Anda di halaman 1dari 1

PEKANBARU SQUARE & CULTURAL CENTRE DENGAN

PENDEKATAN PLACE TEORY

Kota Pekanbaru merupakan Ibukota Provinsi Riau yang memiliki potensi di sektor
pariwisata yang cukup besar. Dimana kondisi ini di dukung dengan banyak bermunculan
hotel dan tempat penginapan sebagai tempat singgah bagi wisatawan yang datang.
Dengan perekonomian masyarakat yang baik, Kota Pekanbaru menjadi kota yang
strategis sebagai kota pariwisata. Berdasarkan data wisatawan yang datang ke Kota
Pekanbaru,wisatawan yang datang berjumlah 6.823.676 orang pada tahun 2018.
Dengan jumlah wisatawan yang sangat banyak tersebut,terdapat permasalahan yang
tidak disadari oleh pemerintahan Kota Pekanbaru. Dimana Pekanbaru tidak memiliki
objek atau bangunan yang mewadahi untuk komersial
kerjaninan,makanan,minuma,pernak pernik dan juga pusat kebudayaan Melayu
Pekanbaru sebagai identitas kota ini.

Hal ini harus di hadirkan dengan pertimbangan jumlah wisatawan yang setiap
tahun meningkat. Fungsi dari town square itu adalah sebagai pusat komersial
masyarakat,dimana aktivitas bisnis dan peroknomian berjalan. Selain itu juga sebagai
tempat berinteraksinya masyarakat. Cultural centre adalah pusat daerah atau bangunan
kebudayaan,dimana memiliki fungsi untuk mengenalkan budaya dan sejarah daerah
tersebut. Dengan menanggabungkan dua fungsi ini,desain yang ingin di tampilkan adalah
desain yang dapat membuat pusat komersial yang dapat mengenal kearifan local daerah
tersebut. Dengan fungsi tersebut, pendekatan place theory sangat cocok. Dimana place
theory menjelaskan pendekatan arsitektur dengan pemahaman suatu karakter atau
budaya dari masyarakat yang ada di lokasi tersebut. Dimana pendekatan ini memiliki 3
unur yaitu : legibility,identitas, dan susunan. Desain yang akan dihasilkan,diharapkan
dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan memperkenalkan identitas kebudayaan dari
Kota Pekanbaru ke khalayak luar.

Anda mungkin juga menyukai