangan casing ini untuk menahan dinding dan mencegah tanah di sekitar
akan segera diangkat. Kegiatan ini ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut :
24
4. Pengeboran (Drilling)
akan dilanjutkan dengan menggunakan mata bor soil drilling bucket dengan
menggunakan mata bor soil drilling bucket dilakukan dengan cara memutar mata
bor searah jarum jam sehingga mulut bucket tersebut akan terbuka. Ketika mulut
bucket terbuka dan pemutaran searah jarum jam tetap dilakukan, maka akan
akan dihentikan saat tanah di dalam bucket sudah penuh dan siap untuk dibuang.
Pembuangan tanah di dalam bucket tersebut dilakukan dengan cara memutar mata
bor berlawanan arah jarum jam sehingga mulut bucket tersebut akan menutup dan
bucket siap untuk diangkat dari lubang pengeboran, kegiatan ini ditunjukkan pada
Pada pekerjaan ini merupakan proses akhir (finishing) dari tahap pekerjaan
kedalaman rencana, pengeboran dihentikan dan mata bor dibiarkan berputar tetapi
tidak diberi beban penekanan. Sementara itu air sirkulasi tetap ditembakkan dari
atas lubang bor sampai serpihan tanah dan endapan lumpur terdorong keluar dari
lubang pengeboran. Pada pekerjaan pembersihan lubang bor, mata bor yang
digunakan yaitu cleaning bucket. Mata bor ini berfungsi untuk membersihkan
lubang pengeboran dari endapan lumpur dan serpihan tanah. Penggunaan mata
bor ini hampir sama dengan pengunaan mata bor soil drilling bucket. Proses ini
dilakukan sampai tidak ada tanah yang terangkut pada cleaning bucket tersebut.
Selama proses pembersihan berlangsung, rakitan baja tulangan yang telah dibuat
disiapkan di dekat lubang bor dan pemesanan campuran beton ready mix sudah
bisa dilakukan. Pada pekerjaan ini juga dilakukan pengujian terhadap tingkat
dengan cara mengukur kecepatan frekuensi gelombang yang ada dalam lubang ke
alat penerima gelombang. Selain itu, dilakukan pengujian kedalaman lubang bor
lapangan, tes ini tidak dilakukan, namun sesekali konsultan pengawas hanya
(measuring tape). Hal ini dikarenakan mesin bor yang digunakan yaitu mesin bor
yang telah dilengkapi monitor untuk memantau proses pengeboran sehingga dapat
bantuan crawler crane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor, dan
pondasi tiang bor. Pekerjaan ini harus dilakukan sesuai prosedur kerja pengecoran
dan berada dalam pengawasan pelaksana lapangan dan juga konsultan pengawas.
Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil pekerjaan yang baik. Proses pengecoran
harus segera dilakukan setelah pemasangan tulangan dan pipa tremie selesai, hal
dinding lubang bor. Oleh karena itu pemesanan campuran beton ready mix harus
dilakukan di lapangan dapat dibagi menjadi tiga sub pekerjaan dan dapat
Setelah truck mixer yang mengangkut campuran beton ready mix sudah
pengujian nilai slump di lokasi pengecoran. Hal ini dilakukan sebelum campuran
beton ready mix dituang ke dalam pipa tremie. Berdasarkan spesifikasi dan
standar mutu, nilai slump test beton untuk pengecoran pekerjaan pondasi tiang bor
yaitu 18 cm dengan koreksi ± 2 cm dan mutu beton yang digunakan yaitu beton
kelas B2 dengan mutu beton K-350. Apabila nilai slump campuran beton di
lapangan tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka campuran beton tersebut
akan dikembalikan ke batching plant. Hal ini dikhawatirkan campuran beton akan
terhenti di dalam pipa tremie dan beton tidak dapat mengisi lubang secara
maksimal. Pengujian nilai slump campuran beton ditunjukkan pada gambar 3.12
berikut :
2. Pengecoran beton
29
mixer ke corong tremie. Campuran beton segar yang masuk ke dalam pipa tremie
akan keluar dari ujung dasar pipa, sehingga campuran beton segar tersebut akan
sisa-sisa beton dan lumpur yang menempel, termasuk casing sementara yang
kembali dengan tanah. Tanah kemudian dipadatkan dan di atas bekas lubang
pengeboran diberi pelat baja, hal ini dilakukan agar dapat dilewati alat berat untuk
(SPT)
1+368 (ABT 2). Hasil penyelidikan tanah STA 1+368 ABT 2 berupa boring log
31
32
Hasil dari penyelidikan tanah dengan standard penetration test (SPT) yang
dilaksanakan yaitu :
4.2. Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal Dari Hasil Uji SPT
Kapasitas dukung tiang tunggal dapat dihitung menggunakan hasil uji SPT.
5. Nilai SF =2
34
Nilai N-SPT harus dikoreksi terlebih dahulu bila uji SPT dilakukan pada
lapisan tanah pasir yang terendam air. Jika nilai N lebih besar dari 15, maka nilai
N’ = 15 + 0,5 (N–15)
dengan,
air tanah
Kapasitas dukung tiang ultimit dapat dihitung dari hasil SPT dengan
Qult = Qp + Qs
Qp = (α × qp × Ap)
qp = Np × K
Qs = (β × qs × As)
qs = (Ns/3) + 1
dengan,
permukaan air tanah bila nilainya lebih besar dari 15, maka nilai N-SPT
N’ = 15 + 0,5 (N–15)
N’ = 15 + 0,5 (42–15)
= 28,5
sama. Contoh nilai N-SPT terkoreksi ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut :
As =π×D×L
As = 22 7 × 0,8 × 16
As = 40,229 m2
4. Menghitung nilai N-SPT pada sekitar dasar tiang (Np) Nilai rata-rata N-
SPT pada sekitar 4D di atas dasar tiang dan 4D di bawah dasar tiang
dengan nilai SPT yang digunakan yaitu nilai N-SPT terkoreksi untuk
lapisan tanah di bawah permukaan air tanah (N’), ditunjukkan pada Tabel
4.4 berikut :
4D = 4 × 0,80
∑N'
Np atas = i =1
∑n
Np atas = 38+ 41,5
2
39,75
Np atas =
D = 4 × 0,80
Np bawah = ∑N'
i =1
∑n
Np bawah = 41,5+37,5
2
Np bawah` = 39,5
38
3. Np rata-rata total
Np = Np atas+ Np bawah
2
Np = 39,75+39,5
2
Np = 39,625
5. Menghitung nilai N-SPT sepanjang tiang tertanam (Ns). Nilai SPT yang
∑N'
i =1
N =
∑n
N = 28,5+ 38+39+28,5+33,5+34,5+36,5+38+ 41,5
9
N = 35,333
koefisien yang tergantung dari jenis tanah pada ujung dasar tiang pondasi.
Nilai tersebut, seperti ditunjukkan pada tabel 4.1. Jenis tanah pada ujung
dasar pondasi ini yaitu pasir (coarse sand) maka nilai K yang digunakan 40
ton/m2
qp = Np × K
= 39,625×40
= 1585 ton/m2
39
qs = (Ns/3)+1
= (35,333/3)+1
= 12,778 ton/m2
Qp = α × qp × A p
= 398,628 ton
ditunjukkan pada tabel 4.3. Pada pondasi ini digunakan metode tiang bor
Qs = β × q s × As
= 257,023 ton
Qult = Qp + Qs
= 398,628+ 257,02
= 655,651 ton
40
Qall = Qult
SF
Qall = 655,651
2
Qall = 327,825 ton
Jadi, kapasitas dukung ijin tiang tunggal yang didapat adalah 327,825 ton